Anda di halaman 1dari 28

SKALAR DAN VEKTOR

OLEH :

KELOMPOK 8

SUNARTI F1C116116

ASMARITA FADILLAH F1C116006

WAHYUNINGSIH FIC116084

FIQRAH F1C116078

MASNIATI F1C116102

WINDI F1C116070

KHUSNUL KHATIMAH F1C116018

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan ini agar mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan definisi skalar dan vektor


2. Mengetahui nilai skalar dan vektor

TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Tujuan yang ingin dicapai pada pembahasan kali ini agar mahasiswa dapat :

1. Menentukan besar dan arah vektor


2. Menentukan besar dan arah vektor dari jumlah yang diketahui
3. Menentukan produk skalar
4. Menentukan besaran dan arah produk vektor
5. Menunjukkan penjumlahan vektor
6. Menunjukkan bahwa perkalian skalar bersifat komutatif dan perkalian vektor tidak
7. Menunjukkan bahwa . = 2
8. Menemukan komponen momentum sudut dan momentum linear
1 1 1 1
9. Menunjukkan bahwa vektor = 2 1 + 2 2 + 2 3 + 2 4 dan
1 1 1 1
= 2 1 + 2 2 + 2 3 + 2 4 dimana q1, q2, q3, dan q4 adalah vektor satuan dan vektor

ortogonal
PEMBAHASAN

1. SKALAR
Skalar didefinisikan sebagai kuantitas yang tetap dibawah transformasi
koordinat. Sebagai contoh perhatikan dua titik (4,5) dan (1,2) yang terletak pada sistem
koordinat yang ditunjukkan pada gambar (a).

Gambar 8-1 infariansi skalar dibawah transformasi koordinat

Jarak antara dua titik S dapat ditemukan dengan menggunakan persamaan


s = (x2 x1 )2 + (y2 y1 )2 = 32 + 32 = 32

Misalkan kita membiarkan sumbu koordinat diputar dari titik asal melalui sudut 45o,
memberikan sistem koordinat baru pada gambar (b). Koordinat dua titik dalam sistem
koordinat baru ini adalah (2 /2, 92 /2) dan (2 /2, 32 /2). Jarak antara dua titik
dapat ditemukan lagi dengan menggunakan persamaan sebelumnya, dengan demikian
2
s = (x2 x1 )2 + (y2 y1 )2 = 0 + (32) = 32

Perhatikan bahwa, meskipun koordinat titik-titik berubah dibawah transformasi


koordinat, jarak antara kedua titik tetap tidak berubah. Dengan demikian jarak antara dua
titik adalah jumlah skalar. contoh skalar lainnya adalah massa, suhu, dan kecepatan.
2. VEKTOR DAN PENAMBAHANNYA
Kuantitas yang tidak tetap invariant dibawah transformasi koordinat disebut
vektor.Vektor di defenisikan sebagai kuantitas yang memiliki magnitudo dan arah. Jadi,
kecepatan yang merupakan vektor memiliki magnitudo yang di kenal sebagai kecepatan
(10 m/s) dan arah (10m/s di sepanjang sumbu x). Hal ini mudah diverifikasi bila kita
menganggap bahwa untuk berubah dari perjalanan, katakanlah 20 mil per jam ke arah
utara sejauh 20 mil per jam dengan arah yang berlawanan arah (kecepatan konstan),
harus diterapkan pada roda mobil.karena sebuah gaya selalu dikaitkan dengan akselarasi,
dan percepatan adalah perubahan kecepatan sehubungan dengan waktu, kecepatan mobil
harus berubah bahkan meski kecepatannya konstan.
Karena vektor adalah besaran yang memiliki magnitudo dan arah, jumlah dari
dua atau lebih vektor juga harus mencakup sifat-sifat ini. Salah satu metode penambahan
vektor adalah dengan menggunakan aturan jajar genjang. Perhatikan dua vektor A dan B
yang ditunjukkan oleh arah panah pada sistem koordinat yang ditunjukkan pada gambar
8-2 (a) yang lazim untuk membiarkan panjang panah mewakili besaran atau nilai
absolute dari vektor (jumlah skalar) dan arah panah untuk mewakili arah vektor. Untuk
menambahkan A dan B, kita cukup membuat jajar genjang seperti yang ditunjukan pada
gambar 8-2 (b). Jumlah dari dua vektor A dan B adalah panjang dan arah diagonal jajar
genjang.

Gambar 8-2 penambahan vektor dengan metode jajaran genjang


VEKTOR SATUAN

Setelah kita mengetahui bagaimana cara menambahkan vektor, kita merasa jauh
lebih berguna untuk merepresentasikan vektor dalam satuan vektor satuan yang
tergeletak disepanjang sumbu dari sistem koordinat. (Tidaklah penting bahwa vektor
satuan berada di sepanjang sumbu koordinat di semua sistem koordinat). Mari kita
mendefinisikan i, j, dan k sebagai vektor satuan, vektor yang memiliki nilai (nilai
absolut) kesatuan, terbentang di sepanjang sumbu x, y dan z dari sistem koordinat
Cartesian. Dengan menggunakan metode penambahan yang dijelaskan di atas, kita
menemukan bahwa setiap vektor A dapat digambarkan sebagai jumlah kelipatan dari
panjang satuan i, j, dan k. Jadi, kita bisa menulis

= + + (8-1)

Dimana ax, ay, dan az adalah kelipatan skalar. Dalam hal kelipatan skalar, nilai besarnya
atau nilai absolut dari vektor dan arahnya dapat ditemukan dengan menggunakan
persamaan transformasi, untuk bidang koordinat kutub [Persamaan (1-5) dan (1-6)], jika
vektornya adalah terbatas pada bidang x-y, atau persamaan transformasi untuk koordinat
kutub bulat [Persamaan (1-9), (1-10), gersang (1-11)], jika vektor terletak pada tiga
dimensi. Dalam tiga dimensi kita memiliki

A = (ax2 + ay2 +az2 )1/2


= 1 2 +2 +2 )1/2
dari sumbu z (8-2)
(


= 1 ( ) dari bidang x-z

Contoh

Tentukan besar dan arah vektor A (3, 4, 3) = i (3) + j (4) + k (3), diilustrasikan pada
Gambar. 8-3.

'Beberapa teks menunjuk vektor satuan sebagai , , (baca "i-topi", "j-topi," dan
"k-topi").
Gambar 8-3 vektor A (3, 4, 3) = i (3) + j (4) + k (3)

Penyelesaian :

A = 32 + 42 + 32 = 34
3
= cos 1 = 59.04 dari sumbu z
34

4
= tan1 ( ) = 53.13 dari daerah x-z
3

Untuk mempertimbangkan jumlah dua vektor dengan metode nongrafik, kita


harus mempertimbangkan komponen vektor sepanjang masing-masing sumbu secara
terpisah. Perhatikan, sebagai contoh, dua vektor A dan B tergeletak di bidang x-y

A = i (l) + j (2) dan B = i (2) + j (l)

Jumlah dari dua vektor hanyalah jumlah aljabar dari kelipatan skalar sepanjang masing-
masing sumbu komponen. Yaitu

A + B = i(ax + bx ) + j(ax + bx )

= i (1 + 2) + j(2 + 1)

= i(3) + j(3)
Kita melihat bahwa memang A + B adalah vektor baru C = i (3) + j (3). Untuk
menemukan besar dan arah C, kita menggunakan persamaan transformasi untuk bidang
koordinat polar.

C = 32 + 32 = 32

3
= tan1 (5) = 45 dari sumbu x

Ekspresi umum untuk penambahan vektor dalam dua dimensi adalah

1 + 2 + 3 + = + (8-3)

Dan untuk tiga dimensi

1 + 2 + 3 + = + + (8-4)

Contoh

Tentukan jumlah dari tiga vektor A (l, 1,2), B (-1, 2, -3), dan C (2, -1,0).

Penyelesaian :

A = i(1) + j(1) + k(2)

B = i(1) + j(2) + k(3)

C = i(2) + j(1)

ax = 1 1 + 2 = 2

ay = 1 + 2 1 = 2

az = 2 3 = 1
Dengan demikian

A + B + C = i(2) + j(2) + k(1)

Besarnya = 22 + 22 + (1)2 = 3

1
= cos 1 ( 3 ) = 109,47 dari sumbu z

2
= tan1 (2) = 45 dari bidang x-y

3. MULTIPLIKASI VEKTOR

Ada dua cara untuk memperbanyak vektor, cara pertama adalah mencari skalar
atau "dot" produk antara dua vektor. Cara kedua adalah menemukan produk vektor atau
"silang", di antara dua vektor.

PERKALIAN SKALAR

Perkalian skalar atau "titik", ditentukan oleh persamaan :

= cos (8-5)

Dimana AB adalah sudut antara A dan B. Produk ini (dibaca "A dot B") disebut produk
skalar karena hasil perkalian ini menghasilkan skalar. Untuk melihat ini, pertimbangkan
dulu produk skalar antara vektor satuan i, j, dan k. Karena sudut antara dua vektor satuan
dalam koordinat Cartesian adalah 90 , dan besarnya vektor adalah satu kesatuan, kita
dapat menulis

=1 =1

=0 =0 (8-6)

=0 =1
Vektor-vektor yang mematuhi Persamaan (8-6) dikatakan ortogonal. Secara umum, kita
dapat menyatakan bahwa jika dua vektor qi dan qj adalah vektor satuan ortogonal, maka

1 =
= dimana = { (8-7)
0

Kita mengenal sebagai delta Kronecker.

Pertimbangkan, sekarang, produk skalar antara dua vektor A = iax + jay + kaz dan

B = ibx + jby + kbz

A B = (iax + jay + kaz ) (ibx + jby + kbz )

= a x bx i i + a x by i j + a x bz i k + a y bx j i + a y by j j + a y bz j k + a z bx k
i + a z by k j + a z bz k k

Mempertimbangkan persamaan (8-6), kita mempunyai

= + + (8-8)

Yang memang skalar

Contoh

Carilah produk skalar antara vektor A (1, 3, 2) dan B (4, -4, 1).

Penyelesaian

A = i(1) + j(3) + k(2)

B = i(4) + j(-4) + k(1)

A B = 1(4) + 3(4) + 2(1) = 6


PERKALIAN VEKTOR

Produk vektor atau "silang" ditentukan oleh persamaan :

= (8-9)

Dimana AB adalah sudut antara A dan B, dan C adalah vektor satuan yang tegak lurus
terhadap bidang yang dibentuk oleh A dan B. Produk ini disebut produk vektor karena
hasil perkaliannya adalah vektor. Untuk mendapatkan arah A x B (baca "A cross B"),
"aturan tangan kanan" bisa digunakan. Aturan ini menyatakan bahwa jika jari tangan
kanan

Gambar 8-4 Produk vektor A X B tegak lurusbidang yang dibentuk oleh vektor A dan B

putar A ke B melalui sudut yang lebih kecil antara indra positifnya, jempol akan
mengarah ke arah produk silang, yang ditunjukkan pada Gambar 8-4.

Dengan pemikiran ini, mari kita tentukan produk vektor antara vektor satuan i, j, dan k.

ii=0 ij=k jj=0 (8-10)

jk=i kk=0 ki=j


Dari sini, kita dapat memperoleh suatu ekspresi untuk produk vektor antara vektor

A dan B.

A B = (iax + jay + kaz ) (ibx + jby + kbz )

= a x bx i i + a x by i j + a x bz i k + a y bx j i + a y by j j + a y bz j k +
a z bx k i + a z by k j + a z bz k k

Mempertimbangkan Persamaan (8-10), kita mempunyai

= ( ) + ( ) + ( ) (8-11)

Cara mudah untuk mengingat A X B adalah dengan mengungkapkannya dalam bentuk


determinan.

i j k
a
Ab = x ay az
bx by bz

Contoh

Tentukan produk vektor antara vektor A (4, 3,2) dan B (-1, 2, -3).

Penyelesaian

A = i (4) + j (3) + k (2)

B = i (-1) + j (2) + k (-3)

i j k
AB= 4 3 2
1 2 3

A B = i[3() 2(2)] [4(3) (1)(2)] + [4(2) (1)(3)]

= i(-13) + j(10) + k(11)


4. APLIKASI
Pada bagian ini kita akan mempertimbangkan contoh-contoh yang menunjukkan
penerapan analisis vektor terhadap sistem fisikokimia.
1) Interaksi antara momen magnetik inti, , dan medan magnet, H, diberikan oleh
persamaan
E = -H

Mari kita tentukan komponen energi yang berhubungan dengan interaksi sepanjang
sumbu x, y, dan z. Dari

= ix + jy + kz

H = iHx + jHy + kHz

kemudian

H = x Hx + y Hy + z Hz

dan dari
= + +
kita dapat menuliskan
Ex = x Hx , Ey = y Hy dan Ez = z Hz

Perhatikan bahwa meskipun kedua dan H adalah vektor, energi adalah skalar.

2) Torsi yang diberikan pada nukleus yang memiliki momen magnetik di medan
magnet H adalah
T = - H

Torsi adalah laju perubahan momentum sudut dL/dt, di mana

L = iLx + iLy + iLz

dan

dL dLx dLy dLz


=i +j +k
dt dt dt dt
mari kita tentukan torsi di nukleus sepanjang sumbu x, y, dan z. Karena

dL
= H
dt

i j k

H=| x y z |
Hx Hy Hz

H = i[y Hz z Hy ] j[x Hz z Hx ] + k[y Hx x Hy ]

= i[y Hz z Hy ] + j[x Hz z Hx ] + k[y Hx x Hy ]

H = i[y Hz z Hy ] + j[x Hz z Hx ] + k[y Hx x Hy ]

dLx dLy dLz


= z Hy y Hz , = x Hz z Hx , dan = y Hx x Hy
dt dt dt
MASALAH

1. Tentukan besar dan arah vektor berikut ini:


a) A (1, 3) f) A (l, 1,3)
b) A (2, 2) g) A (2,3, 4)
c) A (3, -4) h) A (-1, 2, -1)
d) A (-2, 0) i) A (-1, -1, -3)
e) A (-1, -6) j) A (1, 0, -I)
2. Tentukan besar dan arah dari jumlah berikut:
a) A (l, 3) + B (3, 1)
b) A (-1, 2) + B (2,2)
c) A (3, -1) + B (0, 4)
d) A (1, 1, 1) + B (2,3, 4)
e) A (-2, 3, 4) + B (-1, -4, -6)
f) A (2,0, 3) + B (-3, 6, -9)

3. Temukan produk skalar berikut ini :


a) A (1,3) B (3,1)
b) A (-1,2) B (2,2)
c) A (3, -1) B (0,4)
d) A (l, 1, 1) B (2,3,4)
e) A (-2, 3,4) B (-I, -4, -6)
f) A (2,0, 3) B (- 3, 6, -9)
4. Temukan besar dan arah dari produk vektor berikut ini :
a) A (1,3) B (3,1)
b) A (-1,2) B (2,2)
c) A (3, -1) B (0,4)
d) A (l, 1, 1) B (2,3,4)
e) A (-2, 3,4) B (-I, -4, -6)
f) A (-2, 3,4) B (-I, -4, -6)
5. Tunjukkan bahwa
+ ( + ) = ( + ) +
6. Tunjukkan bahwa perkalian skalar bersifat komutatif dan perkalian vektor tidak
= tetapi
7. Tunjukkan bahwa
= 2
8. Momentum sudut diberikan dari persamaan = dimana = + + adalah
jari-jari lengkungan dan = + + adalah momentum linear. Anggap bahwa
= + +
tentukan komponen momentum sudut pada arah x,y, dan z.

1 1 1 1 1 1 1 1
9. Tujukkan bahwa vektor = 2 1 + 2 2 + 2 3 + 2 4 dan = 2 1 + 2 2 + 2 3 + 2 4

dimana q1, q2, q3, dan q4 adalah vektor satuan dan vektor ortogonal
JAWAB
1. Menentukan besar dan arah vektor
a) A (1, 3)
= 12 + 32
= 10
3
= cos 1 = 0,317 dari sumbu z
10
3
= tan1 (1) = 1,25 dari bidang x-z

b) A (2, 2)
= 22 + 22
= 8
2
= cos 1 = 0,781 dari sumbu z
8
2
= tan1 (2) = 0,785 dari bidang x-z

c) A (3, -4)
= 32 + (4)2
= 9 + 16
= 25
=5
4
= cos 1 ( 5 ) = 2,5 dari sumbu z
4
= tan1 ( 3 ) = 0,92 dari bidang x-z

d) A (-2, 0)
= 22 + 02
= 4
=2
0
= cos 1 2 = 1,57 dari sumbu z
0
= tan1 2 = 0 dari bidang x-z
e) A (-1, -6)
= 12 + 62
= 1 + 36
= 37
6
= cos 1 ( ) = 2,94 dari sumbu z
37
6
= tan1 (1) = 1,4 dari bidang x-z

f) A (1, 1, 3)
= 12 + 12 + 32
= 1 + 1 + 9
= 11
3
= cos 1 (11) = 0,45 dari sumbu z
1
= tan1 (1) = 0,78 dari bidang x-z

g) A (2, 3, 4)
= 22 + 32 + 42
= 4 + 9 + 16
= 29
4
= cos 1 ( ) = 0,74 dari sumbu z
29
3
= tan1 (2) = 0,98 dari bidang x-z

h) A (-1, 2, -1)
= 12 + 22 + 12
= 1 + 4 + 1
= 6
1
= cos 1 ( ) = 1,159 dari sumbu z
6
1 (2)
= tan = 1,1 dari bidang x-z
i) A (-1, -1, -3)
= 12 + (1)2 + (3)2
= 1 + 1 + 9
= 11
3
= cos 1 ( ) = 0,45 dari sumbu z
11
1
= tan1 (1) = 0,78 dari bidang x-z

j) A (1, 0, -1)
= 12 + (0)2 + (1)2
= 1 + 0 + 1
= 2
1
= cos 1 ( ) = 2,34 dari sumbu z
2
1
= tan1 (1) = 0,78 dari bidang x-z

2. Menentukan besar dan arah vektor dari jumlah berikut


a) A (1, 3) + (3, 1)
= [1] + [3] = [4] (4, 4)
+
3 1 4
b) A (-1, 2) + B (2, 2)
= [1] + [2] = [1]
+
2 2 4
c) A (3, -1) + B (0, 4)
= [ 3 ] + [0] = [3]
+
1 4 3
d) A (1, 1, 1) + B (2, 3, 4)
1 2 3

+ = [1] + [3] = [4]
1 4 5
e) A (-2, 3, 4) + B (-1, -4, -6)
2 1 3
+
= [ 3 ] + [4] = [1]
4 6 2
f) A (2, 0, 3) + B (-3, 6, -9)
2 3 1

+ = [0] + [ 6 ] = [ 6 ]
3 9 6
3. Menemukan produk skalar
a) A (1, 3) B (3, 1)
= (1) + (3)
= (3) + (1)
= 1(3) + 3(1) = 6
b) A (-1, 2) B (2, 2)
= (1) + (2)
= (2) + (2)
= 1(2) + 2(2) = 2
c) A (3, -1) B (0, 4)
= (3) + (1)
= (0) + (4)
= 3(0) 1(4) = 4
d) A (1, 1,1) B (2, 3, 4)
= (1) + (1) + (1)
= (2) + (3) + (4)
= 1(2) + 1(3) + 1(4) = 9
e) A (-2, 3,4) B (-1, -4, -6)
= (2) + (3) + (4)
= (1) + (4) + (6)
= 2(1) + 3(4) + 4(6) = 34
f) A (2, 0, 3) B (-3, 6, -9)
= (2) + (0) + (3)
= (3) + (6) + (9)
= 2(3) + 0(6) + 3(9) = 33
4. Menemukan besar dan arah dari produk vektor
a) A (1, 3) B (3, 1)
=1
=( 1 )
2 = 3
=3
=( 1 )
2 = 1
1 1 +2 2
cos = |||| =
(12 +22 )(12 +22 )

(13)+(31)
=
(12 +32 )(32 +12 )
3+3
=
(1+9)(9+1)
6 6 6
= = = 10
1010 100
3
=5

= = 1 2 + 2 2

= 12 + 32
= 10

= = 1 2 + 2 2

= 32 + 12
= 10
= 2 + 2 + 2 cos
2 2 3
= (10) + (10) + 21010 5

3
= 10 + 10 + 2 10 5

= 20 + 12
= 32
= 42
b) A (-1, 2) B (2, 2)
= 1
=( 1 )
2 = 2
=2
=( 1 )
2 = 2
1 1 +2 2
cos = |||| =
(12 +22 )(12 +22 )

(12)+(22)
=
((1)2 +(2)2 )((2)2 +(2)2 )
2+4
=
(1+4)(4+4)
2
=
58
2 2
= = 6,3
40

= 0,31
= = 1 2 + 2 2

= (1)2 + 22
= 1 + 4
= 5

= = 1 2 + 2 2

= (2)2 + (2)2
= 4 + 4
= 8
= 22
= 2 + 2 + 2 cos
2 2
= (5) + (22) + 2(5 22 0,31

= 5 + 8 + 2 2,2 4 1,4 0,31

= 13 + 8,2584

= 21,2584
= 4,61
c) A (3, -1) B (0, 4)

=3
=( 1 )
2 = 1
=0
=( 1 )
2 = 4
1 1 +2 2
cos = |||| =
(12 +22 )(12 +22 )

30+(1)(4)
=
((3)2 +(1)2 )((0)2 +(4)2 )

0+(4)
=
(9+1)(0+16)
4
=
1016
4
=
160
4
= 12,6

= 0,31
= = 1 2 + 2 2

= (3)2 + (1)2
= 9 + 1
= 10

= = 1 2 + 2 2

= (0)2 + (4)2
= 0 + 16
= 16
=4
= 2 + 2 + 2 cos
2
= (10) + (4)2 + 2(10 4) 0,31

= 10 + 16 + 2(3,16 4) 0,31
= 26 7,8368
= 18,1632
= 4,26

d) A (1, 1, 1) B (2, 3, 4)

= 1 + 1 + 1

= 2 + 3 + 4

= |1 1 1|
2 3 4
= [1(4) 1(3)] + [1(2) 1(4)] + [1(3) 1(2)]
= (1) + (2) + (1)
= 12 + (2)2 + 12
= 6

e) A (-2, 3, 4) B (-1, -4, -6)

= 2 + 3 + 4
= 1 + (4) + (6)

= |2 3 4|
1 4 6
= [3(6) 4(4)] + [4(1) (2)(6)] + [2(4) 3(1)]
= (2) + (16) + (11)
= (2)2 + (16)2 + (11)2
= 4 + 256 + 121
= 381
= 19.51
f) A (2, 0, 3) B (-3, 6, -9)
= 2 + 0 + 3
= 3 + 6 + (9)

=| 2 0 3|
3 6 9
= [0(9) 3(6)] + [3(3) (2)(9)] + [2(6) 0(3)]
= (18) + (27) + (12)
= (18)2 + (27)2 + (12)2
= 324 + 729 + 144
= 1197
= 34,59

5. Menunjukkan bahwa
+ ( + ) = ( + ) +
Penyelesaian
Misal
= 2 3 +
= 3
= 4 +
+ (
+ ) = ( +
) +

2 1 4 2 1 4
(3) + (( 3 ) + ( 1 )) = ((3) + ( 3 )) + ( 1 )
1 3 1 1 3 1
2 5 3 4
(3) + ( 4 ) = ( 0 ) + ( 1 )
1 4 2 1
7 7
( 1 )=( 1 )
3 3
Hal ini menunjukkan bahwa penjumlahan vektor A + (B + C) = (A + B) + C berlaku sifat
assosiatif.
6. Menujukkan bahwa perkalian skalar bersifat komutatif sedangkan perkalian vektor tidak
Misal
untuk perkalian skalar
2 4
= (1) dan = ( 2 )
3 1

=
2 4 4 2
(1) ( 2 ) = ( 2 ) (1)
3 1 1 3
(2 4) + (1 2) + (3 1) = (4 2) + (2 1) + (1 3)
8 + (2) + (3) = 8 + (2) + 3
9=9
Jadi, pada perkalian skalar berlaku sifat komutatif
untuk perkalian vektor

= 2 3
= 4 + 2


= |2 1 3| 2 1|
4 2 1 4 2
= {(1) (1) + (3)(4) + (2)(3)} {(1)(4) + (3)(2) + (2)(1)}
= (1 + (12) + 4) (4 + (6)(2)
= 12 + 4 (6 2 4)
= 12 + 4 + 6 + 2 + 4
= 7 10 + 8

= {(2)(3) + (1)(2) + (4)(1)} {(2)(2) + (1)(1) + (4)(3)}



= (6 2 4) (4 + 12)
= (6 2 4) ( 12 + 4)
= (6 2 4 + 12 4)
= 7 + 10 8
Jadi, pada perkalian vektor tidak berlaku sifat komutatif
7. Menunjukkan bahwa
= 2
2
Misal = ( )
4
= 2
2 2 2
( ) ( ) = (22 + 42 ) ( 2 + 2 )
4 4
2
(2 2) + (4 4) = (4 + 16)
2
4 + 16 = (20)
2
20 = (20)
20 = 20

Jadi, = 2

8. Menentukan komponen momentum sudut pada arah x,y, dan z


= ( + + ) ( + + )

= (| | , | | ,
| |)

= ( ), ( ), ( )
= ( ), ( ), ( )
= + +
= (1,0,0)( ) + (0,1,0)( ) + (0,0.1)( )
= ( , , )
1 1 1 1
9. = 2 (1,0,0,0) + 2 (0,1,0,0) + 2 (0,0,1,0) + 2 (0,0,0,1)
1 1 1 1
= 2,2,2,2
1 1 1 1
= (2 , 2 , 2 , 2)
1 1 1 1
=44+44=0

= cos
0
= cos

0 = cos
cos 1 0 =
90 =
DAFTAR PUSTAKA
Abadi. 2004. Vektor dan Skalar. Jakarta : Erlangga.
Jonifan dkk. 2005. Fisika Mekanika. Jurnal Vektor, Vol.2 (1).
Rosyidah, H. dan Hastuti, P. 2006. Matematika SMA/MA Kelas 3 Semester Gasal. Jawa
Tengah: KREATIF.
Sunardi, H. dkk. 2007. Modul Matematika "Vektor". Tondano: Tanpa Penerbit.

Anda mungkin juga menyukai