PENDAHULUAN
salah satu potensi laut Indonesia adalah usaha budidaya Kerang mutiara
dibudidayakan adalah dari spesies Pinctada maxima. Menurut Taufiq et al. (2007),
biasanya jenis Pinctada maxima banyak ditemukan di perairan Irian Jaya, Sulawesi
yang memiiki warna emas dan perak sehingga sangat digemari masyarakat dunia.
Kerang ini sering disebut South Sea Pearl dan merupakan komoditi laut yang
perikanan laut yang memiliki nilai pasar yang baik dan relatif stabil (Hamzah,
2007). Usaha untuk memperoleh mutiara dari hasil penyelaman dilaut bebas
2011). Tingkat produksi dan kualitas benih Kerang mutiara yang dihasilkan di
al., 2014). Selain rendahnya produksi benih yang baik, faktor lain yang
1
menyebabkan turunnya produksi mutiara adalah semakin sulitnya
meningkatkan produksi benih atau induk Pinctada maxima baik dari segi jumlah
maupun ukuran (Tomatala, 2011). Pada saat ini, pembesaran secara buatan telah
dilakukan oleh beberapa pihak yaitu perusahaan besar yang menggunakan tenaga
asing dan Balai Budidaya Laut sejak tahun 1991. Larva atau spat yang dihasilkan
dari hatchery lebih diminati oleh pengusaha budidaya mutiara karena ukurannya
kapasitas yang besar (Awaludin et al., 2013). Pada satu dekade terakhir, banyak
perusahaan mutiara yang ada di Kota Tual dan Maluku Tenggara. Puluhan ribu
hingga ratusan ribu spat sukses dihasilkan dari sekali breeding pada hatchery
banyak terutama pada spat yang berukuran di bawah 3 cm (Aprisanto et al., 2012).
Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kelautan dan Perikanan yang telah berhasil
dalam memngelola kualitas air laut Lombok hingga dapat digunakan dalam proses
Lombok Barat.
2
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Kegunaan
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL), Sekotong, Lombok Barat adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Hasil Praktik Kerja Magang ini dapat digunakan sebagai sumber informasi
3. Bagi Pemerintah
3
pengelolaan dan pemanfaatan Kerang ini dapat dilakukan secara
maksimal.
pembesaran Kerang.
Budidaya Laut (BPBL), Desa Gili Genting, Sekotong, Lombok Barat pada tanggal
4
2. MATERI DAN METODE
maxima dan pengukuran kualitas air, meliputi parameter fisika yaitu suhu dan total
padatan tersuspensi, parameter kimia meliputi oksigen terlarut, salinitas, pH, nitrit
Metode pengukuran kualitas air serta alat dan bahan yang digunakan dalam
Praktik Kerja Magang (PKM) tentang Manajemen Kualitas Air Pada Pembesaran
fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, secara actual dan
cermat. Menurut Hamdi dan Bahruddin (2014), metode deskriptif yaitu suatu
yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Metode deskriptif dapat
5
2.4 Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data pada praktik kerja magang ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer didapat dari observasi, wawancara, dokumentasi dan
partisipasi aktif. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka yaitu dapat
Data primer merupakan data asli oleh peneliti untuk menjawab masalah
penelitiannya secara khusus. Data ini tidak tersedia, sebab sebelumnya belum
pernah ada penelitian sejenis. Oleh sebab itu, dalam proses mendapatkan data
primer, perlu adanya pengumpulan atau pendataan data sendiri. Penelitian yang
yang lebih besar. Kelebihan dari data primer adalah kredibilitasnya relative tinggi,
sebab peneliti mampu mengontrol data yang akan digunakan dalam penelitiannya
(Kurnianingtyas dan Nugroho, 2012). Data primer yang diambil dalam Praktik
Kerja Magang ini meliputi pola manajemen pembesaran dan kualitas air. Data
primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, partisipasi aktif,
2.4.1.1 Observasi
objek penelitian melalui pengamatan. Pada metode ini didapatkan hasil deskriptif
yang relative lengkap. Observasi yang digunakan dalam Praktik Kerja Magang ini,
6
praktik kerja magang ini yaitu dengan pengamatan langsung terhadap
yang meliputi parameter fisika yaitu suhu, kecerahan dan parameter kimia yaitu
pH, oksigen terlarut, salinitas, amonium, nitrat, fosfat serta parameter biologi yaitu
peran antara pengamat dan objek yang diamati. Padahal ini pengamat ikut terlibat
dalam kegiatan yang diamati serta menganggap dirinya adalah bagian dari
mereka. Pada konsep partisipasi aktif terjadi suatu proses yang mengandung
arti bahwa orang atau hal-hal yang terlibat dalam sebuah objek tersebut dapat
(Mikkelsen, 2003). Pada praktik kerja magang ini, kegiatan partisipasi aktif
2.4.1.3 Wawancara
akan tetapi sebuah proses untuk mendapatkan sebuah informasi. Pada metode
wawancara tidak terbatas antara dua orang saja (Endaswara, 2006). Proses
kegiatan yang ada dibalai tersebut, persiapan proses pembesaran, teknologi yang
7
digunakan pada budidaya Pinctada maxima dan permasalahan yang dihadapi
2.4.1.4 Dokumentasi
menyalin dokumen atau catatan yang bersumber dari peninggalan tertulis seperti
arsip. Contoh dokumen yang dapat digunakan seperti catatan lapangan, lembar
observasi dan lain-lain (Kurnianingtyas dan Nugroho, 2012). Pada Praktik Kerja
Magang ini, dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil gambar atau foto
2.4.2 DataSekunder
Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh pihak lain (telah
diolah) dan disajikan baik oleh pengumpul maupun pihak lain. Data sekunder
bersifat sebagai pendukung untuk melengkapi data primer. Contoh dari data
sekunder seperti penelitian kepustakaan, pusat bank data, media masa dan
lembaga penelitian (Mulyanto, 2008). Data sekunder dalam Praktik Kerja Magang
(PKM) didapatkan dari pihak lembaga berupa informasi yang terkait dengan
pembesaran Pinctada maxima dan juga diperoleh dari laporan, jurnal, majalah,
laporan PKL, skripsi, tesis, disertasi dan dari situs internet serta kepustakaan yang
memiliki beberapa titik lokasi. Pada pengujian parameter harian seperti suhu, ph,
oksigen terlarut dan salinitas dilakukan pada Keramba Jaring Apung (KJA).
