Anda di halaman 1dari 26

STUDI KASUS PASIEN

OSTEOARTHRITIS DENGAN KEBIASAAN SIBUK BEKERJA


MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG

PERIODE 7 AGUSTUS 8 SEPTEMBER 2017

Oleh :
AYANG PRIMA LESTARI
1102012035
Kelompok 8

Pembimbing :
DR. Rifqatussaadah SKM. M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
JAKARTA 2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul Osteoarthritis dengan Kebiasaan
Sibuk Bekerja Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode 7 Agustus sampai dengan 8 September 2017 telah
disetujui untuk di presentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi.

Jakarta, Agustus 2017

Pembimbing,

DR. Rifqatussaadah S.KM. M.Kes


I. BERKAS PASIEN
A. Identifikasi Pasien

Nama : Ny. Sri Maryuni


Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 46 tahun
Anak ke :2
Agama : Islam
Alamat : Jalan Cikini Ampiun RT/RW. 014/001
Suku : Betawi
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
No. Rekam Medis :-
Tanggal Berobat : 9 Agustus 2017
Tanggal Kunjungan : 9 Agustus 2017

B. Anamnesa

Anamnesa dilakukan secara auto anamnesa kepada pasien pada tanggal 9


Agustus 2017 pukul 10.00 WIB.

1. Keluhan Utama

Kedua lutut nyeri dan sulit berjalan sejak 2 minggu yang lalu

2. Keluhan Tambahan

Ada tonjolan tulang di sekitar persendian lutut yang disertai dengan warna
kemerah-merahan

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Menteng seorang diri pada


tanggal 9 Agustus 2017 dengan keluhan kedua lutut terasa nyeri dan sulit
untuk berjalan. Keluhan ini dirasakan pasien secara tiba tiba sejak 2
minggu yang lalu. Nyeri dirasakan pasien seperti berdenyut dan
tertusuk jarum. Nyeri tersebut juga tidak menghilang dengan kompres,

minyak urut, maupun obat pengurang rasa sakit. Nyeri semakin memberat
saat pasien melipat lututnya dan menggerakkan kakinya tetapi sedikit
berkurang dengan istirahat. Awalnya, pasien mengaku mendapatkan
keluhan nyeri dan sulit berjalan ini ketika pasien ingin beranjak dari
tempat tidurnya menuju kamar mandi. Ketika akan berdiri, pasien
merasakan kedua kakinya sangat nyeri dan sulit untuk digerakkan. Pasien
menyangkal adanya benturan di kepala saat jatuh. buang air
besar dan buang air kecil masih dalam batas normal. Sebenarnya, pasien
sudah lama merasakan nyeri pada kedua lututnya ini yaitu
selama 1 tahun, namun perlahan dirasa semakin memberat
sejak ada bengkak di kedua lututnya dan puncaknya yaitu 2 minggu
karena keluhan pasien ini menyebabkan dirinya sulit untuk
berjalan. Bengkak tersebut menyebabkan pasien susah
menggerakkan kakinya dan menyebabkan terhambatnya aktivitas sehari
hari pasien. Namun, pasien masih bisa berjalan pelan pelan. Di daerah
lutut yang bengkak tersebut terasa hangat. Pasien mengatakan
bengkaknya tidak mengecil setelah dikompres dengan air dingin ataupun
setelah pasien beristirahat.

Selain keluhan nyeri dan bengkak, pasien juga merasakan kaku pada
kedua lututnya. Biasanya kaku ini muncul pada pagi hari setelah pasien
bangun tidur dan menetap sekitar setengah jam. Saat kaku ini muncul,
pasien tidak bisa menggerakkan kakinya sama sekali, pasien hanya bisa
diam di tempat tidur. Saat dicoba digerakkan oleh orang lain, kaki pasien
hanya bisa bergeser ke kanan ataupun ke kiri, tidak bisa ditekuk dan
kadang pasien juga merasakan gemertak ketika lututnya digerakkan.

