Saat ini pasien tidak lagi dapat bekerja dan tidak memiliki penghasilan tetap lainnya.
Suami pasien telah meninggal dunia. Untuk makan sehari-hari, pasien mendapatkan
makan dari anak-anak pasien. Pasien memiliki 6 orang anak, anak laki-laki 5, anak
perempuan 1. Kelima anak pasien masih tinggal pada 1 pekarangan rumah .Pasien
memiliki tujuh orang cucu, dari ketiga anaknya yang masih tinggal dengan pasien.
Anak pertama memiliki 3 orang anak, anak kedua memiliki 2 anak, anak ketiga dan
anak kelima masing-masing memiliki satu anak. Hubungan pasien dengan menantu
dan cucu-cucunya dikatakan dekat
1
I.3.1 Pasien tinggal di sebuah bangunan yang terdiri dari satu kamar. Kamar pasien
kurang mendapatkan cahaya. Kamar pasien terdiiri dari dapur, tempat makan, dan
tempat tidur. Tempat tidur pasien kurang bersih. Dapur pasien masih
menggunakan tungku.
I.3.2 Pasien memiliki penyakit rematik dan tidak pernah memeriksakan asam urat.
Penyakit ini telah diderita sejak lima tahun yang lalu. Pasien telah mengetahui
penyakit asam urat, namun berobat saat ada keluhan seperti kesemutan.
I.3.3 Dapur pasien mejadi satu dengan kamar tidur pasien. Dapur pasien masih
menggunakan tungku, tetapi sudah ada kompor untuk memasak. Dapur tampak
gelap karena kurang cahaya.
2
Peningkatan pengetahuan : Keluarga binaan yang sebelumnya tidak mengetahui
bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat menjadi risiko terkena penyakit, dapat
mengetahui dan memahami setelah berdiskusi. Keluarga juga mengetahui bahaya
komplikasi dari gout arthitis.
Saran : Keluarga binaan melakukan saran yang diberikan dan dapat menyampaikan
informasi yang didapatkan kepada lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
3
PENANGGULANGAN PENYAKIT GOUT ARTHITIS DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Kasus
No Nama Lengkap Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Status Hub.
Kelamin Dalam
Keluarga
1 NI Wayan Ada P 70 tahun SD Tidak KK
Bekerja
5
III. Rumusan Masalah dan Solusinya
III.1 Status Kesehatan Anggota Keluarga kasus
Masalah kesehatan yang dialami keluarga ini adalah KK yang bernama
Wayan Ada memiliki riwayat gout arthitis sejak lima tahun yang lalu.
Awalnya pasien merasa nyeri pada kaki terutama saat pagi hari hinggat
membuat sulit bekerja, sehingga dibawa ke puskesmas dan diberikan obat anti
nyeri. Saat dilakukan pemeriksaan, kadar asam urat pasien meningkat, yaitu
10,8 mg/dl. Pasien jarang pergi ke puskesmas dikarenakan nyeri yang
berkurang. Nyeri pasien timbul saat pasien makan babi.
Masalah lain yang dialami yaitu kurangnya pengetahuan KK tentang
penyakitnya tersebut baik dari gejala, faktor risiko, pengobatan serta
pencegahan komplikasi.
6
7
IV. Kesimpulan dan saran
IV.1Simpulan
KK memiliki penyakit gout arthitis sejak lima tahun yang lalu dan tidak
melakukan pengecekan asam urat dan mengontrol asupan makanan. Faktor
risiko terjadinya gout arthitis kemungkinan oleh karena adanya keturunan
gout arthitis dalam keluarga dan senangnya mengkonsumsi babi dan kacang-
kacangan saat sebelum menderita gout arthitis. Saat ini asam urat 10,8 mg/dl,
hasil tersebut diharapkan bisa diturunkan dengan melakukan pengobatan
secara berkesinambungan dan dengan melakukan modifikasi diit/gaya hidup
untuk mencegah terjadinya komplikasi.
IV.2Saran
Diharapkan KK dan keluarga dapat secara rutin dan berkesinambungan
melakukan apa yang telah disarankan. Dengan mengetahui gejala dan faktor
risiko diharapkan dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan
modifikasi diit/gaya hidup ataupun obat-obatan sehingga komplikasi yang
terjadi dapat dihindarkan. Selain itu, pihak keluarga juga harus tetap
mendukung dan mengontrol ketaatan minum obat dan gaya hidup.
8
Lampiran