Tune Up Efi
Tune Up Efi
Berbagai macam cara dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar gas buang
beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor seperti penggunaan BBM
bebas timbal, penggunaan katalis pada saluran gas buang, dll.
Sebagaimana mesin 2 langkah yang harus digantikan oleh mesin 4 langkah, sistem
karburasi manual akhirnya juga akan digantikan oleh sistem karburasi digital.
Sistem injeksi bahan bakar elektronik (karburasi digital) sudah mulai diterapkan pada mesin
sepedamotor, perlahan tapi pasti akan menggantikan sistem yang sudah lama bertahan
yaitu karburator (karburasi manual).
Karena mesin sepedamotor merupakan kombinasi reaksi kimia dan fisika untuk
menghasilkan tenaga, maka kita kembali ke teori dasar kimia bahwa reaksi pembakaran
BBM dengan O2 yang sempurna adalah:
Teori perbandingan berdasarkan berat jenis unsur, pada prakteknya perbandingan diatas
(AFR Air Fuel Ratio) diubah untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar atau konsumsi
BBM yang ekonomis.
Karburator juga mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai kondisi perbandingan sesuai
teori kimia diatas namun dilakukan secara manual. Karburator cenderung diatur untuk
kondisi rata-rata dimana sepedamotor digunakan sehingga hasilnya cenderung kearah
campuran BBM yang lebih banyak dari kebutuhan mesin sesungguhnya.
Untuk EFI karena diatur secara digital maka setiap ada perubahan kondisi penggunaan
sepedamotor ECU akan mengatur supaya kondisi AFR ideal tetap dapat dicapai.
Contohnya: Pada sistem Karburator ada perbedaan tenaga jika sepedamotor digunakan
siang hari dibandingkan malam hari, hal ini karena kepadatan oksigen pada volume yang
sama berbeda, singkatnya jumlah O2 berubah pasokkan BBM tetap (ukuran jet tidak
berubah).
Hal ini tidak terjadi pada sistem EFI karena adanya sensor suhu udara (Inlet Air Temperature)
maka saat kondisi kepadatan O2 berubah, pasokkan BBM pun disesuaikan (waktu buka
injector ditambah atau dikurangi). Jadi sepedamotor yang menggunakan EFI digunakan
siang atau malam tetap optimum alias tenaga tetap sama.
Karburator EFI
Setiap jenis atau model sepedamotor mempunyai desain masing-masing namun secara
garis besar terdapat komponen-komponen berikut.
Pusat pengolah data kondisi penggunaan mesin, mendapat masukkan/input dari sensor-
sensor mengolahnya kemudian memberi keluaran/output untuk saat dan jumlah injeksi, saat
pengapian.
Fuel Pump
Pressure Regulator
Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu mesin, kondisi mesin dingin membutuhkan BBM
lebih banyak.
Memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin, udara
bertekanan (pada tipe sepedamotor ini hulu saluran masuk ada diantara dua lampu depan)
O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara lingkungan
sekitar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih
banyak.
Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih cepat.
Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang membutuhkan
buka INJECTOR.
Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran udara, bukaan besar
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih lama.
Gerbang akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama menyemprotkan BBM ke dalam
mesin, membuka dan menutup berdasarkan perintah dari ECU.
Speed Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor, memainkan gas di lampu merah
dibanding kecepatan 90km/jam, buka INJECTOR berbeda.
Vehicle-down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor terjatuh dengan kondisi mesin
hidup maka ECU akan menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION, INJECTOR, untuk
keamanan dan keselamatan.
Electronic Fuel Injection memang lebih unggul dibanding karburator, karena dapat
menyesuaikan takaran BBM sesuai kebutuhan mesin standar.
ECU diprogram untuk kondisi mesin standar sesuai model sepedamotor, di dalam ECU
terdapat tabel BBM yang akan dikirim melalui Injector sesuai kondisi mesin standar.
Jika ada perubahan dari kondisi standar misalnya filter udara diganti atau dilepas, walaupun
ada pengukur tekanan udara (inlet air pressure sensor) pasokkan BBM hanya berubah
sedikit, akhirnya sepedamotor akan berjalan tidak normal karena O2 terlalu banyak (lean
mixture).
Tabel ECU standar biasanya tidak dapat dirubah, karena tujuan utama EFI adalah
pengurangan kadar emisi gas buang beracun.
Untuk mesin modifikasi memerlukan modifikasi tabel dalam ECU, hal ini dapat dilakukan
dengan:
1. Software yang dapat masuk ke dalam memory ECU hanya dimiliki oleh ATPM atau
dealer.
