Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
KELOMPOK 8
SUNARTI F1C116116
WAHYUNINGSIH FIC116084
FIQRAH F1C116078
MASNIATI F1C116102
WINDI F1C116070
JURUSAN KIMIA
KENDARI
2017
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan ini agar mahasiswa dapat :
Tujuan yang ingin dicapai pada pembahasan kali ini agar mahasiswa dapat :
ortogonal
PEMBAHASAN
1. SKALAR
Skalar didefinisikan sebagai kuantitas yang tetap dibawah transformasi
koordinat. Sebagai contoh perhatikan dua titik (4,5) dan (1,2) yang terletak pada sistem
koordinat yang ditunjukkan pada gambar (a).
Misalkan kita membiarkan sumbu koordinat diputar dari titik asal melalui sudut 45o,
memberikan sistem koordinat baru pada gambar (b). Koordinat dua titik dalam sistem
koordinat baru ini adalah (2 /2, 92 /2) dan (2 /2, 32 /2). Jarak antara dua titik
dapat ditemukan lagi dengan menggunakan persamaan sebelumnya, dengan demikian
2
s = (x2 x1 )2 + (y2 y1 )2 = 0 + (32) = 32
Setelah kita mengetahui bagaimana cara menambahkan vektor, kita merasa jauh
lebih berguna untuk merepresentasikan vektor dalam satuan vektor satuan yang
tergeletak disepanjang sumbu dari sistem koordinat. (Tidaklah penting bahwa vektor
satuan berada di sepanjang sumbu koordinat di semua sistem koordinat). Mari kita
mendefinisikan i, j, dan k sebagai vektor satuan, vektor yang memiliki nilai (nilai
absolut) kesatuan, terbentang di sepanjang sumbu x, y dan z dari sistem koordinat
Cartesian. Dengan menggunakan metode penambahan yang dijelaskan di atas, kita
menemukan bahwa setiap vektor A dapat digambarkan sebagai jumlah kelipatan dari
panjang satuan i, j, dan k. Jadi, kita bisa menulis
= + + (8-1)
Dimana ax, ay, dan az adalah kelipatan skalar. Dalam hal kelipatan skalar, nilai besarnya
atau nilai absolut dari vektor dan arahnya dapat ditemukan dengan menggunakan
persamaan transformasi, untuk bidang koordinat kutub [Persamaan (1-5) dan (1-6)], jika
vektornya adalah terbatas pada bidang x-y, atau persamaan transformasi untuk koordinat
kutub bulat [Persamaan (1-9), (1-10), gersang (1-11)], jika vektor terletak pada tiga
dimensi. Dalam tiga dimensi kita memiliki
= 1 2 +2 +2 )1/2
dari sumbu z (8-2)
(
= 1 ( ) dari bidang x-z
Contoh
Tentukan besar dan arah vektor A (3, 4, 3) = i (3) + j (4) + k (3), diilustrasikan pada
Gambar. 8-3.
'Beberapa teks menunjuk vektor satuan sebagai , , (baca "i-topi", "j-topi," dan
"k-topi").
Gambar 8-3 vektor A (3, 4, 3) = i (3) + j (4) + k (3)
Penyelesaian :
A = 32 + 42 + 32 = 34
3
= cos 1 = 59.04 dari sumbu z
34
4
= tan1 ( ) = 53.13 dari daerah x-z
3
Jumlah dari dua vektor hanyalah jumlah aljabar dari kelipatan skalar sepanjang masing-
masing sumbu komponen. Yaitu
A + B = i(ax + bx ) + j(ax + bx )
= i (1 + 2) + j(2 + 1)
= i(3) + j(3)
Kita melihat bahwa memang A + B adalah vektor baru C = i (3) + j (3). Untuk
menemukan besar dan arah C, kita menggunakan persamaan transformasi untuk bidang
koordinat polar.
C = 32 + 32 = 32
3
= tan1 (5) = 45 dari sumbu x
1 + 2 + 3 + = + (8-3)
1 + 2 + 3 + = + + (8-4)
Contoh
Tentukan jumlah dari tiga vektor A (l, 1,2), B (-1, 2, -3), dan C (2, -1,0).