untuk memanage kualitas air dan mengetahui parameter fisika, kimia dan biologi
8
yang sesuai untuk pertumbuhan Kerang. Parameter kualitas air yang diukur
meliputi parameter fisika yaitu suhu dan total padatan tersuspensi, parameter kimia
meliputi oksigen terlarut, salinitas, pH, nitrit dan amoniak serta parameter biologi
meliputi plankton.
2.6.1 ParameterFisika
2.6.1.1 Suhu
Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu zat. Suhu merupakan salah
satu faktor abiotik penting yang mempengaruhi aktivitas, konsumsi oksigen, laju
pertumbuhan Pinctada maxima. Pada kondisi suhu rendah (musim dingin) Kerang
ini tidak memiliki laju pertumbuhan yang sangat nyata dan pada kondisi suhu
suhu yang ekstrim juga dapat menyebabkan kematian massal pada jenis Kerang
ini.
secara temporal pada pagi, siang, dan sore hari dengan cara sebagai berikut:
2.6.2.1 pH
9
Besarnya nilai pH dapat mempengaruhi toksisitas senyawa-senyawa kimia serta
laut menurut baku mutu air laut 7-8,5. Kerang mutiara dapat hidup pada kisaran
secara temporal pada pagi, siang, dan sore hari dengan cara sebagai berikut:
hingga hasil menunjukkan hasil pH yang stabil, kemudian dibilas dengan tisu
yang bersih.
3. Dicelupkan elektroda ke dalam air sampel dan hasil akan muncul pada layar
Oksigen terlarut adalah kadar ukuran relative oksigen yang terlarut dalam
diperairan adalah proses fotosintesis dari tumbuh tumbuhan yang ada didalamnya
dilakukan secara temporal pada pagi, siang, dan sore hari dengan cara sebagai
berikut:
10
1. Ditekan tombol On.
2. Ditekan tombol Mode untuk mengubah satuan oksigen terlarut dari ppm menjadi
mg/l.
2.6.2.3 Salinitas
Salinitas merupakan konsentrasi total dari seluruh ion terlarut di dalam air.
Salinitas biasanya dinyatakan dalam satuan gramper kilogram atau bagian per
distribusi biota akuatik. Selain itu, salinitas juga dapat mempengaruhi aktivitas
kerang mutiara dan bivalvia jenis ini lebih menyukai hidup pada perairan yang
bersalinitas tinggi (Tomatala, 2014). Salinitas juga dapat mempengaruhi daya tetas
telur Kerang mutira, pada kadar salinitas yang rendah daya tetas telur Kerang
mutiara akan menurun sedangkan pada salinitas yang optimal daya tetasnya akan
temporal pada pagi, siang dan sore hari dengan cara sebagai berikut:
1. Disiapkan refraktometer.
11
5. Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung udara pada
7. Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca prisma.
seiring dengan peningkatan pH dan suhu. Kadar nitratk yang aman untuk
organisme adalah tidak melebihi 0,3 mg/L (Setyowati et al. ,2013). Biota laut tidak
dapat bertoleransi terhadap kadar nitratk bebas yang terlalu tinggi karena dapat
tabung reaksi.
larutan blanko dan air sampel kemudian tutup tabung reaksi yang telah diberi
reagen.
5. Ditekan tombol timer pada Hach colori meter dan atur timer menjadi 1 menit
reagen.
12
6. Setelah dihomogenkan selama 1 menit atur timer Hach colori meter menjadi 5
menit sebagai waktu untuk mendiamkan air sampel dan reagen yang telah
dikocok.
8. Dimasukkan cuvet kedalam alat Hach colori meter kemudian tekan zero.
9. Kemudian setelah didapatkan hasil 0 pada layar, ganti larutan blanko dengan
air sampel yang akan diuji lalu tekan read dan didaptkan hasil kandungan
nitratk.
Dijelaskan juga Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar
0.001 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0.06mg/L adalah bersifat toksik bagi
kehidupan kerang mutiara karena bentuk nitrit yang bisa berikatan dengan
tabung reaksi.
