Latar belakang
Usaha untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan
berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat kecaman keras dari dunia
internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa
pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat
perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem-van Roijen, dan
Konferensi Meja Bundar.
Hasil konferensi
Hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah:
Pembentukan RIS
Tanggal 27 Desember 1949, pemerintahan sementara negara dilantik.
Soekarno menjadi Presidennya, dengan Hatta sebagai Perdana Menteri
membentuk Kabinet Republik Indonesia Serikat. Indonesia Serikat telah
dibentuk seperti republik federasi berdaulat yang terdiri dari 16 negara yang
memiliki persamaan persekutuan dengan Kerajaan Belanda.
Perjanjian Roem-Royen
14 April 1949 : awal perjanjian Meja Bundar
Suasana
Konferensi
Permulaan Meja
Bundar. Tampak:
Prof. Dr. Supomo,
Ali Sastroamidjojo,
Mohammad Roem,
Leimena, A.K.
Pringgodigdo,
Latuharhary, 14
April 1949
Pemandangan
dalam Perundingan
Roem-Royen di
Hotel Des Indes,
Batavia 14 April
1949
Pemandangan
dalam Perundingan
Roem-Royen di
Hotel Des Indes,
Batavia 14 April
1949
Suasana dalam
Perundingan
Roem-Royen di
Hotel Des Indes,
Batavia 14 April
1949
Suasana dalam
Perundingan
Roem-Royen di
Hotel Des Indes,
Batavia 14 April
1949
Keberangkatan
delegasi KMB
dari lapangan
terbang
Kemayoran,
Jakarta 6
Agustus 1949
Delegasi KMB
dari Indonesia
tiba di
lapangan
terbang
Schiphol,
Amsterdam,
Nederland.
Tampak: Mr.
Indrakusuma,
Djuwito, Tan
Goan Gun,
Chan Tjin
Kan, Sinage
Breslan, van
Dijk,
Bijleveld, van
Thijn, Jusuf
Barnes, Dr.
Sim Kie Ay,
Mr. Moh.
Yamin,
Suarto,
Blaauw, van
Helsdingen,
Verboom,
Snel, de Vries
dan
Margadant. 15
Agustus 1949
Delegasi
Indonesia tiba
di lapangan
terbang
Schipol,
Amsterdam
disambut oleh
Dr. van Royen
dan Merle
Cochran.
Tampak: Mr.
Mohammad
Roem. 8
Agustus 1949
Delegasi
Nederland
diwakili oleh
Menteri van
Maarseveen
sedang
memberikan
sambutan. 23
Agustus 1949
Pembukaan
KMB di
Ridderzaal,
Den Haag,
Nederland.
Tampak:
Sunan Solo,
Dr. W. Drees,
Mr.
Mohammad
Roem, Dr. van
Royen, dan
Dr. Visser
sedang
beramah
tamah. 23
Agustus 1949
Wakil BFO
pada KMB
mengadakan
rapat tertutup
di Den Haag,
Nederland.
Tampak dari
kiri ke kanan:
M. Jamani,
Gusti Hakim
dan Masyur
RifaI (baris
pertama); A.R.
Aflus dan A.
R.
Djokoprawiro
(baris kedua)
30 Agustus
1949
Wakil BFO
pada KMB
mengadakan
rapat tertutup
di Den Haag,
Nederland.
Tampak dari
kiri ke kanan:
Mohammad
Jusuf, Yan
Tjin Kon, dan
Saleh
Achmad. 30
Agustus 1949
Rapat Sub
Komisi II dari
Komisi Pusat
di
Lairessezaal,
Nederland.
Tampak dari
kanan ke kiri:
Menteri
Strikker,
Menteri van
Maarseveen,
Dr. van
Royen, 2
September
1949
Rapat Sub
Komisi II dari
Komisi Pusat
di
Lairessezaal,
Nederland.
Tampak dari
kanan ke kiri:
Mr. J.H.O. van
den Bosch, J.
Korthals,
Wiseksono
Wirjodihardjo,
Mr. H.A.M.
van den Dries,
D.P.
Spierenburg
dan H.J.
Manschot 5
September
1949
Rapat Sub
Komisi II dari
Komisi Pusat
di
Lairessezaal,
Nederland.
Tampak dari
kanan ke kiri:
MR. C. van de
Tak;
Sekretaris,
MR, Indra
Kusuma; dan
Ajudan
Sekretaris,
Jenderal Mr.
T.H. Bot. 5
September
1949
Rapat Komisi
Pusat KMB,
Menteri
Maarseveen
dan dr. van
Royen turut
serta, tanggal
6 September
1949
Komisi UNCI
pada KMB di
Den Haag,
Nederland 2
November
1949
Mr.
Mohammad
Roem,
anggota
delegasi KMB
yang pertama
kali tiba di
Indonesia,
Kemayoran,
Jakarta 6
November
1949
Wakil
Presiden
Mohammad
Hatta dan
isteri kembali
ke Indonesia.
Rakyat
berdesakan
menyambut
Mohammad
Hatta di
lapangan
terbang
Kemayoran,
Jakarta. 14
November
1949
Gambir
WTM AHJ
Lovink yang
diberi kuasa
mengalihkan
kekuasaan
pemerintahan
atas Indonesia
ke tangan
Deputasi RIS,
tengah
mengucapkan
pidatonya di
Istana Gambir.
27 Desember
1949
Wakil ketua
AHJ Lovink
sedang
mengucapkan
pidatonya. 27
Desember
1949