DI SUSUN OLEH :
ELIAN EVIANI
2016131045
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar
rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan
yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam Rahim
(Manuaba, 2007:683).
sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil
konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik uteri (Manuaba, 2007:683).
terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih
ginekologi umum).
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi beberapa
implasi hasil konsepsi.Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak
kehamilan.
2. Pengaruh luar
a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat
berfungsi.
menimbulkan keguguran.
4. Penyakit ibu
sifilis.
retroplasenter.
dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks
serviks postpartum.
Antibody antiphosfolipid :
1. Nyeri hebat
4. Sudah terjadi abortus dengan mengeluarkan jaringan tetapi sebagian masih berada
di dalam uterus
5. Pemeriksaan dalam :
7. Tes kehamilan mungkin masih positif akan tetapi kehamilan tidak dapat
dipertahankan.
terus.
11. Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang di
mengadakan kontraksi. Tetapi kalau keadaan ini di biarkan lama, serviks akan
menutup kembali.
D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti
oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis
minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta
kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah
janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika
plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada
kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk
yang jelas dan mungkin pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak
dikeluarkan dalam waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah,
isi uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apaila pigmen
darah telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak
seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses
mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia
jadi gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti
karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah merahan dan dapat
menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung
Perdarahan
nekrosis
Hasil konsepsi
terlepas dari uterus
Uterus berkontraksi
Merasa kehilangan
perdarahan
Ansietas
Risiko
infeksi
Nyeri
Akut
Risiko syok
Intoleransi
aktifitas
Sumber: Nugroho, taufan. 2010.
F. Klasifikasi
1. Abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-
faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis abortus
spontaneus meliputi:
a. Abortus Imminens
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai beberapa
hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di
anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah
yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman
b. Abortus insipiens
20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering
c. Abortus inkompletus
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya
atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan
yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih
hipovolemia berat.
d. Abortus kompletus
penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus
dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan
lengkap.
e. Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh
dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar,
di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas dilatasi
serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi
f. Missed Abortion
janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
g. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi
sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum
dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu,
atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi
dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :
a. Abortus medisinalis (abortus therepeutika)
Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan
indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan dua sampai tiga tim
dokter ahli
b. Abortus kriminalis
Abortus kriminlis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan tindakan
G. Pemeriksaan Diagnostic
Pemeriksaan Ginekologi:
1. Inspeksi vulva
3. Pemeriksaan dalam
c. Apakah besar uterus sesuai, lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan
d. Adakah nyeri pada saat porsio digoyang
4. Pemeriksaan kadar Hb, golongan darah dan uji padanan silang (crossmatch)
lanjut
H. Penatalaksanaan
Penanganan umum:
1. Kuretase dapat dilakukan untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi dalam uterus
(dibius) secara total dengan jangka waktu singkat, sekitar 2-3 jam. Setelah pasien
alat bantu bagi dokter. Pertama, sendok kuret dan kanula/selang. Sendok kuret
biasanya dipilih oleh dokter untuk mengeluarkan janin yang usianya lebih dari 8
lebih dipilih untuk mengeluarkan janin yang berusia di bawah 8 minggu, sisa
rahim akan dikerok dengan cara melingkar searah jarum jam sampai bersih.
Langkah ini harus dilakukan dengan saksama supaya tak ada sisa jaringan yang
tertinggal. Bila sudah berbunyi krok-krok (beradunya sendok kuret dengan otot
rahim) menunjukkan kuret hampir selesai. Sedikit berbeda dengan selang, bukan
dikerok melainkan disedot secara melingkar searah jarum jam. Umumnya kuret
setempat atau dirujuk kerumah sakit. Bila pasien syok atau kondisinya memburuk
5. Gunakan jarum infuse besar (16G atau lebih besar) dan berikan tetesan cepat (500
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya
pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya
adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri
kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri
dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di
panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis.
Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu. Dalam hal ini
serum, dan kadar progesteron serum, yang diperiksa tersendiri atau dalam berbagai
kombinasi, untuk memastikan apakah terdapat janin hidup intrauterus. Dapat juga
digunakan tekhnik pencitraan colour and pulsed Doppler flow per vaginam dalam
dikosongkan. Semua jaringan yang keluar harus diperiksa untuk menentukan apakah
abortusnya telah lengkap. Kecuali apabila janin dan plasenta dapat didentifikasi secara
pasti, mungkin diperlukan kuretase. Ulhasonografi abdomen atau probe vagina Dapat
membantu dalam proses pengambilan keputusan ini. Apabila di dalam rongga uterus
a. Istirahat baring agar aliran darah ke uerus bertambah dan rangsang mekanik
berkurang
b. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap
c. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, ungkin janin akan mati,
f. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah
1. Pengkajian
b. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
e. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah
f. Riwayat kesehatan keluarga: Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta
h. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas: Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
i. Riwayat seksual: Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
l. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas
jari.
Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
uterus.
turgor.
yang abnormal
Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
usus atau denyut jantung janin (Johnson & Taylor, 2005: 39)
dirawat di RS.
komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan
4) Data spiritual: Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan
Pre kuretase
Post Kuretase
Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Herdman, T.H. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: definisi &
Jhonson, Marion dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louise,