Lampiran
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor : .K/010/DIR/2004
Tanggal : 2004
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tatalaksana surat dan kearsipan mengatur surat sebagai sarana komunikasi kedinasan
dalam pelaksanaan tugas-tugas umum di lingkungan PT PLN (Persero). Informasi surat
berawal dari tahap penciptaan, berlanjut dengan tahap penggunaan dan berakhir pada
tahap pelestarian. Ketiga tahap ini terjalin dalam suatu rangkaian yang dikenal sebagai daur
hidup kearsipan, perlu dikelola secara utuh sebagai sistem.
Untuk mengatur tatalaksana surat di lingkungan PT PLN (Persero) sejak tahun 1966 telah
memiliki Pedoman dan Petunjuk surat dinas Nomor A1/1966, diganti dengan Keputusan
Direksi PLN No. 026/DIR/1989, kemudian disempurnakan dengan Keputusan Direksi PT
PLN (Persero) No. 045.K/041/DIR/1998 tentang Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN
(Persero).
Menyikapi perubahan internal dan eksternal serta perkembangan teknologi informasi, maka
untuk mengantisipasi kebutuhan sarana komunikasi di lingkungan PT PLN (Persero),
dengan fasilitas media baru sebagai sarana komunikasi kedinasan, tatalaksana surat dan
kearsipan dihadapkan pada permasalahan yang semakin kompleks sehingga perlu diatur
secara sistematis untuk menuju tertib administrasi yang lebih berdaya guna dan berhasil
guna dalam rangka pendayagunaan administrasi umum di lingkungan PT PLN (Persero).
Maksud dan tujuan petunjuk pelaksanaan Tatalaksana Surat dan Kearsipan ini dibuat
sebagai berikut.
1. Agar dapat dipergunakan sebagai pedoman yang terpadu di seluruh jajaran PT PLN
(Persero).
4. Menunjang komunikasi kedinasan baik secara konvensional maupun media baru serta
untuk kemudahan pengendalian pelaksanaannya.
5. Meningkatkan daya guna dan hasil guna secara berkelanjutan dalam penyelenggaraan
tugas-tugas umum di PT PLN (Persero).
1. Asas Keamanan
Semua jenis surat dinas pada dasarnya bersifat tertutup, sehingga keberadaannya
perlu dijaga kerahasiaan isinya. Oleh karena itu, seluruh komponen pegawai PT PLN
(Persero) tidak diperkenankan memberikan informasinya kepada pihak-pihak yang
tidak berkepentingan baik secara tertulis maupun secara lisan dan atau memberikan
foto copy-nya.
2. Asas Pembakuan
Surat dinas harus diproses dan disusun menurut tata cara yang telah ditetapkan,
kecuali yang diatur secara khusus. Dengan demikian akan diperoleh dua manfaat
sekaligus, yaitu berdaya guna dan berhasil guna.
3. Asas Pertanggungjawaban
Secara administrasi surat dinas harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi isi,
format maupun dari prosedur penerbitannya.
4. Asas Keterkaitan
Informasi surat berawal dari tahap penciptaan, berlanjut ke tahap penggunaan dan
berakhir pada tahap pelestarian. Ketiga tahap ini terjalin dalam suatu rangkaian yang
dikenal sebagai daur hidup kearsipan yang harus dikelola secara utuh sebagai sistem.
Dengan demikian seluruh kegiatan tatalaksana surat merupakan bagian integral dari
tatalaksana kearsipan.
D. PENGERTIAN UMUM
5. Satuan Organisasi adalah satuan dalam organisasi PT PLN (Persero) terdiri dari:
6. Unit Organisasi adalah unit yang berada dalam Organisasi PT PLN (Persero), terdiri
dari:
7. Sub Unit Organisasi adalah unit yang berada dalam Unit Organisasi PT PLN (Persero),
terdiri dari:
8. Sub-sub Unit Organisasi adalah unit yang berada dalam Sub Unit Organisasi PT PLN
(Persero), terdiri dari:
9. Unit Pengolah adalah unit kerja dalam Satuan Organisasi yang melaksanakan tugas
pokok fungsi organisasi.
10. Unit Satuan Kerja Tata Usaha adalah Unit Kerja yang menyelenggarakan surat
menyurat dan kearsipan pada Satuan Organisasi.
11. Pusat Arsip Perusahaan adalah Unit Kerja yang melakukan pengelolaan arsip PT PLN
(Persero) yang berada di Pusat Organisasi.
12. Unit Kearsipan adalah Unit Kerja yang melakukan pengelolaan arsip di lingkungan Unit
Organisasi, Sub Unit Organisasi dan Sub-sub Unit Organisasi.
14. Pimpinan adalah Pimpinan Unit Organisasi, Sub Unit Organisasi dan Sub-sub Unit
Organisasi.
15. Pejabat Struktural adalah pejabat yang memangku jabatan secara struktural berada
dalam bagan susunan organisasi.
16. Pejabat Fungsional Ahli adalah pejabat yang memangku jabatan sesuai dengan fungsi
keahliannya di PT PLN (Persero).
17. Surat dinas yang selanjutnya disebut surat adalah pernyataan tertulis dalam segala
bentuk dan corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok
dipergunakan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi kedinasan
kepada pihak lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
18. Laporan adalah jenis surat yang berisi uraian tertulis yang bersifat resmi tentang
keadaan, peristiwa atau pengalaman dalam rangka pelaksanaan tugas.
19. Formulir adalah jenis surat yang mempunyai desain khusus yang memuat data
kedinasan untuk tujuan tertentu.
20. Produk hukum adalah jenis surat yang berbentuk pengaturan yang isinya bersifat
pengaturan dan atau penetapan, yang mengikat dan wajib dilaksanakan, yaitu
Keputusan, Instruksi, Edaran, Pengumuman dan Pemberitahuan.
21. Produk media baru adalah jenis surat hasil alat teknologi elektronik sebagai media
penyaluran informasi yang dipergunakan dalam tatalaksana surat yaitu Facsimile,
Electronic Mail (E-mail) dan File Transfer Protocol.
22. Jenis surat adalah penggolongan surat yang didasarkan atas bentuk redaksional.
23. Sifat surat adalah tingkatan surat dilihat dari berbagai kepentingan dan bobot
informasinya.
24. Format surat adalah susunan dan bentuk surat yang menggambarkan bentuk
redaksional, termasuk tata letak, penggunaan lambang/logo, kertas dan cap dinas.
26. Arsip adalah naskah yang dibuat dan diterima dalam bentuk dan corak apapun baik
dalam keadaan tunggal maupun kelompok dalam rangka untuk menunjang kegiatan
pelaksanaan tugas di lingkungan Perusahaan.
27. Berkas arsip adalah kumpulan arsip yang dikelompokan berdasarkan kesamaan
masalah.
28. Filing adalah aktifitas penyimpanan arsip ke dalam kotak file, folder atau alat lain secara
sistematis, sehingga arsip dengan mudah dapat ditemukan kembali.
29. Indeks adalah tanda pengenal berkas arsip untuk memudahkan, menghimpun,
menyimpan dan menemukan kembali.
30. Tunjuk Silang adalah catatan yang diletakkan di lembaran atau tab guide/folder untuk
mengindikasikan adanya arsip yang tidak disimpan di tempat tersebut, tetapi disimpan
di tempat lain. Tunjuk silang semacam tanda yang menunjukkan lokasi arsip yang
dimaksud.
32. Folder adalah tempat menyimpan kelompok berkas arsip yang jumlahnya relatif sedikit.
33. Tab adalah bagian dari guide atau folder yang menonjol, dipakai untuk meletakkan
label.
35. Penyiangan adalah kegiatan pemilahan yang dilakukan untuk memisahkan arsip yang
masih dan atau tidak mempunyai nilai guna bagi Perusahaan.
36. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan volume arsip, meliputi pemindahan,
pemusnahan dan penyerahan.
37. Pemindahan arsip adalah kegiatan pemindahan pengelolaan arsip antar Unit Tata
Usaha Satuan Organisasi.
38. Pemusnahan arsip adalah kegiatan memusnahkan arsip dengan cara dicacah, dibakar
atau dilebur, sehingga tidak dapat dikenali lagi baik dari segi fisik maupun
informasinya.
39. Penyerahan arsip adalah kegiatan pemindahan pengelolaan arsip dari Unit Tata Usaha
pada Pusat Organisasi ke Arsip Nasional Republik Indonesia.
40. Jadwal Retensi arsip adalah suatu daftar yang memuat sekurang-kurangnya berisikan
uraian jenis arsip dan jangka waktu penyimpanan sesuai dengan nilai guna arsip.
41. Kepanitiaan adalah panitia/tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Direksi, Pimpinan
Unit Organisasi dan Sub Unit Organisasi yang berfungsi sebagai Unit Pengolah dalam
rangka pelaksanaan kegiatan khusus.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Tatalaksana Surat dan Kearsipan, meliputi materi-materi yang mencakup
pengaturan sarana komunikasi dan penyampaian informasi kedinasan, sehingga dapat
berdaya guna dan berhasil guna serta menjamin aspek legalitas sebagai bukti proses
kegiatan di lingkungan PT PLN (Persero).
BAB II
TATALAKSANA SURAT
Tatalaksana surat mengatur cara penerbitan surat sebagai sarana komunikasi kedinasan di
lingkungan PT PLN (Persero) secara terpadu guna menyampaikan/memperoleh data dan atau
informasi yang cepat, tepat dan lengkap untuk pengambilan keputusan.
A. JENIS SURAT
Surat sebagai sarana komunikasi kedinasan, berdasarkan jenisnya dibedakan atas surat,
produk hukum dan produk media baru.
1. Surat
Surat yang memiliki ruang lingkup ekstern disebut Surat Ekstern, adalah surat yang
ditujukan satu (tunggal) atau lebih dari satu (kolektif) kepada Satuan Organisasi,
instansi pemerintah, swasta atau perorangan.
Surat yang memiliki ruang lingkup intern disebut Nota Dinas, adalah surat yang
diperuntukkan sebagai sarana komunikasi di dalam lingkungan Satuan Organisasi
dan dipergunakan sesuai dengan hirarki yang berlaku.
Surat yang memiliki ruang lingkup khusus disebut surat bentuk khusus, adalah surat
yang dibuat secara sepihak dan atau mengikat kedua belah pihak berupa, nota
kesepahaman/memorandum of understanding (MoU), surat perjanjian, surat
perintah kerja, surat kuasa, berita acara, surat keterangan, surat
peringatan/teguran, surat pernyataan, surat tugas, surat perintah perjalanan dinas,
laporan, formulir, daftar pengantar dan undangan.
2. Produk Hukum
Surat yang memiliki ruang lingkup sebagai dasar hukum dalam pelaksanaan tugas di PT
PLN (Persero), berisi ketentuan-ketentuan yang bersifat pengaturan atau penetapan
tentang sesuatu hal yang mengikat dan wajib dilaksanakan, baik seluruh atau sebagian
Satuan Organisasi, swasta maupun perorangan, dibedakan menjadi lima jenis.
2.1 Keputusan
2.2 Instruksi
Instruksi adalah surat yang memuat perintah dengan petunjuk teknis pelaksanaan
suatu kebijakan/ketetapan baik bersumber dari peraturan yang lebih tinggi maupun
berdasarkan suatu kebijakan Direksi.
2.3 Edaran
Edaran adalah surat yang isinya memuat petunjuk atau penjelasan tentang hal-hal
yang harus diperhatikan dan dilaksanakan berdasarkan peraturan/ketetapan/
keputusan yang ada. Edaran bersifat umum dan berlaku tetap untuk seluruh atau
sebagian Satuan Organisasi.
2.4 Pengumuman
Pengumuman adalah surat yang memuat suatu informasi atau penjelasan yang
berlaku umum untuk waktu satu kali atau untuk waktu terbatas/tertentu, sampai isi
pengumuman itu diketahui dan atau dilaksanakan oleh Satuan Organisasi dan
seluruh atau sebagian masyarakat di wilayah kerja Satuan Organisasi.
2.5 Pemberitahuan
Produk media baru dengan segala perangkatnya mengalami perubahan tata cara dalam
berkomunikasi baik formal maupun informal. Langkah pengamanan informasi dan
legalitas penerbitannya sebagaimana diatur pada Bab III.
B. SIFAT SURAT
Dilihat dari aspek keamanan dan legalitas surat dibedakan atas tingkat keaslian, bobot
informasi, pengamanan informasi dan penyampaian surat.
1. Tingkat Keaslian
Tingkat keaslian dilihat dari aspek legalitas, dapat dibedakan atas asli, tembusan,
salinan dan petikan.
Asli
Tembusan
Salinan
Salinan adalah lembaran hasil penggandaan yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang. Selain istilah salinan sering pula dipergunakan kata turunan.
Petikan
2. Bobot Informasi
Dilihat dari bobot informasinya, surat dibedakan menjadi surat penting dan surat biasa.
Surat penting adalah surat yang isinya mengandung hal-hal yang strategis,
kebijakan dan operasional.
Surat biasa adalah surat yang isinya mengandung hal-hal yang bersifat rutin.
3. Pengamanan Informasi
Dilihat dari pengamanan informasi, surat dibedakan menjadi sangat rahasia, rahasia,
terbatas dan biasa.
3.2. Rahasia
3.3. Terbatas
3.4. Biasa
4. Penyampaian Surat
Penyampaian surat dapat dibagi menjadi sangat segera, segera dan biasa.
Sangat segera adalah surat yang penyampaiannya harus segera dilakukan pada
hari yang sama dengan waktu penandatanganan surat.
C. PENGAMANAN SURAT
1. Penyusunan
1.1 Surat diterbitkan berdasarkan inisiatif pejabat yang berwenang sesuai fungsi dan
tugas jabatannya sebagai keharusan pelaksanaan tugas jabatannya.
