Anda di halaman 1dari 9

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

Mungkin Anda masih ingat jika buletin akreditasi edisi 1 sudah mengenalkan 15 pokja yang harus di
hafalkan dan dipahami. Nah, edisi ini dan selanjutnya mulai akan masuk dalam pembahasan yang leb
ih rinci dari masing-masing pokja, mulai dari pokja 1 (SKP) sampai dengan pokja 15 (MFK). Dengan
harapan para staf dan pimpinan RSUD Dr. M. Ashari mampu melaksanakan pelayanan sesuai standar
akreditasi.

Keselamatan pasien adalah unsur yang paling penting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu SK
P merupakan salah satu bab DASAR dalam penilaian akreditasi selain HPK, PPK dan PMKP.

Cara Melaksanakan dan Menerapkan SKP di RS :

Harus diingat bahwa SKP ada 6 sasaran, antara lain :

Ketepatan identifikasi pasien

Peningkatan Komunikasi efektif

Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)

Kepastian tepat lokasi (sisi), tepat prosedur dan tepat pasien operasi

Pengurangan risiko infeksi melalui 6 langkah cuci tangan

Pengurangan risiko pasien jatuh

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN UNTUK MENCAPAI 6 SASARAN SKP DI RS ?

I. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN :

Penting!, mengingat nama dan identitas pasien yg lain adalah wajib. Oleh karena itu :

1. Untuk mengidentifikasi nama pasien dengan tepat, RSUD Dr. M. Ashari memasang gelang pasien y
ang mencakup minimal 4 (empat) warna a.l :

Biru = pasien laki-laki


Merah Muda = pasien perempuan

Merah = pasien dg alergi

Kuning = pasien dg risiko cidera

2. Berikan penjelasan tentang manfaat pemasangan gelang.

3. Pada gelang pasien tertera minimal dua identitas, yaitu nama dan nomor RM. Identitas tidak bole
h menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

4. Lakukan identifikasi dan klarifikasi kecocokan identitas nama pasien antara yang diucapkan pasien
dg yang tertera pada gelang pasien

5. Identifikasi nama pasien wajib dilakukan pada saat:

a. Sebelum memberikan obat

b. Sebelum memberikan darah atau produk darah

c. Sebelum mengambil specimen darah

d. Sebelum melakukan tindakan/prosedur lainnya

INGAT !

Pasien akan ditanya :

Apakah petugas menjelaskan tentang manfaat pemasangan gelang

Apakah petugas selalu mengidentifikasi nama pasien sebelum melakukan tindakan


II. PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF :

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh resipien/peneri
ma akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dap
at secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah
perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjad
i kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon u
nit pelayanan untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito.

Untuk itu setiap petugas wajib :

1. Lakukan komunikasi, baik lisan maupun tertulis dengan sejelas-jelasnya.

a. Jika pesan lisan meragukan, segera Klarifikasi dengan phonetic alfabeth kepada pemberi pesan,
sbb :

Alfa

November

Bravo

Oscar

C
Charlie

Papa

Delta

Quebec

Echo

Romeo

Foxtrot

Sierra

G
Golf

Tango

Hotel

Uniform

India

Victor

Juliet

Whiskey

K
Kilo

X ray

Lima

Yankee

Mike

Zulu

b. Komunikasi tertulis wajib menggunakan tulisan yang mudah dibaca minimal oleh 3 orang.

2. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.

3. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh p
enerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
4. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil peme
riksaan tersebut

III. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI :

Indikator Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat-Obat yang perlu Kewaspadan Tinggi :

Elektrolit pekat (KCl 7.46%, Meylon 8.4%, MgSO4 20%, NaCl 3%) tidak disimpan dalam unit pasien k
ecuali dibutuhkan secara klinis, dan tindakan dilakukan untuk mencegah penggunaan yang tidak sehar
usnya pada area yang diijinkan sesuai kebijakan.

Elektrolit pekat yang disimpan dalam unit perawatan pasien memiliki label yang jelas dan disimpan d
i tempat dengan akses terbatas.

Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi lainnya : Golongan opioid, anti koagulan, trombolit
ik, anti aritmia, insulin, golongan agonis adrenergic, anestetik umum, kemoterapi, zat kontras, pelema
s otot dan larutan kardioplegia.

Tips :

Pemberian elektorlit pekat harus dengan pengenceran dan menggunakan label khusus.

Setiap pemberian obat menerapkan Prinsip 7 Benar.

Pastikan pengeceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang kompeten.

Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA (Look Alike Sound Alike).

Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat pasien tanpa pengawasan.

Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA, saat memberi / menerima instruksi.

IV. KEPASTIAN TEPAT LOKASI/SISI, TEPAT PROSEDUR DAN TEPAT ORANG YANG OPERASI

Indikator Keselamatan Operasi :

Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan mengikutsertakan pasie
n dalam proses penandaan.
Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur yang tepat, dan
pasien yang tepat sebelum operasi, dan seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan tersedia,
benar dan berfungsi.

Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat sebelum prosedur o
perasi dimulai.

Tandai lokasi operasi (Marking), terutama :

Pada organ yang memiliki 2 sisi, kanan dan kiri.

Multiple structures (jari tangan, jari kaki)

Multiple level (operasi tulang belakang, cervical, thorak, lumbal)

Multipel lesi yang pengerjaannya bertahap

Anjuran Penandaan Lokasi Operasi

Gunakan tanda yang telah disepakati

Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian tanda

Tandai pada atau dekat daerah insisi

Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh : tanda X merupakan tanda yang ambigu)

Daerah yang tidak dioperasi, jangan ditandai kecuali sangat diperlukan

Gunakan penanda yang tidak mudah terhapus (contoh : Gentian Violet)

V. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI MELALUI 6 LANGKAH CUCI TANGAN

Budayakan cuci tangan di RS pada saat :

Sebelum dan sesudah menyentuh pasien

Sebelum dan sesudah tindakan / aseptik

Setelah terpapar cairan tubuh pasien

Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasive

Setelah menyentuh area sekitar pasien / lingkungan

Adapun 6 langkah cuci tangan standar WHO adalah :

- Buka kran dan basahi kedua telapak tangan


- Tuangkan 5 ml handscrub/sabun cair dan gosokkan pada tangan dengan urutan TEPUNG SELACI
PUPUT sbb :

Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan

Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri dan sebaliknya.

Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam

KunCi; jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebalikny
a

Putar; rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak tangan kiri dengan cara memutar
mutar terbalik arah jarum jam, lakukan pada ujung jari tangan sebaliknya.

- Ambil kertas tissue atau kain lap disposable, keringkan kedua tangan

- Tutup kran dengan sikut atau bekas kertas tissue yang masih di tangan.

VI. PENGURANGAN RISIKO CIDERA KARENA PASIEN JATUH

Amati dengan teliti di lingkungan kerja anda terhadap fasilitas, alat, sarana dan prasarana yang berp
otensi menyebabkan pasien cidera karena jatuh

Laporkan pada atasan atas temuan risiko fasilitas yang dapat menyebabkan pasien cidera

Lakukan asesmen risiko jatuh pada setiap pasien dg menggunakan skala (Skala Humpty Dumpty untu
k pasien anak, Skala Risiko Jatuh Morse (MSF) untuk pasien dewasa, dan skala geriatric pada pasien
geriatric.

Anda mungkin juga menyukai