Anda di halaman 1dari 8

MEMBANTU KLIEN DENGAN TEKNIK NAFAS

DALAM, BATUK, DAN PERNAFASAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman

Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tgl Terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Feb 2016
(SOP) dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengefektifkan


Pengertian saluran pernafasan, merangsang batuk dan memudahkan
pengeluaran sekresi pernafasan.
1. Mengefektifkan pernafasan.
Tujuan 2. Mengeluarkan sekret/sputum.
3. Mencegah atelektasis dan komplikasi lainnya seperti
pneumonia.
Kebijakan Dilakukan oleh dokter, perawat/bidan
Mengajarkan Teknik Nafas Dalam :
Prosedur a. Menjelaskan tentang pentingnya nafas dalam bagi
klien.
b. Membantu klien untuk duduk ditepi tempat tidur
atau posisikan tempat tidur dalam posisi fowler
tinggi.
c. Menginstruksikan klien untuk dengan lambat
bernafas sedalam mungkin. Meletakkan telapak
tangan pada iga klien untuk mengetahui ekspansi
penuh dari paru. Mengobservasi gerakan naik-
turunnya rongga dada setiap kali klien bernafas.
d. Menginstruksikan kepada klien untuk
menghembuskan nafas dengan lambat.
e. Mengulangi langkah 3 dan 4 sebanyak 10 sampai 2o
kali. Observasi adanya keluhan pusing, sesak nafas,
atau masalah-masalah pernafasan lainnya
Mengajarkan dan Membantu Klien Teknik Batuk :
1. Menjelaskan nkpeada klien tentang pentingnya
batufk secara efektif.
2. Memakai masker, gaun, handscoen, atau alat
pelindung lainnya jika ada indikasi.
3. Membantu klien batuk :
a. Menginstruksikan klien untuk melakukan dua
atau tiga kali nafas dalam
b. Ketika klien menghirup nafas berikiutnya
instruksikan klien untuk condong kedepan, tahan
nafas selama satu detik, dan mengontraksikan
otot-otot abdomen.
c. Menginstruksikan klien untuk batuk dengan
kuat, dan mengeluarkan sekresi kedalam tissue
atau nierberkan.
d. Membebat abdomen dan dada klien saat batuk,
dengan menekan dinding dada bagian bawah
serta abdomennya dnegan menggunakan bantal,
atau handuk yang dilipat selama ekspirasi.
e. Mengulangi langkah-langkah sebelumnya sesuai
kebutuhan.
MEMBANTU KLIEN DENGAN TEKNIK NAFAS
DALAM, BATUK, DAN PERNAFASAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman

Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tgl Terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Feb 2016
(SOP) dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

f. Mengauskultasi bunyi nafas klien untuk


mengkaji keadekuatan pengeluaran sekret.
4. Melakukan perawatan mulut (oral hygiene).
5. Mengembalikan klien kepada posisi semula / posisi
yang nyaman dan mengnjurkan klien untuk banayak
minum jika tidak ada kontraindikasi.
6. Merapihkan alat.
7. Melepaskan pakaian pelindung dan mencuci tangan.

Mengajarkan Teknik Pernafasan Bibir (Pursed-lip) :


1. Menjelaskan rasional penggunaan teknik pernafasan
pursed-lip kepada klien.
2. Menginstruksikan klien untuk menghirup nafas
melalui hidungnya dan kemudian dengan lambat
menghembus-kannya melalui bibir yang
dimonyongkan.

Mengajarkan Teknik Pernafasan Diafragma :


1. Meminta klien untuk meletakkan satu tangannya
diatas abdomen dan satu tangan yang lainnya diatas
dada.
2. Menginstruksikan kepada klien untuk menarik otot-
otot abdomen keatas saat klien menghembuskan
nafas. Klien tidak boleh menggunakan otot-otot
aksesori dalam dada.
3. Selama inspirasi, menginstruksikan klien untuk
dengan sadar menarik diafragmanya ke arah bawah.
Mengobservasi adanya keluhan pusing, sesak nafas atau
keluhan pernafasan lainnya
Unit Terkait Rawat inap
MERAWAT KLIEN DENGAN WSD
( Water Seal Drainage )

No. Dokumen No.Revisi Halaman

Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tgl Terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Feb 2016
(SOP) dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

