Anda di halaman 1dari 30

PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN

HAK ASASI MANUSIA YANG TERJADI PADA


TENAGA KERJA INDONESIA

SHASA REGINANDHA
1815150094

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2015
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat serta karunia-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan judul :

Penegakan Hukum atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Terjadi pada
Tenaga Kerja Indonesia

Penulis selalu mendapatkan dukungan, bimbingan, dorongan, serta


semangat dari semua pihak yang telah membantu Penulis. Oleh karena itu Penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dra. Nina
Nurhasanah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pancasila.

Tugas penulisan makalah ini merupakan tugas akhir dalam studi Pancasila.
Walaupun makalah ini merupakan hasil maksimal dari upaya Penulis di dalam
penyusunannya, Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Banyak kekurangan baik dalam metode penulisan, segi
penggunaan tata bahasa maupun dalam pembahasan materi, semua ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan Penulis. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun yang mudah-mudahan
di kemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekurangannya.

Jakarta, Nopember 2015

Shasa Reginandha

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3

1.3 Tujuan................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hak Asasi Manusia

A. Pengertian Hak Asasi Manusia.................................................. 4

B. Pasal yang Memuat Hak Asasi Manusia.................................... 4

2.2 Tenaga Kerja Indonesia

A. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia........................................... 6

B. Faktor-faktor Pendorong Banyaknya Tenaga

Kerja Indonesia............................................................................... 7

2.3 Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Dialami Tenaga Kerja
Indonesia.................................................................................................... .. 9

2.4 Contoh Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Dialami oleh

Tenaga Kerja Indonesia....................................................................... 11

2.5 Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.............................................. 15

ii
2.6 Landasan yang Mengatur Tentang Perlindungan TKI....................... 17

2.7 Pihak yang Bertanggung Jawab dalam Penyelesaian Masalah

Pelanggaran HAM terhadap Tenaga Kerja Indonesia............................... 20

2.8 Penanggulangan Pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap

Tenaga Kerja Indonesia............................................................................. 21

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan....................................................................................... 23

3.2 Saran.................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan Nasional bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum,


mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur, baik material maupun spiritual berdasarkan Pancasila sebagaimana
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Upaya dalam rangka
mewujudkan pembangunan nasional salah satunya yaitu perlu ditingkatkan
kualitas dan produktivitas dalam berbagai sektor perekonomian, karena sektor
perekonomian merupakan faktor penting dalam mendukung pembangunan
nasional. Berhasilnya perekonomian nasional di Indonesia tidak terlepas dari
dukungan pemerintah terhadap perlindungan tenaga kerja.

Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan


daerah yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan harkat, martabat, dan harga
diri tenaga kerja, serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur, dan
merata, baik material maupun spiritual.1

Sebagai tujuan pembangunan, tenaga kerja perlu memperoleh


perlindungan dalam semua aspek, termasuk perlindungan untuk memperoleh
pekerjaan di dalam dan di luar negeri, perlindungan hak-hak dasar pekerja,
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, serta perlindunganupah dan
jaminan sosial. Dengan demikian akan menjamin rasa aman, tenteram,
terpenuhinya keadilan, serta terwujudnya kehidupan sejahtera lahir dan batin,
selaras, serasi, dan seimbang. Sebagaimana tercantum dalam UUD 1945
khususnya Pasal 27 D ayat (2) UUD 1945 dan perubahannya yang berbunyi
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Pada hakikatnya bunyi pasal tersebut mengandung dua makna

1
Rocky Marbun, Jangan Mau di-PHK Begitu Saja, Visimedia, Jakarta, 2010

1
sekaligus, yaitu memberi hak kepada warga negara untuk memperoleh salah satu
hak dasar manusia yaitu pekerjaan dan membebani kewajiban kepada negara
untuk memenuhinya. Negara tidak dapat menghindarinya meskipun tidak cukup
sumber daya dan sumber dana di dalam negeri sehingga harus mencari sumber-
sumber tersebut sampai ke luar negeri.

Sementara itu, selain berhak memperoleh pekerjaan, Pasal 38 ayat (2)


Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia lebih
menegaskan lagi bahwa warga negara juga berhak dengan bebas memilih
pekerjaan yang disukainya. Oleh karena itu, warga negara tidak dapat dilarang
untuk bekerja dimana saja, termasuk di luar negeri. Di samping faktor penarik
yang ada di luar negeri berupa upah yang lebih tinggi, maka faktor yang paling
berpengaruh adalah faktor pendorong yang ada di dalam negeri, yaitu belum
terpenuhinya salah satu hak dasar warga negara yang paling penting yaitu
pekerjaan. Adanya tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri mendorong
pemerintah untuk membuat aturan yang berguna untuk melindungi para tenaga
kerja Indonesia.

Tetapi kita kaitkan dengan perkembangan Hak Asasi Manusia di negara


ini, ternyata masih banyak pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi pada
tenaga kerja, khususnya pada Tenaga Kerja Indonesia. Penyiksaan yang terjadi
terhadap Tenaga Kerja Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir jumlahnya
semakin terus meningkat. Penyiksaan yang kerap terjadi pada buruh migran
Indonesia yang berada diluar negeri terlihat jelas telah terjadi pelanggaran-
pelanggaran HAM yang mereka hadapi namun ironisnya seakan-akan kurang
mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Banyaknya pelanggaran ini
menunjukkan bahwa hak warga negara untuk memperoleh kebenaran dan keadilan
belum terpenuhi.

2
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya,


maka penulis membatasi masalah-masalah yang dapat dirumuskan, sebagai
berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia dan adakah pasal yang
mengatur Hak Asasi Manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Indonesia?
3. Kasus seperti apa yang termasuk pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap
Tenaga Kerja Indonesia?
4. Bagaimana penegakan hukum atas pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
terjadi pada Tenaga Kerja Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia dan
pasal-pasal yang mengatur Hak Asasi Manusia.
2. Untuk mengetahui pengertian Tenaga Kerja Indonesia.
3. Untuk mengetahui kasus-kasus yang termasuk pelanggaran Hak Asasi
Manusia terhadap Tenaga Kerja Indonesia.
4. Untuk mengetahui upaya penegakan hukum atas adanya kasus tersebut.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hak Asasi Manusia

A. Pengertian Hak Asasi Manusia

Menurut Suproatnoko (2008 : 125), hak asasi manusia adalah hak dasar milik
manusia, bersifat universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa sejak hidup
dalam kandungan atau rahim, dan hak kodrati atau asasi yang tidak dapat
dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri.

Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, didefinisikan


hak asasi manusia sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada
diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak
dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti
menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status,
golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya

B. Pasal yang Memuat Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia di Indonesia didasarkan pada falsafah dan ideologi


Pancasila, pembukaan UUD 1945, batang tubuh UUD 1945, UU No. 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusia. Dalam UUD 1945 tertera dalam pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32,
33, dan 34.

4
Beberapa asas dasar hak asasi manusia yang tercantum dalam UU No. 39
Tahun 1999 adalah2 :

a. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan


hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang
sama di depan hukum.
b. Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
dasar manusia, tanpa diskriminasi.
c. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun dan oleh siapa pun.
d. Setiap orang diakui sebagai pribadi yang berhak menuntut dan
memperoleh perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan
martabat kemanusiaannya di depan hukum.
e. Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang adil dan
pengadilan yang objektif dan tidak berpihak.

Sementara itu, UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
pasal 1 memuat3 :

a. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia;
b. Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adalah pelanggaran hak asasi
manusia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.

2
Sumber : www.komnasham.go.id/
3
Sumber : www.komisiyudisial.go.id/

5
c. Pengadilan Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Pengadilan HAM
adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang
berat.
d. Setiap orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, baik sipil,
militer, maupun polisi yang bertanggung jawab secara individual.
e. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan
menemukan ada tidaknya suatu peristiwa yang diduga merupakan
pelanggaran hak asasi manusia yang berat guna ditindaklanjuti dengan
penyidikan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang
ini.

2.2 Tenaga Kerja Indonesia

A. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Tenaga Kerja Indonesia.


Menurut Pasal 1 bagian (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, TKI
adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar
negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.

Sedangkan menurut buku Pedoman Pengawasan Perusahaan Jasa, tenaga


kerja Indonesia adalah warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan
yang melakukan kegiatan di bidang perekonomian, sosial, keilmuan, kesenian,
dan olahraga profesional serta mengikuti pelatihan kerja di luar negeri baik di
darat, laut maupun udara dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian
kerja yaitu suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan atau
tertulis untuk waktu tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
para pihak.

6
Sementara itu dalam Pasal 1 Kep. Manakertran RI No Kep
104A/Men/2002 tentang Penempatan TKI ke luar negeri disebutkan bahwa TKI
adalah baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka
waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI.
Prosedur penempatan TKI ini harus benarbenar diperhatikan oleh calon TKI yang
ingin bekerja ke luar negeri tetapi tidak melalui prosedur yang benar dan sah maka
TKI tersebut nantinya akan menghadapi masalah di negara tempat ia bekerja
karena calon TKI tersebut dikatakan TKI ilegal karena datang ke negara tujuan
tidak melalui prosedur penempatan TKI yang benar.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat dikemukakan


bahwa TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk
bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja
melalui prosedur penempatan TKI dengan menerima upah.

B. Faktor-faktor Pendorong Banyaknya Tenaga Kerja Indonesia

Kepala Puslitfo Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga


Kerja Indonesia (BNP2TKI), Muhammad Hidayat mengatakan, penempatan TKI
selama empat tahun terakhir (2011 2014) terjadi naik-turun, yakni pada 2011
sebanyak 586.802 orang, 2012 turun dengan jumlah 494.609 orang, 2013 naik
sebanyak 512.168 orang, dan 2014 turun lagi menjadi 429.872 orang.4

Pemerintah mengatur penyediaan tenaga kerja dalam kualitas dan


kuantitas yang memadai, serta mengatur penyebaran tenaga kerja sedemikian rupa
sehingga memberi dorongan kearah penyebaran tenaga kerja yang efisien dan
efektif, pemerintah juga mengatur penggunaan tenaga kerja secara penuh dan
produktif untuk mencapai kemanfaatan yang sebesar-besarnya dengan
menggunakan prinsip tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Secara
substansial ada 3 (tiga) faktor yang mendorong seseorang menjadi TKI yaitu:

4
Sumber: http://www.bnp2tki.go.id/

7
1. Motivasi

Salah satu alasan utama mengapa seseorang terobsesi menjadi TKI adalah
ingin merubah nasib yaitu dari serba kekurangan menjadi berkecukupan, baik
papan, sandang dan pangan. Namun sayang apa yang mereka impikan tersebut
belum 100% terealisasi karena banyaknya prosedur dan aturan yang harus mereka
tempuh. Ironisnya, hal tersebut tidak menjadikan mereka putus asa, justru
sebaliknya mereka semakin giat dan yakin bahwa mereka akan berhasil. Namun
sayang, TKI terutama yang ilegal pada umumnya miskin pengetahuan dan
keterampilan sehingga sering menjadi masalah di kemudian hari.

2. Pola pikir pragmatis

Dalam bukunya yang berjudul Pragmatism (1907) William James


mengetengahkan bahwa inti ajaran pragmatisme adalah sesuatu itu baru dianggap
bernilai bila ia bermanfaat. Asal bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, apa saja
bisa dilakukan termasuk menipu, menyuap, memanipulasi dan sebagainya.5
Seperti yang dilakukan oleh sebagian besar calon TKI beserta beberapa instansi
yang melindungi mereka. Juga tidak ketinggalan para calonya. Mereka tidak
segan-segan utang sana utang sini, bahkan menipu dan termasuk memanipulasi
identitas diri dalam hal ini soal umur. Mereka yakin dengan bekerja sebagai TKI
hidup mereka akan bermanfaat tanpa memikirkan cara yang mereka tempuh.

3. Persaingan yang ketat

Sebagai konsekuensi logis dari era globalisasi dan informasi, individu


harus pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan. Segalanya serba cepat dan
tepat termasuk dalam mencari lowongan kerja. Tidak cukup mengandalkan ijazah
SMA, SMK atau Perguruan Tinggi tetapi mereka harus memiliki keterampilan
tertentu yang bernilai tambah. Jika tidak, mereka akan terlibas begitu saja oleh
pesaing lain. Selanjutnya mereka akan jadi pengangguran dan yang lebih
menyedihkan lagi jumlah perusahaan di sektor industri saat ini semakin kecil.

5
William James, Pragmatism: A New Name for Some Old Ways of Thinking, Dover Publications,
1995

8
2.3 Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Dialami Tenaga Kerja
Indonesia

Telah terjadi banyaknya penganiayaan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan


terhadap para tenaga kerja Indonesia, tetapi pemerintah sepertinya menganggap
kecil masalah ini padahal jasa seorang TKI sangatlah penting bagi negara
Indonesia.

Tenaga kerja Indonesia adalah orang yang rela bekerja di luar negeri
sebagai sumber devisa Negara atas jasa yang diberikan mereka di Negara yang
membutuhkan tenaga kerja. Tetapi para TKI tidak sedikit yang menerima
perlakuan yang tidak baik malah yang sangat merugikan bagi mereka.
Pemerkosaan, penganiayaan, pembunuhan bahkan sampai hukuman mati yang
dialami oleh para tenaga kerja Indonesia, tetapi pemerintah sepertinya hanya
memandang sebelah mata terhada para pahlawan devisa bagi Indonesia ini.
Sehingga para tenga kerja Indonesia bisa sampai mengalami perlakuan perlakuan
yang sangat merugikan mereka.

Sudah banyak para tenaga kerja Indonesia yang pulang ke Indonesia yang
mengalami kecacatan fisik karena penganiayaan majikannya di luar sana, tetapi
pemerintah tidak memberi perhatiannya sama sekali, pemerintah hanya memberi
perhatiannya terhadap tenaga kerja Indonesia yang mengalami perlakuan yang
tidak semestinya yang sudah terpublikasi oleh media, baru pemerintah terlihat
sangat perhatian. Padahal jika sudah tidak ada lagi yang ingin menjadi tenaga
kerja Indonesia untuk luar negeri maka bisa sangat mempengaruhi pendapatan
pendapatan negara, bisa hancur ekonomi negara ini jika sudah banyak yang takut
menjadi tanaga kerja Indonesia bagi luar negeri.

Dimanakah implementasi pemerintah terhadap Pancasila yang salah


satunya berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia? Apakah para
tenaga kerja Indonesia tidak termasuk warga Indonesia? Atau pemerintah hanya
memandang sebelah mata pada para TKI. Seharusnya hakikat HAM yang
sebenarnya sebagai hak lahir sejak manusia akan hak yang dimilikinya dan

9
kedudukannya sebagai subjek hukum. Akan tetapi HAM baru mendapat perhatian
penyelidikan ilmu pengetahuan, sejak HAM mulai berkembang dan mulai
diperjuangkan terhadap serangan atau bahaya, yang timbul dari kekuasaan yang
dimiliki oleh bentukan masyarakat yang dinamakan negara (state).

