Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dalam beberapa kasus pemodelan, PDO yang diperoleh bisa langsung diselesaikan dengan
integrasi. Integrasi ini bisa dilakukan secara analitis maupun secara numeris. Jika integrasi
dilakukan secara numeris, dalam MATLAB bisa dipergunakan fungsi INTEGRAL.
Contoh 1. Dari pemodelan kasus 2 (Absorpsi gas dalam solven secara batch) diperoleh PDO
sebagai berikut:
dy G
= ( y y) (co.1.1)
dt m H
Dengan kondisi batas: t = 0; y = 0. Persamaan (1) di atas bisa diintegrasikan untuk mendapatkan
hubungan y sebagai fungsi t sebagai berikut:
t y out
m H dy
dt= G ( y y )
0 0
y out
m H dy
G
t=
0 ( y y )
(co.1.2)
Waktu (t) yang diperlukan sehingga kadar gas yang keluar menjadi sebesar yout dapat dihitung
dengan fungsi INTEGRAL dalam MATLAB.
% Menghitung waktu yang diperlukan supaya kadar gas keluar sistem menjadi
% 10% kadar masuknya
yout = 0.1*yin; % Kadar CO2 keluar sistem
% Perhitungan secara numeris dengan fungsi INTEGRAL
tnum = m*H/G*integral(@fungsi,0,yout);
function f = fungsi(y)
f = 1./(yin-y);
end
end
Hasil perhitungan:
Jika hasil pemodelan matematis yang diperoleh berupa PDO, maka dapat diselesaikan dengan
fungsi ODE solver yang ada di MATLAB. Ada beberapa jenis ODE solver dalam MATLAB, yaitu:
Semuanya mempunyai syntax yang sama dalam pemakaiannya. Fungsi yang biasanya
dipergunakan adalah ODE45. Jika fungsi ODE45 terlalu lambat dalam menyelesaikan PDO atau
diketahui PDO mempunyai hasil penyelesaian yang berubah tajam (stif) maka lebih baik
dipergunakan fungsi ODE15S.
Masa larutan dalam tangki dan kadar garamnya setiap saat dapat dihitung dengan fungsi ODE45
dalam MATLAB.
function contoh02aPEMAT
%Kasus 1: Pencampuran dalam tangki
%Penyelesaian dengan ODE45
clc; clear
% Data
V0 = 100; % Massa air dalam tangki semula (kg)
x0 = 0; % Kadar garam dalam tangki semula (kg/L)
F = 15; % Debit larutan garam masuk ke tangki (kg/men)
L = 10; % Debit larutan garam keluar dari tangki (kg/men)
xF = 1; % Kadar garam dalam larutan masuk ke tangki (kg/L)
Hasil perhitungan:
Contoh 3. Perbaikan pemrograman komputer untuk contoh 2.
Ada beberapa kondisi dalam contoh 2 yang harus diantisipasi dalam program komputer yang
dibuat supaya hasil perhitungan yang diperoleh sesuai dengan kondisi sebenarnya. Beberapa
kondisi tersebut adalah:
dV dx
1. Jika L > F, suatu saat tangki akan kering (V = 0). Jika V = 0 maka =0 dan =0 .
dt xt
2. Jika L < F, suatu saat tangki akan meluap setelah V > Vmax. Jika V Vmax maka
dV dx
=0 dan tetap sesuai persamaan co.2.2.
dt xt
Dengan kata lain, persamaan co.2.1. hanya berlaku jika 0 V Vmax dan co.2.2. hanya berlaku
jika V 0.
function contoh03aPEMAT
%Kasus 1: Pencampuran dalam tangki
%Penyelesaian dengan ODE45
clc; clear
% Data
V0 = 100; % Massa air dalam tangki semula (kg)
x0 = 0; % Kadar garam dalam tangki semula (kg/L)
F = 15; % Debit larutan garam masuk ke tangki (kg/men)
L = 10; % Debit larutan garam keluar dari tangki (kg/men)
xF = 1; % Kadar garam dalam larutan masuk ke tangki (kg/L)
Vmax = 150; % Massa maksimum yang dapat ditampung tangki
Kesalahan di atas dapat terjadi karena langkah perhitungan maksimum (maximum step size;
MAXSTEP) yang dipergunakan dalam ODE45 terlalu besar. Perlu dilakukan modifikasi dalam
perintah ODE45 sebagai berikut:
% Penyelesaian dengan fungsi ODE45
tf = 100; % Waktu final (men)
IC = [V0 x0];
pilihan = odeset('MaxStep',0.01);
[t Vx] = ode45(@ode_kasus01,[0 tf], IC, pilihan);
Kode pemrograman yang lain sama dengan dalam file contoh03aPEMAT di atas. Hasil
perhitungan menjadi:
PDO jenis BVP ini mempunyai lebih dari satu kondisi batas yang semuanya harus terpenuhi.
Dalam MATLAB dapat dipergunakan fungsi BVP4C atau BVP5C untuk penyelesaian PDO jenis
BVP.
PDO order 2 pada persamaan co.4.1. diubah menjadi PDO order 1 dengan cara sebagai berikut:
d y1
= y2 (co.4.4)
dx
d y2 4 h
= ( y Tu )
dx k d 2
(co.4.5)
Kondisi batas menjadi:
a. Pada x = a; y2(a) = Ts (co.4.6.)
b. Pada x = b ada 3 kemungkinan:
1. y1(b) = Tf (konstan) (co.4.7.1.)
2. y 2 (b)=0
(co.4.7.2.)
h
3. y 2 (b)= ( y T u ) (co.4.7.3.)
k 1
Contoh 4.1. Kode MATLAB jika kedua ujung batang bersuhu konstan (persamaan co.4.7.1.).
function contoh4aPEMAT
% Kasus 6. Distribusi Suhu pada Batang di Udara
% Contoh penyelesaian PDO BVP
clc; clear
function bc = bcfun(ya,yb)
bc = zeros(2,1);
bc(1) = ya(1)-Ts;
bc(2) = yb(1)-Tf;
end
end
Hasil perhitungan:
Contoh 4.2. Kode MATLAB jika salah satu ujung batang diisolasi (persamaan co.4.7.2.).
Kodenya sama dengan kasus 1, hanya fungsi untuk kondisi batasnya diubah menjadi:
function bc = bcfun(ya,yb)
bc = zeros(2,1);
bc(1) = ya(1)-Ts;
bc(2) = yb(2);
end
Hasil perhitungannya:
Contoh 4.3. Kode MATLAB jika salah satu ujung batang dibiarkan tanpa isolasi (persamaan
co.4.7.3.).
Kodenya sama dengan kasus 1, hanya fungsi untuk kondisi batasnya diubah menjadi:
function bc = bcfun(ya,yb)
bc = zeros(2,1);
bc(1) = ya(1)-Ts;
bc(2) = yb(2)+h/k*(yb(1)-Tu);
end
Hasil perhitungannya: