Filiaris 1eadas
Filiaris 1eadas
FILARIASIS
PEMBIMBING
Filariasis limfatik adalah penyakit tropis yang disebabkan oleh infeksi oleh
nyamuk dan parasit cacing filaria Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan B.
timori. Ini adalah penyakit kuno, terdapat konsekuensi sosial dan ekonomi bagi
individu yang terkena, keluarga dan masyarakat. Paling buruk gejala penyakit
kronis umumnya muncul pada orang dewasa, pada pria lebih sering daripada
perempuan, dan bias terdapat kerusakan pada sistem limfatik, lengan, kaki atau
alat kelamin, yang menyebabkan penderita merasa nyeri. Telah diwujudkan
Global Programme to Eliminate Lymphatic Filariasis (GPELF) pada tahun 2000.
Tujuan utama dari GPELF adalah untuk mencegah transmisi filariasis limfatik
melalui pemberian obat massal. Filariasis limfatik ditularkan oleh berbagai empat
jenis nyamuk yaitu Anopheles, Culex, Aedes dan Mansonia 1,3 .
Epidemiologi
Pada umunya hospes definitive filarial adalah manusia kecuali Brugia malayi dan
Onchocerca volvulus yang merupakan parasite zoonotic.Bertindak sebagai hospes
perantara adalah serangga pengisap darah yaitu nyamuk atau lalat pengisap
darah.Filaria dewasa hidup di dalam saluran limfa dan pembuluh limfa sedangkan
larva caing (mikrofilaria) hidup di dalam darah tepi penderita.
Daur periodik
Wuchererua bancrofti2
Brugia2
Terdapat dua jenis cacing Brugia yang menyebabkan filariasis yaitu Brugia
malayi dan Brugia timori. Bentuk dewasa cacing Brugia mirip dengan bentuk
cacing dewasa Wuchererua bancrofti sehingga ssulit dibedakan .Brugia malayi
betina panjangnya 55mm dan betina 23 cm.Bentuk ekor mikrofilariasis mengecil
dan mempunyai dua inti terminal.Hospes definitive Brugia termasuk parasit
zoonotik dan manusia.Periodiknya bermacam-macam , ada yang noktural
periodic, nocturnal subperiodic atau non-periodic sedangkan periodik nokturna.
Gejala klinis
Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat
dan muncul lagi setelah bekerja berat.
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis).
Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema).
Pemeriksaan penunjang
Test Antibody
Patients dengan filarial infeksi biasany berlaku peningkatan filarial IgG4 dalam
darah 4,5 .
Tatalaksana
Efek samping dari DEC ialah demam, menggigil, artralgia, sakit kepala,
mual, hingga muntah. Keberhasilan pengobatan ini sangat tergantung dari jumlah
parasit yang beredar di dalam darah serta sering menimbulkan gejala
hipersensitivitas akibat antigen yang dilepaskan dari debris sel-sel parasit yang
sudah mati. Reaksi hipersensitivitas juga bisa terjadi akibat inflamasi dari
lipoprotein lipolisakarida dari organisme intraseluler Wolbachia, seperti yang
disebutkan di atas. Selain DEC, ivermectin juga memiliki efek samping yang
serupa dengan gejala ini 1,2,4
Edukasi
5. Filariasis dalam Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi III. 2004.
Jakarta. Balai Penerbit FKUI.