2. Piggyback alat tambahan diluar ECU bekerja dengan cara memanipulasi sinyal yang
dikirim ke Injector untuk membuka lebih lama.
3. Tukar ECU aftermarket yang dapat diprogram tabel memory-nya, sesuai modifikasi, sesuai
kondisi sirkuit.
Sedikit berbagi nih gan tentang tune up mesin toyota kijang 5k, yang udah gua pelajarin di
sekolah dan buku manualnya.
Tujuan tune-up adalah untuk meningkatkan kemampuan/performa mesin. Hal yang biasa
dilakukan saat tune-up yaitu : memeriksa, mengganti, menyetel, menambah, mengukur,
membersihkan, melumasi, dan mengencangkan komponen-komponen mesin.
1. SISTEM PENDINGIN
- Memeriksa tingginya air pendingin : sampai gatuis atas (full) jika kurang tambah air
pendingin.
- Periksa kebocoran radiator, jika ada kebocoran ganti dengan yang baru.
2. TALI KIPAS
3. SARINGAN UDARA
bersihkan elemen-elemennya
4. BATERAI
5. OLI MESIN
Periksa tahanan kabel busi. tahanannya kurang dari 25 kilo ohm per kabel
8. DISTRIBUTOR
9. CELAH KATUP
buang : 0,23 mm
10. KARBURATOR
cuk biasa
pembukaan cuk
BERIKUT INI MERUPAKAN CARA CARA MELAKUKAN TUNE UP MESIN DAIHATSU ZEBRA
Langkah-langkah memeriksanya:
b. Periksa kondisi bagian tutup radiator yaitu pada penguci dan katup katupnya.
c. Pasang perigetes pada tutup radiator dan pilih pipa adaptor yang kedalamnya sesuai
dengan tutup radiator.
Fungsinya sebagai alat penyetabil / menjaga temperatur mesin supava tetap normal selama
bekerja.
Langkah kerja
a. Periksa kebocoran radiator, slang slang, paking kepala silinder & rumah termostat.
b. Periksa kebocoran seal pompa air pada seal mesin hidup, jika bocor air akan keluar
melalui lubang pelepas.
Langkah pemeriksaan:
b. Tongkat pemeriksa oil (stek) kita angkat, jika kotor kita lap dengan kain kemudian di
masukkan lagi, angkat lagi stek tersebut dan kita periksa.
Keterangan :
v Jika kondisi oli sudah berwarna hitam dan terasa ada kotoran / gram maka kondisi oil
tersebut jelek.
v Untuk melihat ketinggian oil maka angkat stek oil dari mesin dan periksa, jika masih batas
ukur normal maka masih baik dan jika di bawah normal maka harus di isi lagi (untuk mesin
memiliki SAE 20 50).
Bertujuan
v Menyetel katup
Alat :
v Kontak alat
Bahan
Langkah kerja:
v Cari besar celah kutup di dalam buku data (biasanya katup buang 0,3 dan katup isap 0,2)
besar celah katup pada mesin panas dan dingin berbeda
v Topkan silinder 1 setel celah katup yang dapat disetel. Ciri silinder pertam katup buang
dan katup isap dapat di stel dan silinder nomor 4 buang dan isap tidak dapat distel.
Langkah kerja :
v Pasang alat ukur kompresi tester pada lubang busi (ditekan rapat rapat )
v Mesin distater sampai jarum bergerak minimum 3 kali kemudian baca tekanannya
(tekanan kompresi yang baik pada jenis motor Toyota Kijang adalah 9 12 kg/cm2 dan
perbedaan hasil tekanan kompresi pada masing masing silinder maksimum 1 kg/cm2)
Cara kerja :
Bersihkan elektroda dan kerak dan kotoran (jangan memakai kertas gosok karena bisa
menyebabkan elektroda cepat habis).
Pemeriksaan tahanan setiap penghantar, dan elektroda didalam tutup distributor sampai
strekerbusi, tahanan penghantar tidak boleh lebih 20 ksl jika tahanan tersebut terlalu besar
maka lepas bagian penghantar dan periksa satu persatu mencari yang rusak.
Keterangan : Jika tahanan tinggi dan tegangan besar maka mesin sulit hidup
Memeriksa busi dengan W meter / avorneter posisikan x I W dibaca skala atas, kabel busi
dikatakan bagus apabila jarum bergerak penuh ke kanan (hasil O)
Periksa kabel busi yang satu dengan yang lain mungkin ada arus yang terhubung karena
hubungan singkat.
Cara memeriksa:
Pemeriksaan dilakukan secara visual dilakukan dengan melihat kondisi fisik dan motor dan
tutup dan kecetakan.
Dengan menggunakan ohm meter yaitu dengan mengukur hambatannya (sama dengan
hambatan kabel busi).
Cara kerja :
a. Melepas distributor
b. Pemasangan distributor
v Topkan kompresi 1
v Cocokkan alur roda gigi poros distributor dengan alur roda giginya tepat maka dengan
sendirinya rotor akan menghadap busi no 2
v Setel saat pengapian (stel dengan lampu kontrol) kabel (+) lampu kontrol ke (-) coil, kabel
(-) lampu kontrol ke body, kunci kontak posisi on, putar perhahan-lahan penuh ke kanan dan
kembalikan kekiri sampai mendapatkan lampu kontrol mulai menyala / platina terjadi
percikan bunga api.
Tujuan :
Alat :
v Kontak alat
v Timming light
Bahan:
v Motor hidup
Cara penyetelan :
Pasang lampu timming light (kabel merah ke (+) batery, kabel hitam ke () batery, kabel
busi pada timming di letakkan pada kabel busi no 1)
Lihat saat pengapian pada putaran idle, lihat tanda pengapian yang terletak pada puli roda
gaya jika tanda tidak kelihatan warnai dengan kapur tulis
Kendorkan baut pengikat pada distributor sampai distributor dapat di pergerakkan. Jika
pengapian tidak tepat, maka tepatkan saat pengapian dengan memutar distributor.
Advand vakum berfungsi untuk memajukan dan memundurkan saat pengapian berdasarkan
beban mata / pembukaan gas karburator.
Langkah kerja :
Cara memeriksa
Putar rotor dengan tangan searah putaran motor waktu mesin hidup 10-15 tahan kemudian
lepas.
Sentrifugal akan baik jika rotor di lepas maka rotor akan kembali seperti semula.
Fungsi platina untuk memutus dan menghubungkan arus listrik primer coil
Cara memeriksa celah platina untuk mendapatkan dwell yang baik 0,4-0,5 mm
a. Tujuan :
b. Alat :
Pengetes dwell
Kontak alat
c. Bahan :
Mesin hidup
d. Langkah penyetelan :
Pasang alat ukur dwell tester (kabel (+) pengetes ke (-) coil, kabel pengetes (-) ice groun)
Keterangan:
Jika melebihi 56 maka kondisi platina terlalu rapat dan akan mengakibatkan icon platina
cepat panas / aus. Jika kurang dari 52 maka kondisi platina terlalu renggang dan
mengakibatkan pengapian kecil.
Tujuan :
Bahan :
Kotak alat
Cara penyetelan :
Hidupkan mesin dengan stationer sampai mencapai tujuan kerja (mesin hangat)
Putar baut setelah udara kekanan dengan menghitung jumlah putarannya berlahan-lahan
dan salah satu tangan memegang gas, (semakin diputar kekanan penyetelan udara maka
semakin miskin dan mesin cenderung mati).
Semakin baut di putar ke kanan mesin akan cenderung mati dan di imbangi dengan gerakan
katup gas.
Setelah baut diputar penuh kekanan, putar berlawanan arah ke kiri secara perlahan-lahan
sampai mendapatkan hidupnya mesin yang betul-betul normal (ciri-cirinya : aroma gas
buang tidak pedih dimata, getaran pada mesin paling kecil, pembakaran elektroda pada busi
berwarna putih dan kecoklat-coklatan dan kering).
Tujuan :
Menyetel campuran idle dan campuran bahan bakar tanpa pengetes gas buang.
Alat :
Kotak alat
Tech nonieter
Bahan :
Langkah Pengukuran :
Pasang alat ukur RPM Tester dan sklarnya posisi low tach kabel merah ke negatif coil kabel
hitam kemasa / body.
Baca alat ukur RPM Tester kemudian hasil ukuran tersebut di kalikan 100
Putaran stationer yang baik adalah 700-800 rpm, untuk 4 tak 4 silinder.
Jika hasil ukur kurang / melebihi ukuran spesifikasi maka setel campuran idle dengan skrup
penyetel yang terletak pada katup gas.
Langkah Penyetelan :
Putar skrup penyetelan kearah luar sampai putaran mulai turun / mesin hampir mati.
Putar skrup penyetel kearah dalam secara tahap demi tahap dengan setengah putaran
tunggu sedikit dan perhatikan reaksi motor. Pada saat terdengar putaran mulai turun
kendorkan skrup penyetel = setengah putaran untuk mendapatkan penyetelan campuran
yang benar.
Catatan :
Pada waktu penyetelan dan pemeriksaan katup jangan sekali-kali mesin di gas karena akan
merusak komponen alat ukur.
Jangan melihat tachnometer dengan perasaan hasil penyetelan lebih akurjika adal