Anda di halaman 1dari 19

5/13/2016

Akbarningrum Fatmawati, ST, MSc


Komputasi Numerik Terapan
Genap 2013-2014

Rumus Newton-Cotes merupakan skema integrasi numerik


yang umum.
Berdasarkan strategi penggantian fungsi kompleks atau data
tabel dengan beberapa fungsi pendekatan yang mudah
diintegralkan:
b b
I = f ( x )dx = f n ( x )dx
a a

Dimana fn(x) adalah polinomial dalam bentuk:

f n ( x) = a0 + a1 x + .... + an 1 x n 1 + an xn

Dan n adalah order polinomial.

1
5/13/2016

f(x) f(x)

a b x a b x

Fungsi didekati polinomial order satu Fungsi didekati polinomial order dua
(parabola

f(x)

a b x

Fungsi didekati suatu seri polinomial pada suatu fungsi atau


data sepanjang segmen dengan panjang konstan.

2
5/13/2016

f(x) f(x)

a b x a b x

Bentuk tertutup dari formula Newton- Bentuk terbuka dari formula Newton-
Cotes. Data bertitik dari awal dan Cotes dimana batas integral harus
akhir batas integral. diekstrapolasi .

Merupakan rumus integral Newton-Cotes tertutup pertama


Berdasarkan polinomial order satu:
b b
I = f ( x )dx = f1 ( x )dx
a a

Persamaan garis lurus dapat dinyatakan:


f ( x1 ) f ( x2 )
f1 ( x) = f ( x0 ) + ( x x0 )
x1 x0

Maka:
f ( x1 ) f ( x2 )
I = f ( x0 ) + ( x x0 )dx
a
x1 x0

3
5/13/2016

Hasilnya:
f ( a) + f (b)
I = (b a)
2

Yang disebut aturan trapezoidal karena mendekati luas


trapesium.

f(x)

a b x

Satu cara untuk meningkatkan keakuratan aturan trapezoidal


adaah dengan membagi interval integrasi dari a ke b menjadi
sejumlah segmen dan mengaplikasikan metode tersebut
pada tiap segmen.
Luas tiap segmen kemudian dapat ditambahkan untuk
menghasilkan integral keseluruhan interval.
Hasilnya disebut dengan rumus integral aplikasi-multi atau
komposit.
Jika terdapat n+1 titik dengan n segmen berjarak sama,
maka jaraknya adalah:

ba
h=
n

4
5/13/2016

Integral totalnya menjadi:


x1 x2 xn

I= f ( x)dx + f ( x)dx + ... + f ( x)dx


x0 x1 x n1

Dengan mensubtitusikan aturan trapezoidal:

f ( x0 ) + f ( x1 ) f ( x1 ) + f ( x2 ) f ( xn 1 ) + f ( xn )
I =h +h + ... + h
2 2 2
Jika dikelompokkan suku-sukunya menjadi:

h n 1

I=
2
f ( x0 ) + 2
i =1
f ( xi ) + f ( xn )

Atau:

n 1

f ( x0 ) + 2 f ( xi ) + f ( xn )
I = (b a) i =1
2n

lebar Tinggi rata-rata

5
5/13/2016

Cara lain untuk mendapatkan perkiraan integral yang lebih


akurat adaah dengan menggunakan polinomial-polinomial
order lebih tinggi untuk menghubungkan titik-titik.
Jika ada satu titik di tengah-tengah dua titik a dan b maka
ketiga titik dapat dihubungkan dengan polinomial order dua.
Jika ada dua titik diantara a dan b dengan jarak yang sama,
maka bisa dihubungkan dengan polinomial order tiga.
Cara ini disebut aturan Simpson.

Dihasilkan jika polinomial penginterpolasi order dua


disubtitusikan ke:
b b
I = f ( x )dx = f 2 ( x )dx
a a

Jika a dan b ditunjuk sebagai x0 dan x2 dan digunakan


polinomial Lagrange, maka integral di atas menjadi:

b
( x x1 )( x x2 ) ( x x0 )( x x2 )
I = f ( x0 ) + f ( x1 )
a
( x 0 x1 )( x0 x 2 ) ( x1 x0 )( x1 x 2 )
( x x0 )( x x1 )
+ f ( x2 )
( x2 x0 )( x2 x1 )

6
5/13/2016

Setelah integrasi dan manipulasi aljabar, maka dihasilkan


persamaan berikut:

h
I= [ f ( x0 ) + 4 f ( x1 ) + f ( x2 )]
3
Ini merupakan rumus integral tertutup Newton-Cotes kedua.
Label 1/3 berasal dari fakta bahwa h dibagi dengan 3.
Selain polinomial Lagrange juga bisa digunakan polinomial
Newton-Gregory.
Aturan simpson 1/3 juga dapat dituliskan:

I = (b a )
[ f ( x0 ) + 4 f ( x1 ) + f ( x2 )]
6

Seperti pada aturan trapezoidal, aturan Simpson juga dapat


ditingkatkan bila dibagi menjadi beberapa interval integral
menjadi sejumlah segmen dengan lebar yang sama yaitu:

ba
h=
n

Integral total dapat dituliskan:


x2 x4 xn

I= f ( x)dx + f ( x)dx + ... + f ( x)dx


x0 x2 xn 2

Lalu kita subtitusikan aturan Simpson pada tiap-tiap integral


dan menghasilkan:

7
5/13/2016

f ( x0 ) + 4 f ( x1 ) + f ( x2 )
I = 2h
6
f ( x2 ) + 4 f ( x3 ) + f ( x4 )
+ 2h
6
f ( x4 ) + 4 f ( x5 ) + f ( x6 )
+ ... + 2h
6
Atau dengan menggabungkan suku-suku akan menjadi:

n 1 n2
f ( x 0 ) + 4 i j = f ( x ) + 2 f ( x j ) + f ( x n
)
I = (b a ) i =1, 3, 5 2 , 4, 6
3n

Dihasilkan jika polinomial penginterpolasi order tiga


disubtitusikan ke:
b b
I = f ( x )dx = f 3 ( x )dx
a a

Jika a dan b ditunjuk sebagai x0 dan x2 dan digunakan


polinomial Lagrange, maka integral di atas menjadi:

b
( x x1 )( x x2 )( x x3 ) ( x x0 )( x x2 )( x x3 )
I = f ( x0 ) + f ( x1 )
a
( x 0 x1 )( x0 x 2 )( x 0 x3 ) ( x1 x0 )( x1 x 2 )( x1 x3 )
( x x0 )( x x1 )( x0 x3 ) ( x x0 )( x x1 )( x0 x2 )
+ f ( x2 ) + f ( x3 )
( x2 x0 )( x2 x1 )( x2 x3 ) ( x3 x0 )( x3 x1 )( x3 x2 )

8
5/13/2016

Setelah integrasi dan manipulasi aljabar, maka dihasilkan


persamaan berikut:

3h
I= [ f ( x0 ) + 3 f ( x1 ) + 3 f ( x2 ) + f ( x3 )]
8

Ini merupakan rumus integral tertutup Newton-Cotes ketiga.


Label 3/8 berasal dari fakta bahwa h dikali 3/8.
Aturan simpson 1/3 juga dapat dituliskan:

I = (b a )
[ f ( x0 ) + 3 f ( x1 ) + 3 f ( x2 ) + f ( x3 )]
8

soal
Hitunglah:

A. secara analitik
B.aturan trapesoidal dengan n=1,2, 4
C. aturan simpson 1/3 dengan n=2,4,6
D. aturan simpson 3/8 dengan n=3 dan 6

9
5/13/2016

Aturan Simpson 1/3 biasanya lebih disukai karena lebih


akurat dibandingkan Simpson 3/8.
Tetapi Simpson 3/8 dipakai jika jumlah segmennya ganjil.

Untuk kasus-kasus seperti ini metode yang dapat


digunakan adalah aturan trapezoidal pada tiap segmen dan
menghasilkan jumlah sebagi berikut:

f ( x0 ) + f ( x1 ) f ( x1 ) + f ( x2 ) f ( xn 1 ) + f ( xn )
I = h1 + h2 + ... + hn
2 2 2

Ada dua teknik yang secara cepat dirancang untuk


menyelesaikan integral suatu fungsi. Keduanya
memanfaatkan kemampuan untuk menghasilkan harga-
harga fungsi untuk mengembangkan skema yang efisien
untuk integrasi numerik.
Metode pertama adalah integral Romberg yang
memanfaatkan teknik ekstrapolasi Richardson.
Metode kedua adalah Gauss quadrature yang
menggunakan harga-harga x antara a dan b.

10
5/13/2016

Pada integral data dalam tabel, semakin banyak


segmen akan menghasilkan perkiraan integral yang
semakin akurat.
Tetapi segmen yang terlalu banyak juga akan
meningkatkan kesalahan pembulatan yang besar dan
dibutuhkan usaha besar dalam komputasi.
Integral Romberg adalah satu teknik yang dibuat
untuk menghilangkan kesulitan di atas berdasakan
aplikasi aturan trapezoidal suksesif (berturut-turut).

Metode ini menggunakan dua perkiraan dari sebuah integral


untuk menghitung pendekatan ketiga yang lebih akurat.
Perkiraan dan kesalahan integral berkaitan dengan aplikasi
multi aturan trapesoid adalah:

I = I ( h) + E ( h )

I adalah harga integral sesungguhnya sedangkan I(h) adalah


pendekatan dari sebuah aplikasi n segmen dari aturan
trapesoid dengan ukuran langkah h=(b-a)/n dan E(h) adalah
error pemotongan.

