LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat mengetahui maksud dari kolom stratigrafi dan menentukan kolom
stratigrafi dari penampang stratigrafi.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.3.1 Alat
1. ATM
2. Mistar 30 cm
3. Pensil Warna
4. Kalkulator
1.3.2 Bahan
1. Kertas A4
2. Penampang stratigrafi terukur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam suatu uruan perlapisan, lapisan yang lebih muda adalah lapisan yang
berada diatas lapisan yang lebih tua. pada waktu suatu lapisan terbentuk (saat
terjadinya pengendapan), semua massa yang berada diatasnya adalah fluida, maka
pada saat suatu lapisan yang lebih dulu terbentuk, tidak ada keterdapatan lapisan
diatasnya. Steno, 1669
Suatu struktur geologi seperti sesar atau tubuh intruksi yang memotong
perlapisan selalu berumur lebih muda dari batuan yang diterobosnya. Jika suatu
RIZKY NURUL AULIA M. REZKY AGUNG SETIAWAN
09320140064
09320130120
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
Suatu hal yang penting didalam unsur batuan adalah pengenalan dan pemerian
litologi. Seperti diketahui bahwa volume bumi diisi oleh batuan sedimen 5% dan
batuan non-sedimen 95%. Tetapi dalam penyebaran batuan, batuan sedimen
mencapai 75% dan batuan non-sedimen 25%. Unsur batuan terpenting pembentuk
stratigrafi yaitu sedimen dimana sifat batuan sedimen yang berlapis-lapis memberi
arti kronologis dari lapisan yang ada tentang urut-urutan perlapisan ditinjau dari
kejadian dan waktu pengendapannya maupun umur setiap lapisan. Dengan adanya
ciri batuan yang menyusun lapisan batuan sedimen, maka dapat dipermudah
pemeriannya, pengaturannya, hubungan lapisan batuan yang satu dengan yang
lainnya, yang dibatasi oleh penyebaran ciri satuan stratigrafi yang saling berhimpit,
bahkan dapat berpotongan dengan yang lainnya.
Hubungan Stratum adalah suatu layer batuan yang dibedakan dari strata lain
yang terletak di atas atau dibawahnya. William Smith, Bapak stratigrafi, adalah
orang yang pertama-tama menyadari kebenaan fosil yang terkandung dalam sedimen.
Sejak masa Smith, stratigrafi terutama membahas tentang penggolongan strata
berdasarkan fosil yang ada didalamnya. Penekanan penelitian stratigrafi waktu itu
diletakkan pada konsep waktu sehingga pemelajaran litologi pada waktu itu
dipandang hanya sebagai ilmu pelengkap dalam rangka mencapai suatu tujuan yang
dipandang lebih penting, yakni untuk menggolongan dan menentukan umur batuan.
Pada tahun-tahun berikutnya, pemelajaran minyakbumi secara khusus telah
memberikan konsep yang sedikit berbeda terhadap istilah stratigrafi. Konsep yang
baru itu tidak hanya menekankan masalah penggolongan dan umur, namun juga
litologi. Berikut akan disajikan beberapa contoh yang menggambarkan konsep-
konsep tersebut di atas.
Moore (1941, h. 179) menyatakan bahwa stratigrafi adalah cabang ilmu
geologi yang membahas tentang definisi dan pemerian kelompok-kelompok batuan,
terutama batuan sedimen, serta penafsiran kebenaannya dalam sejarah geologi.
Menurut Schindewolf (1954, h. 24), stratigrafi bukan Schichtbeschreibung,
melainkan sebuah cabang geologi sejarah yang membahas tentang susunan batuan
menurut umurnya serta tentang skala waktu dari berbagai peristiwa geologi
(Schindewolf, 1960, h. 8). Teichert (1958, h. 99) menyajikan sebuah ungkapan yang
lebih kurang sama dalam mendefinisikan stratigrafi sebagai cabang ilmu geologi
yang membahas tentang strata batuan untuk menetapkan urut-urutan kronologinya
serta penyebaran geografisnya. Sebagian besar ahli stratigrafi Perancis juga tidak
terlalu menekankan komposisi batuan sebagai sebuah domain dari stratigrafi (Sigal,
1961, h. 3).
Definisi istilah stratigrafi telah dibahas pada pertemuan International
Geological Congress di Copenhagen pada 1960. Salah satu kelompok, yang sebagian
besar merupakan ahli-ahli geologi perminyakan, tidak menyetujui adanya
pembatasan pengertian dan tujuan stratigrafi seperti yang telah dicontohkan di atas.