4. Dimasukkan reagen (NitriVer 3) air sampel kemudian tutup tabung reaksi yang
5. Ditekan tombol timer pada Hach colori meter dan atur timer menjadi 1 menit.
6. Setelah dihomogenkan selama 1 menit atur timer Hach colori meter menjadi 5
13
7. Dimasukkan larutan blanko kedalam cuvet dan bersihkan permukaan cuvet.
8. Dimasukkan cuvet kedalam alat Hach colori meter kemudian tekan zero.
9. Kemudian setelah didapatkan hasil 0 pada layar, ganti larutan blanko dengan
air sampel yang akan diuji lalu tekan read dan didapatkan hasil kandungan nitrit.
Kelulushidupan (SR) didefinisikan sebagai jumlah yang hidup pada akhir periode
relatif dengan jumlah yang hidup pada awal periode (Hermawan et al., 2014).
Kelulushidupan diperoleh dengan cara menghitung jumlah organisme yang hidup pada
SR = Nt x 100%
No
Keterangan:
14
3. KEADAAN UMUM LOKASI
Pada tahun 1990 Balai Budidaya Laut Lombok masih merupakan salah
pengembangan ini yang pertama kali dibangun di pesisir teluk Gerupuk, Dusun
Pada tahun 1995, stasiun stasiun meningkat menjadi Loka Budidaya Laut
Lombok yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau sebuah instansi
Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan, Loka Budidaya Laut berada di bawah
anggaran dan penambahan sarana produksi di Dusun Gili Genting, Desa Sekotong
nomor KEP.47/MEN/2002 tentang organisasi dan tata kerja Balai Budidaya Laut
(BBL) ditetapkan Loka Budidaya Laut (LBL) Lombok sebagai Unit Pelaksana
Dimana instansi ini berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
pulau Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Pada tahun 2006, melalui peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan no.
PER.10 MEN/2006, status Loka Budidaya Laut Lombok meningkat menjadi Balai
Budidaya Laut Lombok dengan wilayah kerja meliputi seluruh provinsi di pulau
15
Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Balai
yaitu bawal bintang, ikan kerapu, kakap putih, rumput laut, abalone, Kerang
Stasiun yang menjadi lokasi praktek lapangan akuakultur ini adalah stasiun
Sekotong Barat, Kabupaten Lombok Barat terletak pada 11546 - 11628 BT dan
812 - 855 LS dengan ketinggian tempat 5 meter yang diukur dari permukaan air
laut (topografi). Jarak antara Balai Budidaya Laut Lombok dengan ibu kota provinsi
Nusa Tenggara Barat (Mataram) sekitar 70 km. Lokasi Balai Budidaya Laut
Pantai (BPBPP) Dinas Perikanan dan Kelautan Propivinsi NTB dan Dusun
Pengawisan.
16
Sebelah barat berbatasan dengan perkampungan Dusun Gili Genting.
Sekotong dengan kondisi perairan di kawasan tersebut masih cukup bersih dan
8,3. Tidak terdapat aktivitas berarti seperti kegiatan industry, jalur pelayaran,
17
3.3 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja
Jabatan fungsional yang ada pada Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok
1)Perekayasa, Litkayasa
2)Pengawas Benih
3)Pengawas Budidaya
ikan, pengawas perikanan, pengendalian hama dan penyakit ikan, dan jabatan
berlaku.
18
Adapun struktur organisasi Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok adalah
sebagai berikut :
Lombok didukung oleh Sumberdaya Manusia sebanyak 85 orang yang terdiri dari
Berdasarkan Ruang/Golongan
Golongan/Ruang
No. Status Jumlah
IV III II I
1. PNS 2 39 16 2 59
2. Tenaga Kontrak - - - - 26
19
3.4 Tugas Pokok dan Fungsi
Budidaya Laut
3.5.1 Visi
teknologi perikanan budidaya laut yang mandiri, berkelanjutan dan berdaya saing.
20
3.5.2 Misi
Keterangan :
bak induk dengan jumlah 2 unit bak, kapasitas 1.000.000 butir telur per
21
siklus; bak pendederan dengan jumlah 10 unit bak, kapasitas 20.000 ekor
benih per siklus; indoor hatchery dengan jumlah 5 unit, kapasitas 300.000
ekor larva per siklus; dan pembesaran KJA dengan jumlah 60 lubang,
kapasitas 8 ton per siklus. Produksi kerang abalone yang terdiri dari bak
induk dengan jumlah 6 unit bak, kapasitas 1.200.000 larva per siklus; bak
pendederan dengan jumlah 20 unit bak, kapasitas 20.000 ekor benih per
siklus; indoor hatchery dengan jumlah 8 bak, kapasitas 6.000.000 larva per
per siklus. Produksi ikan kakap terdiri dari bak induk dengan jumlah 2 unit
bak, kapasitas 1.000.000 butir telur per siklus, bak pendederan dengan
jumlah 10 unit bak, kapasitas 20.000 ekor benih per siklus, indoor hatchery
dengan jumlah 5 unit, kapasitas 300.000 ekor larva per siklus dan
Produksi bibit rumput laut yang terdiri dari kebun bibit dengan jumlah 28 unit
longline, kapasitas 60.000 kg per siklus. Produksi ikan hias yang terdiri dari
hatchery ikan hias dengan jumlah 20 unit akuarium, kapasitas 1.200 ekor
Sebagai penjabaran dari salah satu fungsi balai Budidaya laut yaitu
budidaya laut dilakukan melalui sarana pembuatan leaflet, jurnal, petunjuk teknis,
22
3.7 Prasarana dan Sarana
3.7.1 Prasarana
Prasarana yang dimiliki oleh BBL Lombok stasiun Sekotong dapat dilihat
23
3.7.2 Sarana
24
Bangunan gedung tempat kerja
39. 4.01.01.99.999 1
lainnya
Mess/wiswa/bungalow /tempat
40. 4.01.02.04.001 2
peristirahatan lainnya
41. Pagar lainnya 4.04.01.04.999 2
42. Tugu/tanda batas lainnya 4.04.01.99.999 1
Bangunan gedung kantor
43. 4.01.01.01.001
permanen
44. Bangunan gudang lainnya 4.01.01.02.999
Bangunan gedung laboratorium
45. 4.01.01.05.001
permananen
Bangunan gedung tempat kerja
46. 4.01.01.30.001
lainnya permanen
47. Bangunan lainnya 4.01.01.30.999
48. Asrama permanen 4.01.02.05.001
25
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang intensitas cahaya matahari tidak terlalu tinggi (Sujoko, 2010). Mulyanto
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Ordo : Pteriida
Family : Pteriidae
Genus : Pinctada
Species : Pinctada maxima
(Gambar 4. Bentuk Kerang Mutiara)
hampir sama, sehingga bentuknya agak bundar. Bagian dorsal berbentuk datar
dan panjang serta dihubungkan semacam engsel berwarna hitam, selain itu
menutupi seluruh tubuh (hati, kaki dan yang lain), kecuali bagian kaki.