Pasien mengaku sudah pernah berobat ke alternatif (dipijat) dan


mengkonsumsi obat yang dibeli di apotek untuk meredakan keluhan
bengkak dan nyeri pada lututnya, hanya saja pasien lupa nama obatnya.
Pasien juga mengaku bahwa sebelum sakit selama 1 tahun ini, pasien
masih sering melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan memasak,
tetapi semenjak kedua lututnya terasa nyeri pasien hanya bisa berjalan
santai di sekeliling rumahnya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

a. Riwayat hipertensi : disangkal


b. Riwayat DM : disangkal
c. Riwayat penyakit TBC : disangkal
d. Riwayat penyakit Ginjal : disangkal
e. Riwayat asma : disangkal
f. Riwayat penyakit jantung : disangkal
g. Riwayat alergi obat : disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengaku di keluarga ada yang memiliki hipertensi, yaitu ibu pasien

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien memiliki 2 (dua) orang anak, yaitu 1 (satu) orang perempuan dan
1 (satu) orang laki-laki. Saat ini, pasien tinggal bersama anak laki-laki dan
suaminya. Anak perempuanya sedang berkuliah di luar kota. Sementara anak
laki-lakinya di bangku kelas 3 SMA. Pasien bekerja sebagai buruh pabrik
penghasilan Rp. 3.000.000,- per bulan. Suaminya bekerja sebagai pegawai di
salah satu kantor cabang. Penghasilan pasien dan suaminya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup, terutama untuk biaya sekolah anak-anaknya.

7. Riwayat Makanan

Pasien makan sebanyak 2 x sehari, yaitu pada siang dan malam hari.
Pasien makan nasi dengan lauk yang berbeda setiap harinya seperti telur,
ayam, atau ikan, dan sayuran.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesan : Sakit sedang
2. Vital Sign
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 130/75 mmHg
Frekuensi nadi : 99x/menit
Suhu : 37,1C
Respirasi : 20x/menit
Berat badan : 63 kg
Tinggi badan : 161 cm
3. Status Gizi (IMT)

BB : 63 kg
Tinggi Badan : 161 cm
BB 63
IMT = (TB) = = 24,3 (beresiko menjadi obesitas)
(1,61)

Range berat badan ideal pasien :


IMT 18,5 23, maka berat badan ideal pasien antara 53,1 kg
Metode Brocca :
Berat badan ideal = (Tinggi Badan-100) 10% (Tinggi Badan-100)
= (161-100) 10% (161-100)
= 61 6,1= 54,9 Kg
Status Gizi = (BB Aktual : BB Ideal) x 100%
= (63 : 54,9) x 100%
= 114% (Kelebihan Berat Badan)

Tabel 1.1
Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 22,9 Berat badan normal
23,0 Kelebihan berat badan
23,0 24,9 Berisiko menjadi obesitas
25,0 29,9 Obes I
30,0 Obes II
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007
Tabel 1.2.
Kriteria Brocca
Status Gizi KATEGORI
< 90 % BBI Berat badan kurang
90 110 % BBI Berat badan normal
110 120 % BBI Kelebihan berat badan
> 120 % BBI Gemuk BB
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007

4. Status Generalis
a. Kepala
Ekspresi : Biasa
Simetris muka : Simetris kiri dan kanan
Rambut : Hitam, sukar dicabut
b. Mata
Eksoptalmus atau enoptalmus : (-)
Tekanan bola mata : Tidak dilakukan
Kelopak mata : Dalam batas normal
Konjungtiva : Anemi (-)
Kornea : Jernih
Sklera : Ikterus (-)
Pupil : Isokor 2,5 mm
c. Telinga
Tophi : (-)
Pendengaran : Dalam batas normal
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
d. Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
e. Mulut
Bibir : Kering (-)
Lidah : Kotor (-)
Tonsil : Hiperemi (-)
f. Leher
Kelenjar getah bening : MT (-), NT (-)
Kelenjar gondok : MT (-), NT (-)
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
g. Dada
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Bentuk : Normochest
Sela iga : Tidak ada pelebaran
h. Thorax
Palpasi
- Fremitus raba : Kiri sama dengan kanan
- Nyeri tekan : (-)
Perkusi
- Paru kiri : Sonor
- Paru kanan : Sonor
- Batas paru hepar : ICS VI Dextra Anterior
- Batas paru belakang kanan : V Th IX Dextra Posterior
- Batas paru belakang kiri : V Th X Sinistra Posterior
Auskultasi
- Bunyi pernapasan : Vesikuler
- Bunyi tambahan : Rh -/- Wh -/-
i. Cor
Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung kesan
normal
Auskultasi : BJ I/II murni regular
Bunyi tambahan : Bising (-)
j. Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Palpasi : MT (-), NT (-)
Perkusi : Timpani
Auskultrasi : Peristaltik (+), kesan
normal
k. Alat kelamin : Tidak dilakukan
pemeriksaan
l. Anus dan rectum : Tidak dilakukan
pemeriksaan
m. Ekstremitas :

Tabel 2.1.
Terlihat pembengkakan pada sendi lutut
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Motorik
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan N N N N
Kekuatan 4 4 4 4
Tonus Otot N N N N
Bentuk Otot N N N N

Tabel 2.2.
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Refleks
Kanan Kiri Kanan Kiri
Fisiologi + + + +
Patologis - - - -

II. BERKAS KELUARGA


A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga Pasien
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. Dodi Chandra
Usia : 48 tahun
b. Struktur Komposisi Keluarga

Ny. Sri Maryuni merupakan istri dari Tn. Dodi Chandra. Pasangan
ini mempunyai 2 (dua) orang anak. Anak pertama adalah perempuan
yang bernama Nn. Fania Darma berusia 20 tahun. Anak kedua laki-laki
bernama An. Pandu Evan berusia 18 tahun. Saat ini, Ny. Sri Maryuni
tinggal serumah dengan suami dan anak laki-lakinya, sedangkan anak
perempuannya sedang berkuliah di luar kota.

Tabel 3.
Anggota keluarga yang tinggal serumah

Kedudukan Ket.
Jenis Pendi
No Nama dalam Umur Pekerjaan Tamb
Kelamin dikan
Keluarga ahan
Isteri Tn.
Ny. Sri
1 Dodi P 46 th SMA Wiraswasta Pasien
Maryuni
Chandra
Tn. Dodi Kepala Suami
2 L 48 th S1 Pegawai
Chandra Keluarga Pasien
An. Pandu Anak
3 Anak L 18 th SMA Pelajar
Evan Pasien

2. Genogram
a. Bentuk Keluarga

Menurut Goldenberg (1980), bentuk keluarga Ny. Sri Maryuni


adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri atas suami, isteri, dan
anak kandung mereka sendiri.

b. Tahapan Siklus Keluarga

Menurut Duvall (1977), keluarga Ny. Sri Maryuni berada pada


tahapan siklus keluarga yang kelima, yaitu keluarga dengan anak usia
remaja (family with teenagers) dengan umur antara 13 - 20 tahun.
c. Family Map (Gambar)

Gambar 1. Genogram Keluarga Tn. Dodi Chandra

Keterangan:

: Laki-laki : Laki-laki meninggal

: Perempuan : Perempuan meinggal

3.: Pasien
Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan
: Tinggal serumah Hidup

a. Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 4.
Lingkungan tempat tinggal
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Status kepemilikan rumah : Kontrakan Ny. Sri Maryuni saat ini tinggal bersama
Daerah perumahan : Tidak terlalu padat dengan suami dan anak laki-lakinya di
Luas rumah : 6 x 14 m2 rumah kontrakan. Rumah tersebut
Halaman rumah : 3 x 6 m2 difalisitasi dengan total 2 (dua) kamar
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 3 tidur, 1 (satu) kamar mandi, dapur, ruang
orang tamu, ruang makan, halaman, jendela serta
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Tingkat rumah : 1 ventilasi yang memadai. Ketersediaan air
Lantai rumah : Keramik bersih berasal dari PDAM dan tempat
Dinding rumah : Beton pembuangan sampah berada di halaman
Jamban Keluarga : Ada depan rumah.
Tempat bermain : Tidak ada
Penggunaan Listrik : 2400 watt
Ketersediaan air bersih : Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada

Kesan: Dinilai dari lingkungan tempat tinggal, rumah Tn. Dodi Chandra tergolong ke
dalam rumah yang sehat.

b. Kepemilikian Barang-Barang Berharga (Kendaraan, Alat Elektronik, dan


Peralatan Rumah Tangga)
Satu unit mobil
Satu unit televisi
Dua unit AC
Satu unit lemari es dua pintu
Satu unit mesin cuci
Satu unit kompor gas
Tiga unit handphone

c. Denah Rumah

Gambar 2. Denah Rumah Keluarga Tn. Dodi Chandra


4. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit
Apabila anggota keluarga Tn. Dodi Chandra ada yang sakit,
biasanya keluarga ini membeli obat di apotek atau warung terlebih
dahulu. Apabila keadaan anggota keluarga yang sakit tersebut membaik,
maka obat tersebut akan diteruskan hingga sembuh, namun apabila tidak
kunjung membaik hingga 4 hari, barulah dibawa ke pusat pelayanan
kesehatan masyarakat.

b. Perilaku terhadap Makanan

Keluarga Tn. Dodi Chandra memiliki kebiasaan makan dengan


pola 2 x sehari. Anggota keluarga setiap harinya memakan makanan yang
dimasak sendiri oleh Ny. Sri Maryuni dengan lauk-pauk yang berganti
setiap harinya seperti ikan, ayam, atau telur, dan sayuran. Namun, karena
kesibukan masing-masing, keluarga ini jarang makan secara bersama.

c. Perilaku terhadap Pelayanan Kesehatan

Keluarga Tn. Dodi Chandra memiliki jaminan kesehatan BPJS.

d. Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan

Keluarga Tn Dodi Chandra tinggal di lingkungan yang tidak begitu


padat. Rumah keluarga ini dilengkapi dengan jendela dan ventilasi yang
memadai sehingga udara dan pencahayaan dari matahari bisa masuk ke
dalam rumah. Air yang digunakan untuk kebutuhan mandi dan mencuci
pakaian berasal dari PDAM, sedangkan air untuk minum berasal dari
galon. Di halaman depan rumah terdapat satu tempat sampah yang sekali
dalam 3 hari, sampah yang ada di dalamnya diangkut oleh petugas
kebersihan.
5. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 5.
Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Keluarga Tn. Dodi Jarak rumah keluarga Tn.
Chandra menggunaan Dodi Chandra dengan
Cara mencapai pusat
kendaraan pribadi, yaitu Puskesmas Kecamatan
pelayanan kesehatan
mobil Menteng cukup dekat
sehingga keluarga ini
Menurut keluarga Tn. biasanya menggunakan
Dodi Chandra, biaya kendaraan pribadi.
Tarif pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan Mengenai biaya, oleh
dinilai terjangkau karena adanya BPJS,
keluarga mengaku biaya
Menurut keluarga Tn.
pengobatan menjadi
Kualitas pelayanan Dodi Chandra, kualitas
terjangkau dan
kesehatan pelayanan kesehatan
pelayanannya pun dirasa
dinilai memuaskan
memuaskan.

6. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan Makan

Keluarga Tn. Dodi Chandra memiliki kebiasaan pola makan


sebanyak 2 x sehari. Setiap hari Ny. Sri Maryuni memasak makanan
dengan menu yang berbeda-beda, namun tetap pada dasarnya terdiri dari
nasi, lauk-pauk, dan sayur-mayur.

Mengenai minuman, keluarga Tn. Dodi Chandra mengaku tidak


begitu memperhatikan jumlah air yang diminumnya dalam sehari.
Namun, dapat diperkirakan keluarga minum sekitar 4 6 gelas dalam
setiap harinya.

b. Menerapkan Pola Gizi Seimbang

Menu makanan yang dimasak oleh Ny. Sri Maryuni setiap harinya
ialah nasi, lauk-pauk yang beraneka ragam seperti ikan, ayam, telur, dan
daging, serta sayur-sayuran seperti kangkung, bayam, dan kol. Ny. Sri
Maryuni biasanya makan nasi dengan lauk-pauk, dan sayur-sayuran.
Sedangkan buah, keluarga Tn. Dodi Chandra mengaku jarang sekali
memakan buah. Keluarga juga mengaku memiliki kebiasaan minum air
putih sehingga jarang mengonsumsi susu, teh, maupun kopi.

