PEMBAHASAN
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian sampai 0,01 mm. Skala
utama bersatuan mm dan skala selubung melingkar bersatuan 0,01 mm.
Jadi, gambar yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut adalah gambar pada opsi (E).
PEMBAHASAN
Perpindahan adalah perubahan kedudukan dari titik awal ke titik akhir. Perpindahan merupakan
besaran skalar sehingga tidak memperhatikan lintasan, yang diperhatikan hanya kedudukan titik
awal dan titik akhir.
Andri mengawali marathon dari titik O dan berakhir di titik C sehingga perpindahannya adalah
PEMBAHASAN
Karena sistem benda bergerak maka soal tersebut harus diselesaikan dengan menggunakan
hukum II Newton.
F = m1a
F cos 60 T f = m1a
28 . T 2 = 3 . 2
12 T = 6
T=6
Benda kedua (belakang) tidak perlu lagi ditinjau, hasilnya pasti sama. Mumpung ada waktu, coba
kita tinjau sama-sama, hitung-hitung nambah pengetahuan.
F = m2a
T f = m2a
T2=2.2
T=4+2=6
Ternyata lebih sederhana meninjau benda kedua.
Jadi, besar tegangan tali pada kedua balok tersebut adalah 6 N (A).
PEMBAHASAN
Jika diperhatikan gambarnya, lubang segitiga tidak memengaruhi letak titik berat pada arah x,
yaitu x0 = 6. Apalagi jika diperhatikan opsi jawaban. Semua opsi jawaban menyatakan
bahwa x0 = 6.
Untuk menentukan letak titik berat arah y, kita bagi bangun tersebut menjadi dua. Bangun
pertama adalah persegi panjang yang masih utuh. Sedangkan bangun kedua adalah lubang
segitiga.
Katrol dari silinder pejal (I = MR2) ditarik dengan gaya F. Jika katrol berputar dengan
percepatan 4 m/s2 maka besar F adalah ....
A. 2 N
B. 3 N
C. 4 N
D. 6 N
E. 8 N
PEMBAHASAN
Sistem katrol yang bergerak merupakan penerapan dan hukum II Newton.
= I
dengan = FR, I = MR2, dan = a/R, diperoleh:
FR = MR2.(a/R)
F = Ma
=.2.4
=4
Jadi, besar gaya F pada sistem katrol tersebut adalah 4 N (C).
Tiga benda bergerak lurus berubah beraturan dan ketiganya mempunyai percepatan yang sama. Data
gerak benda-benda tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.
A 10 P 200
B 5 25 150
C 5 35 Q
PEMBAHASAN
Rumus gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yang sesuai dengan data pada soal adalah
Jarak horizontal pada ketinggian yang sama ketika peluru ditembakkan (R) adalah .... (sin 60 =
0,87 dan g = 10 m/s2)
A. 180 m
B. 360 m
C. 870 m
D. 900 m
E. 940 m
PEMBAHASAN
Jarak horizontal R merupakan jarak mendatar maksimum diukur dari awal penembakan.
dengan sin 2 = sin 120 = sin (180 60) = sin 60 = 0,87, diperoleh
Balok meluncur menuruni bidang miring yang kasar. Jika gaya gesekan antara balok dengan
lantai 3,0 N, g = 10 m/s2, dan balok mencapai dasar bidang miring dengan kecepatan 50 m/s,
maka besar nilai h adalah ....
A. 2,0 m
B. 3,0 m
C. 4,2 m
D. 5,5 m
E. 6,3 m
PEMBAHASAN
Jika tidak disebutkan dalam soal, berarti kecepatan awal saat benda berada di puncak bidang
miring adalah nol (vo = 0). Sedangkan kecepatan akhirnya adalah saat benda mencapai dasar
bidang miring (vt = 50 m/s). Kecepatan ini tercapai setelah benda menempuh jarak s = 10 m.
Percepatan benda tersebut adalah
F = ma
wx f = ma
h 3 = 1 . 2,5
h = 2,5 + 3 = 5,5
Jadi, nilai h pada bidang miring tersebut adalah 5,5 m (D).
Bila konstanta pegas (k) masing-masing adalah 50 N/m dan massa M = 0,5 kg maka pertambahan
panjang susunan pegas adalah ....
A. 5 cm
B. 10 cm
C. 15 cm
D. 20 cm
E. 25 cm
PEMBAHASAN
Terlebih dahulu kita tentukan konstanta pegas totalnya.
kp = k1 + k2
= 50 + 50 = 100
Konstanta pegas total (k) adalah susunan seri antara kp dan k3.
k = 100/3
Pertambahan panjang suatu pegas sebanding dengan gaya yang bekerja pada pegas itu.
F = k.x
mg = k.x
0,5 . 10 = (100/3) . x
x = 5 . (3/100)
= 0,15 m
= 15 cm
Jadi, pertambahan panjang susunan pegas tersebut adalah 15 cm (C).
Jika kecepatan awal pemain ski sama dengan nol dan percepatan gravitasi sama dengan 10
m/s2 maka kecepatan pemain pada saat ketinggian B adalah ....
A. 2 m/s
B. 52 m/s
C. 102 m/s
D. 202 m/s
E. 252 m/s
PEMBAHASAN
Energi kinetik di titik B merupakan perubahan energi potensial dari titik A ke B.
Ek = Ep
mvB2 = mgh
vB2 = 2gh, h = 50 m 10 m = 40 m
= 2 . 10 . 40
= 2 . 400
vB = 202
Jadi, kecepatan pemain pada ketinggian B adalah 202 m/s (D).
PEMBAHASAN
Benda yang tercelup ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas sebesar berat benda yang
tercelup ke dalam zat cair tersebut. Inilah yang disebut hukum Archimedes.
Disebutkan bahwa 2/5 bagian balok muncul di permukaan zat cair, berarti 3/5 bagian tercelup ke
dalam zat cair. Volume benda yang tercelup adalah
V = 3/5 5 cm 5 cm 5 cm
= 75 cm3
= 7,5 105 m3
Gaya angkat balok tersebut adalah
FA = gV
= 1000 . 10 . 7,5 105 N
= 0,75 N
Jadi, besar gaya angkat atau gaya ke atas balok tersebut adalah 0,75 N (B).
Massa A = 4 kg dan massa B = 10 kg. Jika kemudian kedua bola bertumbukan lenting sempurna
dan kecepatan benda B setelah tumbukan 4 m/s maka kecepatan benda A setelah tumbukan
adalah ....
A. 12 m/s
B. 10 m/s
C. 5 m/s
D. 4 m/s
E. 2 m/s
PEMBAHASAN
Titik berat persoalan di atas adalah 'tumbukan lenting sempurna'. Kelentingan suatu benda
dinyatakan dengan koefisien restitusi.
Nilai koefisien restitusi 0 e 1. Untuk tumbukan lenting sempurna, nilai koefisien restitusinya
sama dengan 1. Substitusi e = 1 pada persamaan di atas diperoleh
vA + vA' = vB + vB'
10 + vA' = 2 + 4
vA' = 6 10
= 4 m/s (4 m/s ke kiri)
Jadi, kecepatan benda A setelah tumbukan adalah 4 m/s ke kiri (C).
V1 = V2 (volume konstan)
V = 0 (tidak terjadi perubahan volume)
W=0 (tidak melakukan atau dilakukan kerja)
Q = U (semua kalor diubah menjadi energi dalam.
Proses BC adalah proses isobarik, tepatnya ekspansi isobarik.
P1 = P2 (tekanan konstan)
V > 0 (terjadi ekspansi atau pengembangan volume)
W>0 (sistem melakukan kerja)
Q = W + U (sistem menyerap kalor)
Jadi, pernyataan yang benar adalah pernyataan nomor 1 dan 4 (B).
PEMBAHASAN
Perambatan atau hantaran kalor pada sebuah logam dinyatakan sebagai
Jadi, faktor-faktor yang menentukan laju perambatan kalor adalah pernyataan nomor 1, 2, dan 3
(A).
PEMBAHASAN
Proses isobarik berlaku hubungan
V~T
V2 = 6,2
Sampai di sini jawaban sudah ketemu, karena hanya opsi (D) yang memuat angka 6,2.
Jadi, volume akhir gas ideal adalah 6,2 liter dan perubahan energi dalamnya 320 J (D).
Bejana kaca berisi air 4 liter pada suhu 30 C, kemudian dipanaskan hingga volume air menjadi
4,2 liter pada suhu 80 C. Dengan mengabaikan pemuaian bejana kaca, besar koefisien muai
volume air adalah ....
A. 0,0010 C1
B. 0,0015 C1
C. 0,0020 C1
D. 0.0040 C1
E. 0,0060 C1
PEMBAHASAN
Setiap benda yang dipanaskan akan mengalami pemuaian, baik pemuaian panjang, luas, maupun
pemuaian volume. Pemuaian volume suatu benda dinyatakan dengan
V = .V0 . t
V = besar pemuaian volume
= (4,2 4) liter
= 0,2 liter
= 2 104 m3
V0 = volume awal
= 4 liter
= 4 103 m3
t = perubahan suhu
= (80 30) C
= 50 C
= koefisien muai volume
PEMBAHASAN
Rumus umum difraksi adalah
d sin = n
Kisi difraksi mempunyai N celah (garis) dengan lebar masing-masing celah adalah d. Hubungan
antara d dan N adalah d = 1/N sehingga diperoleh
(1/N) sin = n
(1/N) 0,5 = 1 . 5 107 m
1/N = 106 m
1/N = 103 mm
N = 103 garis/mm
Jadi, nilai N pada kisi tersebut adalah 1.000 garis/mm (A).
dengan p adalah jarak antarpola interferensi atau jarak antarpita dan l adalah jarak antara celah
dan layar. Hubungan antara p dan l adalah
p.d = n l
p~l
Dengan demikian hubungan antara p dan l adalah berbanding lurus. Artinya, semakin dekat jarak
celah ke layar semakin dekat jarak antarpita. Demikian pula semakin jauh jarak celah ke layar
semakin jauh jarak antar pita (pernyataan 1 salah, pernyataan 2 benar).
Terang pusat adalah pola interferensi yang paling kuat dengan intensitas paling tinggi. Semakin
jauh dari terang pusat, intensitasnya semakin kecil (pernyataan 3 benar, pernyataan 4 salah).
PEMBAHASAN
Urutan spektrum gelombang elektromagnetik berdasarkan gambar pada soal (dari panjang
gelombang rendah ke panjang gelombang tinggi)
1. sinar gamma
2. sinar X (1)
3. ultraviolet (2)
4. cahaya tampak
5. inframerah
6. radar (3)
7. TV dan radio
Kegunaan sinar ultraviolet adalah
proses fotosintesis pada tumbuhan,
membantu pembentukan vitamin D pada tubuh manusia,
membunuh kuman penyakit
sterilisasi peralatan kedokteran
memeriksa keaslian tanda tangan di bank
mengecek keaslian uang
Jadi, di antara kegunaan spektrum gelombang nomor 2 (ultraviolet) adalah untuk mengecek
keaslian uang (E).
PEMBAHASAN
Perbesaran bayangan mikroskop tanpa akomodasi
S'ob = 5 Sob
Hubungan jarak benda dan jarak bayangan pada lensa objektif dirumuskan
Sob = 6
Jadi, benda harus diletakkan di depan lensa objektif pada jarak 6 mm (D).
SOAL NO. 21 TENTANG TERMODINAMIKA
Suatu gas ideal mengalami proses seperti pada diagram P-V di bawah ini.
PEMBAHASAN
Usaha yang dilakukan gas adalah luas daerah tertutup pada grafik P terhadap V. Dengan
demikian besar usahanya sama dengan luas segitiga pada grafik di atas.
W=.a.t
= . V . P
= . 2 105 . 0,1
= 1 104
Jadi, usaha luar yang dilakukan gas adalah 1 104 joule (E).
Gelombang longitudinal berupa rapatan dan regangan seperti pada gambar berikut.
Jika AB = 80 cm dan cepat rambat gelombang 2,4 m/s maka frekuensi gelombang tersebut
adalah ....
A. 1,5 Hz
B. 3 Hz
C. 6 Hz
D. 9 Hz
E. 12 Hz
PEMBAHASAN
Pada gelombang longitudinal, satu gelombang adalah jarak antara dua rapatan atau regangan
yang berdekatan.
Berdasarkan gambar di atas, jarak AB sama dengan dua kali panjang gelombang.
AB = 80 cm
2 = 80 cm
= 40 cm = 0,4 m
Frekuensi gelombang tersebut adalah
Sebuah gelombang berjalan sesuai persamaan y = 4 sin (2x 50t) m. Dapat disimpulkan hal-
hal sebagai berikut:
1. periode gelombang 0,02 sekon,
2. panjang gelombang 2 m,
3. cepat rambat gelombang 25 m/s, dan
4. dua titik berjarak 25 m sefase.
Kesimpulan yang benar adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (4)
PEMBAHASAN
Langkah pertama adalah mengubah bentuk persamaan gelombang tersebut ke bentuk umumnya.
y = A sin (kx t)
diperoleh
A = 4
k = 2
= 50
Sekarang kita periksa masing-masing kesimpulan dalam soal.
Periode gelombang
= 50
= 1 m (kesimpulan 2 salah)
Cepat rambat gelombang
Mobil polisi sambil membunyikan sirine yang berfrekuensi 930 Hz mengejar motor penjahat
yang melarikan diri dengan kecepatan 72 km/jam. Mobil polisi mempercepat kecepatannya
hingga 108 km/jam agar dapat mengejar penjahat tersebut. Jika kecepatan bunyi di udara 340
m/s maka besar frekuensi sirine yang didengar oleh penjahat bermotor tersebut adalah ....
A. 850 Hz
B. 900 Hz
C. 960 Hz
D. 1.020 Hz
E. 1.200 Hz
PEMBAHASAN
Kita konversi dulu satuan kecepatan masing-masing.
vp = 72 km/jam = 20 m/s
vs = 108 km/jam = 30 m/s
Selalu letakkan pendengar di sebelah kiri ketika menganalisis soal efek Doppler.
Karena posisi pendengar di sebelah kiri maka arah panah ke kiri berarti negatif sehingga
= 960
Jadi, besar frekuensi sirine yang didengar oleh penjahat bermotor adalah 960 Hz (C).
PEMBAHASAN
Besaran yang diketahui pada soal
TI100 = 60 dB
I0 = 1012 W/m2
Taraf intensitas untuk n sumber bunyi dirumuskan
I1 = 108
Jadi, besar intensitas bunyi satu bel listrik adalah 108 W/m2 (E).
SOAL NO. 26 TENTANG GAYA MAGNETIK
Dua kawat sejajar panjangnya masing-masing 1 m dan dialiri arus listrik seperti tampak pada
gambar.
PEMBAHASAN
Kalau diperhatikan opsi jawabannya, kita hanya diminta mencari besar gaya magnetiknya saja,
sedangkan arah gaya magnetiknya tidak perlu kita cari. Hal ini karena semua opsi jawaban
memberikan nilai yang berbeda.
Besar gaya magnetik antara dua kawat lurus sejajar yang berarus listrik dirumuskan
Jawabannya sudah pasti opsi A. Baiklah, agar pembahasannya lebih panjang, kita tentukan juga
arah gaya magnetiknya.
Arah gaya magnetik bisa ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Perhatikan ilustrasi berikut!
Misal induksi magnet di titik P yang ditimbulkan oleh kawat 1 adalah B1 dan yang ditimbulkan
oleh kawat 2 adalah B2. Baik B1 maupun B2 menunjukkan arah yang sama sehingga di titik P
terjadi gaya tolak-menolak. Akibatnya kedua kawat akan terdorong sehingga melengkung ke
luar.
Jadi, besar dan arah gaya magnetik yang dialami oleh masing-masing kawat adalah 2 105 N
tolak-menolak (A).
SOAL NO. 27 TENTANG INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Sebuah kumparan dengan N lilitan mengalami laju perubahan fluks magnet d Wb/s sehingga
timbul GGL induksi sebesar E volt. Jika kumparan mengalami laju perubahan fluks sebesar
9d Wb/s maka perbandingan GGL induksi sebelum dan sesudah diubah adalah ....
A. 1 : 3
B. 1 : 9
C. 3 : 1
D. 9 : 1
E. 9 : 2
PEMBAHASAN
GGL induksi yang timbul pada kumparan adalah
Pada kumparan yang sama, GGL induksi hanya sebanding dengan perubahan fluks magnet.
Jika GGL induksi sebelum diubah diberi indeks (1) dan sesudah diubah diberi indeks (2) maka
berlaku
= d : 9d
=1:9
Jadi, perbandingan GGL induksi sebelum dan sesudah diubah adalah 1 : 9 (B).
Hasil percobaan yang dilakukan siswa dengan menggunakan dua transformator yang mempunyai
efisiensi 80% adalah berikut ini.
Trafo Np Ns Vp Vs Ip Is
Tinjau trafo 1.
Is = 3,2
Tinjau trafo 2.
Ns = 160
Jadi, nilai P dan Q pada tabel di atas adalah Is = 3,2 A dan Ns = 160 lilitan (B).
PEMBAHASAN
Rangkaian listrik tersebut harus diselesaikan dengan hukum Kirchhoff II. Kita tentukan dulu
hambatan totalnya.
Rt = 3 + 5 + 2 = 10
Hukum Kirchhoff II menyatakan bahwa jumlah tegangan sebuah loop sama dengan nol.
V = 0
V I.Rt = 0
V = I.Rt
24 4 = I . 10
I=2
Beda potensial antara titik a dan b adalah
Vab = I.Rab
=2.5
= 10
Jadi, beda potensial antara titik a dan b adalah 10 volt (A).
PEMBAHASAN
Induksi magnet pada kawat berarus listrik adalah
permeabilitas (o),
kuat arus listrik (i), dan
jarak titik ke kawat (a)
Jadi, faktor yang memengaruhi induksi magnet pada kawat penghantar adalah pernyataan nomor
2 dan 4 (E).
Besar dan arah induksi magnetik di titik P adalah .... (o = 4 107 Wb.A1.m1)
A. 2,5 107 T ke dalam bidang
B. 5 107 T ke luar bidang
C. 5 107 T ke dalam bidang
D. 1 106 T ke luar bidang
E. 106 T ke dalam bidang
PEMBAHASAN
Sedangkan besar induksi magnet di titik P dipengaruhi oleh arus listrik mengalir melalui kawat
setengah lingkaran. Sehingga besar induksi magnet di titik P adalah setengah dari rumus di atas.
Untuk menggunakan rumus tersebut, satuan jari-jari harus dikonversi terlebih dahulu. a = 40 cm
= 0,4 m.
= 5 107
Sampai di sini jawabannya sudah ketemu, yaitu opsi C. Sambil belajar, kita tentukan juga arah
induksi magnetnya.
Arah induksi magnet ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Perhatikan ilustrasi berikut!
Arah induksi magnet (B) ditunjukkan oleh arah empat jari yang digenggam, sedangkan arah arus
(I) ditunjukkan oleh arah ibu jari. Pada ilustrasi di atas terlihat bahwa arah B di titik P adalah
masuk ke dalam bidang.
Jadi, besar dan arah induksi magnet di titik P adalah 5 107 T ke dalam bidang (C).
Gaya Coulomb yang dihasilkan kedua muatan sebesar 180 N. Jarak kedua muatan tersebut
adalah .... (k = 9 109 N.m2.C2, 1 C = 106 C)
A. 10 cm
B. 20 cm
C. 30 cm
D. 40 cm
E. 50 cm
PEMBAHASAN
Dua muatan yang berdekatan akan terjadi gaya tarik-menarik atau gaya tolak-menolak. Gaya-
gaya tersebut dikenal dengan istilah gaya Coulomb yang dirumuskan
Karena yang ditanyakan adalah jarak kedua muatan, rumus tersebut kita ubah dulu menjadi
r = 101 m
= 10 cm
Jadi, jarak kedua muatan tersebut adalah 10 cm (A).
Potensial listrik di titik P yang berjarak 6 cm dari pusat bola adalah .... (k = 9 109N.m2.C2 )
A. 1,8 108 volt
B. 2,1 108 volt
C. 2,7 108 volt
D. 3,6 108 volt
E. 4,0 108 volt
PEMBAHASAN
Potensial listrik di titik P (di luar bola) memenuhi rumus
= 1,8 108
Jadi, potensial listrik di titik P adalah 1,8 108 volt (A).
Jika kelima kapasitor tersebut besarnya identik = 2 F maka nilai muatan total pada kapasitor
penggantinya adalah ....
A. 6 C
B. 8 C
C. 15 C
D. 21 C
E. 25 C
PEMBAHASAN
Kita tentukan dulu kapasitas total dari kelima kapasitor tersebut.
C1, C2, dan C3 tersusun paralel. Sebut saja kapasitor penggantinya adalah Cp.
Cp = C1 + C2 + C3
= 2 F + 2 F + 2 F
= 6 F
Cp tersusun seri dengan C4. Sebut saja kapasitor penggantinya adalah Cs.
Q t = Ct . V
= 3,5 F . 6 volt
= 21 C
Jadi, nilai muatan total pada rangkaian tersebut adalah 21 C (D).
Rangkaian R-L-C disusun seperti pada gambar di atas. Grafik gelombang sinus yang dihasilkan
jika XL > XC adalah ....
PEMBAHASAN
Jika XL > XC maka rangkaian akan bersifat induktif. Pada rangkaian induktif fase tegangan
mendahului fase arus sebesar 90.
Untuk mengetahui grafik mana yang menunjukkan fase tegangan mendahului arus, amatilah
sumbu vertikalnya. Perhatikan grafik opsi C berikut.
Sumbu vertikal pada grafik di atas menunjukkan bahwa pada saat tegangan mencapai
maksimum, kuat arusnya nol, artinya fase tegangan mendahului fase arus sebesar 90.
Opsi A dan E salah karena grafik arus tidak berbentuk sinus tetapi garis lurus.
Opsi B adalah grafik untuk rangkaian resistif karena tegangan dan arus sefase.
Opsi D adalah grafik untuk rangkaian kapasitif karena fase tegangan tertinggal 90 terhadap fase
arus.
Jadi, grafik gelombang sinus yang dihasilkan jika XL > XC adalah opsi (C).
PEMBAHASAN
Kita periksa satu per satu pernyataan-pernyataan di atas.
PEMBAHASAN
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari suatu logam karena logam tersebut
disinari cahaya. Terlepasnya elektron ini akan menimbulkan energi kinetik.
Energi kinetik fotolistrik terjadi jika energi cahaya lebih besar dari energi ambang logam.
Ek = hf W
dengan f adalah frekuensi cahaya (foton) yang datang dan W adalah energi ambang atau fungsi
kerja logam.
Dengan demikian, yang memengaruhi besarnya energi kinetik adalah foton dan fungsi kerja
logam. Sedangkan intensitas cahaya hanya memperbanyak elektron yang lepas tetapi tidak
mempercepat gerak elektron sehingga energi kinetiknya tetap.
Adapun tetapan Stefan-Boltzmann sama sekali tidak berhubungan dengan peristiwa efek
fotolistrik. Tetapan Stefan-Boltzmann berhubungan dengan intensitas radiasi benda hitam.
Jadi, faktor yang memengaruhi besarnya energi kinetik pada efek fotolistrik adalah faktor nomor
1 dan 2 (A).
PEMBAHASAN
Pada reaksi inti berlaku hukum kekekalan nomor atom dan nomor massa. Jika nomor atom dan
nomor massa partikel X berturut-turut adalah a dan b maka
Nomor atom
92 = 90 + a
a=2
Nomor massa
238 = 234 + b
b=4
Jadi, partikel X pada reaksi inti tersebut adalah 24 atau partikel alfa (E).
PEMBAHASAN
Massa suatu benda akan mengalami pertambahan jika bergerak dengan kecepatan relativistik.
PEMBAHASAN
Baik Dalton maupun Thomson menggambarkan atom seperti kelereng yang tak bermuatan
(netral). Bedanya, di masa Dalton belum ditemukan elektron dan proton. Ketika ditemukan
partikel bermuatan tersebut, Thomson menggambarkan atom sebagai bola bermuatan positif
yang dinetralkan oleh elektron yang tersebar merata di seluruh isi atom. Teorinya Thomson ini
kemudian dikenal dengan teori roti kismis (Seandainya Thomson orang Jawa, mungkin disebut
teori onde-onde).
Sedangkan Rutherford dan Bohr menggambarkan atom seperti tata surya, muatan positif sebagai
inti dan dikelilingi oleh elektron. Bedanya, di massa Rutherford belum dikenal mekanika
kuantum, masih menggunakan mekanika klasik. Menurut mekanika klasik, elektron yang
bergerak mengelilingi inti akan memancarkan energi sehingga lintasannya akan semakin
mengecil yang pada akhirnya akan menumbuk inti (teori obat nyamuk).
Mekanika kuantum sendiri diperkenalkan oleh Bohr. Bohr membuat batasan bahwa elektron
mengelilingi inti tidak memancarkan energi. Energi hanya dipancarkan jika elektron pindah
lintasan.