Penyelesaian :
C = i(2) + j(1)
ax = 1 1 + 2 = 2
ay = 1 + 2 1 = 2
az = 2 3 = 1
Dengan demikian
Besarnya = 22 + 22 + (1)2 = 3
1
= cos 1 ( 3 ) = 109,47 dari sumbu z
2
= tan1 (2) = 45 dari bidang x-y
3. MULTIPLIKASI VEKTOR
Ada dua cara untuk memperbanyak vektor, cara pertama adalah mencari skalar
atau "dot" produk antara dua vektor. Cara kedua adalah menemukan produk vektor atau
"silang", di antara dua vektor.
PERKALIAN SKALAR
= cos (8-5)
Dimana AB adalah sudut antara A dan B. Produk ini (dibaca "A dot B") disebut produk
skalar karena hasil perkalian ini menghasilkan skalar. Untuk melihat ini, pertimbangkan
dulu produk skalar antara vektor satuan i, j, dan k. Karena sudut antara dua vektor satuan
dalam koordinat Cartesian adalah 90 , dan besarnya vektor adalah satu kesatuan, kita
dapat menulis
=1 =1
=0 =0 (8-6)
=0 =1
Vektor-vektor yang mematuhi Persamaan (8-6) dikatakan ortogonal. Secara umum, kita
dapat menyatakan bahwa jika dua vektor qi dan qj adalah vektor satuan ortogonal, maka
1 =
= dimana = { (8-7)
0
Pertimbangkan, sekarang, produk skalar antara dua vektor A = iax + jay + kaz dan
= a x bx i i + a x by i j + a x bz i k + a y bx j i + a y by j j + a y bz j k + a z bx k
i + a z by k j + a z bz k k
= + + (8-8)
Contoh
Carilah produk skalar antara vektor A (1, 3, 2) dan B (4, -4, 1).
Penyelesaian
= (8-9)
Dimana AB adalah sudut antara A dan B, dan C adalah vektor satuan yang tegak lurus
terhadap bidang yang dibentuk oleh A dan B. Produk ini disebut produk vektor karena
hasil perkaliannya adalah vektor. Untuk mendapatkan arah A x B (baca "A cross B"),
"aturan tangan kanan" bisa digunakan. Aturan ini menyatakan bahwa jika jari tangan
kanan
Gambar 8-4 Produk vektor A X B tegak lurusbidang yang dibentuk oleh vektor A dan B
putar A ke B melalui sudut yang lebih kecil antara indra positifnya, jempol akan
mengarah ke arah produk silang, yang ditunjukkan pada Gambar 8-4.
Dengan pemikiran ini, mari kita tentukan produk vektor antara vektor satuan i, j, dan k.
A dan B.
= a x bx i i + a x by i j + a x bz i k + a y bx j i + a y by j j + a y bz j k +
a z bx k i + a z by k j + a z bz k k
= ( ) + ( ) + ( ) (8-11)
i j k
a
Ab = x ay az
bx by bz
Contoh
Tentukan produk vektor antara vektor A (4, 3,2) dan B (-1, 2, -3).
Penyelesaian
i j k
AB= 4 3 2
1 2 3
Mari kita tentukan komponen energi yang berhubungan dengan interaksi sepanjang
sumbu x, y, dan z. Dari
= ix + jy + kz
kemudian
H = x Hx + y Hy + z Hz
dan dari
= + +
kita dapat menuliskan
Ex = x Hx , Ey = y Hy dan Ez = z Hz
Perhatikan bahwa meskipun kedua dan H adalah vektor, energi adalah skalar.
