Uu Ot
Uu Ot
Doc KESEHATAN Pasal ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945. Obat
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan bahan Mengenal
Pelayanan Kesehatan Tradisional Indonesia Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.36
tahun 2009 bahwa Pelayanan Kesehatan Tradisional adalah pengobatan dan atau UU BADAN
POM RI fkppai medan a. bahwa obat tradisional yang akan dimasukkan dalam wilayah.
Indonesia untuk Undang-Undang Nomor 23.
Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 007 Tahun 2012
tentang bahwa pengaturan pendaftaran obat tradisional dalam. Peraturan. Menteri Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. (Lembaran Negara Peraturan Menteri
Kesehatan contohpengertian.com Nomor.
006 Tahun 2012 tentang industri dan usaha obat tradisional dengan memperhatikan keamanan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. (Lembaran Negara Pengobatan
Tradisional Unit Pelayanan Kesehatan DPR-RI Pengobatan tradisional merupakan salah satu
dari tujuh belas macam penyelenggaraan upaya kesehatan yang diatur dalam Undang Undang
Nomor. Undang Undang Kesehatan Indonesia dokter-medis Apa saja yang diatur pada Undang
Undang No. 23 Tahun Sediaan farmasi adalah obat bahan obat obat tradisional dan kosmetika.
10. pengobatan tradisional USU Institutional Repository Universitas Undang-undang No. tahun
1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasal ayat yang berbunyi: Usaha-usaha pengobatan
tradisional berdasarkan ilmu atau. KEPMENKES 1076 2003 ttg PENGOBATAN
TRADISIONAL PDGI.
a. bahwa pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan dan/atau Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran. Uu kesehatan no. 36 thn 2009
Slide Sediaan farmasi adalah obat bahan obat obat tradisional dan kosmetika.5. Alat kesehatan
adalah instrumen aparatus mesindan/atau implan Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan & Undang-undang Bagian Kelima Belas Pengobatan Tradisional Pasal 47 (1)
Pengobatan traditional merupakan salah satu upaya pengobatan dan atau perawatan cara lain
PENGANTAR DAN SELUK BELUK HUKUM KESEHATAN Pengobatan tradisional
!esehatan matra Sedang dalam Undang-Undang !esehatan o. $ )ahun #((& sesuai dengan Pasal
*7 upaya.
Presiden Instruksi Konferensi Pers tentang Tata Laksana Pelayanan Obat Dalam Program JKN.
Pada hari Rabu 26 Februari 2014 BPJS Kesehatan menyelenggarakan konferensi Grafik
Rekapitulasi Industri Obat Tradisional Indonesia. Undang Undang Kesehatan Terbaru Obat
Tradisional Dan Download Undang Undang Kesehatan Terbaru Obat Tradisional Dan
Fitofarmaka dalam format secara gratis. Semua buku terkait online Undang-Undang Kesehatan
dan Praktik Kedokteran 7. Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan
cara obat dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman dan keterampilan.
Makalah Produksi Obat Tradisional
BAB I
PENDAHULUAN
Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa perlu terus dilestariakan dan
tradisional, mulai dari usaha budidaya tanaman obat, usaha industri obat tradisional,
penjaja dan penyeduh obat tradisional atau jamu. Bersamaan itu upaya pemanfaatan
obat tradisional dalam pelayanan kesehatan formal juga terus digalakkan melalui
berbagai kegiatan uji klinik kearah pengembangan fito farmaka (Ditjen POM, 1999).
dicemari oleh beredarnya obat tradisional yang tidak terdaftar, obat tradisional yang
mengandung bahan kimia obat atau mengandung bahan-bahan berbahaya lainnya serta
obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu. Peredaran dan penggunaan
obat tradisional seperti ini selain sangat membahayakan kesehatan/jiwa konsumen juga
Guna melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan obat tradisional yang tidak
terdaftar atau tidak memenuhi syarat, ditempuh berbagai langkah strategis, antara lain
sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat tradisional
diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan proses produksi dan
BAB II
PEMBAHASAN
Jamu dan obat tradisional, sampai saat ini belum dikembangkan secara optimal.
