PENDAHULUAN
1.1.Tujuan Percobaan
Untuk menentukan batas-batas kecepatan alir fluida (v) yang dapat
memisahkan partikel-partikel sejenis yang berbeda ukurannya
1.2.Prinsip Percobaan
Campuran 2 (dua) buah partikel yang sejenis (massa jenisnya sama)
dipisahkan dengan cara menggunakan aliran air dalam suatu Spitzkasten.
Pemisahan terjadi karena perbedaan terminal velocity (Vt) partikel.
1.3.Dasar Teori
Pemisahan partikel-partikel padat menjadi beberapa fraksi berdasarkan
kecepatan pengendapannya pada suatu medium disebut klasifikasi. Partikel
dengan ukuran berbeda ataupun densitas yang berbeda akan mengendap
dengan kecepatan yang berbeda pula. Kecepatan pengendapan inilah yang
dinamakan teminal velocity (Vt).
I-1
Suatu fluida yang dialirkan dengan kecepatan tertentu (v) pada dua
partikel yang memiliki kecepatan terminal (vt) berbeda, akan memiliki 3
kemungkinan :
1. Jika v > vt , maka partikel akan terbawa oleh aliran fluida
2. Jika v < vt , maka partikel akan mengendap di dasar
3. Jika v = vt , maka partikel dalam keadaan setimbang
Jika ada dua partikel memiliki kecepatan terminal yang berbeda berada
dalam aliran fluida, dimana harga kecepatan alir fluida tersebut diatur sehingga
berada diantara kecepatan terminal kedua partikel, maka pemisahan kedua
partikel tersebut dapat terjadi. Partikel dengan kecepatan terminal yang lebih
rendah akan terbawa aliran fluida ke atas, sedangkan partikel dengan kecepatan
terminal yang lebih besar maka akan mengendap di dasar.
I-2
2. Gaya Gravitasi ( Fg)
Setiap partikel dalam aliran fluida memliki massa, m (kg) pasti
akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Secara matematis :
g
Fg m (pers. 2)
gc
Jika konsentrasi partikel relatif kecil maka untuk klasifikasi free settling
resultan gaya yang dialami oleh partikel adalah Fg Fb FD dan percepatan
dv mg v2
m mg CD 0 Ap ( Pers. 5 )
dt p 2
I-3
Bila partikel yang mula-mula diam kemudian dijatuhkan ke dalam suatu
fluida maka partikel tersebut akan mengalami :
a. Periode dimana benda akan mengalami gerak jatuh dipercepat (kurang
lebih 0.1 detik)
b. Periode jatuh dengan kecepatan konstan . Kecepatan ini disebut free
settling velocity atau terminal velocity (vt).
2mg ( p )
vt ( Pers. 7 )
C D Ap p
m 1 D 3p p ( Pers. 8 )
6
Ap 1 D p2 ( Pers. 9 )
4
Pers. ( 8 ) & ( 9 ) disubstitusikan ke pers. ( 7 ), maka diperoleh :
4 p gD p
vt ( Pers. 10 )
3C D
Pers. ( 10 ) dapat diubah menjadi :
4 p gD p
CD ( Pers. 11 )
3vt2
Pers. ( 11 ) dapat ditulis dalam bentuk logaritma :
4 p gD p
log C D log 2 log vt ( Pers. 12 )
3
N Re
vt ( Pers. 13 )
Dp
I-4
Substitusi pers. ( 13 ) kedalam pers. ( 12 ), maka didapat :
4 g p D 3p
log C D 2 log N Re log ( Pers. 14 )
3 2
Dari pers. ( 14 ) dapat kita ketahui bahwa plot antara log C D vs log NRe
merupakan garis lurus dengan slope sebesar (-2), yang melalui titik :
NRe = 1
4 p gD 3p
CD (pers. 15)
3 2
Apabila NRe < 1 , maka dapat dinyatakan fluida berada pada daerah laminar dan
dinamakan dengan daerah Stokes law, sehingga CD menjadi:
24 24 (pers. 16)
CD = =
D p v / N Re
Dengan mensubstitusikan pers (16) ke pers. (10) untuk aliran laminer, diperoleh
persamaan:
gD p2 p (pers. 17)
vt =
18
Fasa liquid yang terdispersi pada fasa lain dapat dengan settling dapat
dihilangkan dengan Gravity settler. Kecepatan arah mendatar harus cukup pelan
agar terjadi waktu senggang yang cukup sehingga droplet yang terkecil dapat
naik dari bawah menuju ke interface atau dari atas ke bawah menuju aliran
berikutnya.
Model untuk classifier yang paling sederhana adalah tangki besar yang
pada dalamnya terbagi atas beberapa bagian. Seperti pada Gambar I.1, pada
awalnya slurry cair akan masuk ke dalam tangki dan berisi partikel solid dengan
berbagai ukuran. Ketika ukuran partikel semakin besar, maka kecepatannya
untuk mengendap akan semakin cepat dan demikian pula sebaliknya, sehingga
partikel yang ukurannya paling kecil akan berada paling dekat dengan pintu
keluar.
I-5
Gambar I.1 Simple Gravity Settling Classifiers
Jenis lain dari gravity settling adalah spitzkasten yang ditunjukkan pada
Gambar I.2. Alat tersebut terdiri atas beberapa wadah yang berbentuk kerucut
dan ukurannya semakin besar sesuai dengan arah aliran. Slurry akan memasuki
wadah pertama dan terjadi pengendapan partikel yang berukuran terbesar dengan
kecepatan pengendapan yang cepat sehingga solid terpisahkan. Setelah itu, aliran
akan menuju ke wadah berikutnya dan akan terjadi pemisahan berikutnya.
I.4 Hipotesa
1. Partikel dengan ukuran diameter lebih besar berada di wadah pertama.
2. Kecepatan pemisahan optimal didapatkan berada diantara kedua
kecepatan terminal partikel.
I-6