2) Torsi yang diberikan pada nukleus yang memiliki momen magnetik di medan
magnet H adalah
T = - H
dan
dL
= H
dt
i j k
H=| x y z |
Hx Hy Hz
1 1 1 1 1 1 1 1
9. Tujukkan bahwa vektor = 2 1 + 2 2 + 2 3 + 2 4 dan = 2 1 + 2 2 + 2 3 + 2 4
dimana q1, q2, q3, dan q4 adalah vektor satuan dan vektor ortogonal
JAWAB
1. Menentukan besar dan arah vektor
a) A (1, 3)
= 12 + 32
= 10
3
= cos 1 = 0,317 dari sumbu z
10
3
= tan1 (1) = 1,25 dari bidang x-z
b) A (2, 2)
= 22 + 22
= 8
2
= cos 1 = 0,781 dari sumbu z
8
2
= tan1 (2) = 0,785 dari bidang x-z
c) A (3, -4)
= 32 + (4)2
= 9 + 16
= 25
=5
4
= cos 1 ( 5 ) = 2,5 dari sumbu z
4
= tan1 ( 3 ) = 0,92 dari bidang x-z
d) A (-2, 0)
= 22 + 02
= 4
=2
0
= cos 1 2 = 1,57 dari sumbu z
0
= tan1 2 = 0 dari bidang x-z
e) A (-1, -6)
= 12 + 62
= 1 + 36
= 37
6
= cos 1 ( ) = 2,94 dari sumbu z
37
6
= tan1 (1) = 1,4 dari bidang x-z
f) A (1, 1, 3)
= 12 + 12 + 32
= 1 + 1 + 9
= 11
3
= cos 1 (11) = 0,45 dari sumbu z
1
= tan1 (1) = 0,78 dari bidang x-z
g) A (2, 3, 4)
= 22 + 32 + 42
= 4 + 9 + 16
= 29
4
= cos 1 ( ) = 0,74 dari sumbu z
29
3
= tan1 (2) = 0,98 dari bidang x-z
h) A (-1, 2, -1)
= 12 + 22 + 12
= 1 + 4 + 1
= 6
1
= cos 1 ( ) = 1,159 dari sumbu z
6
1 (2)
= tan = 1,1 dari bidang x-z
i) A (-1, -1, -3)
= 12 + (1)2 + (3)2
= 1 + 1 + 9
= 11
3
= cos 1 ( ) = 0,45 dari sumbu z
11
1
= tan1 (1) = 0,78 dari bidang x-z
j) A (1, 0, -1)
= 12 + (0)2 + (1)2
= 1 + 0 + 1
= 2
1
= cos 1 ( ) = 2,34 dari sumbu z
2
1
= tan1 (1) = 0,78 dari bidang x-z
(13)+(31)
=
(12 +32 )(32 +12 )
3+3
=
(1+9)(9+1)
6 6 6
= = = 10
1010 100
3
=5
= = 1 2 + 2 2
= 12 + 32
= 10
= = 1 2 + 2 2
= 32 + 12
= 10
= 2 + 2 + 2 cos
2 2 3
= (10) + (10) + 21010 5
3
= 10 + 10 + 2 10 5
= 20 + 12
= 32
= 42
b) A (-1, 2) B (2, 2)
= 1
=( 1 )
2 = 2
=2
=( 1 )
2 = 2
1 1 +2 2
cos = |||| =
(12 +22 )(12 +22 )
(12)+(22)
=
((1)2 +(2)2 )((2)2 +(2)2 )
2+4
=
(1+4)(4+4)
2
=
58
2 2
= = 6,3
40
= 0,31
= = 1 2 + 2 2
= (1)2 + 22
= 1 + 4
= 5
= = 1 2 + 2 2
= (2)2 + (2)2
= 4 + 4
= 8
= 22
= 2 + 2 + 2 cos
2 2
= (5) + (22) + 2(5 22 0,31
= 13 + 8,2584
= 21,2584
= 4,61
c) A (3, -1) B (0, 4)
=3
=( 1 )
2 = 1
=0
=( 1 )
2 = 4
1 1 +2 2
cos = |||| =
(12 +22 )(12 +22 )
30+(1)(4)
=
((3)2 +(1)2 )((0)2 +(4)2 )
