Anda di halaman 1dari 8

TUGAS IV ARSITEKTUR KIWARI

Vacheron Constantin Headquarter/ Geneva, Switzerland / Bernard Tschumi


Vanna Venturi House / Chestnut Hill, Philadelphia, Pennsylvania, USA / Robert
Venturi

NAMA MAHASISWA : SHINTA OCTAVIANA PUTRI


NRP : 3212100041

ARSITEKTUR KIWARI KELAS A


SEMESTER GANJIL 2014
ARSITEKTUR PASCA MODERN / NEO MODERN
Arsitektur pasca modern merupakan tindak lanjut dari paham arsitektur moden. Arsitektur pasca
modern atau neo modern mengubah geometri dengan sudut tinjau tertentu tentang geometri. Pasca
modern memiliki ciri ciri hi-tech, complex, manipulasi halal, futuristic, dan wajah yang bersolek.dalam
paham arsitektur pasca, memiliki beberapa teknik, yaitu traces of memory ((bangun / sosok berkenang),
thematised ornament (bangun / sosok bersolek), frenzied cacophony (lebih dari bangun / sosok
platonic), explosive space (batang / lempeng men-trimatra), dan disjuctive complexity (manipulasi
program).
Traces of memory adalah bangunan yang memiliki sosok membangkitkan kenangan (kuno, local,
peristiwa,dsb. Bangunan tersebut merupakan bangunan modern, tetapi memiliki warna, tekstur, dan
bahan yang meng-kuno. Traces of memory memiliki nama sinonim yaitu latent classicism
Thematised ornament adalah bangunan yang memiliki sosok dirias dengan riasan yang geometric dan
nyaris tidak memiliki order. Thematised ornament memiliki nama lain yaitu fundamentalist classicism.
Frenzied cacophony adalah bangunan yang memiliki rupa trimatra dari geometri trimatra bukan
merupakan proyeksi dari geometri dwimatra. Tidak memakai order lama dan menggunakan order yang
baru. Berkesan hingar binger namun menyita perhatian.
Explosive space adalah pembentuk ruangan digarap sebagai unsur trimatra (barang dan lempeng
meruang). Memiliki suasana ruangan futuristic, spektakular, mengejutkan,sulit dipercaya, dan
menggejolakkan emosi.
Disjunctive complexity adalah bangunan yang menggoncangkan program bangunan (dis-programming,
trans-programming, atau cross-programming). Suasana ruangan menggejolakkan emosi.
Salah satu contoh arsitektur pasca modern adalah
Vacheron Constantin Headquarters
Berlokasi di Geneva, Switzerland.
Didirikan pada tahun 2001-2005.
Arsitek : Bernard Tschumi

Gambar 1. Sketsa bangunan


Bernard Tschumi merupakan salah satu arsitek yang memiliki paham arsitektur neo modern. Hal
ini dapat dilihat dari salah satu karyanya, yaitu Vacheron Constantin. Disebut arsitektur pasca modern
karena bentuk bangunan yang sederhana dan berupa geometri yang merupakan ciri dari arsitektur
modern. Perbedaan antara arsitektur modern dan pasca modern pada bangunan Vacheron adalah
pengolahan bentuk. Pada arsitektur modern, bentuk geometri disusun secara secara murni (tanpa
pengolahan), sedangkan pada arsitektur pasca modern, terdapat pengolahan bentuk dasar geometri
(sudut bentuk geometri dibuat tidak tajam). Selain itu penggunaan material kaca dan lempengan logam
secara murni tanpa olahan berupa manipulasi, menggambarkan arsitektur modern. Penggunaan
material lempeng yang menerus dan meliuk dari sisi utara ke sisi selatan, memberikan kesan fleksibel
pada bangunan tersebut.
Gambar 2. Penerapan material sebagai selubung bangunan
Bangunan ini menggunakan aliran plastism. Dalam aliran plastism, banyak digunakan bentukan
yang berkesan fleksibel dengan banyak kurva dan lengkung. Bentukan yang fleksibel ini membuat
bangunan lebih dinamis dan memiliki karakter. Bentuk tersebut tidak selalu bersifat structural, seringkali
bersifat dekotatif namun menyatu dengan bangunan dan bukan sekedar tempelan baik secara fasad
maupun interior bangunan caranya dengan menggunakan warna dan material bangunan yang inovetif.
Aliran plastism berusaha mengemukakan ide melalui bentukan yang tidak umum dari sebuah
bangunan.
Vacheron memiliki beberapa elemen bangunan sederhana di sisi utara dan selatan yang
merupakan bukaan yang berbentuk garis garis horizontal dan ditata secara teratur dan berulang.
Walaupun terdapat elemen, tetapi elem tersebut berbeda dengan elem pada arsitektur klasik. Elemen
pada pasca modern tetapi memiliki fungsi tertentu, sehingga konsep fungsionalis tetap diterapkan pada
bangunan.

