Tentangku, tentangnya
Langkahmu kembali
Deskripsi dalam bentuk cerpen untuk puisi berjudul Ketika Bulan Tertusuk
Cemara
Sudahlah, Ri. Tidak perlu dipikirkan lagi. Ucap Fina memecah lamunan Rima.
Aku lihat daritadi kamu melamun sendirian. Aku tahu apa yang kamu pikirkan
Iya, Fin. Aku masih mengintrospeksi diri apa yang salah denganku sampai Adi
pergi begitu saja.
Cukup, Ri. Tidak ada yang salah dengan kamu. Sekarang, kamu hanya perlu
ikhlas melepas semuanya. Mungkin ini memang jalan terbaik untuk kamu.
Bagaimanapun, aku harus ikhlas menerima semuanya. Ujar Rima dalam hati.
Ia menyadari satu hal, bahwa menghilangkan sesuatu yang pernah menetap itu
sangat tak mudah. Namun ia juga sadar, bahwa untuk menetapkan yang terbaik, ia
harus merelakan yang pernah ada. Jauh didalam hatinya, ia masih berharap pria itu
kembali padanya. Meskipun ia tahu harapan itu hanya sekedar harapan.
Rindu
Oh Tuhan ku
Oh Tuhan ku
Jika memang nama kami untuk bersatu
Aku harap dia segera tahu
Aldy? Vira terkaget heran. Jarang sekali Aldy menghampiri dirinya, apalagi
menanyakan kabar.
Aku.. kabarku baik. Kamu sendiri bagaimana? lanjut Vira masih gagu
Vira masih tak menyangka, reuni SMA tadi sore menghasilkan obrolan panjang
dengan Aldy. Aldy merupakan teman Vira saat masih duduk di bangku SMA. Sudah
lama Vira mengagumi Aldy. Namun perasaan itu hanya bisa dipendam oleh Vira karena
berbagai keterbatasan.
Namun tak lama kemudian entah mengapa senyum di bibir Vira yang sedari tadi
tersungging manis di bibirnya lama kelamaan berubah menjadi datar. Wajahnya tak
seceria tadi, saat pertama mengangkat telepon dari Aldy. Kemudian Vira mengakhiri
pembicaraan di telepon malam itu.
Keesokan harinya, Vira berangkat kuliah seperti biasa. Entah mengapa ia seperti
tidak bersemangat pagi ini. Wajahnya murung seperti sedang memikirkan sesuatu.
Sesekali ia terlihat melamun memperhatikan orang-orang berlalu lalang di koridor
kampusnya. Tak lama, getar handphone Vira memecah keheningan. Dilihatnya layar
handphone. Ya, pesan dari Aldy.
Entah apa pesan dari Aldy tersebut, yang pasti Vira tak ingin membalasnya. Ada
perasaan kecewa pada Aldy. Ia pun bergegas menuju kelas karena kuliah akan segera
dimulai
Pulang ke rumah, masih dengan wajah yang murung ia merebahkan diri di sofa
kesayangannya. Ia kembali membayangkan dengan runtut mulai dari awal
pertemuannya dengan Aldy di acara reuni, hingga percakapan terakhir lewat telepon
tadi malam. Ia merenungkan apa yang Aldy ceritakan semalam hingga membuat dia
sedih seperti ini. Ya, ternyata semalam Aldy bercerita kepada Vira tentang seorang
wanita yang sedang dikaguminya. Hati Vira teriris, baru saja ia menanam harapan pada
Aldy namun harapan tersebut terkikis seketika.
Malam itu, ia merasa rindu yang tak bisa diungkapkan. Vira hanya bisa menanti
dan berharap rindu tersebut bisa tersampaikan.