0+(4)
=
(9+1)(0+16)
4
=
1016
4
=
160
4
= 12,6
= 0,31
= = 1 2 + 2 2
= (3)2 + (1)2
= 9 + 1
= 10
= = 1 2 + 2 2
= (0)2 + (4)2
= 0 + 16
= 16
=4
= 2 + 2 + 2 cos
2
= (10) + (4)2 + 2(10 4) 0,31
= 10 + 16 + 2(3,16 4) 0,31
= 26 7,8368
= 18,1632
= 4,26
d) A (1, 1, 1) B (2, 3, 4)
= 1 + 1 + 1
= 2 + 3 + 4
= |1 1 1|
2 3 4
= [1(4) 1(3)] + [1(2) 1(4)] + [1(3) 1(2)]
= (1) + (2) + (1)
= 12 + (2)2 + 12
= 6
= 2 + 3 + 4
= 1 + (4) + (6)
= |2 3 4|
1 4 6
= [3(6) 4(4)] + [4(1) (2)(6)] + [2(4) 3(1)]
= (2) + (16) + (11)
= (2)2 + (16)2 + (11)2
= 4 + 256 + 121
= 381
= 19.51
f) A (2, 0, 3) B (-3, 6, -9)
= 2 + 0 + 3
= 3 + 6 + (9)
=| 2 0 3|
3 6 9
= [0(9) 3(6)] + [3(3) (2)(9)] + [2(6) 0(3)]
= (18) + (27) + (12)
= (18)2 + (27)2 + (12)2
= 324 + 729 + 144
= 1197
= 34,59
5. Menunjukkan bahwa
+ ( + ) = ( + ) +
Penyelesaian
Misal
= 2 3 +
= 3
= 4 +
+ (
+ ) = ( +
) +
2 1 4 2 1 4
(3) + (( 3 ) + ( 1 )) = ((3) + ( 3 )) + ( 1 )
1 3 1 1 3 1
2 5 3 4
(3) + ( 4 ) = ( 0 ) + ( 1 )
1 4 2 1
7 7
( 1 )=( 1 )
3 3
Hal ini menunjukkan bahwa penjumlahan vektor A + (B + C) = (A + B) + C berlaku sifat
assosiatif.
6. Menujukkan bahwa perkalian skalar bersifat komutatif sedangkan perkalian vektor tidak
Misal
untuk perkalian skalar
2 4
= (1) dan = ( 2 )
3 1
=
2 4 4 2
(1) ( 2 ) = ( 2 ) (1)
3 1 1 3
(2 4) + (1 2) + (3 1) = (4 2) + (2 1) + (1 3)
8 + (2) + (3) = 8 + (2) + 3
9=9
Jadi, pada perkalian skalar berlaku sifat komutatif
untuk perkalian vektor
= 2 3
= 4 + 2
= |2 1 3| 2 1|
4 2 1 4 2
= {(1) (1) + (3)(4) + (2)(3)} {(1)(4) + (3)(2) + (2)(1)}
= (1 + (12) + 4) (4 + (6)(2)
= 12 + 4 (6 2 4)
= 12 + 4 + 6 + 2 + 4
= 7 10 + 8
Jadi, = 2
= ( ), ( ), ( )
= ( ), ( ), ( )
= + +
= (1,0,0)( ) + (0,1,0)( ) + (0,0.1)( )
= ( , , )
1 1 1 1
9. = 2 (1,0,0,0) + 2 (0,1,0,0) + 2 (0,0,1,0) + 2 (0,0,0,1)
1 1 1 1
= 2,2,2,2
1 1 1 1
= (2 , 2 , 2 , 2)
1 1 1 1
=44+44=0
= cos
0
= cos
0 = cos
cos 1 0 =
90 =
DAFTAR PUSTAKA
Abadi. 2004. Vektor dan Skalar. Jakarta : Erlangga.
Jonifan dkk. 2005. Fisika Mekanika. Jurnal Vektor, Vol.2 (1).
Rosyidah, H. dan Hastuti, P. 2006. Matematika SMA/MA Kelas 3 Semester Gasal. Jawa
Tengah: KREATIF.
Sunardi, H. dkk. 2007. Modul Matematika "Vektor". Tondano: Tanpa Penerbit.