Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LABORATORIUM FARMASETIK
FAKULTAS FARMASI
LAPORAN PRAKTIKUM
TEGANGAN PERMUKAAN
STAMBUK : 15020120212
FAKULTAS FARMASI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Tegangan permukaan atau tegangan bidang batas adalah gaya yang terdapat
pada setiap bidang batas antara dua media berusaha memperkecil luas bidang itu, oleh
karena itu permukaan zat cair kenderung kemenahan usaha perluasan permukaan dan
karena itu tegangan permukaan dapat didefenisikan dengan gaya yang terdapat pada
cairan yang berbatasan dengan udara, sedangkan istilah yang kedua dimaksudkan
gaya bekerja pada bidang batas antara dua cairan yang tidak berbaur dan untuk
intermolekul yang timbul akibat molekul-molekul yang terdapat pada bidang batas itu
tidak dikelilingi secara sistematik oleh molekul yang lainnya. Tidak seperti halnya
c. Menentukan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode pipa kapiler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini
tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog
dengan keadaan yang terjadi bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang pada
seutas tali ditarik ke atas oleh seseorang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar
permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa gaya
yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding
dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang dibutuhkan untuk
melepaskan cincin dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan dalam dyne.
Dimana
L = keliling cincin
f = faktor koreksi
Faktor koreksi diperlukan karena ada variabel-variabel tertentu yang tidak dapat
diabaikan yaitu ;
Jari-jari cincin
Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak dapat
digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak
bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat tersebut
akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas diseimbangkan oleh gaya gravitasi
Sudut kontak antar permukaan zat dengan dinding kapiler = maka gaya ke atas total
= 2 r cos .
menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa
besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-
adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang
berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh
permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya
tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara
cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas
tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang
lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di
bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh
molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan
cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang
luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan
lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.
(Anief, 1993)
Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan. Karena setiap
artikel zat, apabila itu bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu
antarmuka pada batas sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting. Tegangan
permukaan adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair
panjang bias juga digambarkan dengan suatu rangka kawat tiga sisi dimana suatu
Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar dan non
polar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah,
lapisan monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini
mengakibatkan turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi yang lebih tinggi
sebagai misel. Konsentrasi pada saat misel ini mulai terbentuk disebut konsentrasi
misel kritik (KMK). Pada saat KMK ini dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak
banyak lagi dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat
Cara yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan tegangan permukaan
adalah dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk huruf U dan kawat
Pada saat setetes cairan bersentuhan dengan permukaan datar dari zat padat,
keseimbangan dari tetesan bergantung pada keseimbangan daya kohesi antar molekul
dari cairan pada titik dimana tetesan cairan dan zat padat bertemu berada antar 0 o
partikel-partikel yang tidak larut. Bahan pembasah yang umum digunakan adalah
surfaktan yang memindahkan udara substansi lain yang terabsobsi pada permukaan
berasa.
: PARAFFINUM LIQUIDUM
: Parafin cair
: Tidak larut dalam air, dalam etanol (95 %)P, larut dalam kloroform dan dalam
eter P.
: SORBITAN ESTERS
: Span 80
: POLYSORBATUM 80
: Tween 80
: Cairan kental seperti minyak ; jernih, kuning muda hingga coklat muda, bau
1. Penentuan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak tercampur dengan
a. Timbang tween dan span masing-masing 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan parafin cair
b. Masukkan span dan tween ke dalam masing-masing erlenmeyer
e. Atur posisi cawan sehingga pipa kapiler berada pada antara permukaan dan tetap
f. Tekan ujung pipa kapiler, dan ketika pada dasar cawan lepaskan tangan pada ujung
kapiler
a. Air
c. Parafin Cair
d. Buat grafik antara tegangan permukaan dengan konsentrasi zat aktif permukaan yang
digunakan.
BAB III
METODE KERJA
III.1.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah batang pengaduk,
botol semprot, cawan petri, cawan porselin, gelas arloji, pipa kapiler, pipet tetes, pipet
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah Penentuan tegangan antar
permukaan dua zat cair yang tidak tercampur dengan metode pipa kapiler yaitu
pertama-tama timbang parafin serta span dan tween untuk 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%
parafin cair ke dalam span dan 50 ml air ke dalam tween, dihomogenkan kedua larutan
dengan hati-hati dan tuangkan pada cawan petri. Atur posisi cawan sehingga pipa
kapiler berada pada antara permukaan dan tetap berada di tengah-tengah cawan,
ditekan ujung pipa kapiler, dan ketika pada dasar cawan lepaskan tangan pada ujung
pipa, sehingga larutan dapat terserap oleh pipa kapiler, kemudian catat harga tegangan
antar permukaan pada skala dalam dyne/cm dan hitunglah tegangan antar permukaan
BAB IV
1 Air 1 cm
2 Paraffin cair 1 cm
6 Air + Tween 80 3% 1 cm
7 Air + Tween 80 4% 1 cm
IV.2 Perhitungan
Diketahui : p parafin = 0,89
p air = 0,997
D = 1,1 1,2 mm
D=
= 1,15 mm
r=
= 0,575 mm = 0,0575 cm
1. Air, dengan h = 1 cm
= .r.h.p.g
= 28,09 c.dyne
= 0,2809 dyne
= .r.h.p.g
= 44,94 c.dyne
= 0,4494 dyne
= 0,4494 dyne
= .r.h.p.g
= 44,94 c.dyne
= 0,4494 dyne
= 0,4494 dyne
= .r.h.p.g
= 33,7 c.dyne
= 0,337 dyne
= .r.h.p.g
= 28,09 c.dyne
= 0,2809 dyne
= .r.h.p.g
= 36,517 c.dyne
= 0,336517 dyne
= .r.h.p.g
= x 65,415
= 32,7 c.dyne
= 0,327 dyne
= .r.h.p.g
= x 45,136
= 22,56 c.dyne
= 0,2256 dyne
= x 65,415
= 32,7 c.dyne
= 0,327 dyne
= .r.h.p.g
= x 26,166
= 13,083 c.dyne
= 0,138 dyne
= .r.h.p.g
= x 45,136
= 22,56 c.dyne
= 0,2256 dyne
= .r.h.p.g
= x 0,0575 x 1 x 0,89 x 980
= x 65,415
= 32,7 c.dyne
= 0,327 dyne
IV.3 Pembahasan
Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal ini gerakannya yang
mengikuti gerakan brown dab daya alirnya.Selain itu cairan juga menunjukkan adanya
tegangan yang merupkan salah satu sifat penting lainnya dari cairan.Bila dua fase
zt cair aatu zat padat dengan udara biasanya disebut permukaan saja.Sedangkan
batas antara zat cair dengan zat cair lainnya yang tidak bercampur atau antarazat padat
sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut
terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari
pada gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan
sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setiap garis di
permukaan fluida.
kapiler.Metode ini digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dn dapat
digunakan untuk bercampur.Smapel yang dignakan adalah minyak wijen, minyak ikan,
minyak jarak dan minyak mineral.Semua sampel memiliki kerapatan jenis yang
pada sampel.
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah Penentuan tegangan antar
permukaan dua zat cair yang tidak tercampur dengan metode pipa kapiler yaitu
pertama-tama timbang span dan tween masing-masing 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan
parafin cair, dimasukkan span dan tween ke dalam masing-masing erlenmeyer, dituang
50 ml parafin cair ke dalam span dan 50 ml air ke dalam tween, dihomogenkan kedua
larutan dengan hati-hati dan tuangkan pada cawan petri. Atur posisi cawan sehingga
pipa kapiler berada pada antara permukaan dan tetap berada di tengah-tengah cawan,
ditekan ujung pipa kapiler, dan ketika pada dasar cawan lepaskan tangan pada ujung
pipa, sehingga larutan dapat terserap oleh pipa kapiler, kemudian catat harga tegangan
antar permukaan pada skala dalam dyne/cm dan hitunglah tegangan antar permukaan
Dalam percobaan ini digunakan fase air (air dan Tween 80) dan fase minyak
(parafin cair dan span 80), digunakan air karena air cocok untuk melarutkan cairan
tween yang dimana tween cairan kental seperti minyak, tetapi cenderung mudah larut
dalam pelarut air, sedangkan digunakan parafin cair karena parafin dapat melarutkan
span yang umumnya larut dan terdispersi dalam minyak dan pelarut organik, dalam air
biasanya tidak larut tetapi terdispersi dan merupakan cairan kental yang tidak dapat
Dari hasil percobaan diperoleh kenaikan tinggi pada air 1 cm dan tegangan
0,25075 dyne/cm, tween 80 0,5 % dengan tinggi 1,2 cm dan tegangan permukaannya
dyne/cm, dan tween 80 10% dengan tinggi 1,2 cm dan tegangan permukaannya 36,51
dyne/cm.
Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui jika tegangan permukaan dari fase
minyak (span 80 + parafin) dan fase air (tween 80 + air) tidak tergantung pada
konsentrasi span maupun tween, karena nilai dari tegangan permukaan tidak menentu
diperoleh yaitu :
2. Kekeliruan praktikan dalam menentukan kenaikan tinggi dari campuaran tween dan air
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
2. Untuk campuran air dan tween 80 (fase air), kenaikan tingginya adalah dimana pada air
+ tween 1% 1,6 cm, air + tween 2% 1,6cm, air + tween 3% 1 cm, air + tween 4% 1cm,
3. Untuk campuran span 80 dan parafin (fase minyak), kenaikan tingginya adalah dimana
pada parafin + span1% 0,9 cm, parafin + span 2% 1 cm, parafin + span 3% 0,4 cm,
4. Pada pengukuran tegangan permukaan pada fase air, fase minyak, span 80 + parafin
serta tween 80 + air, maka diperoleh nilai tegangan permukaan dari air yaitu 0,2809
dyne, air + tween 1% yaitu 0,4494 dyne, air + tween 2% yaitu 0,4494 dyne, air + tween
3% yaitu 0,337 dyne, air + tween 4% yaitu 0,2809 dyne, dan air + tween 5% yaitu
0,36517 dyne
5. Pada fase minyak, parafin memiliki tegangan permukaan 0,327 dyne, parafin + span 1%
yaitu 0,2256 dyne, parafin + span 2% yaitu 0,327 dyne, parafin + span 3% yaitu 0,1308
dyne, parafin + span 4% yaitu 0,2256 dyne, dan parafin + span 5% yaitu 0,327 dyne
V.2 Saran
k Lab : Diharapkan alat-alat di laboratorium dilengkapi, khususnya
timbangan, agar praktikum berjalan sesuai jadwal dan mengefesiensikan waktu agar
praktikannya
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh., (1993), Ilmu Meracik Obat, UGM Press, Yogyakarta, 129,130.
Ditjen POM, 1975.Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Ditjen POM. 1995.Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Gennaro, A.R. 1990. Pengetahuan Farmasi Fisika. Mack Publishing Company, Easton,
Pennsylvania.
Kosman, R. dkk. 2006. Bahan Ajar Farmasi Fisika. Universitas Muslim Indonesia.
Makassar
Lachman, L. dkk. 1986. Teori Praktis Farmasi Fisika. Third Edition, Lea and Febiger.
Washington Square Philadelphia. USA.
Martin Alfred dkk, 1993. ``Farmasi Fisika``, Edisi III, Universitas Indonesia Press, Jakarta.