1.2 Konsep surat dibuat sendiri oleh pejabat yang akan menandatangani atau oleh
pejabat yang ditunjuk. Untuk konsep surat yang tidak dibuat oleh penandatangan
surat, konsep harus disetujui terlebih dahulu oleh pejabat penandatangan.
1.3 Apabila materi surat menyangkut lebih dari satu unit kerja, konsep terlebih dahulu
disampaikan pejabat unit terkait untuk disetujui dengan membubuhkan paraf.
1.4.1 Konsep harus dibuat sendiri oleh pejabat yang akan menandatangani
atau pejabat yang ditunjuk.
1.4.2 Konsep surat dibuat di atas kertas tanpa karbon dan setelah konsep
diketik, konsep harus segera dimusnahkan.
2. Pengetikan
Pengetikan di sini adalah pengetikan konsep akhir surat yang akan ditandatangani.
2.1 Manual
2.1.1 Konsep yang telah disetujui diketik oleh staf Tata Usaha Unit Kerja yang
bersangkutan atau oleh staf tertentu yang ditunjuk.
2.1.2 Khusus untuk surat yang bersifat rahasia, untuk menjaga kerahasiaan,
tembusan surat yang disimpan oleh Unit Pengolah, hanya dibuat satu
lembar dan tembusan berwarna kuning disimpan oleh Unit Tata Usaha.
Untuk surat rahasia yang diketik melalui komputer, setelah proses pembuatan
surat selesai, file yang berisi surat tersebut dihapus atau dapat dipergunakan
media penyimpanan khusus untuk surat-surat yang bersifat rahasia. Penyimpanan
media dimaksud dilakukan secara khusus pula.
3. Pembubuhan Paraf
Surat yang telah diketik net, perlu diparaf oleh sekurang-kurangnya satu pejabat
dengan satu rentang di bawah pejabat penandatangan.
Apabila yang memaraf lebih dari satu, maka paraf pertama oleh pejabat rentang kedua
di sebelah kiri nama pejabat penandatangan dan paraf kedua oleh pejabat rentang
pertama di sebelah kanan nama pejabat penandatangan.
Dalam hal surat yang akan diparaf lebih dari satu halaman, pembubuhan paraf dimulai
dari halaman pertama lembar kedua, ketiga dan seterusnya di bagian kanan bawah.
4. Penggandaan
Penggandaan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dilakukan dengan foto-
copy, stensil atau percetakan. Surat yang merupakan hasil penggandaan dianggap asli
apabila diberi tanda tangan oleh pejabat yang berwenang. Khusus penggandaan surat
rahasia, ketentuan tentang kerahasiaan surat harus diperhatikan.
5. Penyampaian
Surat yang bersifat rahasia disampaikan dengan menggunakan amplop rangkap dua
dan kode kerahasiaan hanya dicantumkan pada amplop dalam.
Wewenang penandatanganan surat adalah wewenang yang dimiliki oleh pejabat untuk
menandatangani surat, sesuai dengan ruang lingkup, batas wewenang dan tanggung jawab
jabatannya.
1. Wewenang Langsung
1.1.1 Keputusan
1.1.2 Instruksi
1.1.3 Edaran
1.1.4 Pengumuman
1.1.5 Pemberitahuan
Matrik kewenangan langsung penandatanganan surat ekstern dan surat intern (nota
dinas), lihat Lampiran 02, serta contoh penandatanganan surat produk hukum
berdasarkan wewenang langsung, lihat Lampiran 03-1.
2. Wewenang Pelimpahan
Pejabat pelaksana tugas harian adalah pelimpahan wewenang dari pejabat yang
berwenang kepada pejabat yang setingkat atau kepada pejabat di bawahnya, dalam
hal pejabat yang berwenang tersebut diketahui akan tidak ada di tempat untuk
masa/waktu tertentu, selanjutnya disingkat PH.
Atas nama adalah pelimpahan wewenang dari pejabat yang berwenang kepada
pejabat di bawahnya, atas sebagian hak dan kewajibannya, selanjutnya disingkat a.n.
2.2.4 Syarat : - Pejabat yang berwenang ada atau tidak ada di tempat;
2.2.6 Tata cara : Penunjukan dari pejabat yang berwenang kepada pejabat
di bawahnya sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing.
2.3 Kuasa
Kuasa adalah pelimpahan wewenang khusus dari seorang pejabat kepada pejabat
lain, baik setingkat maupun pejabat di bawahnya atau kepada pihak lain.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut.
2.3.4 Syarat : - Pejabat yang berwenang ada atau tidak ada di tempat;
Untuk beliau adalah pelimpahan wewenang dari seorang pejabat kepada pejabat di
bawahnya dalam hal pejabat yang berwenang ada atau berhalangan/tidak ada di
tempat, sedangkan suatu masalah harus diselesaikan saat itu juga, selanjutnya
disingkat u.b.
2.4.3 Syarat : - Pejabat yang berwenang ada atau tidak ada di tempat;
E. STANDARDISASI
1. Lambang/Logo
Umum
Logo
Logo adalah tanda pengenal atau identitas dalam bentuk simbul yang
dipergunakan oleh PT PLN (Persero). Logo dicetak pada sudut kiri atas dan
ditempatkan dalam format surat sebagai Kepala Surat dengan ketentuan
sebagai berikut.
1.2.2 Tulisan nama "PT PLN (Persero)" terletak di sebelah kanan, sejajar dengan
"logo" dan dari tepi atas kertas 2 cm (4 kait), dengan huruf ukuran 12 untuk
surat-surat yang ditandatangani oleh Direksi.
1.2.3 Tulisan nama PT PLN (Persero) terletak di sebelah kanan sejajar dengan
"Lambang/Logo" dan dari tepi atas kertas 2 cm (4 kait/baris), dengan huruf
ukuran 10. Tulisan nama Satuan Organisasi terletak di sebelah bawah
tulisan "PT PLN (Persero)" dengan huruf ukuran 12, untuk surat yang
ditandatangani oleh pejabat selain Direksi.
1.2.4 Alamat terletak 0,5 cm (1 kait/baris) di bawah logo dan 2 cm dari tepi kiri
kertas, nomor telepon, nomor kotak pos, nomor facsimile, e-mail dan
website terletak 0,5 cm (1 kait) di bawah alamat, dengan huruf ukuran 8,
diberi garis batas tebal.
Lambang/logo PT PLN (Persero) yang dicantumkan pada blanko surat, amplop atau
sarana komunikasi kedinasan lainnya tetap berpedoman pada ketentuan yang berlaku
dan tidak dibenarkan menambahkan lambang/logo lain.
2. Tata Cara Penerbitan Surat
Penyelesaian penerbitan surat pada dasarnya meliputi surat produk hukum, ekstern,
intern, dan surat bentuk khusus. Penerbitan surat mencakup alur penerbitan, penentuan
format, tata cara pengetikan dan penentuan ukuran kertas.
Produk Hukum
Alur Penerbitan
a. Rancangan
b. Penetapan
c. Pengesahan
3) Pemberian cap dinas dilakukan oleh Unit Tata Usaha hanya pada
lembar asli kedua dan pada hasil penggandaan.
4) Lembar asli pertama tidak diberi cap dinas, dengan maksud untuk
keperluan penggandaan ulang jika sewaktu-waktu diperlukan.
Lembar asli pertama disimpan di Unit Tata Usaha sedangkan lembar
asli kedua disimpan oleh konseptor.
Format
4) Tentang.
1) Nama tempat.
6) Cap dinas.
Pengetikan
a. Keputusan
b. Instruksi Direksi
c. Edaran
Surat Ekstern
Alur penerbitan Surat Ekstern baik yang bersifat biasa, terbatas, rahasia
dan sangat rahasia dilakukan sebagai berikut.
c. Pemberian nomor, tanggal dan cap dinas dilakukan oleh Unit Tata
Usaha setelah ditandatangani, dan pengetikan alamat yang dituju pada
amplop surat dapat dilakukan oleh Unit Tata Usaha dan atau Unit
Pengolah.
2.2.2 Format
Surat yang memiliki ruang lingkup ekstern terdiri dari tiga bagian.
4) Nomor surat.
3) Penutup.
2) Tanda tangan.
5) Cap dinas.
2.2.3 Pengetikan
a. Kepala Surat
b. Nomor
d. Lampiran
e. Sifat
Apabila surat yang sifatnya Sangat Rahasia dan Rahasia harus segera
disampaikan kepada alamat yang dituju.
f. Perihal
g. Tanggal
Tanggal diketik dengan angka, bulan diketik dengan huruf dan tahun
dicantumkan lengkap empat angka. Tanggal surat diketik sejajar
horisontal dengan Nomor Surat.
i. Untuk perhatian
j. Alinea
l. Tembusan
Tembusan diikuti tanda baca Titik Dua ( :) tanpa garis bawah diketik
sebelah kiri sejajar horisontal dengan Nama Pejabat Penandatangan
dan sejajar vertikal dengan Alinea. Jika pihak yang diberi tembusan
lebih dari satu, harus diberi nomor urut dan harus ditujukan kepada
nama sebutan jabatan, bukan nama organisasi/instansi.
Kata-kata:
- sebagai laporan;
- untuk diketahui;
- sebagai undangan;
- arsip,
tidak dibenarkan ditulis.
m. Kata penyambung
Nomor halaman 2
n. Inisial
Inisial yaitu kode pengenal yang berupa singkatan nama konseptor dan
nama pengetik surat, inisial konseptor maksimum tiga huruf kapital,
sedangkan pengetik maksimum tiga huruf kecil (huruf ukuran 8), diketik
mulai dari lembar kedua (warna kuning blanko model 1002).
Surat Intern
d. Pengiriman
f. Nota dinas tidak dibubuhi cap dinas dan tidak diberi amplop, kecuali
yang bersifat rahasia diberi amplop.
2.3.2 Format
Surat yang memiliki ruang lingkup intern terdiri dari tiga bagian.
1) Nama organisasi.
3) Nomor.
4) Kepada.
5) Dari.
7) Sifat.
8) Lampiran.
9) Perihal.
b. Batang Tubuh
1) Tanda tangan.
2) Nama penandatangan.
2.3.3 Pengetikan
b. Nota Dinas
c. Nomor
d. Kepada
e. Dari
f. Tanggal
g. Sifat
h. Lampiran
i. Perihal
Untuk surat ekstern dan intern tata cara pengetikan dan penerbitannya, contoh
lihat Lampiran 071 sampai dengan 0711.
Surat yang memiliki ruang lingkup mengikat secara sepihak dan atau mengikat
kedua belah pihak selanjutnya disebut surat bentuk khusus, perlu dicantumkan
identitas yang jelas mengenai jenis surat sehingga informasi yang terkandung
didalamnya dapat dikenali dengan baik, yaitu:
nama/judul perjanjian.
para pihak yang mengadakan perjanjian.
alasan diadakan perjanjian (jika ada).
ketentuan umum.
lingkup pekerjaan.
persyaratan teknis, meliputi spesifikasi pekerjaan.
jangka waktu perjanjian/waktu pelaksanaan.
pengakhiran perjanjian.
keadaan memaksa/force majeur.
penyelesaian perselisihan.
penutup
Surat perintah kerja adalah surat yang memuat perintah kepada pihak
kedua/pihak lain untuk melakukan pekerjaan tertentu.
Surat kuasa, terdiri dari surat kuasa umum dan surat kuasa khusus,
masing-masing dapat diberikan wewenang substitusi.
Berita acara adalah surat yang memuat uraian tentang tindakan atau
peristiwa untuk dipergunakan sebagai sarana pembuktian.
Surat perintah perjalanan dinas adalah surat yang memuat perintah dari
pimpinan/pejabat yang berwenang kepada pejabat setingkat/pejabat
bawahannya/pegawai untuk melakukan perjalanan dinas.
2.4.11 Laporan
2.4.12 Formulir
Formulir adalah jenis surat yang mempunyai desain khusus yang memuat
data kedinasan untuk tujuan tertentu, antara lain:
2.4.14 Undangan
3. Penggunaan Kertas
Pengadaan kertas dan sarana pendukung lainnya yang dikenal secara umum sebagai
alat-alat tulis kantor (ATK) merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam
tatalaksana surat dan kearsipan. Dengan demikian penggunaan bahan-bahan tersebut
perlu diatur dalam tatalaksana surat dan kearsipan untuk pengendalian pengadaan ATK,
baik dari segi biaya maupun kualitasnya.
Oleh karenanya standardisasi kertas merupakan faktor yang sangat penting menjamin
kualitas dalam tatalaksana surat pada awalnya dan tatalaksana kearsipan pada
akhirnya.
a. Surat Ekstern
Model blanko surat ekstern ada dua jenis, yaitu dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, contoh lihat Lampiran 0720 sampai
dengan 07-28.
b. Nota Dinas
b. Jenis kertas yang dipergunakan jenis kertas HVS putih 70/80 mg.
Surat produk media baru, keperluan format dan lain-lain diatur pada Bab III.
4. Bentuk Surat
Bentuk surat baik yang memiliki ruang ekstern maupun intern, menyangkut tata letak
atau posisi susunan bagian-bagian surat. Dilihat dari teknik pengetikan dengan
mempertimbangkan prinsip daya guna dan hasil guna yang didasarkan atas
keterpaduan faktor kemudahan, kehematan dan keserasian, PT PLN (Persero)
menggunakan bentuk setengah lurus (semi block style), dengan jenis huruf Arial atau
Times New Roman atau Univers ukuran 10/11.
5. Cap Dinas
Cap dinas adalah cap yang dipergunakan sebagai unsur sahnya surat dinas.
Di Pusat Organisasi/Kantor Pusat, cap dinas terdiri dari cap dinas Direksi dan cap dinas
Kantor Pusat.
5.1.4 Di antara lingkaran kedua dan ketiga ditulis "PT PLN (Persero)".
5.2.4 Di antara lingkaran kedua dan ketiga ditulis "PT PLN (Persero).
5.3.4 Di antara lingkaran kedua dan ketiga ditulis "PT PLN (Persero)".
5.3.5 Di tengah lingkaran ketiga di atas nama yang disesuaikan dengan nama
Unit Organisasi/Sub Unit Organisasi/Sub-Sub Unit Organisasi yang
bersangkutan.
5.4.1 Cap dinas Direksi hanya dapat dipergunakan untuk jabatan Direksi.
5.4.2 Cap dinas Kantor Pusat hanya dapat dipergunakan untuk jabatan selain
Direksi.
5.4.3 Cap dinas pada Satuan Organisasi dapat dipergunakan untuk surat ekstern
dan surat-surat lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
5.4.4 Cap dinas untuk keperluan legalisasi keuangan (cek dan giro) dibuat sesuai
dengan standardisasi cap dinas sebagaimana diatur pada Bab II
Tatalaksana Surat angka 5.2 dan 5.3.
Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, maka Cap Dinas dipegang oleh Unit
Tata Usaha atau pejabat lain yang ditunjuk.
Cap dinas harus dibubuhkan di atas tanda tangan sebelah kiri. Apabila surat
ditandatangani di atas meterai maka cap harus dibubuhkan kira-kira seperempat di
atas meterai sebelah kiri bawah.
Tanda tangan yang berhak dibubuhi cap dinas adalah tanda tangan pejabat yang
mempunyai wewenang langsung dan atau pejabat yang menerima pelimpahan
wewenang menandatangani surat.
6. Amplop
Amplop adalah sarana kelengkapan penyampaian surat, terutama untuk surat yang
mempunyai ruang lingkup ekstern, sedangkan untuk surat memiliki ruang lingkup intern
sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan segi efisiensi.
Untuk amplop yang dapat dipergunakan sesuai standar ukuran sampul surat sebagai
berikut.
6.1 Ukuran
6.1.4 27 cm x 38 cm.
6.3 Kepala amplop adalah sama dengan kepala Surat Ekstern dan logo tidak
berwarna.
Formulir pengendalian surat masuk dipergunakan untuk mencatat data yang ada
pada surat masuk yang dipergunakan untuk mengendalikan dan atau
mengarahkan surat masuk, contoh lihat Lampiran 10.
Buku agenda surat masuk adalah buku yang dipergunakan untuk mencatat data
surat masuk, contoh lihat Lampiran 11.
Buku agenda surat keluar dipergunakan untuk mencatat identitas surat, contoh
lihat Lampiran 12.
Untuk jenis formulir yang tidak termasuk dalam kategori tersebut di atas tetap
berpedoman pada ketentuan lain yang berlaku di PT PLN (Persero).
F. PEMBERIAN KODE
Kode pokok masalah yang dipergunakan dalam pemberian nomor surat dalam bentuk
angka.
Pemberian kode dibedakan atas dua jenis yaitu kode surat keluar dan kode surat masuk.
Surat yang bersifat pengaturan atau penetapan, diberi kode sesuai dengan
kerangka sebagai berikut.
1.2/3/4
Keterangan:
1 = Nomor urut
1/2/3/4
Keterangan:
1 = Nomor urut
2 = Kode masalah
4 = Tahun pembuatan.
Surat ekstern kolektif diberi kode sesuai dengan kerangka surat ekstern
tunggal, sedangkan tata cara penulisan tujuan alamat diberi nomor urut
(1., 2., 3. dan seterusnya).
1.3 Nota Dinas, diberi kode sesuai dengan kerangka sebagai berikut.
1/2/3/4
Keterangan:
1 = Nomor urut
2 = Kode masalah
4 = Tahun pembuatan.
Surat yang mempunyai bentuk khusus, diberi kode sesuai dengan kerangka
sebagai berikut.
1.2/3/4/5
Keterangan:
1 = Nomor urut
Pemberian kode surat masuk dicatat pada agenda surat masuk dan formulir
pengendalian surat masuk, ditulis lengkap sesuai identitas yang ada pada surat masuk
tersebut.
2.1 Kode Surat Masuk Produk Hukum
Pemberian kode surat masuk diberi kode sesuai dengan kerangka sebagai
berikut.
1.2/3/4
Keterangan:
1 = Nomor urut
2.2 Kode Surat Masuk untuk Surat Ekstern, Nota Dinas dan Surat Bentuk Khusus.
1/2/3/4
Keterangan:
1 = Nomor urut
1/2/3/4
Keterangan:
1 = Nomor urut
Surat masuk yang mempunyai bentuk khusus, diberi kode sesuai dengan
kerangka sebagai berikut.
1.2/3/4/ 5
Keterangan:
1 = Nomor urut
BAB III
TATALAKSANA SURAT MEDIA BARU
Tatalaksana surat media baru merupakan tata cara pengaturan komunikasi baik formal maupun
informal dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi berupa Electronic Mail (e-mail),
Facsimile dan File Transfer Protocol (FTP).
Seiring dengan perkembangan teknologi, fasilitas media baru teleks, telegram dan radiogram
tidak dipergunakan di lingkungan PT PLN (Persero).
Penggunaan fasilitas media baru mengikuti tata cara dan format sebagai berikut.
1.3 Berita yang disampaikan melalui e-mail tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti
yang sah.
2. Format E-mail
2.1 To/Kepada
Tujuan harus diisi dengan memberikan alamat (address e-mail) yang jelas.
2.2 From/Dari
2.3 Cc/Tembusan
2.4 Subject/Perihal
Perihal diisi dengan kalimat/kata-kata yang singkat, jelas dan mencerminkan isi
keseluruhan surat.
Isi berita disampaikan dengan jelas, ringkas dan sopan sesuai dengan etika dan
tetap menggunakan tata bahasa yang baik dan benar.
2.6 Penutup
Cantumkan identitas pengirim dengan lengkap dan jelas (nama dan jabatan).
2.7 Attachment/Lampiran
Untuk keseragaman dan efektifitas dalam penggunaan e-mail, maka perlu diatur
penggunaannya di lingkungan PT PLN (Persero).
Untuk e-mail yang dikirim bukan melalui mailing list (milist) atau mailing group,
pihak penerima hendaknya selalu memberikan konfirmasi (reply) bahwa e-mail
telah diterima. Fasilitas reply dari sebagian besar program mailer biasanya akan
mengutip pesan asli ke dalam isi surat yang diterima secara otomatis. Jika harus
mengutip pesan seseorang dalam jawaban e-mail, usahakan menghapus bagian-
bagian yang tidak perlu dan hanya menjawab bagian-bagian yang relevan. Pesan
yang terlalu panjang akan membutuhkan kapasitas yang cukup besar sehingga
mengakibatkan lambatnya proses pengiriman/penerimaan.