radier yang menonjol (seperti sisik) dan ukurannya lebih besar dibandingkan
dengan spesies lain, yaitu berkisar antara 10-12 buah. Warna garis radier
26
memiliki cangkang berwarna kuning tua sampai kuning kecoklatan, warna garis
sering disebut Gold-lip Pearl Oyster atau berwarna perak (Silver-lip Pearl
Oyster). Bagian luar nacre berwarna kuning kecoklatan (Dhoe et al., 2001).
besar. Tempat hidupnya mulai dari perairan dangkal dengan daerah perairan
berpasir atau pasir berkarang yang ditumbuhi tanaman lamun sampai laut
cenderung 4,6 kali lebih cepat dibandingkan dengan Kerang mutiara Jepang
faktor-faktor alam, yaitu faktor biologis, fisika dan kimia. Suhu menjadi faktor
musim panas saat suhu naik, Kerang mutiara dapat tumbuh secara maksimal.
Namun, saat suhu dan salinitas sepanjang tahun stabil dengan lingkungan yang
27
4.2 Teknik Pembesaran Kerang Mutiara
Kerang mutiara adalah menentukan lokasi yang tepat dan strategis. Lokasi
budidaya Kerang mutiara ditentukan oleh kelayakan dari segi biologis dan
ekonomis. Lokasi yang buruk dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan
dilakukan di laut lepas yang berjarak 500-1000 m dari bibir pantai. Hal ini dilakukan
sehingga memungkinkan untuk ditempatkan Long line. Selain itu, lokasi Balai
dipilih di daerah Sekotong karena di sepanjang bibir pantai masih terdapat terumbu
karang dan mangrove, yang menandakan kesuburan disuatu perairan laut. Hal ini
sesuai dengan pendapat Winanto (2004) bahwa lokasi budidaya sebaiknya jauh
dari jalur pelayaran, pendaratan ikan, pariwisata air serta kemudahan akses untuk
Terdapat beberapa alat dan bahan yang disiapkan dalam proses persiapan
pelindung, jangka sorong untuk mengukur panjang spat, mesin semprot untuk
membersihkan pocket net dan waring, speed boat bertenaga 40 pk untuk alat
transportasi, Long line sebagai tempat meletakkan Kerang di laut dan jangkar 75
Tahap awal persiapan budidaya Kerang Mutiara adalah merangkai tali long
line di daratan. Tali long line terbuat dari bahan Poly Ethylen (PE) berdiameter 22
28
pelampung berdiameter 40 cm sebanyak 240 buah. Setelah tali long line siap,
dalam 1 long line terdapat 20 pelampung. Pada jarak antar pelampung, setiap 80
cm nya dipasangi tali sepanjang 3 & 6 m, sehingga didalam 1 long line terdapat
100 tali yang nantinya digunakan sebagai tempat gantungan pocket net dan
waring. Setelah rangkaian long line selesai, kemudian diletakkan di laut dengan
kedalaman 20-25 m.
Kerang Mutiara yang telah berumur 30 hari dan telah menempel di collector
net terbuat dari besi berlapis plastik yang digunakan sebagai rangka, sedangkan
nilon digunakan untuk membuat net (jaring). Setiap Pocket net digunakan sebagai
tempat menggantungkan 3 collector berisi spat Kerang kemudian diikat pada tali
cabang di long line yang telah disiapkan. Pocket net di bungkus dengan waring
putih dengan ukuran 120 mikron agar Kerang tidak terlepas dari dalam pocket net.
Kemudian pocket diikat pada tali long line dengan panjang berbeda (3 & 6 m) untuk
mencegah pocket net berhimpitan pada saat arus air laut sedang kencang,
yang dilakukan pada pocket net adalah dengan menggunakan simpul 8, agar
adalah mengecek pocket setiap 2 hari sekali. Pada saat pengecekan, waring
biasanya akan tampak kotor akiba kotoran yang menempel. Cara membersihkan
kotoran hilang. Kegiatan perawatan ini dilakukan terus menerus selama 1 bulan
29
4.2.4 Seleksi (Grading) Kerang Mutiara
kegiatan Praktik Kerja Magang (PKM) diperoleh data laju pertumbuhan yakni 0,7
cm per bulan. Setelah berumur 2 bulan, ukuran Kerang bisa mencapai 2-3 cm
Penjarangan dilakukan dengan cara mengangkat pocket net dari laut dan
melepas tali pengikat serta waring yang membungkus nya. Kerang yang berukuran
lepas dibersihkan satu persatu cangkangnya dari hama dan hewan lain yang
menempel. Pada siklus januari agustus 2017, terdapat 1500 ekor Kerang yang
di rawat oleh pihak BPBL, sehingga membuat 5 dari 12 long line terisi penuh oleh
calon indukan baru. Proses penjarangan ini perlu dilakukan untuk mencegah
adanya kompetisi makanan yang dapat menghambat pertumbuhan Kerang. Hal ini
Kerang mutiara, maka akan terjadi kompetisi terhadap ruang pemeliharaan pakan
Hal ini dilakukan karena Kerang mutiara yang telah mengalami penjarangan
biasanya akan stress dan sulit untuk menempel kembali pada substrat. Untuk
mengatasi hal ini, maka pocket taburan ditaburkanan spat Kerang berukuran 2-3
30
timbangan tidak diberi waring karena terlalu berat dan besar, tetapi di tumpuk
dengan posisi horizontal, kemudian ditunggu hingga 7 hari agar kembali melekat.
Kerang yang lebih besar lagi. Menurut Hamzah (2009), efektifitas alat
penempel maupun biota pemangsa. Oleh karena itu, spat Kerang mutiara dapat
Pada kegiatan Praktik Kerja Magang di BPBL Lombok, spat Kerang yang
telah menempel pada Tento setelah 7 hari diangkat dan dipisahkan tento nya
menjadi 2 bagian. Saat dipisahkan, Kerang akan menempel pada kedua sisi tento,
apabila jumlahnya tidak seimbang maka Kerang tersebut akan dipindahkan ke sisi
tento yang lainnya dengan memasukkannya didalam pocket yang tersedia. Tento
sendiri merupakan tumpukan dari 2 pocket net yang dipasang horizontal, sehingga
dapat digunakan sebagai pocket net yang dipasang secara vertikal jika Kerang
bersih dari hama dan penyakit. Selanjutnya, pocket net dibungkus waring hitam
dengan mata jaring berukuran 5 x 5 mm. Kemudian di ikat pada tali di long line
dengan simpul 8 agar mudah dibuka saat pengecekan dan dimasukkan kedalam
air dengan posisi vertikal. Pergantian posisi dari horizontal di tento menjadi vertikal
pada pocket net dilakukan karena spat Kerang telah menempel pada jaring pocket
net. Hal ini sesuai dengan pendapat Winanto (2004), spat yang menempel pada
31
kolektor dimasukkan atau dibungkus dengan waring untuk mencegah spat agar
Jika Kerang telah berhasil diletakkan ke dalam air dengan posisi vertikal,
selanjutnya akan dirawat secara rutin di laut setiap 3 hari sekali. Pertama, tali di
long line di angkat secara perlahan. Selanjutnya dikibas - kibas kan di laut agar
kotoran lepas dari waring. Tali yang di ikat dengan simpul 8 dilepas agar waring
terbuka dan Kerang mutiara di pocket net dapat diamati. Jika ada Kerang yang
mati, segera dipisahkan dari pocket net, agar tidak menghambat pertumbuhan
Kerang yang lain. Setelah itu pocket net dibungkus lagi dengan waring dan diikat
ini dilakukan rutin hingga Kerang berukuran 7 cm dalam waktu 6 sampai 10 bulan,
perawatan alat dan bahan yang telah digunakan di gudang yang berada di darat.
air yang disemprotkan dengan kekuatan yang besar. Adapun alat dan bahan yang
dibersihkan yaitu pocket net, pocket keranjang, Waring, Collector dan keranjang
10 bulan sampai ukuran spat mencapai 6-8 cm dengan laju pertumbuhan rata-rata
0,7 cm per bulan dan SR 10%. Setelah Kerang berukuran 7 cm, akan dilakukan
seleksi calon induk Kerang mutiara untuk mengecek tingkat kematangan gonad
nya. Pada tahap seleksi induk yang dilakukan saat Praktik Kerja Magang, hal yang
dilakukan adalah menyiapkan alat alat, seperti speed boat, tang dan pinset.
32
Selanjutnya pocket Kerang di long line diangkat dan dipilih Kerang yang berukuran
cara membuka cangkang menggunakan tang, setelah itu digunakan pinset untuk
(sex reversal) biasanya terjadi pada sejumlah individu setelah memijah atau pada
menggembung, pada kondisi matang penuh gonad menutupi seluruh organ dalam
(perut, hati dan yang lain) kecuali bagian kaki. Secara eksternal sulit untuk
membedakan antara gonad jantan dan betina, utamanya pada stadia awal,
keduanya berwarna krem kekuningan. Tetapi setelah stadia matang penuh, gonad
kerang Kerang mutiara jantan berwarna putih krem, sedang yang betina berwarna
kuning tua.
ke pocket net untuk dibiarkan berkembang. Setelah itu, pocket net dan pocket
keranjang kembali dimasukkan ke dalam laut. Jika telah tiba musim memijah
akan diambil untuk dipijahkan sedangkan calon induk di pocket akan diseleksi lagi
tahun, tepatnya di bulan Mei. Kerang yang dipanen berumur 10-12 bulan dengan
ukuran 7-8 cm karena pada umur tersebut spat Kerang mutiara digunakan untuk
33
menghasilkan mutiara. Cara pemanenan Kerang mutiara dilakukan dengan
mengangkat pocket net untuk memilih keadaan Kerang yang baik dan tidak cacat,
kemudian pocket net dibawa ke darat untuk diletakkan kedalam kolam sampai
stroform. Pada bagian dasar steroform diberi rongga sebagai penampungan air
dari pencairan es. Spat disusun secara berlapis dengan posisi tegak dan setiap
lapisan diberi handuk yang telah dibasahi dengan air laut. Lapisan spat dalam
steroform berjumlah maksimal 3 lapis dengan daya tahan spat pada saat
dijual ke konsumen, yaitu saat masih di collector dan pada saat sudah berukuran
7-8 cm. Spat Kerang mutiara yang masih berbentuk collector biasanya di panen
untuk memenuhi permintaan benih Kerang. Sistem pemasaran Kerang yang ada
berumur 10 bulan dan sudah mencapai ukuran konsumsi (7-8 cm) dapat dipanen
dan dijual untuk memenuhi kebutuhan indukan Kerang yang telah siap untuk di
suntikkan mutiara. Kerang yang berukuran 8 cm dijual seharga Rp20.000 per ekor
(Rp2.500/1 cm). Konsumen yang biasa membeli collector dan spat Kerang mutiara
Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyanto (1987), bahwa setelah masa
pemeliharaan 1,5 sampai 2 tahun, Kerang mutiara dapat di panen dan akan
menghasilkan mutiara dengan kualitas yang baik. Menurut Tun dan Winanto
34
(1988), di Indonesia panen Kerang mutiara akan lebih baik dan menguntungkan
pertumbuhan Kerang dapat terganggu dan dapat mematikan Kerang. Pada Praktik
Kerja Magang yang dilakukan, ditemui hambatan berupa parasit yang sering
menyerang cangkang Kerang. Hama tersebut berupa teritip, cacing, bulu ayam,
keong abunese dan crustacea yang dapat melubangi cangkang Kerang. Di lokasi
budidaya, terdapat pula predator yang dapat memangsa Kerang mutiara, yaitu
gurita, ikan drakula dan ikan sidat. Selain hama, juga terdapat penyakit yang dapat
menyerang Kerang, yaitu parasit, bakteri dan virus. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sujoko (2010), bahwa penyakit Kerang yang memiliki gejala klinis
lain, dalam 1 minggu sekali membersihkan cangkang Kerang dari hama dan
pembersihan waring, pocket net, pocket keranjang dan collector dengan mesin
spoit di gudang dengan cara menyemprotkan air agar hama nya hilang dan mati.
suhu. Pengukuran parameter kimia meliputi pH, Oksigen terlarut, salinitas, nitrat,
nitrit dan orthoposphat. Pengukuran parameter biologi meliputi Survival rate dan
35
4.3.1 Parameter Fisika
4.3.1.1 Suhu
Suhu
30.5 30.2
30
29.4
29.5
29
28.5 28.1
28
27.5 27.3
27
26.5
Suhu
Pengukuran suhu air dilakukan secara temporal yaitu 4 kali dalam satu
bulan dan dilakukan setiap hari kamis pada pukul 09.00 WITA dengan
menggunakan alat Horiba U-50. Dari pengukuran suhu air laut, didapatkan data
sebagai berikut; pada 20 Juli 2017 diperoleh suhu 29,40C; pada 27 Juli 2017
diperoleh suhu 30,20C; pada 3 Agustus 2017 diperoleh suhu 27,30C; dan pada 10
Agustus 2017 diperoleh suhu 28,10C. Rata-rata suhu yang terdapat pada perairan
laut lokasi budidaya Kerang mutiara adalah 28,70C. Hasil pengukuran suhu selama
perairan teluk kombal lombok utara sebesar 85% akibat menurunya suhu menjadi
sebesar 68,57% akibat naiknya suhu dari 29oC menjadi 31oC. Dapat disimpulkan
bahwa kenaikan suhu 2oC dapat menyebabkan kematian masal pada kerang
36
mutiara. Pada praktik kerja magang selalu didapatkan suhu yang optimum kecuali
4.3.2.1 pH
pH
8.6
8.4 8.3
8.2 8
8 7.9 7.9
7.8
7.6
7.4
7.2
7
pH
kali dalam satu bulan dan dilakukan setiap hari kamis pada pukul 09.00 WITA
dengan menggunakan alat Horiba U-50. Dari pengukuran suhu air laut, didapatkan
data sebagai berikut; pada 20 Juli 2017 diperoleh nilai pH 8,3; pada 27 Juli 2017
diperoleh nilai pH 7,9; pada 3 Agustus 2017 diperoleh nilai pH 7,92; dan pada 10
Agustus 2017 diperoleh nilai pH 8,0. Rata-rata pH yang terdapat pada perairan laut
lokasi budidaya Kerang mutiara adalah 8,0. Hasil pengukuran pH selama kegiatan
Menurut Sigit dan Hamzah (2008), daya dukung unsur nutrien dan kondisi
larva kerang mutiara dapat bertahan hidup hingga mencapai ukuran dewasa.
nutrisi disuatu perairan. Kadar keasaman (pH) yang optimum untuk pertumbuhan
37
kerang mutiara berada dikisaran 7,5-8. Dari praktik kerja magang yang dilakukan,
Oksigen Terlarut
7
6.34 6.46 6.31
6.5 6.29
6
5.5
5
4.5
4
3.5
3
pH
kali dalam satu bulan dan dilakukan setiap hari kamis pada pukul 09.00 WITA
didapatkan data sebagai berikut; pada 20 Juli 2017 diperoleh nilai DO sebesar 6,34
ppm; pada 27 Juli 2017 diperoleh nilai DO sebesar 6,46ppm; pada 3 Agustus 2017
diperoleh nilai DO sebesar 6,29 ppm; dan pada 10 Agustus 2017 diperoleh nilai
DO sebesar 6,31 ppm. Rata-rata kadar oksigen terlarut yang terdapat pada
perairan laut lokasi budidaya Kerang mutiara adalah 6,35 ppm. Hasil pengukuran
oksigen terlarut (DO) selama kegiatan PKM dapat dilihat pada lampiran.
bagi biota perairan. Kerang mutiara dapat hidup optimal pada perairan dengan
kandungan oksigen terlarut 5,2-6,6 ppm. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamzah
38
dan Nababan (2009) yang bahkan menyatakan kerang mutiara tetap dapat hidup
pada kisaran oksigen 3,2-6,8 ppm. Dapat disimpulkan bahwa perairan di BPBL
Lombok merupakan habitat yang baik dan mendukung untuk pertumbuhan kerang
4.3.2.3 Salinitas
Salinitas
35 34.5
34.1
34 33.5
33
32
32
31
30
Salinitas
satu bulan dan dilakukan setiap hari kamis pada pukul 09.00 WITA dengan
sebagai berikut; pada 20 Juli 2017 diperoleh nilai salinitas sebesar 32,0 ppt; pada
27 Juli 2017 diperoleh nilai salinitas sebesar 34,5 ppt; pada 3 Agustus 2017
diperoleh nilai salinitas sebesar 33,5 ppt; dan pada 10 Agustus 2017 diperoleh nilai
salinitas sebesar 34,1 ppt. Rata-rata kadar salinitas yang terdapat pada perairan
laut lokasi budidaya Kerang mutiara adalah 33,5 ppt. Hasil pengukuran salinitas
amino dan molekul lainnya untuk menjaga kestabilan volume sel. Waktu untuk
39
mengembalikan kondisi tersebut tergantung dari tingkat perubahan salinitas di
perairan. Menurut Winanto (2004), kadar salinitas yang baik bagi pertumbuhan
kerang mutiara adalah 32-35 ppt dengan kondisi yang selalu stabil sepanjang
tahun. Dari praktik kerja magang yang dilakukan, dapat disimpulkan perairan di
Nitrit
0.801
0.601
0.401
0.201 0.08
0.03 0.006 0.006
0.001
Nitrit
Pengukuran kadar nitrit (NO2) dilakukan secara temporal yaitu 4 kali dalam
satu bulan dan dilakukan setiap hari kamis pada pukul 09.00 WITA dengan
sebagai berikut; pada 20 Juli 2017 diperoleh nilai nitrit sebesar 0,03 ppm; pada 27
Juli 2017 diperoleh nilai nitrit sebesar 0,08 ppm; pada 3 Agustus 2017 diperoleh
nilai nitrit sebesar 0,006 ppm; dan pada 10 Agustus 2017 diperoleh nilai nitrit
sebesar 0,006 ppm. Rata-rata kadar nitrit yang terdapat pada perairan laut lokasi
budidaya Kerang mutiara adalah 0,03 ppm. Hasil pengukuran nitrit selama
40
Menurut Jamila (2015), kadar nitrit berkisar antara 0,5 5 mg/L akan
kerang mutiara karena bentuk nitrit yang bisa berikatan dengan hemoglobin
darah dan bersifat toksik. Berdasarkan literatur dan hasil praktik kerja magang
diatas, kondisi perairan di lokasi budidaya Kerang mutiara tergolong optimal bagi
Nitrat
1.501
1.001
0.6
0.501
0.1 0.02 0.01
0.001
Nitrat
Pengukuran kadar nitrat (NO3) dilakukan secara temporal yaitu 4 kali dalam
satu bulan dan dilakukan setiap hari kamis pada pukul 09.00 WITA dengan
sebagai berikut; pada 20 Juli 2017 diperoleh nilai nitrat sebesar 0,1 ppm; pada 27
Juli 2017 diperoleh nilai nitrat sebesar 0,6 ppm; pada 3 Agustus 2017 diperoleh
nilai nitrat sebesar 0,02 ppm; dan pada 10 Agustus 2017 diperoleh nilai nitrat
sebesar 0,01 ppm. Rata-rata kadar nitrat yang terdapat pada perairan laut lokasi
41
budidaya Kerang mutiara adalah 0,18 ppm. Hasil pengukuran nitrat selama
suatu perairan, oleh karena itu merupakan salah satu faktor pembatas perairan.
Hal ini berkaitan dengan kerang mutiara yang merupakan filter feeder, oleh karena
Orthophospat
0.801
0.601 0.52
0.401
0.2
0.201
0.06 0.05
0.001
Orthophospat
kali dalam satu bulan dan dilakukan setiap hari kamis pada pukul 09.00 WITA
didapatkan data sebagai berikut; pada 20 Juli 2017 diperoleh nilai Orthophospat
sebesar 0,52 ppm; pada 27 Juli 2017 diperoleh nilai Orthophospat sebesar 0,2
ppm; pada 3 Agustus 2017 diperoleh nilai Orthophospat sebesar 0,06 ppm; dan
pada 10 Agustus 2017 diperoleh nilai Orthophospat sebesar 0,05 ppm. Rata-rata
42
kadar Orthophospat yang terdapat pada perairan laut lokasi budidaya Kerang
mutiara adalah 0,2 ppm. Hasil pengukuran Orthophospat selama kegiatan PKM
penting untuk menentukan kualitas perairan. Jika konsentrasi fosfat dalam suatu
June (2008), Kadar fosfat yang optimum untuk pertumbuhan fitoplankton adalah
0,27-5,51 ppm. Dari praktik kerja magang yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata konsentrasi phospat yang didapat masih termasuk didalam kadar
optimum sehingga BPBL Lombok merupakan perairan yang subur untuk budidaya
kerang mutiara.
sekunder mengenai kelulus hidupan Kerang Mutiara yaitu 5-10% dengan cara
17 Juli 2017 dan 14 Agustus 2017. Jumlah spat Kerang mutiara yang masih hidup
adalah 1500 ekor pada awal pengamatan, sedangkan pada akhir pengamatan
spat Kerang mutiara yang tersisa adalah 600 ekor. Terjadi kematian bertahap
pada tanggal 24 Juli sebanyak 600 ekor dan 6 Agustus 2017 sebanyak 300 ekor
karena human eror, pengaruh perubahan cuaca dan predasi oleh ikan drakula
adalah 40%.
43
Menurut Hamzah et al.(2008), suhu optimum untuk pembesaran benih
masal di perairan teluk kombal lombok utara sebesar 85% akibat menurunya suhu
kematian masal sebesar 68,57% akibat naiknya suhu dari 29oC menjadi 31oC.
hidupan (SR) dari kerang mutiara. Kematian massal yang terjadi pada 24 Agustus
terjadi karena adanya peningkatan suhu hingga 30,2oC di perairan BPBL Lombok.
44
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Laut Lombok (BPBL) meliputi: persiapan lokasi budidaya, persiapan alat dan
air laut, sistem penyediaan air tawar, sistem aerasi, spuit, Kerang mutiara,
kendaraan roda empat, speed boat, gudang, long line, kendaraan roda dua,
peralatan selam, kantor, hatchery abalon, aula, asrama, rumah genset dan
pos jaga.
antara lain jumlah sarana dan prasarana yang terbatas sehingga jumlah
produksi tidak bisa ditingkatkan lagi, kualitas sebagian pocket masih kurang
4. Hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan di BPBL Lombok adalah sebagai
berkisar antara 0,03-0,006. Pengukuran nitrat berkisar antara 0,6-0,02 ppm dan
45
5.2 Saran
berjalan optimal.
2. Pengadaan pocket net yang sesuai dengan standart dan mutu yang baik. Hal
ini akan bepengaruh oleh keberhasilan dan penjagaan kualitas air yang baik
46
DAFTAR PUSTAKA
Asnawia. 2014. Pengaruh Salinitas Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Ikan Nila
Best (Oreochromis niloticus). Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Awaluddin, M., S. Yuniarti L. dan A. Mukhlis. 2013. Tingkat Penetasan Telur dan
Kelangsungan Hidup Larva Kerang Mutiara (Pinctada Maxima) Pada
Salinitas yang Berbeda. Jurnal Kelautan. 6 (2) : 142-149.
Dhoe, S. B., Supriyadan E. Juliati. 2001. Biologi Kerang Mutiara Balai Budidaya
Laut.Lampung. 1-12 pp.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius.Yogyakarta.
Harramain. 2005. Kajian Faktor Lingkungan Habitat Kerang Mutiara (Stadia Spat)
di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ilmu Kelautan. 6(6) :1-6.
47
Rowo Jombor, Kabupaten Klaten. Diponegoro Journal of Maquares. 3 (4)
:102-108 pp.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air
Laut.
48
Sujoko, A. 2010. Membenihkan Kerang Mutiara. Insania. Yogyakarta. 3-69 pp.
Wardana, I. K., Sudewi, A. Muzaki dan S. B. Moria. 2014. Profil Benih Kerang
Mutiara (Pinctada maxima) Dari Hasil Pemijahan yang Terkontrol.
Jurnal Oseanologi Indonesia.1(1): 6-11.
49
LAMPIRAN
50
Lampiran 2. Alat dan Bahan
a. Fungsi Alat
51
b. Fungsi Bahan
52
Lampiran 3. Data Hasil Pengukuran Kualitas Air
53
Lampiran 4. Kelulus Hidupan Kerang Mutiara (Pinctada Maxima)
Nt
SR = x 100%
No
600
SR = x 100%
1500
SR = 40 %
54
Lampiran 5. Dokumentasi Praktik Kerja Magang (PKM)
55
Calon Induk Kerang Mutiara Perawatan Spat di Laut
Kerang yang Mati Akibat Stress Seleksi Calon Induk Kerang Mutiara
56
Pocket net yang digunakan Pocket Keranjang yang digunakan
57
Perawatan Long line Perkembangan Larva di Mikroskop
Ikan Drakula
HORIBA U-50
(Predator Kerang Mutiara)
58
Pemijahan dengan Proses Pembuatan Collector
59