Produksi jamu dan obat-obatan tradisional lebih banyak diproduksi oleh home industry.
Hanya sebagian kecil jamu dan obat-obatan tradisional yang diproduksi secara masal
melalui industri jamu dan obat tradisional di pabrik-pabrik. Untuk meningkatkan kualitas,
mutu, dan produk jamu serta obat-obatan yang dihasilkan oleh masyarakat kita,
diperlukan kerjasama seluruh pihak yang terkait. Kerjasama itu dimaksudkan agar jamu
dan obat tradisional yang dihasilkan dapat bersaing, baik di pasar regional maupun
global.
Obat dan Makanan, akan merugikan konsumen. Di samping itu, secara ekonomi,
beredarnya obat-obatan seperti itu justru akan merusak citra obat tradisional. Citra yang
rusak akhirnya akan memukul produksi dan pemasaran obat-obatan tradisional, di dalam
meningkatkan keamanan, mutu, dan manfaat obat tradisional. Hal ini dilakukan agar
masyarakat terlindung dari obat tradisional yang dapat menimbulkan efek yang tidak
diinginkan.
1. Pada saat penerimaan terhadap setiap kiriman bahan baku hendaklah dilakukan
2. Setiap bahan baku yang diterima hendaklah diberi label yang dapat memberi informasi
mengenai nama daerah dan nama latin, tanggal penerimaan, dan pemasok.
3. Semua pemasukan, pengeluaran dan sisa bahan baku hendaklah dicatat dalam kartu
atau buku persediaan yang meliputi nama, tanggal penerimaan atau pengeluaran, serta
5. Setiap simplisia sebelum digunakan hendaklah dicuci lebih dahulu dengan air bersih atau
dibersihkan dengan cara yang tepat sehingga diperoleh simplisia yang bersih, dan
6. Simplisia yang telah dicuci hendaklah dikeringkan lebih dahulu dengan cara yang tepat
sehingga tidak terjadi perubahan mutu dan mencapai kadar air yang dipersyaratkan.
7. Simplisia yang sudah bersih serta kering dan bahan baku yang bukan simplisia yang telah
lulus dari pemeriksaan mutu bila tidak langsung digunakan hendaklah disimpan dalam
wadah tertutup dan diberi label yang menunjukkan status simplisia dan bahan baku
tersebut.
8. Label sebagaimana dimaksud pada butir 7 hanya boleh dipasang oleh petugas yang
ditunjuk pimpinan bagian pengawasan mutu dan warna label dibuat berbeda dengan
cara mendahulukan simplisia yang disimpan lebih awal (First In, First Out), atau yang
10. Semua bahan baku yang tidak memenuhi syarat hendaklah ditandai dengan jelas,
yang telah ditetapkan oleh industri sehingga dapat menjamin produk yang dihasilkan
1. Verifikasi
1.1. Sebelum suatu prosedur pengolahan induk diterapkan hendaklah dilakukan langkah-
kegiatan secara rutin, dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan menggunakan
bahan dan peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa menghasilkan produk yang
1.2. Setiap proses dan peralatan hendaklah dilakukan tindakan pembuktian ulang secara
periodik untuk menjamin bahwa proses dan peralatan tersebut tetap menghasilkan
2. Pencemaran
2.1. Pencemaran fisik, kimiawi atau jasad renik terhadap produk yang dapat merugikan
sifat dan tingkatannya tidak berpengaruh langsung pada kesehatan hendaklah dicegah
riwayat suatu bets atau lot secara lengkap. Dengan diketahuinya asal usul produk jadi
3.1. Suatu sistem yang menjabarkan cara penomoran kode produksi secara rinci diperlukan
untuk memastikanbahwa produk antara, produk ruahan dan produk jadi suatu bets dapat
3.2. Sistem penomoran kode produksi hendaklah dapat menjamin bahwa nomor kode
3.3. Pemberian nomor kode produksi hendaklah segera dicatat dalam suatu buku catatan
harian. Catatan hendaklah mencakup tanggal pemberian nomor, identitas produk dan
3.4.2. Penimbangan, perhitungan dan penyerahan bahan baku, bahan pengemas, produk
kebenaran, ketepatan identitas dan jumlah bahan yang ditimbang atau diukur oleh dua
peralatan, prosedur pengolahan, bahan dan hal lain yang diperlukan dalam proses
pengolahan.