11
5/13/2016

Jika kita gunakan dua perkiraan terpisah dengan ukuran


langkah h1 dan h2 dan memiliki harga eror yang pasti,
I (h1 ) + E (h1 ) = I (h2 ) + E (h2 )

Error dari aplikasi multi aturan trapesoid dapat diwakili


dengan pendekatan:
ba 2
E h f"
12

Jika diasumsikan f " bahwa adalah konstan tanpa melihat


ukuran langkah (h) maka rasio error nya adalah:

2
E ( h1 ) h1 h1
2
= dan E ( h1 ) = E ( h2 )
E ( h2 ) h2 2 h2
2

Sehingga:

2
h
I (h1 ) + E ( h2 ) 1 2 = I ( h2 ) + E ( h2 )
h2

I (h1 ) I (h2 )
E ( h2 ) = 2
Error pemotongan sebagai
h fungsi perkiraan integral dan
1 1 ukuran langkahnya.
h2

I = I (h2 ) + E (h2 )
1
I = I (h2 ) + 2 [I (h2 ) I (h1 )]
(h1 / h2 ) 1

12
5/13/2016

Jika h2=h1/2 maka:

1
I = I (h2 ) + 2 [I (h2 ) I (h1 )]
( 2) 1
Atau:
4 1
I= I (h2 ) I (h1 )
3 3

Jika ukuran langkahnya dibagi 2 lagi maka menjadi:


16 1
I = Im Il
15 15
Jika ukuran langkahnya selanjutnya dibagi 2 lagi maka
menjadi:
64 1
I= I m Il
63 63

Perhatikan bahwa koefisien dalam tiap persamaan ekstrapolasi


jika dijumlahkan akan sama dengan 1 (4/3-1/3; 16/15-1/16,
64/63-1/63).
Hal ini menunjukkan faktor bobot yang memperlihatkan
dengan meningkatnya keakuratan maka bobot dari Im akan
semakin meningkat.
Formula untuk ini adalah:

4 k 1 I j +1, k 1 I j ,k 1
I j ,k =
4 k 1 1

Dimana: Ij+1,k-1 adalah integral yang lebih akurat dan Ij,k-1


adalah integral yang kurang akurat. Sedangkan Ij,k adalah
integral yang telah meningkat keakuratnya.

13
5/13/2016

Index k menunjukkan level integral dimana:


k = 1 adalah aturan Trapesoid Asal dengan kesalahan
O(h2)
k = 2 apabila segmennya dibagi dua dan kesalahannya
adalah fungsi h4 atau O(h4),
k=3 apabila segmennya dibagi dua lebih jauh lagi dan
kesalahannya berhubungan dengan kesalahan O(h6) dst.
Indeks j adalah untuk membedakan estimasi yang lebih
akurat (j+1) dan yang kurang akurat (j).

Metode-metode integral numerik sebelumnya didasarkan pada


persamaan Newton-Cotes.
Karakteristiknya adalah estimasi integral didasarkan pada
harga-harga fungsi yang berjarak sama. Sehingga titik-titik
dasar telah ditentukan.
Sekarang jika titik-titik dasar tidak diberikan dan kita bebas
mengevaluasi luas di bawah garis yang menghubungkan dua
titik di kurva. Dengan menentukan posisi titik-titik ini dengan
baik, kita dapat membuat garis lurus yang menyeimbangkan
eror positif dan negatif. Dengan demikian kita akan
mendapatkan perkiraan integral yang lebih baik.

14
5/13/2016

f(x) f(x)

a b x a b x

Aturan trapesoid Teknik Gauss quadraature

Formula khusus dari Gauss quadrature disebut formula


Gauss-Legendre.

Sebelumnya aturan trapesoid dilakukan dengan


mengintegralkan polinomial penginterpolasi. Metode
koefisien tak ditentukan menawarkan pendekatan ketiga
yang juga merupakan alat untuk menurunkan teknik integral
lain seperti Gauss quadrature.
Pada teknik ini:

I = c0 f (a ) + c1 f (b)
Dimana c adalah konstanta.