Pola makan Ny. Sri Maryuni 3 (tiga) hari terakhir ialah sebagai
berikut.

Tabel. 6.1.
Food Recall 8 Agustus 2017
3 Juli 2017
Waktu Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Pagi - 0 0 0 0
Siang Nasi putih 204 kkal 44,08 g 4,2 g 0,44 g
Telur mata sapi 2 butir 186 kkal 0,84 g 12,96 g 14,66 g
Capcay 67 kkal 9,67 g 1,58 g 2,59 g
Malam Nasi putih 204 kkal 44,08 g 4,2 g 0,44 g
Ayam Goreng 180 kkal 0g 26,6 g 2,59 g
Capcay 67 kkal 9,67 g 1,58 g 2,59 g
Jumlah 908 kkal 108,34 g 51,12 g 23,31 g

Tabel. 6.2.
Food Recall 7 Agustus 2017
4 Juli 2017
Waktu Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Pagi - 0 0 0 0
Siang Nasi putih 204 kkal 44,08 g 4,2 g 0,44 g
Ikan goreng 160 kkal 0g 20,53 g 6,73 g
Sayur bayam 110 kkal 2g 1,99 g 0g
Malam Nasi putih 204 kkal 44,08 g 4,2 g 0,44 g
Ikan goreng 160 kkal 0g 20,53 g 6.73 g
Sayur bayam 110 kkal 2g 1,99 g 0g
Jumlah 948 kkal 92,16 g 53,44 g 14,34 g

Tabel. 6.3.
Food Recall 6 Agustus 2017
5 Juli 2017
Waktu Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Pagi - 0 0 0 0
Siang Nasi putih 204 kkal 44,08 g 4,2 g 0,44 g
Ayam goreng 180 kkal 0g 26,6g 7,64 g
Capcay 67 kkal 9,67 g 1,58 g 2,59 g
Malam Mie goreng 500 kkal 58 g 8g 16 g
Telur rebus 89 kkal 0,43 g 6,24 g 6,76
Tempe goreng 175 kkal 15,6 g 13,11 g 8,2 g
1215
Jumlah kkal
127,78 g 59,73 g 41,63 g
Berdasarkan pengakuan pasien, dalam sehari pasien minum air
putih (air mineral) antara 4 6 gelas.

Interpretasi food recall pasien:

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa Ny. Ahrina Gauni


Pakpahan mendapat total kalori per hari sebanyak:

Tanggal 6 Agustus 2017 = 1215 kkal


Tanggal 7 Agustus 2017 = 948 kkal
Tanggal 8 Agustus 2017 = 908 kkal

Rata-rata asupan pasien selama 3 (tiga) hari adalah =


(1215+948+908) : 3 = 1023 kkal, sedangkan besar kalori yang
dibutuhkan pasien per hari adalah sebagai berikut.

BB ideal : 0,9 x (TB-100)


: 0,9 x (161-100) = 54,9 kg
Wanita : BB idaman (kg) x 25 kkal
: 54, 9 x 25 = 1372, 5 kkal
Usia >40 : - (5% x Kebutuhan basal)
: - (5% x 1372,5) = - 68,6 kkal

Aktivitas sedang : + (20% x Kebutuhan basal)


: + ( 20% x1372,5) = + 274,5 kkal
Jumlah kebutuhan kalori Ny. Sri Maryuni :
= 1372,5-68,6+274,5 = 1579 kkal

Kebutuhan Karbohidrat : 60% x 1372, 5 = 823,5 kkal = 205,8 g

(4 kalori setara dengan 1 g karbohidrat)

Kebutuhan Protein : 20% x 1372, 5 = 274,5 kkal = 68,6 g

(4 kalori setara dengan 1 g protein)

Kebutuhan Lemak : 20% x 1372, 5 = 274,5 kkal = 30,5 g

(9 kalori setara dengan 1 g lemak)


Kesan : Dari perbandingan rata-rata kalori food recall dan perhitungan
kebutuhan kalori pasien, dapat disimpulkan bahwa asupan makanan
pasien tidak sesuai atau kurang dari jumlah kebutuhan energi/ kalori yang
dibutuhkan.

7. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Fasilitas yang memadai di dalam rumah serta lingkungan rumah


yang sehat mendukung dan memudahkan keluarga dalam menjalani
hidup dengan pola yang sehat. Adanya kendaraan berupa mobil
memudahkan pasien pergi ke puskesmas Kecamatan Menteng untuk
melakukan pemeriksaan dan pengobatan. Selain itu, jarak rumah yang
cukup dekat dengan puskesmas membantu pasien untuk tiba di
puskesmas dengan tanpa mengalami hambatan yang berarti.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kesibukan masing-masing angota keluarga membuat perhatian


terhadap sesama anggota keluarga tidak begitu besar. Anak laki-laki
pasien sekolah dan kursus pelajaran hingga pukul 8 malam. Begitu juga
dengan suami pasien yang sering bekerja lembur hingga larut malam. Hal
ini membuat suami dan anak pasien jarang sekali menanyakan keadaan
kesehatan ataupun asupan makanan pasien. Begitu juga sebaliknya,
pasien yang juga bekerja sebagai buruh pabrik hanya bisa
mempersiapkan bekal makan untuk anak dan suaminya pada pagi hari.
Walaupun pasien setiap hari memasak makanan yang mengandung gizi
yang cukup, namun pasien hanya makan dalam porsi yang sedikit.

8. Dinamika Keluarga

Pasien tinggal serumah dengan suami dan anak laki-lakinya yang masih
duduk di bangku SMA. Awalnya, anak perempuan pasien juga ikut tinggal
serumah bersama anggota keluarga pasien lainnya. Namun, sejak anak
perempuan pasien lulus SMA dan duduk di bangku kuliah, ia harus tinggal di
luar kota dimana universitas tempat ia berkuliah berada.
9. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis

Dulu almarhum ibu pasien memiliki riwayat hipertensi. Namun,


dari pihak Ayah pasien tidak ada yang memiliki kecacatan dan penyakit
menular, begitu juga dengan anggota keluarga pasien sendiri.

b. Fungsi Psikologis

Keluarga pasien memiliki kesibukan masing-masing sehingga


komunikasi antar angota keluarga jarang terjadi. Seluruh anggota
keluarga mempunyai waktu luang untuk berkumpul bersama hanya pada
hari-hari tertentu dimana hari cuti kerja dan libur sekolah bertepatan atau
sama waktunya. Namun, walaupun begitu sesama anggota keluarga
pasien tetap saling menyayangi dan jarang terjadi masalah yang berarti.

c. Fungsi Ekonomi

Pasien memperoleh pendapatan pribadi dari hasil kerjanya sekitar


Rp. 3.000.000,- per bulan. Pasien mengaku bahwa kebutuhan hidup
rumah tangga keluarganya masih dapat dipenuhi dari hasil
pendapatannya ditambah dengan gaji suaminya yang bekerja sebagai
pegawai di salah satu kantor cabang.

d. Fungsi Sosial

Lingkungan tempat keluarga pasien dimana setiap rumah berjejer


rapat satu sama lain. Hal ini membuat hubungan pasien dengan
tetangganya terjalin dengan baik.

e. Fungsi Pendidikan

Pasien mengaku bahwa pendidikan sangat berarti bagi


keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari kedua anaknya, yaitu anak
pertamanya yang sedang menempuh perkuliahan di salah satu universitas
negeri di Indonesia, dan anak laki-lakinya yang sedang duduk di bangku
SMA yang juga mengikuti kursus pelajaran hingga pukul 8 malam.
B. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga
1. Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi atau keadaan kesehatan
pasien.
2. Keluarga pasien kurang memperhatikan pola makan pasien.
3. Antar sesama anggota keluarga jarang terjadi komunikasi karena memiliki
kesibukan masing-masing.