Hindari penggunaan format HTML (Hyper Text Markup Language) atau Bahasa
Internet, karena tidak semua penerima e-mail memahami fasilitas ini, sehingga
kemungkinan yang terjadi adalah berita dikirim tidak terbaca/kosong.
1.1 Pengiriman
Pengiriman surat resmi melalui facsimile yang dikirimkan melalui Unit Tata
Usaha dengan tata cara sebagai berikut.
a. Unit Pengolah mengirimkan kepada Unit Tata Usaha form surat asli
model 1001 dan 1004 (jika surat lebih dari 1 halaman) serta foto copy
dari surat yang akan dikirim melalui facsimile.
c. Unit Tata Usaha tetap mengirimkan surat asli ke alamat yang dituju.
d. Surat yang dicetak pada form surat model 1002 (warna kuning) tetap
disimpan oleh Unit Tata Usaha.
a. Surat yang dikirim melalui Facsimile adalah foto copy surat asli.
1.2 Penerimaan
a. Unit Tata Usaha menerima facsimile dan mencatat pada buku agenda
surat masuk serta formulir pengendalian surat masuk, contoh lihat
Lampiran 10.
Unit Pengolah dapat langsung menerima surat resmi yang dikirim melalui
facsimile oleh unit pengirim, selanjutnya Unit Pengolah melakukan:
1.3.2 Jumlah lembar surat yang dikirim hendaknya tidak terlalu banyak.
1.3.3 Hindarkan pengiriman berkas yang bersifat rahasia atau sangat rahasia.
2.1 Berita yang disampaikan tidak bersifat Rahasia/Sangat Rahasia, tidak berkaitan
dengan masalah Keuangan, Hukum dan masalah lain yang membutuhkan
keaslian surat.
File Transfer Protocol (FTP) adalah perangkat lunak yang memfasilitasi perpindahan
data/file antar komputer. FTP dapat dipergunakan sebagai media pengiriman surat/berkas
yang telah di-scan (ditransfer menjadi file berbentuk digital) dari satu Unit Organisasi ke Unit
Organisasi lainnya, fungsi lain dari FTP adalah sebagai alternatif penyampaian
lampiran/attachment yang tidak dapat dikirim melalui e-mail karena melebihi kapasitas
maksimal.
FTP User artinya FTP yang dapat diakses dan hanya untuk User tertentu. Karena
FTP user disertakan suatu autensitas bila kita akan mengakses ke dalamnya.
Format dari FTP user adalah:
FTP ://user@host.domain
FTP anonymous artinya, FTP yang disediakan secara anonymous, dengan kata
lain FTP tersebut dapat diakses oleh siapapun dan biasanya tanpa password.
Contoh:
FTP ://unila.ac.id
FTP ://FTP5.freebsd.org
FTP ://FTP.tucows.com
FTP Server adalah Komputer Server yang memberikan akses FTP ke Intranet
(lokal) maupun Internet (global).
FTP client adalah perangkat yang dipergunakan untuk melakukan transfer file
dalam lingkungan internet menggunakan standar dari FTP (File Transfer Protocol).
Proses transfer file dalam lingkungan internet hampir sama seperti proses transfer
dalam lingkungan DOS, hanya saja terdapat beberapa kelebihan.
2.1.3 Masukkan nama user anonymous (bila ingin akses anonymous) dan nama
user (login) bila ingin mengakses FTP user.
Aplikasi FTP untuk windows sering dipakai software bernama WS-FTP, yang
pengunaannya lebih mudah dan lebih interaktif bagi pemakainya.
Host
FTP
server
User
name
Isikan
Passwo
rd
Daftar
Direktori Daftar Direktori
pada pada Server
komputer FTP (Direktori
lokal remote).
Daftar
File pada Daftar File
Kompute pada Server
r lokal FTP (file
remote).
2.2.3 Untuk memulai melakukan transfer data, pilih data yang akan di
download/upload, dengan cara mengklik nama file/directory yang akan di-
download/upload, setelah itu klik tombol bergambar panah (panah ke kiri
untuk download, panah ke kanan untuk upload).
BAB IV
TATALAKSANA KEARSIPAN
Arsip pada hakekatnya merupakan informasi yang terekam, baik dibuat maupun diterima
sebagai bukti nyata pelaksanaan kegiatan administrasi atau bukti transaksi organisasi.
Sebagai bukti transaksi organisasi, penggunaan arsip harus memperhatikan ketentuan hukum
yang berlaku, baik dari segi aspek pertanggungjawaban administrasi maupun keterbukaan
informasi.
A. PENGGOLONGAN ARSIP
1. Berdasarkan Fisik
Arsip tekstual adalah arsip dalam bentuk teks, yang ditulis tangan dan atau
diketik di atas kertas.
Arsip kartografik dan kearsitekturan adalah arsip dalam bentuk peta, chart,
denah bangunan dan gambar enjiniring.
Arsip media baru adalah arsip yang isi informasinya terekam dalam bentuk
elektronik dengan menggunakan peralatan khusus dan akan terus berkembang
sejalan dengan teknologi informasi.
Arsip pandang dengar adalah arsip yang dapat dipandang dan didengar,
yaitu:
Arsip citra bergerak adalah arsip yang isi informasinya terekam dalam
citra gambar bergerak, seperti pada film gambar hidup dan video yang
diciptakan dengan teknik tersendiri dengan menggunakan peralatan
khusus.
1) Arsip Film
Arsip film adalah arsip yang isi informasinya berupa citra bergerak
terekam dalam rangkaian gambar fotografik dan suara pada bahan
dasar film, yang diciptakan dengan rancangan teknis dan artistik
dengan menggunakan peralatan khusus.
2) Arsip Video
Arsip video adalah arsip yang isi informasinya berupa citra bergerak
terekam dalam rangkaian fotografik dan suara pada pita magnetik,
yang diciptakan dengan menggunakan teknologi elektronik.
Arsip gambar statik adalah arsip yang isi informasinya berupa citra
diam/tidak bergerak.
Arsip rekaman suara adalah arsip yang isi informasinya terekam dalam
sinyal suara dengan menggunakan sistem perekam tertentu.
Arsip elektronik sering juga disebut arsip komputer adalah arsip yang berisi
tentang rekaman informasi dari suatu kegiatan yang diciptakan dengan
menggunakan komputer sebagai alat dan arsip dimaksud disebut juga arsip
bacaan mesin.
Microform adalah suatu media yang berisi miniatur atau image berbentuk
micro, jenis microform, antara lain microfilm, microfische dan micro opaque.
a. Microfilm
b. Microfiche
c. Micro Opaque
Micro opaque adalah lembaran kertas yang tidak tembus cahaya yang
berisi banyak images berukuran mini dalam suatu pola garis atau
frame.
2. Berdasarkan Fungsi
Arsip dinamis aktif adalah arsip dinamis yang secara langsung dan terus
menerus diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan
administrasi pelaksanaan tugas.
Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung dalam
penyelenggaraan administrasi pelaksanaan tugas di lingkungan Perusahaan dan
mempunyai jangka waktu simpan yang cukup lama.
3.1 Asli
3.2 Tembusan
3.3 Salinan
3.4 Penggandaan
Penentuan nilai guna arsip merupakan faktor yang sangat menentukan dalam kegiatan
penyusutan arsip dan perlu dilaksanakan dalam tata kearsipan. Penentuan nilai guna
merupakan kegiatan untuk memilah antara arsip yang mempunyai nilai guna permanen dan
sementara.
Nilai guna primer adalah nilai guna arsip yang masih dipergunakan bagi kepentingan
Perusahaan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan yang sedang berlangsung dalam
jangka waktu tertentu.
Nilai guna administrasi adalah arsip yang memuat tentang tugas dan fungsi
Perusahaan yang mempunyai informasi tentang rumusan, kebijaksanaan,
ketentuan atau prosedur dalam rangka penyelenggaraan kegiatan administrasi di
lingkungan Perusahaan.
Nilai guna hukum adalah arsip yang berisikan bukti-bukti yang mempunyai
kekuatan hukum atas hak dan kewajiban Perusahaan, antara lain arsip yang
mempunyai informasi tentang penetapan/keputusan, perjanjian dan bahan bukti
peradilan lainnya.
Nilai guna keuangan adalah arsip yang berisikan hal ikhwal yang menyangkut
transaksi-transaksi dan pertanggungjawaban keuangan, antara lain arsip yang
mempunyai informasi tentang anggaran belanja Perusahaan, pertanggungjawaban
keuangan, pembukuan dan laporan pemeriksaan keuangan.
Nilai guna ilmiah dan teknologi adalah arsip yang mengandung data ilmiah dan
teknologi sebagai alat/hasil penelitian murni atau penelitian terapan, apabila data
tersebut tidak dimanfaatkan secara langsung atau hasil penelitian itu tidak
diterbitkan.
Nilai guna sekunder adalah arsip yang kegunaannya untuk kepentingan umum di luar
Perusahaan dan dapat dijadikan bukti pertanggungjawaban Perusahaan secara
nasional. Apabila tidak dipergunakan bagi kepentingan Perusahaan, secara hirarki
diserahkan ke Arsip Nasional Republik Indonesia.
Nilai guna kebuktian adalah arsip yang mengandung fakta dan atau keterangan
yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan tentang pendirian, pengembangan,
pengaturan dan fungsi Perusahaan.
Nilai guna informasional adalah arsip yang dapat dipergunakan untuk referensi
kepentingan penelitian dan kesejarahan.
C. PENATAAN ARSIP
Penataan arsip pada hakekatnya dimulai sejak arsip tersebut diterbitkan, dilakukan secara
terus menerus dimaksudkan untuk penyajian yang cepat, tepat, lengkap dan menyeluruh
berdasarkan kaidah penataan arsip, sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi
manajemen.
Untuk memenuhi kebutuhan dimaksud, penyimpanan arsip secara logis dan sistematis
didasarkan pada sistem penyimpanan alfanumerik dan masalah.
Sistem penyimpanan berdasarkan masalah adalah sistem penyimpanan arsip yang ditata
sesuai dengan permasalahan yang terkandung dalam isi arsip dengan menggunakan kode
masalah.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka melakukan penataan arsip antara lain
dengan jalan melakukan pengecekan, penyediaan sarana/peralatan dan penyusunan
berkas arsip serta lokasi simpan.
Langkah awal yang dapat ditempuh dalam melaksanakan penataan arsip adalah
melakukan pengecekan terhadap kebenaran dan kelengkapan berkas.
Peralatan penataan arsip yang diperlukan, antara lain guide, folder, label, formulir
tunjuk silang, agenda, boks, rak statis, rak bergerak, lemari dan filing cabinet.
1.2.1 Guide
1.2.2 Folder
1.2.3 Label
Label guide dan folder ditulis pada tab untuk menunjukkan isi kelompok
berkas.
Formulir tunjuk silang sebagai sarana indikator keterkaitan masalah dan atau
tempat penyimpanan arsip, contoh lihat Lampiran 18.
1.2.5 Agenda
1.2.6 Boks
Boks yang akan dipergunakan untuk penyimpanan berkas arsip ada berbagai
ukuran sesuai dengan jumlah berkas yang akan disimpan.
Rak statis, rak bergerak, almari dan filing cabinet dipergunakan untuk
menyimpan arsip yang sudah tertata, sedangkan filing cabinet untuk
menyimpan arsip yang berada dalam folder dan atau map gantung.
a. Penyusunan berkas ditandai oleh guide yaitu guide utama (primer), guide
kedua (sekunder) dan guide ketiga (tertier).
d. Pemberian label baik penempatan pada tab guide maupun folder harus
diketik rapi.
Berkas arsip yang telah disusun berdasarkan masalah dan atau alfanumerik
disimpan pada tempat penyimpanan (rak/lemari dll.) dengan diberi kode
sesuai dengan kode penyimpanan.
Pola penataan arsip media baru pada prinsipnya sama seperti yang dimaksud pada
penataan arsip konvensional dan tetap menggunakan pola penataan berdasarkan
masalah dengan tahapan penataan sebagai berikut.
2.1 Pengecekan
Pengecekan arsip media baru pada dasarnya meliputi kegiatan pengecekan jenis
arsip dan peralatan yang akan dipergunakan.
2.2 Penyusunan
Pada dasarnya pola penyusunan arsip media baru sama dengan penyusunan arsip
konvensional.
a. Arsip foto harus disimpan dengan baik, dijaga agar tetap dalam keadaan
kering, tidak lembab dan negatif foto diperlakukan dengan lebih hati-hati.
c. Foto harus disimpan secara terpisah dalam sampul yang bersifat netral
dan foto berwarna disimpan dalam pembungkus plastik yang tahan uap
lembab. Kelembaban relatif antara 40% sampai 50% sedangkan
temperatur sekitar 10 hingga 15 derajat celcius untuk foto hitam-putih
dan 0 hingga 5 derajat celcius untuk foto berwarna.
b. Penyimpanan film baik positif maupun negatif dalam can (tempat film),
penataannya dapat dilakukan berdasarkan urutan label yang tertera di
atas tempat film tersebut.
b. Penyimpanan arsip elektronik yang ideal adalah (11 22) derajat celcius
dengan kelembaban berkisar antara (45 65)% RH.
D. PERAWATAN ARSIP
Perawatan arsip adalah kegiatan pemeliharaan dan pengamanan fisik arsip untuk
menjamin kelestarian informasi agar terhindar dari segala kemungkinan yang merugikan
antara lain kerusakan, kehilangan dan kebakaran.
Perawatan arsip terdiri dari dua unsur yaitu perawatan fisik dan pengamanan informasi.