WSD merupakan suatu tindakan drainase intrapleural


Pengertian yang digunakan setelah prosedur intrathorakal. Satu atau
lebih kateter dada dipasang dalam rongga pleura dan
difiksasi ke dinding dada yang kemudian disambung ke
sistem drainase (suction).
Bertujuan untuk mengeluarkan gas, cairan darah, atau
cairan asing yang yang bersifat solid dari rongga dada
pleura atau rongga thoraks dan ruang mediastinum.
1. Mengganti balutan dada dan selang WSD.
Tujuan 2. Memonitor kepatenan dan fungsi sistem WSD.
3. Mengganti botol WSD.
Kebijakan Dilakukan oleh dokter, perawat
1. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih.
Prosedur 2. Memasang sampiran.
3. Membuka pakaian bagian atas klien.
4. Mengatur posisi klien :
a. Memberi posisi semifowler / duduk.
b. Menyokong dinding dada dekat pemasangan
selang WSD.
c. Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan batuk
efektif.
5. Mengobservasi luka punksi dan kulit sekitarnya :
a. Membuka dan melepaskan balutan dengan sangat
hati-hati, masukkan kedalam kantong yang
tersedia.
b. Mengamati kondisi luka; apakah ada tanda-tanda
infeksi.
c. Melakukan palpasi sekitar luka dan selang
adanya bengkak dan krepitasi.
d. Mebuka set angkat jahitan, memakai sarung
tangan steril dan melakukan perawatan luka
secara steril.
6. Memonitor kepatenan sistem drainase :
a. Mengobservasi kepatenan fiksasi selang pada
dada dan pada botol WSD.
b. Memfiksasi selang dada pada alat tenun tempat
tidur dengan klem.
c. Memepertahankan level air pada water seal
sesuai program.
d. Memeriksa adanya kebocoran udara dengan
memonitor gelembung-gelembung udara di botol
water seal.
e. Memelihara / menjaga agar posisi selang dada
/sistem drainase lebih rendah daripada dada.
MERAWAT KLIEN DENGAN WSD
( Water Seal Drainage )

No. Dokumen No.Revisi Halaman

Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tgl Terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Feb 2016
(SOP) dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

f. Mengangkat selang dada sesering mungkin untuk


mendrainase cairan kedalam botol WSD.
g. Memijat atau mengurut selang setiap 30 menit
jika cairan adalah darah.
h. Mengobservasi adanya bekuan darah pada selang
dada, bila ada segera atasi.
i. Mengobservasi adanya fluktuasi / undulasi dalam
water seal setiap kali klien bernafas. Normal : 2
4 detik (5 10 cm).
j. Mengontrol lubang pipa udara apakah berfungsi
dengan baik.
k. Memastikan bahwa 2 buah klem selalu tersedia
disamping tempat tidur klien.

7. Memantau cairan drainage :


a. Mengobservasi warna, konsistensi, dan jumlah
cairan drain setiap jam sesudah operasi (24 jam)
/ bila jumlah cairan drain banyak. Beri tanda
pada botol untuk setiap shift.
b. Menganjurkan klien untuk batuk dan nafas dalam
secara periodik.
c. Menganjurkan kepada klien untuk
memberitahukan segera bila ada kesulitan
bernafas.
d. Mengkolaborasikan bila kondisi klien memburuk
(sianosis, pernafasan cepat dan sesak, empisema
subcutan, nyeri dan perdarahan hebat).

1. Catatan :
a. Sistem 1 Botol :
1) Botol berfungsi sebagai water seal.
2) Pipa dalam botol terendam 2 cm dibawah
permukaan air.
b. Sistem 2 Botol Tanpa Suction Control :
1) Botol 1 sebagai penampung cairan drain.
2) Botol 2 sebagai water seal dengan pipa
terendam 2 cm dibawah permukaan air.
c. Sistem 2 Botol Dengan Suction Control :
1) Botol 1 berfungsi sebagai water seal.
2) Botol 2 sebagai suction control, pipa udara
terendam sedalam 10 20 cm air.
d. Sistem 3 Botol :
1) Botol 1 sebagai penampung, botol 2 sebagai
water seal, dan botol 3 dihubungkan dengan
suction control.
2) Ukuran air dalam botol sama dengan diatas.
MERAWAT KLIEN DENGAN WSD
( Water Seal Drainage )

No. Dokumen No.Revisi Halaman

Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tgl Terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Feb 2016
(SOP) dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

3) Disposible Water Seal System sama dengan


Sistem 3 Botol.

8. Melakukan asistensi dalam pencabutan selang WSD,


encabutan ini dilakukan oleh dokter, dan tindakan
dilakukan secara steril :
a. Memberikan obat analgesik 30 menit
sebelumnya (bila diinstruksikan).
b. Menganjurkan klien untuk duduk di tepi tempat
tidur / berbaring miring pada sisi yang sehat.
c. Membuka set angkat jahitan.
d. Dokter mengklem selang WSD dan balutan
dibuka.
e. Dokter menganjurkan klien menarik nafas dalam
kemudian menahan nafas, sementara selang
f. dicabut dan segera ditutup dengan kasa vaseline /
betadine steril.
g. Memberi balutan tekan diatasnya.
h. Kadang-kadang dokter menggunakan jahitan
sebelum melakukan penekanan.
9. Merapikan klien dan peralatan.
10. Mencuci tangan.
Unit Terkait
MELAKUKAN INHALASI DENGAN
NEBULIZER

No. Dokumen No.Revisi Halaman

Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tgl Terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Feb 2016
(SOP) dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.
Suatu tindakan atau terapi untuk pembersihan atau
Pengertian pemeliharaan sistem pernafasan.
1. Merelaksasi jalan nafas.
Tujuan 2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret.
3. Menurunkan edema mukosa.
4. Pemberian obat secara langsung pada saluran
pernafasan untuk pengobatan penyakit, seperti :
bronkospasme akut, produksi sekret uyang
berlebihan, dan batuk yang disertai dengan sesak
nafas.
Kebijakan Dilakukan oleh perawat
1. Mencuci tangan.
Prosedur 2. Memasang sampiran.
3. Memakai handscoen bersih.
4. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat
nebulizer).
5. Menghubungkan nebulizer dengan listrik
6. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan
mengecek out flow apakah timbul uap atau embun.
7. Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi
hidung dan mulut (posisi) yang tepat.
8. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas
dalam, tahan sebentar, lalu ekspirasi.
9. Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien,
tanda-tanda vital, dan melakukan auskultasi paru
secara berkala selama prosedur.
10. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam
dan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
11. Perhatian :
a. Tetap mendampingi klien selama prosedur
(tidak meninggalkan klien).
b. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi
efek samping obat.
c. Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang
aman (jangan sampai jatuh).
Unit Terkait Rawat inap
MENGHISAP LENDIR DENGAN SUCTION

No. Dokumen No.Revisi Halaman

Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tgl Terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Feb 2016
(SOP) dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Suatu metode untuk mengeluarkan lendir atau sekret dari


Pengertian jalan nafas. Penghisapan ini biasanya dilakukan melalui
mulut, nasofaring, atau trakea.
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas.
Tujuan 2. Mencegah aspirasi pulmonal oleh cairan atau darah.
Kebijakan Dilakukan oleh dokter, perawat/bidan
1. Menutup sampiran (kalau perlu).
Prosedur 2. Mencuci tangan.
3. Mengatur posisi klien.
4. Meletakkan nierbeken didekat klien.
5. Memakai handscoen bersih.
6. Menghubungkan kateter suction ke pipa suction.
7. Menyalakan mesin, masukkan kateter penghisap ke
dalam kom berisi aquades / NaCl 0,9%.
8. Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke
dalam mulut / hidung sampai kerongkongan
9. Melepaskan jepitan dan penghisap lendir dengan
menarik dan memasukkan kateter dengan perlahan-
lahan dengan arah diputar.
a. Lama penghisapan 10 15 detik dalam 3 menit
untuk mencegah hypoxia.
10. Menarik kateter dan bersihkan dengan aquadest /
NaCl 0,9%.
11. Mengulangi prosedur sampai jalan nafas bebas dari
lender.
12. Mematikan mesin dan lepaskan kateter dari selang
penghisap.
13. Merapihkan pasien dan kembalikan keposisi semula.
14. Merapihkan alat dan lepas sarung tangan.
15. Mencuci Tangan
Unit Terkait Rawat inap
PEMBERIAN OXYGEN ( O2 )

No. Dokumen No.Revisi Halaman

Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tgl Terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Feb 2016
(SOP) dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Pemberian terapi oxygen adalah suatu tata cara


Pengertian pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang
mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui
saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
Memenuhi kekurangan oksigen
Tujuan Membantu kelancaran metabolisme
Sebagai tindakan pengobatan
Mencegah hipoksia
Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
Terapi ini dilakukan pada penderita :
Kebijakan Dengan anoksia atau hipoksia
Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan
Selama dan sesudah dilakukan narcose umum
Mendapat trauma paru
Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock,
dispneu, cyanosis, apneu
Dalam keadaan coma
1. PERSIAPAN
Prosedur 1. Alat :
- Tabung oksigen beserta isinya
- Regulator dan flow meter
- Botol pelembab
- Masker atau nasal prong
- Slang penghubung
2. Penderita
- Penderita diberi penjelasan tentang tindakan yang
kan dilakukan
- Pendrita ditempatkan pada posisi yang sesuai
TATA KERJA
1. Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan
tindakan
3. Hubungkan nasal prong atau masker dengan slang
oksigen ke botol pelembab
4. Pasang ke penderita
5. Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan
6. Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi lepas nasal
prong atau masker dari penderita
7. Tabung oksigen ditutup
8. Penderita dirapikan kembali
9. Peralatan dibereskan
Unit Terkait Rawat inap

Anda mungkin juga menyukai