Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SATUAN PROSES-2
ISOLASI KAFEIN DARI TEH DAN UJI ALKALOID
Kafein bertindak sebagai stimulant, yang dapat menstimulasi kerja jantung, pernafasan,
system syaraf pusat dan sebagai diuretik. Kafein dapat menyebabkan kegelisahan, insomnia
dan sakit kepala dan secara fisik bersifat sebagai candu. Seseorang yang meminum 4 cangkir
kopi per hari dapat mengalami sakit kepala, insomnia dan kemungkinan nausea. Kafein cukup
banyak terkandung dalam teh. Teh telah dikonsumsi sebagai minuman selama hamper 2000
tahun, dimulai di Cina. Minuman ini dibuat dengan menyeduh daun dan kuncup muda pohon
teh, Camellia sinensis, di dalam air panas. Sekarang, terdapat dua varietas utama pohon teh
yang digunakan, yaitu pohon teh Cina berdaun kecil (C. sinensis sinensis) dan pohon teh
Assam berdaun lebar (C. sinensis assamica). Hibrid dari kedua varietas ini juga elah
dibudidayakan. Daun teh sebagian besar mengandung selulosa, suatu polimer dari glukosa
(monomer dari selulosa, disebut monosakarida) yang tak larut dalam air. Selulosa di dalam
tumbuhan berfungsi hampir sama dengan serat protein dalam hewan, yaitu sebagai material
pembangun struktur tanaman. Di samping selulosa, di dalam daun teh terdapat beberapa
senyawa lain, termasuk kafein, tannin (senyawa fenolik, yaitu senyawa yang memiliki suatu
gugus OH yang terikat pada cincin aromatik) dan sejumlah kecil klorofil.Metabolisme di
dalam tubuh manusia akan mengubah kafein menjadi lebih dari 25 metabolit, terutama
paraxanthine, theobromine, dan theophylline. Jika terlampau banyak mengkonsumsi kafein
akan menyebabkan sakit maag, insomnia, diuresis, pusing, dan gemetaran. Jika konsentrasi
mencapai 10 nmol/mL dalam darah, kafein dapat menstimulasi sistem saraf pusat (Misra et al,
2008).
IV. Prosedur Kerja
1. Menimbang 20,5 gr teh diiris dan dihaluskan. Kemudian memasukkan dalam soxhlet.
2. Menyiapkan alat ekstrasi soxlet dan teh yang telah dibungkus lalu memasukkan kedalam
alat ekstraktor
3. Memasukkan etanol pada labu leher dua sebanyak 200 ml (atau - 2/3 dari volume labu)
4. Melakukakan ekstrasi selama 1,5 jam
5. Ekstrak yang diperoleh kemudian didestilasi, menampung destilat yang terbentuk
V. Data Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Menimbang 20,5 gram teh Serbuk teh berwarna cokelat
Melakukan ekstraksi dengan pelarut etanol Terjadi sirkulasi sebanyak 5 kali. Ekstrak yang
selama 1,5 jam didapatkan berwarna cokelat tua dan memiliki
bau yang khas
Residu dikeringkan Residu yang dihasilkan berwarna cokelat tua
dengan bau seperti etanol
Mendistilasi ekstrak Distilat yang didapatkan sebanyak 180 ml dan
kafein sebanyak 20 ml
VI. Perhitungan
Berat serbuk teh = 20,5 gram
Volume kafein = 20 ml
p kafein = 1,23 gr/cm3
massa kafein = v x p
= 20 ml x 1,23 gr/ml
= 24,6 gr
24,6
% kafein = x 100 % = 20,5 x 100% = 120%
120% 1%
% kesalahan = x 100% = 99,1667%
120%
Pada praktikum kali ini dilakukan pengisolasian kafein dari daun the dan pengujian alakaloid.
Kafein dapat diisolasi dari teh dengan pelarut etanol. Karena kelarutan kafein dalam pelarut etanol
besar. Etanol juga memiliki sifat kepolaran dan bila ditinjau dari titik didih etanol yang rendah
sehingga etanol lebih mudah menguap.
Ekstraksi yang digunakan dalam percobaan ini yaitu ekstraksi padat cair yang bertujuan untuk
mengekstraksi zat padat menggunakan zat cair. Prinsip ekstraksi yang digunakan yaitu ekstraksi
kontinyu melalui perantaraan panas. Ekstraksi ini merupakan metode pemisahan zat dari
campurannya dan menggunakan pelarut yang sama digunakan secara berulang-ulang. Cara ini
banyak digunakan dalam isolasi senyawa organik(padat) dari bahan alami, yang dalam hal ini daun
teh. Efisiensi ekstraksi padat cair ini ditentukan oleh besarnya ukuran partikel zat padat yang
mengandung zat organic, dan banyaknya kontak dengan pelarut.
Pada percobaan ini digunakan cara soxletasi untuk melakukan ekstraksi karena soxletasi
mempunyai kelebihan diantaranya waktu untuk mengekstraksi lebih cepat, ekstraknya lebih
sempurna karena digunakan penyaringan secara kontinyu, dibutuhkan pelarut yang sedikit, serta
senyawa yang disaring lebih banyak. Prinsip dari soxletasi adalah perendaman bahan yang
diekstraksi melalui aliran bahan pelarut melintasi bahan yang akan diekstraksi secara kontinyu.
Pada percobaan ini dilakukan 5 kali sirkulasi yang bertujuan agar kafein yang diperoleh
nantinya betul-betul terpisah dari sampel campuran. Sehingga pada sirkulasi ini diperoleh ekstrak
kafein yang berwarna cokelat. Ekstrak yang didapat kemudian di destilasi untuk memisahkan
campuran antara the dan etanol.
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan
terdapat pada tumbuhan. Salah satu contoh dari senyawa alkaloid yaitu kafein. Untuk membuktikan
bahwa kristal yang diperoleh adalah kristal kafein maka dilakukan uji alkaloid. Uji ini dilakukan
dengan melarutkan kristal dalam air kemudian ditetesi pereaksi meyer dan dragendorff. Namun
kami tidak melakukan uji alkaloid ini dikarenakan kami hanya melakukan percobaan ekstraksi
kafein dari daun the saja, waktu yang tidak cukup dan keterbatasan bahan.
IX. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kafein dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi kontinyu dengan perantaraan panas
pada teh
2. Etanol digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi kafein karena etanol memiliki sifat yang
sama dengan kafein(bersifat polar), karena prinsip kerja dari ekstraksi yaitu menggunakan
pelarut yang sifatnya sesuai dengan zat yang diekstraksi, sehingga etanol dan kafein bisa
saling melarutkan
3. Dilakukan 5 kali sirkulasi yang bertujuan agar kafein yang diperoleh benar-benar terpisah
dari sampel campuran
X. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet. 2017. Buku Penuntun Praktikum Satuan Proses 2. Politeknik Negeri Sriwijaya.
Palembang
GAMBAR ALAT
Peralatan Destilasi
Mortar
Peralatan Ekstraksi (soxhlet)