Anda di halaman 1dari 26

Fisiologi Sistem Pergerakan

(Lokomosi)

Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas, seperti


berjalan, berlari, menari dan lain-lain. Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada
manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi
antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan otot. Fungsi
rangka (tulang) adalah sebagai alat gerak pasif, yang hanya dapat bergerak bila
dibantu oleh otot. Berdasarkan bentuk-nya tulang dibedakan menjadi tulang pipa,
tulang pipih, tulang pendek, sedangkan berdasarkan pada zat penyusun dan
sturkturnya tulang dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Fungsi
persendian adalah menghubung-kan antara tulang yang satu dengan tulang yang
lainnya. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif, yang dapat menggerakkan organ
lain sehingga terjadi suatu gerakan. Untuk lebih jelasnya dalam membahas sistem
gerak ini, akan diuraikan satu persatu, sebagai berikut yaitu rangka (tulang), sendi dan
otot.

1. Rangka (Tulang)
Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif
karena tulang baru akan bergerak bila digerakkan oleh otot. Sedangkan unsur
pembentuk tulang pada manusia adalah unsur kalsium dalam bentuk garam yang
direkatkan oleh kalogen. Sistem skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari
serabut-serabut dan protein yang diperkeras dengan kalsium, magnesium fosfat, dan
karbonat. Bahan bahan tersebut berasal dari embrio hyalin tulang rawan melalui
osteogenesis kemudian menjadi tulang, proses ini oleh sel-sel yang disebut osteoblast.
Permukaan tulang bagian luar yang keras disebut Periosteum, terbentuk dari jaringan
pengikat fibrosa. Kualitas kerasnya tulang merupakan hasil deposit kalsium.
Periosteum mengandung pembuluh darah yang memberikan suplai oksigen dan
nutrisi ke sel tulang. Rongga tulang bagian dalam diisi dengan sumsum kuning dan

1
sumsum merah. Sumsum tulang merah adalah tempat hematopolesis yang
memproduksi sel darah putih dan merah (RBCs; WBCs) serta platelet. Dalam
perkembangannya bentuk tulang dan rangka tubuh yang disusunnya dapat mengalami
kelainan yang disebabkan oleh gangguan yang dibawa sejak lahir, infeksi penyakit,
faktor gizi atau posisi tubuh yang salah. Hubungan antar tulang yang satu dengan
tulang yang lainnya, dihubungkan oleh persendian (sendi). Pada manusia terdapat tiga
(3) bentuk persendian, yaitu sendi mati, sendi kaku dan sendi gerak

JENIS-JENIS TULANG
Jenis tulang, meliputi :
1. Tulang rawan
Jaringan tulang rawan yang disusun oleh sel tulang rawan (chondrosit) dan
matriks tulang rawan yang di dalamnya terdapat bahan anorganik (garam
sulfat), bahan organik (protein/ chondrin) dan collagen yang elastis.
Jaringan tulang rawan anak lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan,
sedangkan pada orang dewasa lebih banyak mengandung matriks tulangnya.
Tulang rawan berifat tidak keras dan elastis (lentur) yang terdapat di hidung,
telinga, antar ruas tulang belakang, persendian dan ujung tulang pipa.
Tulang Rawan Hialin
Matriksnya memiiki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman
halus dan rapat. Terdapat pada saluran pernapasan dan ujung tulang rusuk.
Tulang rawan hialin bening seperti kaca.
Tulang Rawan Elastik
Susunan polikandrium, matriks , sel dan lacuna tulang rawan elastic sama
dengan tulang rawan hialin. Akan tetapi serat kolagen tulang rawan elastic
tidak tersebar dan nyata seperti pada tulang rawan hialin. Bentuk serat
serat elastic bergelombang . tulang rawan elastic terdapat pada epiglottis dan
bagian luar telinga.
Tulang Rawan Fibrosa (Fibrokartilago) / Serat

2
Matriksnya mengandung serabut kolagen kasar dan tidak teratur; terletak di
perlekatan ligamen, sambungan tulang belakang, dan simfisis pubis. Sifat
khas dari tulang rawan ini adalah lakuna lakunanya bulat atau bulat telur
dan berisi sel sel (kondrosit).

2. Tulang (osteon)
Jaringan tulang tersusun oleh osteosit dan matriks tulang. Osteosit banyak
menguluarkan senyawa kapur dan phospat ke dalam matriks tulang sehingga
menjadi keras. Bila matriks tulang padat dan rapat maka yang terbentuk adalah
tulang keras (tulang kompak), misal tulang pipa (tulang lengan, hasta,
pengumpil, kering dan betis). Bila matriks tulang tidak rapat (berongga) akan
membentuk tulang spons, misal tulang pipih dan tulang pendek (tulang
tengkorak, ruas tulang belakang).
Bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka.tersusun dari
bagian bagian sebagai berikut:
Ostreoprogenator, merupakan sel khusus yaitu derivate mesenkima yang
memiliki potensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas
terdapat dibagian luar membrane ( periosteum)
Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit.
Osteosit merupakan sel sel tulang dewasa.
Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat
disekitar permukaan tulang . fungsi osteoklas untuk perkembangan,
pemeliharaan , perawatan dan perbaikan tulang.

3
Sistem gerak pada manusia
Rangka : Aksial(poros tubuh)
Apendikular(rangka tambahan)
Tulang manusia berjumlah 206, ratusan tulang terangkai oleh sendi membentuk
rangka. Kerangka dapat bergerak dikarenakan adanya otot , otot manusia
berjumlah 650 .
Rangka tubuh manusia tersusun atas berbagai bentuk tulang yang saling
berhubungan.
Secara garis besar, tulang-tulang itu dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok
berdasarkan bagian tubuh yang disusunnya, yaitu:
o Tulang Tengkorak,
o Tulang Badan
o Tulang Anggota Gerak

Susunan Tulang
Susunan tulang pada manusia terdiri dari, :

4
1. Tulang Tengkorak
Tengkorak sebagian besar tersusun atas tulang-tulang yang pipih. Tulang-tulang
tersebut bersambungan sedemikian rupa sehingga membentuk rongga. Didalam
rongga itulah tersimpan otak dan beberapa organ wajah, misalnya mata dan
gigi. Tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu tulang-tulang
bagian kepala dan tulang-tulang bagian muka.
Tulang kepala
Tulang-tulang bagian kepala meliputi tulang dahi, tulang parietal,tulang
kepala belakang, tulang baji, tulang tapis, dan tulang pelipis. Sambungan
antar tulang tengkorak adalah hubunan yang tidak dapat digerakkan.
Tulang muka
Tulang-tulang bagian muka meliputi tulang rahang atas, tulang rahang
bawah, tulang pipi, tulang langit-langit, tulang hidung, tulang air mata, dan
tulang lidah. Tulang-tulang muka bersatu dan tidak dapat digerakkan, kecuali
tulang rahang bawah yang berfungsi untuk berbicara dan mengunyah
makanan.
2. Tulang Badan
Tulang badan meliputi ruas-ruas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk,
tulang gelang bahu, dan tulang gelang panggul. Pada bagian atas membentuk
rongga dada, didalamnya tersimpan jantung dan paru-paru.
3. Tulang belakang
Tulang belakang membentuk sumbu tubuh. Tulang belakang bersifat fleksibel
(tidak kaku) karena beruas dan tiap ruas dihubungkan oleh cakram invertebral
yang tersusun dari tulang rawan. Persendiannya memungkinkan gerakan ke
depan, belakang, dan samping. Bentuk tulang belakang melengkung berfungsi
untuk menguatkan dan menyeimbangkan tubuh saat berdiri.
Tiap ruas tulang belakang memiliki struktur yang sama, kecuali dua ruas yang
paling atas, yaitu tulang atlas dan aksis. Tulang atlas (paling atas) memiliki
persendian khusus dengan tulang tegkorak sehingga memungkinkan kepala
dapat mengangguk. Sedangkan tulang aksisi memiliki semacam pasak yang

5
disebut taju odontoid yang menempel pada tulang atlas. Adanya tulang atlas dan
tulang aksis ini memungkinkan kepala dapat bergerak berputar.
4. Tulang dada (Sternum)
Sternum berbentuk seperti pisau belati. Sternum terdiri dari 3 bagian, yaitu hulu
(manubrium), badan, dan taju pedang (xipoid processus). Manumbrium
bersambungan dengan klavikula dan tulang rusuk pertama. Bagian badan
merupakan tempat melekatnya 9 tulang rusuk berikutnya.
5. Tulang rusuk
Tulang rusuk ada 12 pasang. Terdiri dari 7 pasang rusuk sejati melekat pada
tulang dada, 5 pasang rusuk palsu, dibagi menjadi , 3 pasang tulang rusuk yang
melekat pada tulang rusuk diatasnya, dan 2 pasang tulang rusuk melayang.
Gelang bahu dan gelang panggul
Gelang bahu terdiri dari tulang selangka (klavikula) yang melekat pada tulang
dada, dan tulang belikat (scapula) yang melekat pada tulang rusuk.
Gelang panggul terdiri dari tulang usus (ilium), tulang duduk (ischium), dan
tulang kemaluan (pubis).
Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota badan terdiri dari tulang-tulang lengan dan tulang tungkai.
Tulang tungkai menyangga tubuh untuk berdiri yang memungkinkan kita
bergerak secara bebas. Tulang anggota gerak atas meliputi tulang lengan atas
(humerus), tulang hasta (ulna) yang satu garis dengan kelingking, tulang
pengumpil (radius), tulang pangkal lengan (karpus), tulang telapak tangan
(metakarpus), dan jari tangan (falang).
Tulang anggota gerak bawah meliputi tulang paha (femus), tulang tempurung
lutut (patella), tulang betis (fibula), tulang kering (tibia), tulang pangkal kaki
(tarsal), tulang telapak kaki (metatarsus), dan tulang jari kaki (falang).

Bentuk Tulang Berdasarkan Bentuknya


Tulang dibedakan menjadi:
1. Tulang Pipa

6
Tulang pipa bentuknya bulat, memanjang, bagian tengahnya berlubang, seperti
pipa. Contoh : Tulang lengan, tulang paha, tungkai dan ruas-ruas tulang jari. Di
bagian dalam ujungnya terdapat sum-sum merah berfungsi untuk pembentukan
sel darah merah. Tulang pipa dibagi 3 yaitu kedua ujung yang bersendian
(epifisis), bagian tengah (diafisis), dan diantaranya cakra epifisis. Pada anak-
anak cakra epifisis berupa tulang rawan yang mengandung osteoblas, karena
masih mengalami pertumbuhan. Sedangkan pada dewasa, cakra epifisis berupa
tulang keras sehingga epifisis dan diafisinya menyatu.
2. Tulang Pipih
Tulang pipih bentuknya pipih, terdiri atas lempengan tulang kompak dan tulang
spons. Didalamnya terdapat sum-sum merah berfungsi untuk pembuatan sel
darah merah dan sel darah putih. Contoh : Tulang rusuk, tulang dada, tulang
belikat, tulang panggul, dan tulang dahi.
3. Tulang Pendek
Tulang pendek bentuknya bulat dan pendek (ruas tulang). Didalamnya terdapat
sum-sum merah berfungsi untuk pembuatan sel darah merah dan sel darah
putih. Contoh : Tulang-tulang pada pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan
telapak tangan.
Selain ke tiga macam tulang tersebut di atas yang sudah dijelaskan secara rinci,
ada juga kelompok tulang yang tidak beraturan karena bentuknya tidak teratur.
Contoh : Tulang punggung dan tulang rahang.

Berdasarkan zat penyusunnya


Tulang dibedakan menjadi :
1. Tulang Keras
Mengandung banyak zat kapur(kalsium karbonat) dan kalsium phophat) dan
sedikit zat perekat. Pengerasn tulang juga dipengaruhi oleh vitamin D.
Beberapa tulang keras terbentuk dari tulang rawan seperti tulang pipa.
Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras disebu osifikasi
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) yang

7
menghasilkan sel-sel tulang keras (osteosit). Selain terdapat osteoblas, terdapat
pula osteoklas yang bersifat mengikis tulang. Bagian luar tulang pipa dilapisi
periosteum sebagai tempat melekatnya otot. Pertumbuhan memanjang tulang
pipa terjadi pada daerah pertumbuhan didekat ujung tulang yang disebut cakra
epifisis. Di dalam tulang keras terdapat lamela , lakuna , saluran havers dan
kanalikuli . saluran havers adalah
Faktor yang mengatur keseimbangan antara osteoblas (pembentuk) dan
osteoklas (pembongkar) belum dipastikan. Akan tetapi, keduanya dapat
merespons tekanan mekanis. Pada saat anak-anak, zat perekat pada tulang lebih
tinggi. Pada dewasa, kadar zat kapurnya tinggi, sehingga tulang semakin keras.
Jika terjadi patah tulang pada anak-anak akan cepat sembuh disbanding dengan
dewasa.
Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi
menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:
(a). Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang
(b). Osteosit: sel-sel tulang dewasa
(c). Osteoklas : sel-sel penghancur tulang

Foto struktur bagian dalam tulang

2. Tulang Rawan
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang
menghasilkan matriks berupa kondrin. Kondrosit memiliki ruang yang disebut
lakuna. Kondrosit didalam lacuna menerima nutrient dari kapiler darah melalui

8
difusi, karena kapiler darah tidak dapat masuk ke dalam matriks. Ada 3 tipe
tulang rawan, yaitu :
1) Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin merupakan tipe tulang rawan yang paling banyak
terdapat ditubuh manusia dan merupakan penyusun rangka embrio, yang
kemudian akan berkembangmenjadi tulang keras. Terdapat pada hidung,
laring, trakea.

2) Tulang rawan serat


Tulang rawan seratmempunyai matriks berisi berkas serabut kolagen.
Karena kandungan matriksnya, tulang rawan serat bersifat kuat dan kaku,
serta mampu menahan guncangan. Terdapat pada antarruas tulang belakang
dan cakram sendi lutut.

9
3) Tulang rawan elastik
Tulang rawan elastic mengandung serabut elastic. Teradpat pada daun
telinga dan epiglottis. Pada masa pertumbuhan, tulang-tulang manusia
masih berupa tulang rawan. Semakin lama, ruang antar selnya terisi zat
kapur sehingga semakin bertambah keras. Namun, pada bagian tertentu
tulang tiu tetap sebagai tulang rawan. Karena tulang rawan tidak memiliki
pembuluh darah dan kondrosit kehilangan kemampuan untuk membelah
dan sulit pulih jika terluka.

Berdasarkan matriksnya (zat antar sel)


Tulang dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Tulang Kompak
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya
periosteum. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum
mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan
pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka
(skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan
reparasi tulang rusak. Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang
kompak. Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak
memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur. Tulang kompak
terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap sistem Havers terdiri dari saluran

10
Havers (Canalis= saluran) yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu
tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf.
Disekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan
berlapis-lapis. Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur. Pada
lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna. Di dalam lacuna terdapat
osteosit. Dari lacuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang
disebut canaliculi yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers.
Canaliculi penting dalam nutrisi osteosit. Di antara sistem Havers terdapat
lamela interstitial yang lamella-lamelanya tidak berkaitan dengan sistem
Havers.
Pembuluh darah dari periostem menembus tulang kompak melalui
saluran volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah saluran Havers.
Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak
mengandung sistem Havers.
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum
tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini
dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang
spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena
berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

2. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)


Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai
dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut
diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang
spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
3. Sumsum Tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah
sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum
tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan

11
dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita
karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.
Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai berikut :
1. Memberi bentuk tubuh
Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan
menjaga bentuk tubuh.

2. Tempat melekatnya otot


Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat
melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadi-
nya pergerakan pada manusia.

3. Pergerakan
Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada
otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.
4. Sistem kekebalan tubuh
Sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas. Contohnya adalah
limfosit B yang mem-bentuk antibodi.
5. Perlindungan
Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:
o Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan
dalam.
o Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
o Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru
dan jantung.
o Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
o Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem
pencernaan, dan pinggul.
o Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
o Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi
pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

12
6. Produksi sel darah
Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat
pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan
sel darah.
7. Penyimpanan
Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme
kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin
dan terlibat dalam metabolisme zat besi.
2. Sistem otot
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit
dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus
yaitu :

kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek

Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan


yang ditimbulkan saat kontraksi

Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah


berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan
relaksasi

Jenis Otot

1. otot lurik

Nama lain: otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot
involunter

Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap,


memiliki inti dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir

13
Kontraksi: menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf pusat),
gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan

Lurik : Silindris , lurik/garis melintang , banyak memiliki intisel , melekat


pada rangka , pengendalian secara sadar.

2. Otot Polos

Otot polos
Otot polos terdiri dari serabut-serabut yang jauh lebih kecil dari pada
serabut-serabut otot rangka. Biasanya garis tengahnya sampai 5 mikron dan
hanyaq 50 sampai 200 mikron panjangnya berbeda dengan serabut otot rangka
yang bersarnya 20x (garis tengahnya) dan ribuan kali panjangnya. Banyak
prinsip kontraksi yang sama yang digunakan pada otot polos dan otot rangka.
Yang paling penting, zat-zat kimia yang menyebabkan kontraksipada otot polos
sama seperti pada otot rangka (Guyton,1995 )
Struktur dan fungsi otot polos di berbagai bagian tubuh sangat beragam.
Secara umum otot polos dapat di bagi menjadi otot polos visceral dan otot polos
multi-unit (Ganong, 2003)
Otot Polos Visceral. Serat-serat otot polos visceral biasanya tersusun
dalam lembaran-lembaran atau bundle-bundel dam membrane selnya berkontak
satu dengan yang lain pada banyak titik untuk membentuk banyak gap juction
atau neksi dimana melalui inilah ion-ion dapat mengalir dengan mudahnya dari
satu serat otot polos kesrat berikutnya. Oleh karena itu, bila sebagian jaringan
otot visceral dirangsang, potensial aksi biasanya dihantarkan ke serabut-serabut

14
sekitarnya. Jadi serat ini membentuk sinsitium fungsional yang biasanya
berkontraksi dalam area besar sekaligus. Otot polos visceral ditemukan dalam
sebagian besar organ tubuh terutam pada jaringan otot dinding usus, uterus dan
ureter.
Otot Polos Multiunit. Jenis otot polos ini terdiri dari serabut serabut otot
polos yang tegas. Tiap-tiap serabut bekerja seluruhnya secara independen satu
sama lainnyadan sering kali di persarafi oleh satu ujung saraf seperti yang
terdapat pada serabut-serabut otot rangka. Ini berawal dari otot visceral, yang
lebih banyak di kontrol oleh stimuli bukan saraf. Sifat tambahannya adalah
mereka jarang menunjukkan kontraksi spontan. Beberapa contoh otot polos
multiunit yang ditemukan pada tubuh adalah serabut otot polos M.Ciliaris mata,
iris mata, membrane niktitans tersusun dari unit-unit tersendiri tanpa adanya
jembatan antara membrane sel. Ditemukan pada berbagai struktur, misalnya iris
mata, yang dapat menghasilkankontraksi halus dan bertahap. Tidak dapat di
kendalikan secara volunteer tetapi memiliki bnyak persamaanfungsional
denganotot rangka.
Sebaran otot polos
a. Integumentum mengatur aliran darah pada pembuluh darah di dermis,
mengatur
b. Sistem kardiovaskuler mengontrol pembuluh darah dan tekanan darah
c. Pencernaan mengatur aliran material di dalam saluran pencernaan
makanan, juga mengatur pengeluaran empedu dari kantung empedu.
d. Pernafasan mengatur diameter saluran udara di bronkiolus dan alveolus
e. Urinary mengatur aliran kapiler di dalam gunjanl, mengatur aliran urin
ke dalam kantung kemih dan mengatur pengeluaran urin dari kantung.
f. Reproduksi pada pria, mengatur pengeluaran sperma dan semen dari
kelenjar-kelenjar. Pada wanita membantu gerakan pada saluran telur,
kontraksi otot polos pada waktu menstruasi dan melahirkan

15
Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot
involunter

Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing,


dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah.

Kontraksi : tidak menurut kehendaK atau diluar kendali sistem saraf pusat,
gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.

Otot Polos : cirri-ciri gelondong , tiap 1 sel memiliki 1 inti sel , polos ,
pengendalian diluar kesadaran

Struktur anatomi dari otot rangka seperti gambar dibawah ini!

3. Otot jantung

Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata atau otot involunter

16
struktur : Bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang. Tampak
adanya garis terang dan gelap. memiliki satu inti yang terletak di tengah

Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah
lelah

Jika otot bekerja disebut kontraksi , jika tidak bekerja disebut relaksasi . otot
dikatakan antagonis bila saling berlawanan antara beberapa otot, dan dikatakan
sinergis apabila saling bekerjasama.

Otot yang berada pada jantung sangat istimewa . yaitu kerja otot jantung adalah
kerja otot polos , namun bentuknya otot lurik

OTOT RANGKA (OTOT BERGARIS)

o bercorak

o banyak inti

o dipersarafi unit motor neuron

o ditautkan oleh tendon pada tulang rangka

o aktivitas di bawah kehendak

OTOT POLOS

o sedikit/tidak bercorak

o bentuk gelendong

o inti tunggal di tengah

17
o dipersarafi sistem saraf otonom

o aktivitas di luar kehendak

o terdapat pada organ viseral

OTOT JANTUNG

o bercorak

o sinsitium fungsional

o terdapat pada jantung

o aktivitas di luar kehendak

OTOT SERAN LINTANG

18
Bagian-Bagian Otot

TENDON, urat otot, bagian ujung otot yang mengecil.

VENTRIKEL, empal otot, bagian tengah otot yang menggembung.

ORIGO, ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak

INSERSIO, ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak.

NORMOTROFI, otot yang besarnya normal.

ATROFI, otot yang mengecil, lisut.

HIPERTROFI, otot yang membesar.

DISKUS INTERKALARIS, bagian khas otot jantung yang merupakan batas.

19
Karakteristik Otot

KONTRAKTIBILITAS: kemampuan untuk memende

EKSTENSIBILITAS: kemampuan untuk memanjang

ELASTISITAS: kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah


memendek atau memanjang

Kerja Otot

TONUS: ketegangan akibat mengerutnya otot (kontraksi)

TETANUS: ketegangan maksimum yang terus menerus

FLEKSI: membengkokkan

EKSTENSI: meluruskan

ABDUKSI: menjauhi badan

ADDUKSI: mendekati badan

DEPRESI: ke bawah

ELEVASI: ke atas

SUPINASI: memutar telapak tangan menengadah

PRONASI: menelungkup

Gerak dan Kerja Otot

20
Kerja Otot Manusia
Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Karena me-mendek
maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi
satu macam otot hanya mampu untuk menggerakkan tulang ke satu arah tertentu.
Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus meng-adakan
relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang
ber-kontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk
menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi
semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.
Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis.
otot antagonis menyebabkan terjadinya gerak antagonis, yaitu gerak otot yang
berlawanan arah. Jika otot pertama ber-kontraksi dan otot yang kedua berelaksasi,
sehingga menyebabkan tulang tertarik / terangkat atau sebaliknya. Otot sinergis
menyebabkan terjadinya gerak sinergis, yaitu gerak otot yang bersamaan arah. Jadi
kedua otot berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.
Gerak Antagonis
Contoh gerak antagonis yaitu kerja otot bisep dan trisep pada lengan atas dan lengan
bawah.
Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat pada
tulang dan terletak di lengan atas bagian depan.
Otot trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon (tiga ujung) yang melekat pada
tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah,
otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah,
otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Gerak Sinergis
Gerak sinergis terjadi apabila ada 2 otot yang bergerak dengan arah yang sama.
Contoh: gerak tangan menengadah dan menelungkup.
Gerak ini terjadi karena kerja sama antara otot pro nator teres dengan otot pro nator
kuadratus.

21
Contoh lain gerak sinergis adalah gerak tulang rusuk akibat kerja sama otot-otot
antara tulang rusuk ketika kita bernapas.

3. Klasifikasi sendi
Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang tsb
dapat bergerak satu sama lain, maupun tidak.
Hubungan antar Tulang (Artikulasi).
Berdasarkan sifat geraknya artikulasi atau sendi dapat dibedakan atas :
a. Sinartrosis (Sendi Mati)/ tidak memungkinkan adanya gerak
Sinartrosis adalah hubungan antara kedua ujung tulang yang direkatkan oleh
suatu jaringan ikat yang mengalami osifikasi dan tidak memungkinkan adanya
gerakan atau persendian yang tidak dapat digerakkan (immovable joint).
Permukaan tulang hampir kontak langsung, hanya dikaitkan oleh jar ikat atau
kartilago hialin.
Contoh : Hubungan antara tulang-tulang tengkorak.
Sinartrosis dibagi 2, yaitu :
Sikondrosis adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh kartilago
hialin.
Sutura adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh jarringan ikat
serabut padat.

