Konjung Fix
Konjung Fix
PENDAHULUAN
2.2 Etiologi
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat bersifat infeksius
seperti:
1. Bakteri
2. Klamidia
3. Virus
4. Jamur
5. Parasit (oleh bahan iritatif => kimia, suhu, radiasi)
6. Imunologi (pada reaksi alergi)
7. Kebanyakan konjungtivitis bersifat bilateral. Bila hanya unilateral, penyebabnya
adalah toksik atau kimia. Organism penyebab tersering adalah stafilokokus,
streptokokus, pneumokokus, dan hemofilius. Adanya infeksi atau virus. Juga
dapat disebabkan oleh butir-butir debu dan serbuk sari, kontak langsung dengan
kosmetika yang mengandung klorin, atau benda asing yang masuk kedalam mata.
2.3 Klasifikasi
a. Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis alergi adalah salah satu dari penyakit mata eksternal yang
paling sering terjadi. Bentuk konjungtivitis ini mungkin musiman atau musim-
musim tertentu saja dan biasanya ada hubungannya dengan kesensitifan dengan
serbuk sari, protein hewani, bulu-bulu, debu, bahan makanan tertentu, gigitan
serangga, obat-obatan. Konjungtivitis alergi mungkin juga dapat terjadi setelah
kontak dengan bahan kimia beracun seperti hair spray, make up, asap, atau asap
rokok. Asthma, gatal-gatal karena alergi tanaman dan eksim, juga berhubungan
dengan alergi konjungtivitis.
b. Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis bakteri disebut juga Pink Eye. Bentuk ini adalah
konjungtivitis yang mudah ditularkan, yang biasanya disebabkan oleh
staphylococcus aureus. Mungkin juga terjadi setelah sembuh dari haemophylus
influenza atau neiseria gonorhe.
c. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
Neisseria gonnorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri hiperakut
yang berat dan mengancam penglihatan.
d. Konjungtivitis Viral
Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling
sering adalah keratokonjungtivitis epidermika) atau dari penyakit virus sistemik
seperti mumps dan mononukleus. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel
sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular
dalam 24-48 jam.
e. Konjungtivitis Blenore
Konjungtivitis purulen (bernanah pada bayi dan konjungtivitis gonore).
Blenore neonatorum merupakan konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang baru
lahir.
2.8 Komplikasi
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan
kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa
komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya:
1. Glaucoma
2. Katarak
3. Ablasi retina
4. Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari
blefaritis seperti ekstropin, trikiasis
5. Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea
6. Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea
7. adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang
dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta
8. Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik
9. Dapat mengganggu penglihatan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI PADA KONJUNGTIVITIS
3.1 Pengkajian
a. Biodata
Tanggal wawancara, tanggal MRS, No. RMK, nama, umur, jenis kelamin,
suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat,
penanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama: nyeri, rasa ngeres ( sseperti ada pasir dalam mata), gatal,
panas, dan merehan disekitar mata, epifora mata dan sekret banyak keluar
terutama pada konjungtiva purulen/ gonoblenore. Sifat keluhan : terus menerus,
hal yang dapat memperberat keluhan, nyeri pada daerah meradang menjalar ke
daerah mana, waktu timbul pada sang dan malah hari.
c. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Klien pernah menderita penyakit yang sama, terutama mata, alergi obat,
riwayat operasi mata.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga terdapat penferita penyakit menular (konjungtivitis)
e. Pemeriksaan Fisik
Data fokus:
Objektif : VOS dan VOD kurang dari 6/6, mata merah, edema konjungtiva,
epifora, sekret banyak keluar terutama konjungtivtis purulen (gonoblenore)
Subjektif : nyeri, rasa ngeres, gatal dan panas.
NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR
Manajemen Nyeri 1. Gunakan laporan Level Nyeri 1. Laporan nyeri : 5
2. Lamanya nyeri: 5
Def : dari pasien sendiri Def : 3. Kurang Istirahat : 5
sebagai pilihan 4. Mengekspresikan
Mengurangi nyeri atau Kekuatan dari nyeri wajah dari nyeri : 5
menurunkan tingkat pertama untuk yang diamati atau
nyeri ke level mengumpulkan dilaporkan.
kenyamanan yang
diterima pasien. informasi
pengkajian.
2. Minta pasien
untuk menilai
nyeri/ ketidak
nyamanan pada
skala nol sampai
10 ( 0 = tidak ada
nyeri/ketidaknya
manan, 10 =
nyeri yang
sanggat )
3. Gunakan lembar
alur nyeri untuk
memantau
pengurangan
nyeri dari
analgestik dan
kemungkinana
efek sampingnya.
4. Dalam mengkaji
nyeri pasien
gunakan kata
kata yang
konsisten dengan
usia dan tingkat
perkembangan
pasien.
5. Lakukan
pengkajian nyeri
yang
komprehensif
meliputi lokasi,
karakteristik,
kualitas intensitas
atau keparahan ,
dan faktor
presipitasinya.
6. Observasi
isyarat
ketidaknya
manan non
verbal,
khususnya
pada
mereka
yang tidak
mampu
mengkomu
nikasikann
ya secara
efektif
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KONJUNGTIVITIS
Kasus Semu
An.G laki-laki 8 tahun dibawa ibunya berobat ke poliklinik dengan keluhan utama kedua
matanya sangat gatal sejak 2 minggu yang lalu. Mata gatal sudah sering berulang sejak 4
tahun. Timbul terutama bila terkena debu rumah dan udara panas berdebu. Bila gatal
muncul, dia dibawa berobat ke dokter dan diberi obat tetes maka gatalnya sembuh. Gatal
kali ini lebih hebat, kelopak matanya bengkak dan matanya merah tetapi tidak ada
fotofobia. An. G juga selalu mengucek-gucek mata bila gatal datang sehingga matanya
berair. Keluarga An. G baru 1 bulan ini tinggal di Padang, mereka baru pindah dari kota
bogor yang berhawa sejuk. Setelah dilakukan pemeriksaan visus pada kedua mata,
hasilnya mata kanan 6/6 dan kiri 6/6, kedua palpebra edema. Pada konjugtiva bulbi
terdapat conjuctival injection. Pada forniks inferior terlihat secret yang mukoid
4.1 Pengkajian
a. Data Pasien :
Nama : An.G
Umur : 8 tahun
Jenis kelamin : Laki Laki
Alamat : Bogor
Agama :-
Diagnosa medis : konjugtivitis alergi
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan merasakan gatal pada matanya sejak 2 minggu
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan matanya gatal pada 2 minggu, selama gatal pasien
menguceknya hingga matanya berair. Sebelumnya ibu pasien sudah membawanya
periksa ke dokter di berikan obat tetes maka gatalnya sembuh. Namun kambuh
lagi sekarang gatalnya lebih hebat. Hingga kelopak matanya bengkak
dan matanya merah tetapi tidak ada fotofobia.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien sebelumnya tidak pernah menderita
penyakit seperti ini
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak pernah ada yg menderita penyakit seperti
ini
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum, dan Tekanan Darah, Nadi dan RR
Keadaan Umum : Tampak lemah, cemas
Kesadaran : Composmentis
Status Gizi : Cukup
Visus : 6/6 (pada mata kanan dan mata kiri)
Nadi : 110x/menit
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
RR : 20x/ menit
Suhu : 37,60C
b. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : Tidak ada retraksi otot dada
Palpasi : Tidak ada pembesaran area jantung
Perkusi : Perkusi jantung pekak
Auskultasi : bunyi jantung reguler
c. Sistem Perncernaan
Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran, reflek menelan baik
Palpasi : Tidak teraba pembesaran hepar atau lien
Perkusi :-
Auskultasi : terdengar peristaltik usus 8x/menit
d. Sistem Persepse Sensori
Mata :
Inspeksi : Kedua palpebra edema, pada konjugtiva bulbi terdapat
conjuctival injection, pada forniks inferior terlihat secret yang mukoid,
Hidung :
Mampu membedakan berbagai macam aroma, tidak ada sekret.
Telinga :
Tampak simetris, tidak terdapat udem telinga, tidak ada sekret dan
bau pada telinga, mampu membedakan bunyi, Telinga tampak bersih,
tidak ada nyeri tekan pada telinga.
e. Sistem Saraf
Nervus I (olvactorius) : Fungsi penciuman baik.
