Resume KimFarDas
Resume KimFarDas
IKATAN KIMIA
UNIERSITAS SRIWIJAYA
2016
IKATAN KIMIA
Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu
bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi
lebih stabil. Dua atom atau lebih dapat membentuk suatu molekul melalui ikatan
kimia. Ikatan kimia terjadi karena penggabungan atom-atom, yang membentuk
molekul senyawa yang sesuai dengan aturan oktet.
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungjawab dalam gaya
interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu ikatan primer dan ikatan sekunder.
1 Ikatan Primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar.
Ikatan primer ini terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
1. Ikatan ion
Ada beberapa definisi tentang ikatan ion, yaitu:
- Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat gaya tarik-menarik lantara ion
positif dan ion negatif.
- Ikatan ion terjadi antara unsur logam dengan unsur nonlogam.
- Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron dari satu atom ke
atom yang lain.
- Ikatan ion ini sangat stabil, khususnya bila menyangkut ion bervalensi
ganda.
Ciri-ciri senyawa ionik:
- Mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi.
- Gaya tarik menarik antarpartikel sangat kuat.
- Tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion yang berada dalam
kristal sulit bergerak.
Dari kasus tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ikatan ion terjadi
karena adanya suatu gaya elektrostatis dan ion yang berbeda muatan (positif
dan negatif). Hal itu dapat terjadi jika antara unsur yang direaksikan terdapat
perbedaan daya tarik elektron yang cukup besar. Satu unsur mempunyai gaya
tarik elektron yang lemah sehingga elektronnya mudah lepas dan kedua unsur
tersebut membentuk ion unsurnya. Golongan unsur yang gaya tarik
elektronnya relatif besar adalah unsur nonlogam, sedangkan golongan unsur
yang mempunyai gaya tarik elektron relatif lemah adalah unsur logam. Oleh
karena itu, unsur logam dengan unsur nonlogam umumnya berikatan ion
dalam senyawanya.
Rumus Kimia Senyawa Ion
2. Ikatan kovalen
Ada beberapa definisi tentang ikatan kovalen, yaitu:
- Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang sangat kuat dimana gaya antar
atomnya ditimbulkan dari penggunaan bersama elektron.
- Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur non logam,
serta mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil.
- Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron-elektron oleh
dua atom.
- Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam.
Ikatan kovalen terdiri atas ikatan kovalen polar, kovalen non polar, dan
kovalen koordinasi.
a. Kovalen polar
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki
perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang
berikatan kovalen terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen polar adalah
ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) cenderung tertarik
ke salah satu atom yang berikatan. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi
antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar,
mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol.
b. Kovalen non polar
Senyawa kovalen dikatakan non polar jika senyawa tersebut tidak
memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa
yang berikatan kovalen tidak terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen
nonpolar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI)
tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen
nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda
keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau
mempunyai bentuk molekul simetri.
Kovalen Polar Kovalen Non Polar
Larut dalam air Tidak dapat larut dalam air
Memiliki pasangan elektron bebas Tidak memiliki pasangan elektron
bebas
Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan Berakhiran genap
PX5
Contoh: NH3, PCl3, H2O, HCl, Contoh: F2, Cl2, Br2, I2, O2, H2, N2,
HBr, SO3, N2O5, Cl2O5 CH4, SF6, PCl5, BCl3
c. Kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terbentuk
dari pemakaian bersama elektron yang hanya disumbangkan oleh satu
atom, sedangkan atom yang lainnya tidak menyumbangkan elektron.
Ikatan ini dapat terjadi jika atom penyumbang memiliki Pasangan
Elektron Bebas (PEB).
Contoh ikatan kovalen koordinasi adalah ammonia (NH3) yang
bereaksi dengan boron triklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3BCl3.
Atom N dalam NH3 sudah memenuhi kaidah oktet dan mempunyai
sepasang elektron bebas. Di lain pihak, atom B dalam BCl3 sudah
memasangkan semua elektron valensinya, namun belum memenuhi kaidah
oktet. Dalam hal ini, atom N (dari NH3) dan atom B (dari BCl3) dapat
berikatan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas dari
atom N.
3. Ikatan Logam
Ada beberapa definisi tentang ikatan logam, yaitu:
- Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom
logam.
- Ikatan logam adalah ikatan kimia dimana gaya antar atomnya terbentuk
karena penggunaan elektron bersama-sama tetapi tanpa memiliki arah
yang tertentu.
- Ikatan logam merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif
dari logam dan muatan negatif dari elektron yang bergerak bebas.
Perbedaan mendasar dan hal-hal lainnya mengenaik ikatan ionik, kovalen, dan
kovalen koordinasi dapat diperhatikan dari tabel berikut ini:
Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol
atom atau molekul. Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara
bagian positif dan negatif dari sebuah atom dan molekul. Perlu diingat bahwa gaya
tarik antarmolekul berikatan dengan sifat-sifat fisis zat, seperti titik leleh dan titik
didih. Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk memutuskannya,
sehingga mengakibatkan semakin tinggi titik leleh maupun titik didih suatu senyawa.
a. Kerumitan Molekul
Lebih banyak terdapat interaksipada molekul kompleks dari molekul
sederhana, sehingga Gaya London lebih besar dibandingkan molekul
sederhana.
Makin besar Mr makin kuat Gaya London.
b. Ukuran Molekul
Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul
berukuran kecil. Sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang
menimbulkan Gaya London besar.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar,
sehingga gaya londonnya juga semakin besar.
2. Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa
hidrogen yang mempunyai keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen
(O), dan nitrogen (N). Misalnya dalam HF, H20, dan NH3. Hal ini tercermin
dari titik didih yang menyolok tinggi dari senyawa-senyawa tersebut
dibandingkan dengan senyawa lain yang sejenis.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar
perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin
besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada
air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya
jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang
seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan
elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam
florida.
Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial
positif berasal dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air. Ikatan
hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi
antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen
intramolekul atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan molekul
H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada pada antar molekul seperti molekul
NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut
dengan ikatan hidrogen intermolekul.
3. Ikatan / Gaya Van Der Waals
Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals.
Jadi, bisa dikatakan bahwa gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-
dipol terimbas, semuanya tergolong gaya van der Waals. Namun demikian,
ada kebiasaan untuk melakukan pembedaan yang bertujuan untuk
memperjelas gaya antarmolekul dalam suatu zat berikut.
- Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul
itulah satu-satunya, yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas
mulia, hidrogen, dan nitrogen.
- Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-
dipol selain gaya dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.
MOMEN DIPOL
Adalah jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas dalam
suatu molekul.
Momen dipol () adalah hasil kali jumlah muatan pada salah satu ujung (q)
dengan jarak antara kedua muatan (r) tersebut.
=q x r
satuan adalah debye, menurut nama ahli kimia fisika Peter Debye(1884-1966).
Momen dipol adalah vektor yang dinyatakan oleh anak panah dengan ekor (+).
Anak panah mengarah ke muatan negative
GAYA DIPOL-DIPOL
merupakan gaya yang bekerja antara molekul molekul polar, yaitu antara
molekul yang memiliki momen dipol. Semakin besar momen dipolnya, maka
semakin kuat gayanya.
Molekul polar memiliki distribusi atau kerapatan elektron yang tidak merata
dikarenakan pada molekul polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar.
Perbedaaan keelektronegatifan ini menyebabkan suatu atom terbagi menjadi dua
muatan (dipol), satu ujung memiliki muatan positif dan ujung lainnya bermuatan
negatif.
Terdapat kecenderungan bahwa ujung positif akan berdekatan dengan ujung
negatif atom lain yang berada di dekatnya.dua Keadaan ini disebabkan adanya gaya
tarik-menarik yang disebut dengan gaya tarik dipol dipol.
Hubungan gaya dipol dipol dengan sifat fisik suatu senyawa,Semakin rendah gaya
tarik dipol-dipol antar molekul , maka titik didih maupun titik leleh senyawa tersebut
akan semakin tinggi. Kenyataan ini menyatakan bahwa gaya tarik dipol-dipol bukan
merupakan faktor utama penentu besarnya titik leleh maupun titik didih suatu
senyawa Hubungan gaya dipol dipol dengan sifat fisik suatu senyawa.
ORBITAL HIBRIDA
Pengertian Hibridisasi
Hibridisasi adalah konsep pencampuran orbital atom menjadi orbital hibrida yang
sesuai dengan pasangan elektron untuk membentuk ikatan kimia.
Orbital hibrida biasanya memiliki perbedaan energi dan bentuk. Hibridisasi berguna
untuk menjelaskan struktur molekuler ketika teori ikatan valensi gagal
menjelaskannya.
Hibridisasi sp3
Hibridisasi sp3 dapat menjelaskan struktur molekul tetrahedral. Orbital 2s dan tiga
orbital 2p melakukan hibridisasi untuk membentuk empat orbital sp, masing-masing
terdiri dari 75% karakter p dan 25% karakter s. Cuping depan mensejajarkan diri dan
penolakan elektron bersifat lemah.
Hibridisasi satu orbital s dengan tiga orbital p (px, py, pz) menghasilkan empat
orbital hibrida sp3 yang mempunyai sudut sebesar 109,5 satu sama lain sehingga
membentuk geometri tetrahedral.
Orbital sp3 membentuk tetrahedral (a) dan metana adalah contoh senyawa dengan
hibridisasi sp3 (b)
Hibridisasi sp2
Hibridisasi sp2 berguna untuk menjelaskan bentuk struktur molekul trigonal planar.
Orbital 2s dan dua orbital 2p melakukan hibridisasi membentuk tiga orbital sp,
masing-masing terdiri dari 67% karakter p dan 33% karakter s. Cuping depan
mensejajarkan diri membentuk trigonal (segitiga) planar, menghadap sudut segitiga
untuk meminimalisasi penolakan elektron.
Hibridisasi satu orbital s dengan tiga orbital p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2
yang berorientasi dengan sudut sebesar 120 satu sama lain sehingga membentuk
geometri trigonal (segitiga).
Gambar orbital sp2 tampak samping (kiri) dan tampak atas (kanan
Hibridisasi sp
Cuping depan berhadapan satu sama lain dan membentuk garis lurus 180 antara dua
orbital
DAFTAR PUSTAKA
Rufaida, Anis Dyah., Wulandari, Erna Tri, dan Waldjinah. 2013. Detik-detik Ujian
Nasional Kimia Tahun Pelajaran 2013/2014. Klaten: Intan Pariwara.
Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syarifudin. 2008. Inti Sari Kimia untuk SMA. Tangerang: Scientific Press.