1. Perawatan Fisik
Perawatan fisik arsip adalah pemeliharaan langsung terhadap fisik arsip untuk
menghindari dan menjaga arsip agar tidak mengalami kerusakan sebagai akibat dari
pengaruh biologis, kimia, fisik arsip dan pengaruh lingkungan tempat penyimpanan.
Kondisi fisik arsip tidak sama, tergantung dari jenis dan mutu bahan serta
dipengaruhi oleh derajat panas dan kadar kelembaban udara yang tidak stabil yang
dapat mengakibatkan daya tahan arsip menurun.
1.4.1 Menyediakan gedung atau ruangan arsip yang bebas dari kemungkinan
banjir dan kebakaran.
1.4.3 Melengkapi ruangan arsip dengan sarana pengatur kestabilan derajat panas
dan kelembaban udara.
1.5.3 Melakukan laminasi untuk arsip yang dianggap bernilai guna tinggi.
2.3 Arsip disimpan pada tempat yang tidak mudah dilihat dan dibaca orang yang tidak
berhak mengetahui isinya.
2.4 Perlu adanya pengaturan/tata tertib peminjaman arsip sesuai dengan urgensi nilai
informasinya.
E. PELAYANAN
Untuk memudahkan pelayanan dalam memenuhi permintaan bagi pengguna arsip, perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mencari Arsip
1.6 Selama arsip berada di luar folder, isinya digantikan dengan bukti peminjaman/
berita acara peminjaman.
2. Peminjaman
2.2 Peminjaman arsip dengan menggunakan surat/nota dinas dan mengisi formulir
peminjaman arsip, contoh lihat Lampiran 22.
2.3 Peminjam arsip tidak dibenarkan membuat salinan (foto copy), kecuali mendapat ijin
dari Pengelola Kearsipan.
2.4 Peminjaman arsip sangat rahasia/rahasia hanya dapat diberikan dalam sampul
tertutup.
3. Penempatan Kembali
Arsip yang telah selesai dipergunakan harus segera dikembalikan ke tempat semula.
3.1 Teliti apakah arsip masih tetap seperti keadaan pada waktu dipinjam.
F. PENGELOLA KEARSIPAN
Pengelola kearsipan adalah Unit Tata Usaha yang berada di Satuan Organisasi PT PLN
(Persero) yang melakukan pengelolaan, pengolahan dan penyimpanan arsip sesuai dengan
fungsi dan nilai guna arsip.
Ruang lingkup pengelolaan arsip meliputi kegiatan mengelola dan mengolah arsip baik
secara fisik maupun isi informasi yang terkandung di dalamnya, sehingga arsip dapat
berhasil guna dan berdaya guna terhadap pelaksanaan kegiatan di lingkungan
Perusahaan.
BAB V
PENYUSUTAN ARSIP
Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan volume berdasarkan Jadwal Retensi Arsip
(JRA) yang bertujuan untuk mengatasi masalah penumpukan guna meningkatkan daya guna
dan hasil guna arsip di Pengelola Kearsipan.
A. PEMINDAHAN
1.1 Melakukan penyiangan arsip-arsip yang akan dipindahkan sesuai dengan JRA.
1.2 Membuat Daftar Pertelaan Arsip yang akan dipindahkan dengan menggunakan
formulir, contoh lihat Lampiran 23.
1.5 Unit Tata Usaha Sub Unit Organisasi melaksanakan kegiatan sebagai berikut.
2.1 Melakukan penyiangan arsip-arsip yang akan dipindahkan sesuai dengan JRA.
2.2 Membuat Daftar Pertelaan Arsip yang akan dipindahkan dengan menggunakan
formulir, contoh lihat Lampiran 25.
2.5 Unit Tata Usaha Unit Organisasi melaksanakan kegiatan sebagai berikut.
3.1 Melakukan penyiangan arsip-arsip yang akan dipindahkan sesuai dengan JRA.
3.2 Membuat Daftar Pertelaan Arsip yang akan dipindahkan dengan menggunakan
formulir, contoh lihat Lampiran 27.
3.3 Membuat permohonan pemindahan arsip ke Unit Tata Usaha Pusat Organisasi.
3.5 Unit Tata Usaha Pusat Organisasi melaksanakan kegiatan sebagai berikut.
B. PEMUSNAHAN
Pemusnahan arsip Perusahaan harus memperhatikan nilai guna arsip, untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan sehingga arsip yang dimusnahkan benar-benar sudah tidak
mempunyai nilai guna lagi baik untuk Perusahaan maupun untuk kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Dalam rangka pemusnahan arsip terlebih dahulu dibentuk Tim Penilai Arsip yang
anggotanya terdiri dari unsur Administrasi, Keuangan, Hukum, Teknis dan Pemeriksa
pada Unit Organisasi yang ditetapkan oleh Pimpinan Unit Organisasi.
Tim Penilai melaksanakan kegiatan sebagai berikut.
1.2 Membuat Daftar Pertelaan Pemusnahan Arsip yang akan diusulkan pemusnahannya
dengan menggunakan formulir, contoh lihat Lampiran 29.
1.3 Membuat Berita Acara Pemusnahan Arsip yang akan diusulkan pemusnahannya
dengan menggunakan formulir, contoh lihat Lampiran 30.
1.4 Melaporkan arsip yang akan dimusnahkan oleh Pimpinan Unit Organisasi,
selanjutnya Pimpinan Unit Organisasi mengusulkan ke Direksi untuk mendapat
persetujuan.
Dalam rangka pemusnahan arsip terlebih dahulu dibentuk Tim Penilai Arsip yang
anggotanya terdiri dari unsur Administrasi, Keuangan, Hukum, Teknis dan Pemeriksa
pada Pusat Organisasi yang ditetapkan oleh Direksi.
2.3 Membuat Berita Acara Pemusnahan Arsip yang akan diusulkan pemusnahannya
dengan menggunakan formulir, contoh lihat Lampiran 30.
C. PENYERAHAN
Dalam hal dokumen Perusahaan yang mempunyai nilai guna tinggi bagi kepentingan
nasional, Perusahaan mempunyai kewajiban menyerahkan dokumen-dokumen dimaksud
kepada Arsip Nasional Daerah dan atau Arsip Nasional Republik Indonesia.
1. Unit Tata Usaha Pusat Organisasi melakukan penyiangan arsip yang akan diserahkan.
2. Membuat Daftar Pertelaan Arsip Statis yang akan diserahkan, contoh lihat Lampiran
31.
3. Membuat permohonan penyerahan arsip ke Arsip Nasional Daerah dan atau Arsip
Nasional Republik Indonesia dengan disertai Berita Acara Penyerahan Arsip Statis dan
menggunakan formulir contoh lihat Lampiran 32 serta Daftar Pertelaan Arsip contoh
lihat Lampiran 31 yang dibuat rangkap dua untuk masing-masing pihak.
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : Desember 2004
DIREKTUR UTAMA,
EDDIE WIDIONO S.