Nervus II ( Optikus ) : mata gatal, kemerahan dan bengkak
Nervus III, IV, VI : (Okulomotorius, troklearis, abdusen ) :fungsi
kontraksi terhadap cahaya baik
Nervus V (Trigeminus) : Dapat merasakan usapan
Nervus VII (fasialis) : Mampu merasakan rasa asin, manis dan pahit
Nervus VIII (Auditorius) : Klien mengatakan bisa mendengar
dengan baik.
Nervus IX (Glasofaringeus): Mampu menelan
Nervus X (Vagus) : Mampu bersuara
Nervus XI (Assesorius) : Mampu menoleh dan mengangkat bahu
Nervus XII (Hipoglosus) : Mampu menggerakan lidah
f. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas Atas :
Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot 4/4
Ekstremitas Bawah :
Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot 4/4
g. Sistem Integumen
Warna rambut hitam, penyebaran merata, bersih, tidak mudah rontok, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada udema.
h. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
i. Sistem Perkemihan
Tidak teraba adanya pembesaran ginjal, tidak ada distensi kandung kemih.
NS.
DIAGNOSIS : Nyeri akut
(NANDA-I)
DEFINING
CHARACTER 1. Perubahan selera makan
2. Perubahan tekanan darah
ISTICS
3. Perubahan frekuensi jantung
4. Perubahan frekuensi pernapasan
5. Laporan isyarat
6. Diaforesis
7. Perilaku distraksi(mis.berjalan mondar
mandir,mencari orang lain dan atau aktivitas
lain)
8. Mengekspresikan perilaku(mis.gelisah,
merengek, menangis, waspada, iritabilitas,
mendesah)
9. Masker wajah(mis.mata kurang bercahaya,
tampak kacau, gerakan mata berpencar atau
tetap pada satu fokus, meringis)
10. Perilaku berjaga-jaga/melindungi area nyeri
11. Fokus menyempit(mis.gangguan persepsi nyeri,
hambatan proses berpikir, penurunan intereaksi
dengan orang dan lingkungan)
12. Indikasi nyeri yang dapat diamati
13. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
14. Sikap tubuh melindungi
15. Dilatasi pupil
16. Fokus pada diri sendiri
17. Gangguan tidur
18. Melaporkan nyeri secara verbal
RELATED
Agens cedera(mis., biologis, zat kimia, fisik,
FACTORS:
psikologis)
ASSESSMENT
1. Intervensi
NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR
Manajemen 1.Gunakan PainControl Describes
Nyeri laporan dari Definisi: causal faktor
pasien sendiri Personal (5)
Def: sebagai action to Uses diary to
Menguranginyeri pilihan controlpain monitor
dan menurunkan pertama untuk symptoms
2. Implementasi
No. diagnose
masalah Tgl/jam Tindakan
kolaboratif
Nyeri Akut 10 1. Mengunakan laporan dari pasien sendiri
Februari sebagai pilihan pertama untuk
2015 mengumpulkan informasi pengkajian.
2. Meminta pasien untuk menilai nyeri/
10.00
ketidak nyamanan pada skala nol sampai
10 ( 0 = tidak ada nyeri/ketidaknyamanan,
10 = nyeri yang sanggat )
3. Mengunakan lembar alur nyeri untuk
memantau pengurangan nyeri dari
analgestik dan kemungkinana efek
sampingnya.
4. Mengkaji nyeri pasien menggunakan kata
kata yang konsisten dengan usia dan
tingkat perkembangan pasien.
5. Melakukan pengkajian nyeri yang
komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,
kualitas intensitas atau keparahan , dan
faktor presipitasinya.
6. Mengobservasi isyarat ketidaknyamanan
non verbal, khususnya pada mereka yang
tidak mampu mengkomunikasikannya
secara efektif
3. Evaluasi
4.1 Kesimpulan
Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan
eksudat. Pada konjungtivitis mata tampak merah, sehingga sering disebut mata merah.
(Suzzane, 2001:1991)
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva atau mata merah atau pink eye.
(Elizabeth, Corwin: 2001)
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata dan lapisan
dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur),
alergi, dan iritasi bahan-bahan kimia. (Mansjoer, Arif dkk: 2001)
4.2 Saran