Gambar 3. Pemberian ornamen pada selubung bangunan


Pada sisi utara, pemberian material kaca lebih banyak dibanding selatan karena matahari lebih
lama pada sisi selatan sehingga apabila pada sisi selatan banyak terdapat kaca, akan membuat ruang
didalamnya terasa panas.

Gambar 4. Pemberian material kaca pada sisi utara


Gambar 5. Pemberian material kaca pada sisi selatan
Material yang digunakan pada bagian eksterior adalah lempengan metal yang menyelimuti
struktur geometri. Penggunaan material lempengan besi yang menerus pada bagian atap menunjukan
hubungan yang koherensi antara visual dan fungsi. Dan memberi kesan hubungan yang terjalin antara
managemen, desain dan produksi. Sedangkan material interior yang digunakan adalah lapisan kayu.
Hal ini memberikan kesan hangat dan menawan Material pada tangga, elevator, dan walkways
menggunakan material kaca. Hal ini terlihat kontras dengan material pada eksterior dan interior.

Gambar 6. Lempengan logam pada sisi atap bangunan

Gambar 7. Lempengan logam yang menyelubungi sisi bangunan

Gambar 8. Material kayu pada interior bangunan

Gambar 9. Material kaca pada koridor dan tangga


Struktur yang digunakan pada bangunan ini adalah struktur geometri, yaitu menggunakan kolom,
balok, dan struktur ruang. Struktur tersebut tidak diperlihatkan dalam bangunan, agar memberi kesan
meruang.

Gambar 10. Struktur bangunan dan potongan


Paham arsitektur modern tetap diterapkan pada material, sedikit ornamen, dan bentuk mengukuti
ruang yang ada didalamnya. Serta setiap elemen yang ada memiliki fungsi, bukan sebagai ornamen
saja.
ARSITEKTUR PURNA MODERN / POST MODERN
Arsitektur purna modern merupakan tindak lanjut dari paham arsitektur moden. Arsitektur purna modern
atau post- modern mencampurkan paham arsitektur modern dengan arsitektur neo klasik, sehingga
sering disebut dengan arsitektur neo-neo klasik. Purna modern memiliki ciri ciri histirik tetapi tetap
futuristic, memiliki ciri khas regional tetapi tetapi bisa menggambarkan global serta memberi kesan elit,
tetapi populis. Dalam arsitektur purna, memiliki beberapa jenis, yaitu canonic classicism, ironic
classicism, modern traditionalism, latent classicism, dan fundamentalist classicism
Canonic Classicism adalah aliran arsitektur Purna Modern yang sangat dekat dengan budaya dan
tradisi. Lebih menonjolkan wujud bangunan klasik, sementara unsur modern-nya lebih tampak pada
bahan bangunan, maupun aturan dalam membangun.
Ironic classicism adalah gaya di antara gaya klasik dan modern, sehingga mencerminkan kebudayaan
yang heterogen pula. Selalu melawan standard dari bangunan kontemporer teknik dan cenderung
menghilangkan massa. Masih terdapat hubungan dengan system-sistem tradisional, tapi juga masih
ada sedikit perbedaan
Modern traditionalism adalah kombinasi antara nilai tradisi dan nilai modernitas. Dan lebih cenderung
dapat membuka diri terhadap kebudayaan lama sekaligus teknologi modern dan estetika. Unsur
tradisional dan budaya yang paling sering digunakan adalah gaya Art Deco. Sebuah campuran
antara Cubist-inspired European Modernism dengan penyederhanaan bentuk ritmik yang sama.
Pengadopsian bentuk Pre-Columbian dan Navajo zigzag yang eksotis. Permainan warna dan material
yang bercahaya seperti plastik, aluminium, dan stainless steel dipadu dengan batu dan kayu yang
terlihat mahal dan eksklusif.
Latent classicism terdapat banyak penonjolan aspek modern dalam hal pemilihan warna, bahan,
tekstur, dan proporsi (dalam wujud bangunan banyak mengambil konsep modern). Sedangkan aspek
tradisionan hanya diterapkan pada atura-aturannya.
Fundamentalist classicism paling dekat dengan modernitas. Lebih mementingkan logika dan komposisi
massa bangunan, memberi penekanan pada pemberian esensi dari bentuk-bentuk arsitektur, yakni
dengan tidak mengabaikan ornamen, namun juga tidak mengeksposnya secara berlebihan.
Salah satu contoh arsitektur pasca modern adalah

Vanna Venturi House


Arsitek : Robert Venturi
Lokasi: Chestnut Hill, Philadelphia, Pennsylvania, USA
Didirikan tahun: 1962-1964

Vanna venturi merupakan bangunan yang mengadopsi paham arsitektur neo klasik dan
arsitektur modern. Ciri arsitektur modern dapat dilihat dari bentuk geometri sederhana dengan sedikit
ornamen pada sisi bangunan. selain itu semua elemen bangunan memiliki fungsi masing-masing,
sehingga bentuk yang ada merupakan perwujudan 3D dari ruang dalam. Vanna venturi termasuk jenis
modern traditionalism. Yaitu mengkombinasikan aturan modern dan klasik, kombinasi yang dilakukan
bersifat seimbang. Jadi terlihat susah untuk mengidentifikasi antara modern atau tradisional yang ingin
lebih ditonjolkan.
Gambar 11. Vanna Venturi
Dalam proses pembentukan fasad, sang arsitek tidak meninggalkan aturan aturan klasik
seperti proporsi dan keseimbangan. Walaupun tetap menggunakan aturan, terdapat sedikit perubahan
sehingga seolah-olah tidak memenuhi aturan klasik. Misalnya pada aturan simetris. Pintu utama tetap
berada di tengah fasad dan sebagai sumbu simetris, tetapi pada bagian ata pintu, terdapat bentukan
persegi yang digeser ke kiri sehingga terkesan tidak simetris. Pada sisi kanan dan kiri pintu juga tidak
simetris. Pada sisi kiri terdapat pintu berbentuk persegi dan di sampingnya terdapat jendela persegi
yang ukurannya lebih kecil dibandingkan pintu sebelahnya. Sedangkan pada sisi kana pintu utama,
terdapat jendela yang disusun secara horisontal. Walaupun memiliki ukuran berbeda, tetapi tetap
terdapat unsur simetris dari segi bentuknya.

Gambar 12. Aturan klasik yang diterapkan pada fasad bangunan


Pada sisi belakang bangunan terdapat satu bentukan geometri yang kontras dengan bentukan
lain, yaitu lingkaran. Aksen tersebut memiliki fungsi sebagai jendela. Pemberian bentuk yang kontras
dibandingkan bentuk lainnya merupakan pelanggaran yang ssengaja dilakukan. Hal ini merupakan
bentuk protes dari atura-aturan yang telah ada sebelumnya.

Gambar 13. Tampak belakang bangunan


Bangunan ini memiliki bentuk dasar geometris yang disusun sehingga membentuk suatu ruang
yang apabila di lihat dari sisi depan dan belakang menyerupai bentukan arsitektur klasik.
Gambar 14. Aksonometri bentuk dasar bangunan
Material yang digunakan pada bangunan ini menyerupai material bentukan pabrik, karena
penggunaan warna pastel seperti warna abu-abu dan warna batu bata. Sacara fasad, tidak ada
manipulasi warna dengan material. Sehingga warna yang ditampilkan merupakan warna asli dari
material tersebut.
Penggunaan kaca sangat diminimalkan dan diletakkan agak ke dalam, sehingga tidak terlihat
dari luar.

Gambar 15. Sisi samping bangunan


Dari potongan, dapat di lihat bahwa pengaturan ruang tiap lantai bersifat simetris dengan tangga
sebagai sumbu vertikal. Tetapi simetris yang dilakukan tidak identik antara kanan dan kiri. Hal itu
dilakukan berdasarkan fungsi ruang yang ingin dihadirkan dalam rumah tersbut. Bagian dari bangunan
yang menjulang tinggi menyerupai menara tidak hanya sebagai aksen vertikal, tetapi juga memiliki
fungsi sebagai cerobong asap.

Gambar 16. Potongan

Anda mungkin juga menyukai