15
5/13/2016

Perlu disadari bahwa aturan trapesoid harus menghasilkan


hasil pasti bila fungsi yang akan diintegralkan adalah
sebuah konstanta atau garis lurus.
Contoh fungsinya adalah y=1 dan y=x. Untuk kedua fungsi
ini:

(b a ) / 2

c 0 f ( a ) + c1 f ( b ) = 1dx
(b a ) / 2 ba
c0 = c1 =
(ba ) / 2
2
c 0 f ( a ) + c1 f ( b ) = xdx
(b a ) / 2

ba ba
Trapesoidal Technique I = f (a ) + f (b )
2 2

Sama seperti pada kasus di atas untuk aturan trapesoid, obyek


dari Gauss quadrature adalah untuk menentukan koefisien-
koefisien dari sebuah persamaan dalam bentuk:

I = c0 f ( x0 ) + c1 f ( x1 )

Hanya saja argumen fungsinya, x0 dan x1 tidak tetap pada titik-


titik akhir, tetapi tidak diketahui. Sehingga sekarang kita punya
4 variabel tak diketahui dan membutuhkan 4 kondisi untuk
menentukannya dengan menambahkan asumsi bahwa titik-titik
tsb juga memenuhi fungsi y=x2 dan y=x3
1 1
2
1dx = 2 x
2
c 0 f ( x 0 ) + c1 f ( x1 ) = c 0 f ( x 0 ) + c1 f ( x1 ) = dx =
1 1
3

1 1

x
3
c 0 f ( x 0 ) + c1 f ( x1 ) = xdx = 0 c 0 f ( x 0 ) + c 1 f ( x1 ) = dx = 0
1 1

16
5/13/2016

Setelah diselesaikan, maka diperoleh: c0 = c1 = 1


1
x0 =
3
1
x1 =
3

Akhirnya menghasilkan fungsi integral dua titik Gauss-


Legendre:
1 1
I = f( )+ f ( )
3 3

Jadi, kita sampai pada hasil bahwa penambahan sederhana


dari harga-harga fungsi pada 1 dan 1
menghasilkan integal dengan x = 3 3
keakuratan order tiga.

Perhatikan bahwa batasan integral adalah -1 sampai 1. Ini


dilakukan untuk penyederhana dan untuk membuat
persamaan seumum mungkin.
Perubahan variabel yang sederhana dapat digunakan untuk
mengubah batas integral yang lain ke bentuk ini. Ini
dilakukan dengan mengasumsikan bahwa sebuah variabel
baru xd berhubungan dengan variabel awal x dalam bentuk
linier yaitu:

x = a0 + a1 xd

Maka:
a = a0 + a1 ( 1) b = a0 + a1 (1)

Dengan demikian harga a0 dan a1 serta x adalah:

b+a ba (b + a ) + (b a ) xd (b a )
a0 = a1 = x= dx = dxd
2 2 2 2

17
5/13/2016

Contoh, dengan teknik di atas kita dapat mengubah integral


berikut:
0 ,8

(0 , 2 + 25 x 200 x )
2
+ 675 x 3 900 x 4 + 400 x 5 dx
0

Menjadi:
1

{[ 0 , 2 + 25 ( 0 , 4 + 0 , 4 xd ) 200 ( 0 , 4 + 0 , 4 xd )
2

+ 675 ( 0 , 4 + 0 , 4 xd ) 3 900 ( 0 , 4 + 0 , 4 xd ) 4
+ 400 ( 0 , 4 + 0 , 4 xd ) 5 ]0 , 4 } dxd

Apabila xd dimasukkan 1 3 dan 1 3 maka


menghasilkan 1,30583723 dan 0,51674055. Akibatnya:

I = 0,51674055 + 1,30583723 = 1,82257778

Di luar dua titik yang telah dijelaskan sebelumnya, versi titik


yang lebih tinggi dapat dikembangkan dengan bentuk
umum:
I = c0 f ( x0 ) + c1 f ( x1 ) + ... + cn1 f ( xn1 )

Dimana n adalah jumlah titik.


Harga-harga c dan x untuk sampai dan termasuk rumus 6
titik ditampilkan dalam tabel di bawah.

18
5/13/2016

Titik Faktor Argumen Eror


Pembobot Fungsi Pemotongan
2 c0=1 x0=-0,577350269 f(4)()
c1=1 x1=0,577350269

3 c0=0,555555556 x0=-0,774596669 f(6)()


c1=0,888888889 x1= 0,0
c2=0,555555556 x2=0,774596669

4 c0=0,347854845 x0=-0,861136312 f(8)()


c1=0,65214155 x1= -0,339981044
c2=0,652145155 x2= 0,339981044
c3=0,347854845 x3= 0,861136312

5 c0=0,236926885 x0=-0,906179846 f(10)()


c1=0,478628670 x1= -0,538469310
c2=0,568888889 x2= 0,0
c3=0,478628670 x3= 0,538469310
c4=0,236926885 x4= 0,906179846

6 c0=0,171324492 x0=-0,932469514 f(12)()


c1=0,360761573 x1= -0,661209386
c2=0,467913935 x2= -0,238619186
c =0,467913935 x = 0,238619186

19

Anda mungkin juga menyukai