Dalam negara modern, HAM diatur dan dilindungi dalam hukum positif.
Kenapa HAM perlu dilindungi? Kuntjoro mengemukakan dalam bukunya,
kekuasaan negara itu seolah-olah oleh manusia pribadi (individu) lambat-laun
dirasakan sebagai suatu lawanan, karena di mana kekuasaan Negara itu
berkembang, terpaksalah ia memasuki lingkungan hak asasi manusia pribadi dan
berkuranglah pula luas batas hak-hak yang dimiliki individu itu.6

Di sini timbullah persengketaan pokok antara dua kekuasaan itu secara


prinsip, yaitu kekuasaan manusia yang berujud dalam hak- hak dasar beserta
kebebasan-kebebasan asasi yang selama itu dimilikinya dengan leluasa, dan
kekuasaan yang melekat pada organisasai baru dalam bentuk masyarakat yang
merupakan Negara tadi. Oleh karena itu, seharusnya para TKI juga memiliki hak
asasi manusia yang sama sebagaimana yang lainnya, dan harus diperlakukan
sebagai manusia seperti biasanya. Karena para TKI juga manusia merdeka yang
dapat menikmati hak asasi manusia, karena para TKI bukan hamba sahaya atau
budak.

6
Kuntjoro Purbopranoto, Hak-hak Asasi Manusia dan Pancasila, Pradnya Paramita, Jakarta, 1969

10
2.4 Contoh Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Dialami oleh
Tenaga Kerja Indonesia

1. TKI dipancung di Arab Saudi

Seorang TKI bernama Ruyati binti Satubi (54) meregang nyawa di tangan
algojo pemerintah Arab Saudi. Ruyati dijatuhi hukuman pancung setelah ia
divonis bersalah membunuh Khairiya Hamid binti Mijlid majikannya. Ironisnya,
hukuman pancung itu dilakukan hanya empat hari setelah Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono berpidato tentang perlindungan pemerintah terhadap TKI di
luar negeri, di sidang ILO (International Labour Organization) ke-100, 14 Juni
lalu. Dalam pidatonya SBY bertutur tentang perlindungan TKI yang bekerja
sebagai pembantu rumah tangga (PRT).

Kasus pembunuhan yang akhirnya menjerat Ruyati sebagai tervonis itu


dimulai pada 10 Januari 2010. Ruyati, dituduh membunuh majikannya dengan
menggunakan sebilah pisau dapur. Persidangan perdana kasus pembunuhan
tersebut digelar pada Mei 2010. Selanjutnya, sidang pembacaan vonis digelar
pada Mei 2011. Hakim pengadilan setempat menjatuhkan hukuman qisas kepada
Ruyati sesuai dengan kejahatan yang telah diperbuat. Ruyati dijatuhi vonis
hukuman mati karena dia telah membunuh. Sebenarnya, Ruyati bisa mendapatkan
pengampunan. Syaratnya, ia memperoleh ampunan dari keluarga yang telah
dibunuh. Sayang, hingga pembacaan vonis, pihak keluarga belum mau memafkan
Ruyati. Ruyati sebelumnya pernah bekerja di Arab Saudi sebanyak dua kali. Pada
September 2008 lalu, dia berangkat lagi ke Arab Saudi menggunakan jasa
Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) PT. Dana Graha
Utama Sejatinya, pada waktu itu secara syarat administrasi Ruyati sudah tidak
bisa bekerja sebagai TKI. Tapi, oleh pihak PPTKIS, keterangan umur dalam
paspor Ruyati dimudakan sembilan tahun. Sejatinya ia lahir pada 7 Juli 1957
kemudian dirubah menjadi 12 Juli 1968. Dalam laporannya ke Migrant Care, Een
Nuraeni, anak sulung Ruyati, mengatakan jika pada awal-awal bekerja ibunya
tidak pernah mengeluh. Gaji sering dikirim setelah dirapel beberapa bulan. Tapi

11
akhirnya muncul keluhan jika pembayaran gaji kerap telat hingga tujuh bulan.
Kalaupun mau bayar gaji, harus direbut dulu, kata perempuan 36 tahun itu.
Selain itu, Een juga mengatakan ibunya kerap dipukuli majikannya. Sejak
penghujung Desember 2009, komunikasi Ruyati dengan keluarga di Bekasi
terputus.

Kabar Ruyati tersangkut pidana pembunuhan dan terancam hukuman


pancung sampai juga ke keluarga. Pihak keluarga diwakili Een melapor ke
pemerintah. Mulai dari Kementerian Luar Negeri hingga Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi. Dia juga melapor kasus ini ke Migrant Care. Een
mengatakan mendapatkan kabar kematian ibunya akibat divonis pancung. Kabar
itu resmi, diberitahukan Kementerian Luar Negeri, tandasnya.7

2. TKW mencoba kabur dari rumah majikan

Ceriyati adalah seorang TKW di Malaysia yang mencoba kabur dari


apartemen majikannya. Ceriyati berusaha turun dari lantai 15 apartemen
majikannya karena tidak tahan terhadap siksaan yang dilakukan kepadanya.
Dalam usahanya untuk turun Ceriyati menggunakan tali yang dibuatnya sendiri
dari rangkaian kain. Usahanya untuk turun kurang berhasil karena dia berhenti
pada lantai 6 dan akhirnya harus ditolong petugas Pemadam Kebakaran setempat.
Tetapi kisahnya menjadi headline surat kabar Indonesia serta Malaysia, dan segera
menyadarkan pemerintah kedua negara adanya pengaturan yang salah dalam
pengelolaan TKI.8

7
Sumber: http://news.kompas.com
8
Sumber: http://www.antaranews.com

12
3. Kasus TKI yang Ditembak Polisi Malaysia

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Migrant Care dari Rumah Sakit
di Malaysia, 3 TKI asal Lombok yang diduga menjadi korban perdagangan organ
tubuh tewas ditembak. 3 TKI bernama Herman, Abdul Kadir dan Mad Noon itu
diketahui bekerja sebagai buruh kasar di Malaysia. Kasus ini tidak diselidiki lebih
lanjut oleh pihak Malaysia maupun Indonesia.9

4. Pemerkosaan dan Pelecehan Seksual terhadap TKW di Arab Saudi

Tuti Tursilawati adalah TKI yang menjadi pekerja rumah tanggaasal


Cikeusik, Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Berangkat ke Arab, pada
5 September 2009, bekerja di Kota Thaif, Mekkah Barat. Selama bekerja, Titi
kerap mendapatkan pelecehan seksual. Pada 11 Mei 2010, wanita berparas cantik
ini hendak diperkosa oleh sang majikan. Titi melawan, memukul majikannya
dengan tongkat untuk membela diri. Dalam pergulatan itu, sang majikan
meninggal. Tuti kemudian melarikan diri. Namun, saat melarikan diri Tuti malah
diperkosa oleh sembilan orang Arab. Tuti ditangkap oleh pihak kepolisian di
Thaif Arab Saudi. Namun tak ada investigasi yang dilaporkan telah terjadi
perkosaan. Pengadilan Arab Saudi kemudian memutuskan Tuti bersalah, dihukum
qisas (pancung), bulan Juni lalu. Selama menjalani persidangan, Tuti tak
didampingi pengacara. Padahal seharusnya negara memberikan pengacara untuk
Tuti namun saat itu pemerintah hanya memberikan penerjemah.10

Di atas tadi hanya secuil dari contoh kaus pelanggaran HAM berat yang
dialami TKI yang kurang mendapat perlindungan hukum pemerintah. Bukan
hanya masalah yang disebabkan karena faktor dari negara penerima saja yang
banyak melanggar hak dari para TKI, akan tetapi masalah-masalah TKI juga
dikarenakan faktor dari para calon TKI itu sendiri. Salah satu contoh seperti
kurangnya kesadaran bahwa menjadi TKI ilegal tidak memiliki perlindungan
hukum. Permasalahan ini menyebabkan banyaknya tindak kejahatan terhadap TKI

9
Sumber: http://tempo.co.id
10
Sumber: http://tempo.co.id

13
seperti pelanggaran HAM, pemerkosaan, dan pemotongan gaji oleh majikan. Bagi
TKI ilegal pemerintah berkewajiban melindungi para TKI dari permasalahan-
permasalahan tersebut seperti yang telah tercantum dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI yang dimana pemerintah wajib memberikan
perlindungan kepada TKI sebelum keberangkatan sampai pulang kembali ke
Indonesia.

Tenaga kerja Indonesia yang bermasalah sebagian besar dikarenakan para


TKI tersebut tidak memiliki dokumen secara lengkap. Dan banyak juga dari para
tenaga kerja Indonesia yang menggunakan dokumen palsu. Hal-hal tersebut
merupakan sebab-sebab munculnya berbagai kasus yang terjadi belakangan ini
seperti pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia), penyiksaan terhadap TKI dan
juga perdagangan manusia. Dengan dokumen yang tidak lengkap ataupun
dokumen palsu para TKI yang bekerja di luar negeri tidak mempunyai
perlindungan hukum dikarenakan status mereka pun adalah sebagai Tenaga Kerja
Indonesia ilegal.

Bila melihat pada penjatuhan pidana yang di berikan kepada para pelaku
yang seorang warga Indonesia dinilai sanksinya sangat berat sekali, bila merujuk
pada aturan yang di atur dalam KUHP, tetapi harus di lihat juga di sini KUHP
mengikuti kemana orang Indonesia itu berada. Indonesia sebagai Negara yang
berdaulat mempunyai hak untuk melindungi setiap warga negaranya, seperti
adanya UU Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia di Luar Negeri. Sering terjadi kejahatan seperti ini, namun upaya
dari pemerintah sendiri belum maksimal hanya bisa mengirim bantuan hukum
saja.

14
2.5 Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

Adapun Perlindungan TKI menurut UU No. 39 Tahun 2004 tentang


Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri Pasal 1
angka 4 adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan calon TKI/TKI dalam
mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja.
Perlindungan TKI di dasarkan kepada UU No No. 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
Berdasarkan Pasal 2 UU No No. 39 Tahun 2004, Penempatan dan perlindungan
calon TKI/TKI berasaskan kepada keterpaduan, persamaan hak, demokrasi,
keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, serta anti
perdagangan manusia.

Adapun tujuan dari perlindungan TKI sebagaimana disebutkan dalam


Pasal 3 UU No No. 39 Tahun 2004 adalah sebagai berikut:

a. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan


manusiawai
b. menjamin dan melindungi calon TKI/TKI sejak di dalam Negara, di
Negara tujuan, sampai kembali ke tempat asal di Indonesia
c. meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya

Dalam penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, pemerintah memilki


tugas untuk mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan
penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, dimana dalam melaksanakan
tugas tersebut Pemerintah dapat melimpahkan sebagai wewenangnya dan/atau
tugas perbantuan kepada pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Hal ini dimaksudkan sebagai tanggungjawab Pemerintah dalam
meningkatkan upaya perlindungan bagi TKI di luar negeri.

15
Sebagai konskuensi dari tanggungjawab tersebut maka sesuai dengan Pasal 7
UU No No. 39 Tahun 2004 Pemerintah berkewajiban untuk:

a. menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI, baik yang bersangkutan


berangkat melalui pelaksana penempatan TKI, maupun yang berangkat
secara mandiri
b. mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI
c. membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI
di luar negeri
d. melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan
perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan
e. memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelumnya
pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna penempatan

Perlindungan negara bagi warganegarnya merupakan hak warganegara


yang dijamin oleh undang-undang. Dalam hal perlindungan terhadap TKI maka
hak perlindungan itu dimulai dimulai sejak pra penempatan, masa penempatan,
sampai dengan purna penempatan. Di luar negeri perlindungan terhadap TKI
dilaksanakan oleh oleh Perwakilan Pemerintah Negara Republik Indonesia yang
mana perlindungan itu didasarkan kepada peraturan perundang-undangan serta
hukum dan kebiasaan intemasional.

Dalam rangka pemberian perlindungan selama masa penempatan TKI di


luar negeri, Perwakilan Republik Indonesia melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap perwakilan pelaksana penempatan TKI swasta dan TKI
yang ditempatkan di luar negeri. Selama masa penempatan tersebut maka
disebutkan dalam Pasal 80 UU No No. 39 Tahun 2004 Pemerintah atau
perwakilan pemerintah juga bertugas untuk :

a. pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan di negara tujuan serta hukum dan kebiasaan internasional
b. pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan
atau peraturan perundang-undangan di negara TKI ditempatkan

16
2.6 Landasan yang Mengatur Tentang Perlindungan TKI

Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika Direktorat Jenderal


Informasi dan Komunikasi Publik (2011 : 49) ketenagakerjaan harus diatur
sedemikian rupa sehingga terpenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar
bagi tenaga kerja dan pekerja/buruh serta pada saat yang bersamaan dapat
mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan perekonomian dunia
usaha. Untuk itu, diperlukan kebijakan pengaturan TKI yang menyeluruh dan
komprehensif, antara lain mencakup penempatan, regulasi, perlindungan dan
kontribusi tenaga kerja Indonesia, selain itu diperlukan juga pengembangan
sumberdaya manusia, selain itu diperlukan juga pengembangan sumberdaya
manusia, peningkatan produktivitas dan daya saing, upaya perluasan kesempatan
kerja, pelayanan penempatan tenaga kerja, dan pembinaan hubungan industrial.

a. Undang-Undang Dasar 1945

Ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional


berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusian Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk
meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan
masyarakat sejahtera, adil, makmur, dan merata, baik materiil maupun spritual.
Sebagaimana terdapat dalam alinea kedua Pembukaan UUD 1945 dicantumkan
tujuan konstitusional Pemerintah Negara Republik Indonesia adalah Kemudian
dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Alinea IV
Pembukaan UUD 1945 : ...membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa...

17
Berdasarkan uraian di atas, berbagai kekuatan landasan hukum normatif
tersebut secara tegas telah mengamanatkan upaya perlindungan dan jaminan
sosial, terutama yang dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat dan
kualitas sumber daya manusia bagi para TKI. Demi tercapainya suatu landasan
melindungi segenap bangsa indonesia yang diikuti segenap bangsa indonesia dan
memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia maka
diperlukannya suatu jaminan sosial yang dapat memberikan rasa keadian bagi
para Tenaga Kerja Indonesia yang merupakan masyarakat indonesia yang
berjuang untuk mendapatkan kesejahteraan. Karena pada dasarnya TKI
mempunyai hak untuk mendapatkan Jaminan Sosial yang merupakan hak setiap
warga negara juga diamanatkan dalam UUD 1945 yaitu:

a. Pasal 27 Ayat 2 menyebutkan bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak


atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
b. Pasal 27 ayat 2 : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
c. Pasal 28 D ayat 2 : Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
d. Pasal 28 E ayat 1 : Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

Makna dan arti pentingnya pekerjaan bagi setiap orang tercerminkan


dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27
ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap Warga Negara Indosesia berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Faktor yang
berpengaruh adalah faktor pendorong yang ada di dalam negeri, yaitu belum
terpenuhinya salah satu hak dasar warga negara yang paling penting yaitu
pekerjaan seperti diamanatkan dalan Pasal tersebut. Dari keterangan beberapa
pasal dalam UUD 1945 sudah tepat bagaimana negara sangat mendukung dan,
menegaskan bahwa perlindungan dan jaminan sosial TKI sangat terkait erat

18
dengan masalah ketidakmampuan pemerintah dalam memberikan lapangan
pekerjaan. Dalam konteks ini juga selanjutnya akan berdampak pula pada para
TKI yang ingin mendapatkan kehidupan yang layak untuk mendapatkan
kesejahteraan dengan mencari pekerjaan di luar negeri. Hal ini akan menjadi
permasalahan untuk masalah perlindungan hak-hak mereka di luar negeri.
Sehingga hak hak mereka akan terjamin dan terlindungi pada masa pra
penempatan, penempatan maupun purna penempatan.

b. TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998

Pengakuan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia sebagaimana


yang dituangkan dalam TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 harus diwujudkan.
Hak asasi manusia yang telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945,
Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia, TAP MPR Nomor
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, dan Undang-undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia harus dilaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam batas-batas, rambu-rambu, dan asas-asas hukum internasional yang diakui
seluruh bangsa, yang menetapkan antara lain:

a. Untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan martabat manusia


diperlukan pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia, karena tanpa
hal tersebut manusia akan kehilangan sifat dan martabatnya, sehingga
dapat mendorong manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya (homo
homini lupus)11
b. Karena manusia merupakan makhluk sosial, maka hak asasi manusia yang
lain sehingga kebebasan atau hak asasi manusia bukanlah tanpa batas
c. Hak asasi manusia tidak boleh dilenyapkan oleh siapapun dan dalam
keadaan apapun

11
Manusia bersikap memusuhi dan mencurigai setiap manusia lain Thomas Hobbes (1588
1679)

19
d. Setiap hak asasi manusia mengandung kewajiban untuk menghormati hak
asasi manusia orang lain sehingga dalam hak asasi manusia terdapat
kewajiban dasar
e. Hak asasi manusia harus benar-benar dihormati, dilindungi, dan
ditegakkan, untuk itu Pemerintah, aparatur negara, pejabat publik lainnya,
mempunyai kewajiban dain tanggung jawab menjamin terselenggaranya
penghormatan, perlindungan, dan penegakan hak asasi manusia.

Dalam bidang ketenagakerjaan, Ketetapan MPR ini merupakan tonggak utama


dalam menegakkan demokrasi di tempat kerja. Penegakan demokrasi di tempat
kerja diharapkan dapat mendorong pertisipasi yang optimal dari seluruh tenaga
kerja dan pekerja/buruh Indonesia untuk membangun negara Indonesia yang
dicita-citakan.

2.7 Pihak yang Bertanggung Jawab dalam Penyelesaian Masalah


Pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap Tenaga Kerja Indonesia

1. Pemerintah

Berikut ini adalah kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah menurut UU


No. 39 Tahun 1999, yaitu sebagai berikut:

a. Pemerintah Wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,


menegakkan dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam
undang-undang ini, peraturan peundang-undangan lain dan hukum
internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara RI.
b. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud
meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara dan bidang lain.
c. Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini hanya dapat
dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang, semata-mata untuk
menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasimanusia serta

20
kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertibanumum dan kepentingan
bangsa.
d. Tidak satu ketentuan pun dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa
pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi,
merusak atau menghapuskan hak asasi manusia ataukebebasan dasar yang
diatur dalam undang-undang ini.

2. Masyarakat

a. Memperluas pengetahuan dan mengasah ketrampilan dengan sebaik-


sebaiknya untuk bisa mendorong kemajuan industri di daerahnya masing-
masing.
b. Mengantisipasi adanya anggota keluarga yang menjadi TKI.

2.8 Penanggulangan Pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap Tenaga


Kerja Indonesia

Berikut ini adalah cara penanggulangan pelanggaran HAM terhadap TKI :

a. Membawa kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak


asasi manusia dengan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah.
b. Membangun budaya hak asasi manusia.
c. Berdayakan mekanisme perlindungan hak asasi manusia yang ada dan
membentuk lembaga-lembaga khusus yang mengenai masalah masalah
khusus.
d. Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dan
tingkat dalam masyarakat dengan mengikut sertakan LSM dalam
kemitraan dengan pemerintah.
e. Mencabut dan merivisi semua undang-undang peraturan yang
bertentangan dengan hak asasi manusia.
f. Memberdayakan aparat pengawas.

21
g. Mengembangkan managemen konflik oleh lembaga-lembaga perlindungan
hak asasi manusia.
h. Memprioritaskan penyusunan prosedur pengaduan dan penanganan kasus-
kasus pelanggaran hak asasi manusia.
i. Membentuk lembaga-lembaga yang membantu korban pelanggaran hak
asasi manusia dalam mengurus kompensasi dan rehabilitasi.
j. Mengembangkan lembaga-lembaga dan program-program yang
melindungi korban dan saksi pelanggaran hak asasi manusia.
k. Kerjasama dalam hal pembangunan antara Pemerintah daerah dan warga
masyarakat Daerah perlu ditingkatkan. Sehingga bisa memberikan
lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.
l. Pemerintah harus bisa bekerja sama dengan masyarakat dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat.
m. Pelanggaran hak asasi manusia terhadap TKI seharusnya ditanggapi
dengan cepat dan tanggap oleh pemerintah dan disertai peran serta
masyarakat.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia


sejak ia lahir yang berisi tentang kesamaan atau keselarasan tanpa membeda-
bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan dan lain sebagainya antara setiap
manusia yang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.

Telah terjadi banyaknya penganiayaan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan


terhadap para tenaga kerja Indonesia, tetapi pemeintah sepertinya menganggap
kecil masalah ini padahal jasa seorang TKI sangatlah penting bagi negara
Indonesia.Tenaga kerja Indonesia adalah orang yang rela bekerja diluar negeri
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain itu, Negara juga mendapat devisa
atas jasa yang diberikan mereka di Negara yang membutuhkan tenaga kerja.
Tetapi pemerintah tidak bisa melindungi para TKI dengan seksama, sehingga
banyak TKI yang terlantar, mati, tidak bisa pulang, dan sebagainya.

Penyebab utama dari pelanggaran Hak Asasi Tenaga Kerja Indonesia


adalah kurangnya sikap hormat terhadap hak asasi orang lain, moral, etika dan tata
tertib berkehidupan yang berlaku. Selain itu, banyaknya warga yang ingin
mengadu nasib menjadi TKI menyebabkan adanya kecurangan sehingga
pemerintah kesulitan menangani korban pelanggaran HAM jika identitas warga
negara itu dipasukan.

UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia mendefinisikan hak


asasi manusia sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia di Indonesia
didasarkan pada falsafah dan ideologi pancasila, pembukaan UUD 1945, batang
tubuh UUD 1945, UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU
No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

23
Pihak yang bertanggung jawab dalam penyelesaian masalah pelanggaran
HAM terhadap TKI adalah Pemerintah yang kewajiban dan tanggung jawab
Pemerintah tercantum dalam UU No. 39 Tahun 1999 dan peran aktif masyarakat
untuk berkerja sama dalam mencegah dan mengatasi pelanggaran Hak Asasi
Manusia terhadap Tenaga Kerja Indonesia.

3.2 Saran

Pelanggaran HAM pada para TKI Indonesia telah terjadi berulang kali,
seharusnya ini menjadi pelajaran bagi kita semua supaya lebih berhati-hati.
Dengan itu kita sebagai sesama manusia harus mempunyai rasa kemanusiaan
terhadap sesama manusia, misalnya kita sebagai lembaga penyalur TKI tidak
boleh hanya mencari keuntungan semata tanpa melihat keahlian dari para TKI dan
TKW itu sendiri. Lembaga penyalur TKI tidak boleh mengirim TKI yang belum
teruji benar kemampuanya karena ini merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya penyiksaan serta pembunuhan karena majikan di Negara tersebut
merasa emosi apabila TKI tersebut tidak becus dalam bekerja.

Selain itu dalam penerjemahan bahasa sebagai alat komunikasi terpenting


antara majikan dan TKI juga sangat penting. Apabila bahasa saja belum dikuasai
bagaimana terjadi hubungan yang baik antara majikan dan TKI. Ini menjadi salah
satu pemicu peningkatan kasus penganiayaan dan pembunuhan terhadap TKI dari
Negara kita. Perlu ada penindakan yang tegas dari presiden dan pemerintah agar
kasus ini tidak terus bertambah jumlahnya. Presiden dan pemerintah harus bias
menjamin kehidupan para TKI dan TKW karena ini menyangkut nyawa
seseorang.

Selain itu pemerintah harus memfasilitasi para TKI yang akan berangkat
keluar mulai dari pengawasan dan perlindungan terhadap TKI maupun fasilitas
untuk berkomunikasi dengan sanak keluarga mereka di Indonesia sehingga dapat
mencegah kasus penganiayaan dan pembunuhan yang terjadi di luar negeri. Serta
adanya pengawasan pemerintah dalam pengrekutan TKI yang akan ke luar negeri.

24
DAFTAR PUSTAKA

Buku Referensi

James, William. 1995. Pragmatism: A New Name for Some Old Ways of Thinking.
Dover Publications.

Mantra, Ida Bagus, dkk. 1999. Mobilitas TKI ke Malaysia (Studi Kasus Di Flores
Timur, Lombok Tengah dan Pulau Bawean). Yogyakarta: Pusat Penelitian
Kependudukan UGM.

Marbun, Rocky. 2010. Jangan Mau di-PHK Begitu Saja. Jakarta: Visimedia.

Purbopranoto, Kuntjoro. 1969. Hak-hak Asasi Manusia dan Pancasila. Jakarta:


Pradnya Paramita.

Rusli, Hardijan. 2011. Hukum Ketenagakerjaan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Yuwono, Ismantoro Dwi. 2011. Hak dan Kewajiban Hukum Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) di Luar Negeri. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Peraturan dan Undang-undang

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.14/MEN/X/2010


tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri.

TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27-34.

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-undang No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga


Kerja Indonesia di Luar Negeri.

Undang-undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

25
Internet

http://www.antaranews.com

http://news.kompas.com

http://www.bappenas.go.id

http://www.bnp2tki.go.id

http://www.komisiyudisial.go.id

http://www.komnasham.go.id

http://tempo.co.id

26

Anda mungkin juga menyukai