III. DIAGNOSIS HOLISTIK


A. Aspek Personal
1. Alasan Datang

Pasien datang ke puskesmas seorang diri dengan keluhan rasa nyeri


dibagian lutut.

2. Kekhawatiran

Pasien khawatir rasa nyeri di lututnya semakin parah dan dapat


menganggu aktivitasnya sehari-hari.

3. Harapan

Pasien berharap bisa mengetahui penyebab rasa nyeri di tulang lutut


agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas untuk mencegah hal yang sama
terulang kembali di kemudian hari. Selain itu, pasien juga berharap
kedatangannya unuk berobat ke puskesmas dapat menyembuhkan rasa nyeri
di tulang lutut sehingga ia dapat dengan leluasa bergerak ataupun beraktivitas
kembali.

4. Persepsi Penyakit

Pasien merasa bahwa rasa nyeri dan ngilu di tulang lutut tidak kunjung
membaik, bahkan semakin hari semakin parah. Pasien takut jika dibiarkan hal
tersebut dapat mengganggunya dalam berjalan.

Pasien merasa sakit yang dideritanya adalah cobaan dari allah dan dapat sembuh
dengan pertolongan dokter.
Pandangan pasien pada sisi agama, pasien percaya apabila pasien tekun berobat
dan berdoa kepada Allah SWT, penyakitnya dapat disembuhkan.
B. Aspek Klinik

Ny. Sri Maryuni berusia 46 tahun didiagnosis mengalami osteoarthritis.

C. Aspek Resiko Internal


1. Pola makan Ny. Sri Maryuni kurang baik, yaitu hanya 2 x sehari, ditambah
dengan porsi yang sedikit sehingga belum memenuhi pedoman gizi seimbang.
2. Ny. Sri Maryuni memiliki kebiasaan yang kurang baik, yaitu sejak lama tidak
sarapan pagi.
3. Ny. Sri Maryuni jarang sekali makan buah-buahan dan minum susu.
4. Asupan makanan yang dikonsumsi Ny. Sri Maryuni masih kurang dari
kebutuhan kalori tubuhnya, yaitu sebesar 1579 kkal per hari.
D. Aspek Psikologis Keluarga
1. Keluarga Ny. Sri Maryuni tergolong sibuk sehinga jarang memperhatikan
keadaan kesehatan dan pola makannya.
2. Jarang terjadi komunikasi antara anggota keluarga.
E. Aspek Fungsional

Secara aspek fungsional, pasien dapat digolongkan pada tingkat ke 3


berdasarkan ICPC II.
IV. RENCANA PENATALAKSANAAN
Tabel 7.
Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan
Aspek Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang Pasien Pada saat di Pasien dapat memahami dengan baik
Personal pasien alami saat ini adalah osteoarthritis yang puskesmas mengenai jenis penyakit yag sedang
terjadi karena menipisnya tulang rawan pada sendi dideritanya sehingga untuk kedepannya
lutut yang apabila dibiarkan dapat menyebabkan pasien dapat berhati-hati dalam
rasa nyeri dan peradangan di persendian semakin beraktivitas untuk mencegah
parah. peradangan di persendian lututnya.
Aspek Pemberian Natrium diklofenak 50mg Pasien Pada saat di Pasien rutin mengonsumsi obat yang
Klinis puskesmas diberikan untuk menyembuhkan
Pemberian Prenase Tab 1 x 1 butir/ hari peradangan dan rasa nyeri di persendian
lututnya.
Aspek Mengedukasi pasien bahwa salah satu penyebab ia Pasien Pada saat di Pasien dapat mengurangi aktivitasnya
Risiko mengalami osteoarthritis adalah faktor usia, dimana puskesmas dalam sehari-hari dan tidak lupa untuk
Internal terjadi pengurangan cairan synovial di sela tulang beristirahat di tengah-tengah
rawan yang lambat laun menyebabkan kesibukannya agar dapat merelaksasi
berkurangnya fungsi tulang rawan. persendiannya dan tidak sampai
mengalami lelah yang berlebihan.
Mengedukasi lpasien bahwa penyebab paling utama
ialah aktivitas yang dilakukannya terlalu berat dan Pasien mengonsumsi makanan sesuai
tidak sesuai dengan asupan makanan dan gizi yang dengan jumlah energi yang dibutuhkan
masuk dalam tubuhnya. Mengingatkan pasien untuk oleh tubuhnya serta mengandung nilai
meluangkan waktu istirahat setidaknya 2-3 jam gizi yang baik.
dalam sehari di tengah-tengah kesibukannya.
Aspek Menyarankan pasien untuk meluangkan waktunya Pasien Pada saat Sesama anggota keluarga lebih saling
Psikososial berkomunikasi dengan suami dan anak-anaknya. dan kunjungan memperhatikan terutama mengenai
Keluarga Memberikan perhatian yang lebih lagi kepada keluarga ke rumah. kondisi kesehatan mereka bersama.
pasien Anggota keluarga mendukung dan
suami dan terutama kepada anak-anaknya agar hal membantu pasien dalam
yang sama berbalik kembali kepada pasien. menyembuhkan penyakitnya dengan
Memberitahu anggota keluarganya tentang penyakit membantu meringankan aktivitas pasien
yang dideritanya saat ini. Memberitahu anggota dan memastikan pola makan pasien
keluarganya ketika ia merasa lelah dan butuh teratur dan memenuhi nilai gizi
istirahat atau ketika rasa nyeri di persendian seimbang.
kambuh lagi agar anggota keluarga yang lain
mengetahui kondisi kesehatan pasien dan dapat
melakukan tindakan pertolongan pertama ataupun
mencegah agar penyakit pasien tidak kambuh
kembali.

Menyarankan suami dan anak-anak pasien untuk


lebih memperhatikan pola makan dan asupan gizi
yang masuk ke dalam tubuh pasien.

Menyarankan suami pasien untuk lebih


memperhatikan pasien dan meluang banyak
waktunya untuk mengecek kondisi kesehatan
pasien.
Aspek Mengingatkan pasien untuk tidak bekerja atau Pasien Pada saat di Pasien mau meluangkan waku istirahat
Fungsional beraktivitas berlebihan. Mengingatkan pasien untuk puskesmas yang cukup (lebih banyak dibandingkan
tetap beristirahat di tengah-tengah aktivitasnya. sebelumnya). Pasien lebih
memperhatikan kondisi tubuhnya
terutama persendian tulang rawannya
agar jangan sampai terlalu lelah ataupun
sampai membuat kaku.
V. PROGNOSIS
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad sanasionam : Dubia ad bonam
3. Ad functionam : Dubia ad bonam
Pandangan Islam Tentang Penyakit Osteoarthritis

Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar


Rasulullah SAW bersabdayang artinya, Sungguh menakjubkan perkara seorang
mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak
terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur
dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar
dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Sakit akan menghapuskan dosa


Penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah
dilakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota
tubuh. Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah
dilakukan. Sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya : Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu). (QS. asy-Syuura: 30).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Tidaklah menimpa seorang mukmin


rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai
kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-
dosanya. (HR. Muslim)

Sakit akan Membawa Keselamatan dari api neraka


Rasulullah SAW bersabda yang artinya, Janganlah kamu mencaci maki penyakit
demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-
dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR.
Muslim)
Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang
dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah
sakit yang dideritanya. Bergembiralah, sesungguhnya Rasulullah SAW, Sakit demam
itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka. (HR. Al Bazzar, shohih)

Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya


Sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan seorang hamba yang
tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya. Biasanya seseorang yang
dalam keadaan sehat wal afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti
hawa nafsunya,sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya. Oleh karena itu, jika
Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan,
kehinaan, dan ketidakmampuan dihadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas
kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada Allah dengan penyesalan dan
kepasrahan diri.

Allah SWT berfirman:

artinya, Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat
sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan
kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan
diri. (QS. al-Anam: 42) yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan
ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara
taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)
Lampiran 1

10 Pola Gizi Seimbang


1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan;
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;
4. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok;
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;
6. Biasakan Sarapan;
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman;
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan;
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

Anda mungkin juga menyukai