22
b. Amfiartrosis (Sendi Kaku)/ memungkin adanya sedikit gerak
Amfiartrosis adalah bentuk hubungan antara kedua ujung tulang yang
dihubungkan oleh jaringan kartilago, sehingga memungkinkan tetap adanya
sedikit gerakan atau Pada persendian ini dapat bergerak sedikit. Tulang
dihubungkan dengan serat kolagen atau kartilago.
Amfiartrosis dibagi 2, yaitu :
Sidesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligament.
Simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut pipih seperti cakram.

23
c. Diartrosis (Sendi Gerak)/ memungkinkan adanya gerak bebas
Diartrosis adalah hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain, tidak
dihubungkan oleh jaringan sehingga memungkinkan terjadinya gerakan tulang
secara bebas. Adanya suatu susunan dibangun oleh ligament, kapsul, cairan
sinovial, membran sinovial, dan tulang rawan hialin. Atau disebut juga
persendian sinovial, pergerakan lebih luas dibanding persendian lain.
Persendian ini dikelilingi kapsul persendian fibrus dan membrana sinovial yang
melapisi ruang persendian. Ruang persendian terisi cairan sinovial.
Menurut arah gerakannya, persendian dibagi menjadi :
1. Sendi Peluru
Disebut sendi peluru karena dari hubungan dua tulang tersebut dapat terjadi
gerakan ke segala arah. Disebabkan bagian bonggol sendi yang bentuknya
seperti bola atau peluru masuk ke dalam cawan sendi dari tulang yang lain.
Misalnya, hubungan antara gelang panggul dengan tulang paha.
2. Sendi Engsel
Disebut sendi engsel karena arah gerakannya hanya satu arah, seperti engsel
pintu. Disebabkan hubungan antara bonggol tulang yang masuk kedalam
mangkuk tulang yang tidak terlalu dalam, dan juga adanya bagian
pengganjal. Misalna, hubungan tulang pada siku.
3. Sendi Pelana

24
Disebut sendi pelana karena dari hubunagn dua tulang tersebut, tulang yang
satu dapat bergerak ke dua arah seperti orang yang naik kuda diatas pelana.
Misalnya, hubungan antara pegelangan tangan dengan tulang ibu jari.
4. Sendi Putar
Disebut sendi putar karena dari hubungan dua tulang tersebut, tulang yang
satu dapat berputar mengitari tulang yang lain. Misalnya, hubungan antara
tulang atlas dan tulang aksis.
5. Sendi Luncur atau Sendi Geser
Disebut sendi luncur atau geser karena dari hubungan dua tulang tersebut
hanya terjadi sedikit gerak pergeseran. Permukaan kedua tulang yang
berhubungan rata. Misalnya, sendi pada tulang-tulang telapak tangan dan
telapak kaki.
6. Sendi Kondiloid
Sendi ini terjadi diantara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval.
Gerakan yang dihasilkan berupa gerak kesamping dan gerak maju mundur,
tetapi tidak mengitari poros.Misalnya, hubungan telapak tangan dan ruas jari
tangan.
Berdasarkan jaringan penyusun:
sindesmosis
sinkondrosis
sinostosis

FAKTOR STABILITAS SENDI


1. Serat kolagen pd kapsul sendi dan ligamentum baik intra maupun ekstra
kapsuler.
2. Bentuk permukaan sendi yang melindungi pergerakan pd arah yang spesifik.
3. Adanya tulang, otot skeletal atau bantalan lemak sekitar sendi.
4. Tegangan tendon yang melekat pd tulang persendian.

25
Daftar pustaka

Asnani. 2009. SISTEM GERAK PADA MANUSIA. http://asnani-


biology.blogspot.com/2009/04/sistem-gerak-pada-manusia.html. Diakses
tanggal 30 september 2012.
Ganong, william f. 2003. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN. Jakarta : EGC.
Guyton, arthur c. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme penyakit. Jakarta : EGC.
Sherwood,Lauralee. 2001. Fisiologi manusia :dari sel ke sistem. Jakarta : EGC

26

Anda mungkin juga menyukai