itu. Kesudahannya putuslah mufakat mereka itu bahasa akan menjemput dan mencari ganti Raja
ke Pagar Ruyung. Pada waktu itu dicarilah orangnya yang akan pergi membawa utusan pergi ke
Pagar Ruyung itu, maka dapatlah orang akan pergi itu, yaitu:
Setelah tetap dan siap orang yang akan pergi membawa utusan itu kenegeri Pagar
Ruyung, maka sekalian orang Besar-besar pun carikan belanja mereka yang akan berjalan itu .
Akan belanja-belanja itu ialah diminta iyuran pada anak buah dalam negeri yang dapat.
Setelah cukup uang belanja mereka yang akan berjalan itu, maka orang yang lima yang
tersebut diatas lalu berjalan menuju ke negeri Pagar Ruyung.
Adapun jalan utusan yang pergi ke Pagar Ruyung itu, ialah jalan melalui Luhak Rao,
Berhenti di Koto Benio Tinggi, pada negeri asalnya Raja yang dahulu, disitu mereka itu berhenti
2 atau 3 hari lamanya. Dari situ mereka melalui Negeri Bonjolsekarang dan Bukit Tinggi
sekarang dan Payakumbuh dan Batu Sangkar dan lalu ke Sungai Terab.
Syahdan pada keesokan harinya Bendahara Sungai Terabpun lalu membawa utusan dari
Rokan Tinggi itu menghadap Raja di Pagar Ruyung, serta mempersembahkan sekalian
maksudnya utusan orang Koto Rokan Tinggi itu.
Oleh sebab itu, Raja Pagar Ruyung seruh seorang kemenakannya yang bernama
MAHYUDIN berangkat ke Koto Rokan Tinggi bersama dengan utusan tersebut itu .
Kemudian kira-kira 8 hari lamanya utusan itu di Pagar Ruyung , maka mereka itupun hendak
bermohon kembali serta membawa kemenakan Raja Pagar Ruyung yang bernama Mahyudin itu
ke Koto Rokan Tinggi.
Pada ketika itu Raja Pagar Ruyung terus memberi izin kepada kemenakannya nama
Mahyudin akan pergi bersama dengan utusan yang datang dari Koto Rokan Tinggi dengan
dibekalkan harta Pusaka, supaya menjadi tanda bagi belahan Raja Kerajaan Pagar Ruyung.
Adapaun tanda dan harta pusaka itu, yaitu : 1 buah cap dari dahulunya sampai sekarang,
yang ada juga lagi disimpan di Istana Kerajaan Rokan sekarang, dan satu Panah dari emas dan
Tambo Sesangga, artinya 1 kelamin dan 1 buah Buku Tambo.
Inilah asalnya orang nan seratus dahulunya. Maka harta inilah tanda asal keturunan.
Sultan Iskandar Zulkarnain
Serta pula Raja itupun beramanat kepada kemenakannya dan utusan itu, Apabila sampai
kamu ke Koto Rokan Tinggi, di