3.5.3. Karyawan termasuk pakaian yang digunakan harus bersih dan hendaklah mengenakan
alat pelindung yang sesuai (masker, sarung tangan, alas kaki, penutup kepala).
3.5.4. Wadah dan penutup yang dipakai untuk bahan yang akan diolah, untuk produk antara
dan produk ruahan, harus bersih, dengan sifat dan jenis yang tepat untuk melindungi
3.5.5. Semua wadah yang berisi produk antara dan produk ruahan hendaklah diberi label
secara tepat yang menyatakan nama dan atau kode, jumlah, tahap pengolahannya dan
3.5.6. Pengolahan beberapa produk dalam waktu yang sama dalam satu ruangan hendaklah
3.5.7. Terhadap kegiatan pengolahan yang memerlukan kondisi tertentu, hendaklah dilakukan
3.5.8. Pengawasan dalam proses hendaklah dilakukan untuk mencegah hal-hal yang
3.5.9. Hasil pengawasan dalam proses (in proces control) dari produk antara dan produk ruahan
setiap bets hendaklah dicatat dicocokkan terhadap persyaratan yang berlaku. Bila ada
penyimpangan yang berarti hendaklah diambil perbaikan sebelum pengolahan bets
tersebut dilanjutkan.
3.6. Pengemasan
3.6.1. Proses pengemasan hendaklah dilaksanakan dengan pengawasan ketat untuk menjaga
3.6.3. Setiap penyerahan produk ruahan dan pengemas hendaklah diperiksa dan diteliti
3.6.4. Wadah yang akan digunakan diserahkan ke bagian pengemasan hendaklah dalam
keadaan bersih.
3.6.5. Untuk memperkecil terjadinya kesalahan dalam pengemasan, label dan barang cetak lain
hendaklah dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki perbedaan yang jelas antara
3.6.6. Produk yang bentuk atau rupanya sama atau hampir sama, tidak boleh dikemas pada
3.6.7. Wadah dan pembungkus produk ruahan hendaklah diberi label atau penandaan yang
menunjukkan identitas, jumlah, nomor kode produksi dan status produk tersebut.
3.6.8. Pengemas atau bahan cetak yang berlebih, yang cacat dan atau yang ditemukan pada
3.6.9. Produk yang dikemas hendaklah diperiksa dengan teliti untuk memastikan bahwa produk
3.6.10. Produk yang telah selesai dikemas dikarantina, sambil menunggu persetujuan dari
3.7. Penyimpanan
3.7.1 Bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi, hendaklah
disimpan secara teratur dan rapi untuk mencegah risiko tercampur dan atau terjadinya
saling mencemari satu sama lain, serta untuk memudahkan pemeriksaan, pengambilan
dan pemeliharaannya.
3.7.2 Bahan yang disimpan hendaklah diberi label atau penandaan yang menunjukan identitas,
3.7.3 Pengeluaran bahan yang disimpan hendaklah dilaksanakan dengan cara mendahulukan
bahan yang disimpan lebih awal (first in, first out) atau yang mempunyai batas
C. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari cara pembuatan obat
tradisional yang baik. Rasa keterikatan dan tanggung jawab semua unsur dalam semua
rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan produk yang bermutu mulai dari
bahan awal sampaipada produk jadi. Untuk keperluan tersebut bagian pengawasan mutu
catatan dan laporan serta jenis dokumentasi lain yang diperlukan dalam perencanaan,
produk. Dokumentasi sangat penting untuk memastikan bahwa setiap petugas mendapat
instruksi secara rinci dan jelas mengenai bidang tugas yang harus dilaksanakannya,
sehingga memperkecil risiko terjadinya salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tradisional yang Baik (CPOTB) yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang
dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan
tujuan penggunaannya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2005. Pedoman Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik. Jakarta.
Dirjen POM. 1999. Peraturan Perundang-Undangan Dibidang Obat Tradisonal. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta