Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Hipertensi


1. Pengertian
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolic dan sistolik yang
intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih
tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi. Insiden hipertensi
meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager , 2008).
Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan menjadi
factor utama payah jantung dan penyakit koroner. Lebih dari separuh kematian diatas
usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler.
2. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

1
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan
pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada
terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan
peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti
jantung. ( Notoatmodjo,2009 ).

2
Nursing Pathway

Proses Aging
Jenis Kelamin Gaja Hidup Obesitas

- Kemampuan jantung memompa darah menurun


- Kehilangan elastisitas pembuluh darah
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Kemampuan aorta dan arteri dalam


mengakomodasi volume darah

Curah jantung dan Tahap perifer

HIPERTENSI

Otak Pembuluh darah

Suplai O2 ke otak Sistemik Koroner Jantung


Resistensi
menurun
pembuluh darah
otak
Vasokontriksi Infark Miokard
Kesadaran
Tekanan pembuluh menurun
darah otak Afterload Nyeri dada
meningkat meningkat
Resiko Injuri

Nyeri Kepala COP menurun

Gangguan Fatique
istirahat tidur

Intoleransi Aktivitas

3
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
- Kelemahan
- Letih
- Napas pendek
- Gaya hidup monoton
Tanda :
- Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan irama jantung
- Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup,
penyakit serebrovaskuler
Tanda :
- Kenaikan TD
- Nadi : denyutan jelas
- Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
- Bunyi jantung : murmur
- Distensi vena jugularis
- Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler
mungkin lambat
c. Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
- Letupan suasana hati
- Gelisah

4
- Penyempitan kontinue perhatian
- Tangisan yang meledak
- Otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
- Peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala :
- Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol
- Mual
- Muntah
f. Riwayat penggunaan diuretic
Tanda :
- BB normal atau obesitas
- Edema
- Kongesti vena
- Peningkatan JVP
- Glikosuria
g. Neurosensori
Gejala :
- Keluhan pusing / pening, sakit kepala
- Episode kebas
- Kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
- Episode epistaksis
Tanda :
- Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori (
ingatan )
- Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman

5
- Perubahan retinal optic
h. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
- Nyeri hilang timbul pada tungkai
- Sakit kepala oksipital berat
- Nyeri abdomen
i. Pernapasan
Gejala :
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
- Takipnea
- Ortopnea
- Dispnea nocturnal proksimal
- Batuk dengan atau tanpa sputum
- Riwayat merokok
Tanda :
- Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
- Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
- Sianosis
j. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
k. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
- Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit serebrovaskuler, ginjal
- Penggunaan obat / alcohol

2. Diagnosa keperawatan
I. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan resistensi pembuluh darah otak
II. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri kepala
III. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke otak

6
IV. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatique atau kelemahan
V. Nyeri dada berhubungan dengan infark miokard

3. Perencanaan
Diagnosa 1 : Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan resistensi pembuluh darah
otak
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam nyeri berkurang
bahkan hilang
Kriteria Hasil
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi Rasional
- Kaji TTV klien - Mengetahui perubahan tanda-anda vital
- Anjurkan untuk mempertahan tirah - Meminimalkan stimulasi/
baring selama fase akut meningkatkan relaksasi
- Berikan tindakan non farmakologi - Tindakan yang menurunkan tekanan
untuk menghilangkan sakit kepala vaskuler dan yang
misalnya kompres dingin pada dahi, memperlambat/memblok respon
pijat punggung dan leher, tenang, simpatis epekif dalam menghilangkan
redupkan lampu kamar, tehnik sakit kepala dan komplikasinya
relaksasi (panduan imajinasi dan
distraksi) dan aktivitas waktu
senggang.
- Anjurkan untuk menghilangkan atau - Aktivitas yang meningkatkan
minimalkan aktivitas vasokonriksi vasokontriksi menyebabkan sakit
yang dapat meningkatkan sakit kepala
kepala misalnya mengejan saat
BAB, batuk panjang dan

7
membungkuk.
- Bantu klien dalam ambulasi sesuai - Pusing dan penglihatan kabur sering
kebutuhan berhubungan dengan sakit kepala.
Pasien juga dapat mengalami episode
hipoensi postural.
- Kolaborasi dengan tim dokter dalam - Dapat mengurangi tegangan dan
pemberian Analgesik ketidaknyamanan yang diperberat oleh
stres

Diagnosa 2 : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri kepala

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam kebutuhan


tidur kelayan terpenuhi

Kriteria hasil :

- Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari


- Pola tidur, kualitas dalam batas normal
Intervensi Rasional
- Kaji keadaan umum klien dan TTV - Mengetahui kesadaran dan kondisi
tubuh dalam keadaan normal atau tidak
- Jelaskan pentingnya tidur yang - Mengetahui fungsi tidur untuk
- Kaji pola tidur sebelumnya kesehatan tubuh
- Anjurkan kelayan untuk tidur lebih - Waktu tidur kelayan terpenuhi
cepat - Untuk mengetahui kemudahan dalam
- Anjurkan untuk ciiptakan suasana tidur
nyaman, kurangi atau hilangkan - Membantu relaksasi saat tidur
distraksi lingkungan dan gangguan
tidur
- Ajarkan relaksasi dan distraksi - Untuk mengalihkan pikiran dari nyeri

8
4. Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat
dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu
mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar
kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui Dalam evaluasi
dapat dikemukakan 4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :
a. Masalah klien dapat dipecahkan .
b. Sebagian masalah klien dapat dipecahkan.
c. Masalah klien tidak dapat dipecahkan.
d. Dapat muncul masalah baru.
Evaluasi untuk klien dengan hipertensi dapat disesuaikan dengan masalah yang
telah ditanggulangi dengan mengacu pada tujuan yang telah ditentukan.
a. Apakah tekanan darah dalam rentang yang dapat diterima oleh klien?.
b. Apakah klien dapat beraktifitas secara mandiri ?.
c. Apakah kebutuhan nutrisi klien terpenuhi ?.
d. Apakah klien dapat menggunakan koping yang efektif ?.
e. Apakah pemahaman klien tentang penyakit meningkat ?.

Anda mungkin juga menyukai