Bagi para ahli geologi itu, stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari strata dan
berbagai hubungan strata (bukan hanya hubungan umur) serta tujuannya adalah
Kolom stratigrafi, terdiri dari beberapa lajur dan umumnya meliputi kolom
berikut ini yaitu :
Kolom ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan umur batuan, untuk mengisi
kolom ini biasanya harus dilakukan analisis umur batuan baik berdasarkan fosil maupun
radiometri. Untuk keperluan tersebut, yang standar biasanya dilakukan analisis Paleontologi
untuk itu harus dipilih conto batuan yang mengandung fosil. Sebaiknya penentuan umur
paling tidak dilakukan pada tiga level (bawah, tengah dan atas) dari satuan.
Kolom ini diisi dengan penamaan resmi (Kelompok, Formasi, Anggota, dll)
ataupun tidak resmi (berdasarkan ciri umumnya) dari satuan yang ada.
Diisi berdasarkan hasil deskripsi lapangan mengenai besar butir dan struktur
sedimen, perlu diperhatikan pula letak dan perubahan besar butir dan struktur
sedimen. Gunakan simbol struktur sedimen yang sudah baku.
Kolom deskripsi seyogyanya diberikan sesuai kebutuhan. Hal ini bisa sangat
detail pada masing-masing lapisan yang dianggap penting, namun dapat juga
deskripsi bersifat agak umum yang mewakili ciri satuan batuan (hal ini biasanya
digunakan untuk keperluan pemetaan).
Kandungan fosil yang dicantumkan pada kolom ini sebaiknya hanya fosil-
fosil yang diagnostik (untuk umur dan lingkungan pengendapan), hal tersebut untuk
memperkuat penafsiran umur dan lingkungan pengendapan.
Stasiun
Slope ( ) Jarak (m) Dip CP
Dari Ke
20 50 70 5
12 45 71 4.5
15 60 68 6
1 2
23 60 68 6
30 52 72 5.2
28 62 64 6.2
15 32 60 3.2
37 68 60 6.8
32 80 59 8
2 3 27 56 54 5.6
34 72 55 7.2
5 72 53 7.2
22 61 51 6.1
18 70 50 7
24 56 45 5.6
27 67 45 6.7
34 62 43 6.2
3 4
40 48 40 4.8
40 72 34 7.2
45 64 37 6.4
42 60 37 6
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Stasiun 1-2
1. t = sin ( + ) x Jl
= sin (70+20) x 50
= 1 x 50
= 50m
= 5cm
2. t = sin ( + ) x Jl
= sin (71+12) x 50
= sin (83) x 45
= 44,55m
= 4,45cm
3. t = sin ( + ) x Jl
= sin (68+15) x 60
= sin (83) x 60
= 59,4m
= 5,94cm
4. t = sin (180-( + )) x Jl
= sin (180-(68+23)) x 60
= sin (89) x 60
= 59,99m
= 5,99cm
5. t = sin (180-( + )) x Jl
= sin (180-(72+30)) x 52
= sin (78) x 52
= 50,86m
= 5,08cm
6. t = sin (180-( + )) x Jl
= sin (180-(64+28) x 62
= sin (88) x 62
= 61,96m
= 6,19cm
Stasiun 2-3
1. t = sin ( + ) x Jl
= sin (60+15) x 32
= sin (75) x 32
= 30,90m
= 3,09cm
2. t = sin (180-( + )) x Jl
= sin (180-(60+37) x 68
= sin (83) x 68
= 67,49m
RIZKY NURUL AULIA M. REZKY AGUNG SETIAWAN
09320140064
09320130120
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
= 6,74cm
3. t = sin (180-( + )) x Jl
= sin (180-(59+32) x 80
= sin (89) x 80
= 79,98m
= 7,99cm
4. t = sin ( + ) x Jl
= sin (54+27) x 56
= sin (81) x 56
= 55,31m
= 55,31cm
5. t = sin ( + ) x Jl
= sin (55+34) x 72
= sin (89) x 72
= 71,98m
= 7,19cm
6. t = sin ( + ) x Jl
= sin (53+5) x 72
= sin (58) x 72
= 61,05m
= 6,10cm
7. t = sin ( + ) x Jl
= sin (51+22) x 61
= sin (73) x 61
= 58,33m
= 5,83cm
Stasiun 3-4
1. t = sin ( + ) x Jl
= sin (50+18) x 61
= sin (73) x 61
= 64,90m
= 6,49cm
2. t = sin ( + ) x Jl
RIZKY NURUL AULIA M. REZKY AGUNG SETIAWAN
09320140064
09320130120
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
= sin (45+24) x 70
= sin (68) x 70
= 52,28m
= 5,22cm
3. t = sin ( + ) x Jl
= sin (45+27) x 67
= sin (72) x 67
= 63,74m
= 6,37cm
4. t = sin ( + ) x Jl
= sin (43+34) x 62
= sin (77) x 62
= 60,41m
= 6,04m
5. t = sin ( + ) x Jl
= sin (40+40) x 48
= sin (80) x 48
= 47,27m
= 4,72cm
6. t = sin ( + ) x Jl
= sin (34+40) x 72
= sin (74) x 72
= 69,21m
= 6,92cm
7. t = sin ( + ) x Jl
= sin (37+45) x 64
= sin (82) x 64
= 63,37m
= 6,33cm
8. t = sin ( + ) x Jl
= sin (37+42) x 60
= sin (79) x 60
= 58,89m
RIZKY NURUL AULIA M. REZKY AGUNG SETIAWAN
09320140064
09320130120
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
= 5,88cm
Stasiun 4-5
1. t = sin ( + ) x Jl
= sin (35+39) x 40
= sin (74) x 60
= 38,45m
= 3,84cm
2. t = sin ( + ) x Jl
= sin (32+35) x 39
= sin (67) x 39
= 35,89m
= 3,58cm
3. t = sin ( + ) x Jl
= sin (32+25) x 35
= sin (57) x 35
= 29,35m
= 2,93cm
4. t = sin ( + ) x Jl
= sin (30+20) x 30
= sin (50) x 30
= 22,98m
= 2,29cm
5. t = sin ( + ) x Jl
= sin (27+18) x 15
= sin (45) x 15
= 10,60m
= 1,06cm
6. t = sin ( + ) x Jl
= sin (25+8) x 70
= sin (33) x 70
= 38,12m
= 3,81cm
7. t = sin ( + ) x Jl
RIZKY NURUL AULIA M. REZKY AGUNG SETIAWAN
09320140064
09320130120
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
= sin (25+3) x 97
= sin (28) x 97
= 45,53m
= 4,55cm
8. t = sin ( + ) x Jl
= sin (25+(-1)) x 60
= sin (24) x 60
= 24,40m
= 2,44cm
IV.2 Pembahasan
Dari stasiun 1-2 mempunyai 6 titik dimana dari masing-masing titik tersebut
mempunyai kemiringan lereng (), kemiringan perlapisan batuan (), dan jarak
lapangan (Jl) yang berbeda-beda. Dari titik pertama yang mempunyai =70, =20,
dan Jl=50m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
tmenggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 50m dengan
litoligi batuan yaitu Batupasir. Titik kedua yang mempunyai =71, =12, dan
Jl=45m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 44,55m
dengan litologi batuan yaitu Batulanau. Titik ketiga yang mempunyai =68, =15,
dan Jl=60m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 59,4m dengan
litoligi batuan yaitu Batugamping. Titik keempat yang mempunyai =68, =23, dan
Jl=60m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 59,99m
dengan litoligi batuan yaitu Konglomerat. Titik kelima yang mempunyai =72,
=30, dan Jl=52m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 50,86m
dengan litoligi batuan yaitu Batubara. Titik keenam yang mempunyai =64, =28,
dan Jl=62m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 61,96m
dengan litoligi batuan yaitu Batuserpih.
Dari stasiun 2-3 mempunyai 7 titik dimana dari masing-masing titik tersebut
mempunyai kemiringan lereng (), kemiringan perlapisan batuan (), dan jarak
lapangan (Jl) yang berbeda-beda. Dari titik pertama yang mempunyai =60, =15,
dan Jl=32m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 30,90m
dengan litoligi batuan yaitu Tuff. Titik kedua yang mempunyai =60, =37, dan
Jl=68m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 67,49m
dengan litoligi batuan yaitu Batupasir. Titik ketiga yang mempunyai =59, =32,
dan Jl=80m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 79,98m
dengan litoligi batuan yaitu Batugamping. Titik keempat yang mempunyai =54,
=27, dan Jl=56m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 55,31m
dengan litoligi batuan yaitu Konglomerat. Titik kelima yang mempunyai =55,
=34, dan Jl=72m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 61,05m
dengan litoligi batuan yaitu Tuff. Titik keenam yang mempunyai =51, =22, dan
Jl=61m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
menggunakan rumus diperoleh hasil ketebalan perlapisan batuan yaitu 58,33m
dengan litoligi batuan yaitu Batuserpih. Titik ketujuh yang mempunyai =51, =22,
dan Jl=61m. Berdasarkan dari data yang diketahui dan hasil perhitungan yang
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kolom stratigrafi, terdiri dari beberapa lajur dan umumnya meliputi kolom
berikut ini yaitu kolom umur, kolom satuan batuan, kolom ketebalan, kolom besar
butir dan struktur sedimen, simbol litologi, ekspresi topografi, kolom deskripsi,
kandungan fosil, dan lingkungan pengendapan.
V.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu, apabila dalam memberikan
materi kepada kami saat praktikum berlangsung ada baiknya jika menggunakan LCD
sebagai alat bantu penyajian materi. Agar materi yang disampaikan lebih sistematis
serta lebih mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA