Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENGUKURAN DEBIT SUNGAI

Metode Float dan Current Meter

Disusun Oleh :

RIOMAS HARJUNO AJI

111.150.132

PLUG 2

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN


YOGYAKARTA

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Hidrogeologi

Pengukuruan Debit Sungai Menggunakan Metode

Float dan Current Meter

Yogyakarta, September 2016

Disusun Oleh:

Nama : RIOMAS HARJUNO AJI

NIM : 111.150.132

Plug :2

Kelompok :2

Mengetahui,
Asisten
Hidrogeologi

( )
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenanNYA laporan pelaksanaan
Sosialisasi Pencatatan Sipil tentang Perkawinan dan Perceraian di Provinsi Banten pada
Kegiatan Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2013 dapat
diselesaikan.

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
pelaksanaan kegiatan serta sebagai bentuk pertanggungjawaban Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil kepada pihak-pihak
terkait dalam pelaksanaan kegiatan, bahwa Sosialisasi Pencatatan Sipil tentang
Perkawinan dan Perceraian di Provinsi Banten Tahun Anggaran 2013 telah
dilaksanakan.

Pelaksanaan Sosialisasi Pencatatan Sipil tentang Perkawinan dan Perceraian di Provinsi


Banten pada kegiatan Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2013
diuraikan secara jelas pada laporan kegiatan ini, diantaranya : tujuan yang hendak
dicapai, sasaran pelaksanaan kegiatan, waktu dan tempat pelaksanaan serta output dari
pelaksanaan kegiatan.

Laporan kegiatan ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan tolok ukur dalam
pelaksanaan Sosialisasi Pencatatan Sipil tentang Perkawinan dan Perceraian di Provinsi
Banten pada kegiatan Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2013
dan menjadi bahan perbaikan untuk masa yang akan datang.

Yogyakarta, September
2017
Penyusun,

RIOMAS HARJUNO AJI


111.150.132
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrologi adalah studi tentang air, meliputi distribusi, pergerakan serta
proses, dan kandungan unsur-unsur kimia seluruh air di bumi. Sedangkan
Hidrogeologi adalah suatu interaksi kerja batuan dengan air tanah yang dalam
prosesnya menyangkut aspek-aspek kimia, fisika yang terjadi didekat permukaan
atau dibawah permukaan. Salah satu pengaplikasian ilmu hidrogeologi adalah
perhitungan debit aliran sungai. Debit air adalah satuan besaran air yang keluar dari
Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubik per
detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002). Debit
sungai dapat diperoleh setelah melakukan pengukuran kecepatan aliran sungai dan
kemudian mengalikan dengan luas penampangnya (Sosrodarso dan Taminango,
1984). Ada beberapa cara mengukur debit air yaitu pengukuran secara langsung dan
pengukuran secara tidak langsung. Pengukuran secara tidak langsung contohnya
dengan metode Current Meter dan Metode Float.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud pada kegiatan lapangan ini bermaksud untuk mempraktikan teori
pengukuran dan perhitungan debit aliran sungai yang didapat selama di
Laboratorium dalam aplikasinya pada sungai babarsari. Sedangkan tujuannya, yaitu:

- Untuk mengetahui luas penampang sungai


- Untuk mengetahui kecepatan aliran sungai
- Mengetahui Debit aliran sungai Babarsari
- Mengaplikasikan Metode Current Meter dan Float

1.3 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian berada di daerah Sungai Babarsari, Kelurahan
Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
1.4 Alat dan Bahan
1. Meteran
2. Dua buah bola pingpong
3. Satu set alat Current meter
4. Penggaris kayu
5. Blangko lembar data
6. Stop watch untuk mengukur waktu
7. Kalkulator
8. Kertas milimeter block
9. Kamera

Gambar 1.1 Alat dan Bahan

1.5 Langkah Kerja Penelitian


1.5.1 Metode Float
1) Menyiapkan bola pingpong atau sejenisnya sebagai benda pelampung.
2) Tetapkan satu titik pada tepi sungai lalu berikan tanda , lalu bentangkan meteran
dari titik tersebut ke tepi sungai lainnya untuk mengukur panjang lintasan
hanyutan benda pelampung.
3) Hanyutkan media atau benda pelampung yang dalam hal ini berupa bola
pingpong, lalu hitung lamanya waktu yang digunakan oleh bola pingpong untuk
sampai ke garis akhir dengan menggunakan stopwatch.
4) Catatlah data yang kita dapatkan berupa jarak (m) dan waktu (s).
5) Hitunglah kecepatannya dengan rumus: V = s/t, Dimana s = jarak dan t = waktu.
1.5.2 Metode Current Meter
1) Tarik meteran dari satu titik di tepi sungai ke tepi sungai lainnya sepanjang
10m.
2) Mengukur lebar sungai dengan meteran .
3) Bagilah lebar sungai tersebut sehingga menjadi beberapa segmen
4) Kemudian melakukan pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan alat
Current meter pada setiap segmen tersebut dikedalaman tertentu.
5) Ambil data kedalaman sungai setiap jarak tertentu dengan menggunakan
penggaris kayu.
6) Catat data kecepatan (m/s) yang didapat dari alat Current meter pada tabel
pengukuran.
7) Mebuatlah sketsa penampang sungai.
8) Menghitung luas penampang sungai (A) dengan melakukan pendekatan pada
model trapesium dan segitiga.
9) Menghitung debit aliran sungai dengan persamaan Q = v. A, dimana Q = debit
aliran; v = kecepatan aliran; A = luas penampang sungai.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Dasar Pengukuran Debit


Teori yang mendasari pengukuran debit ini adalah percobaan Darcy, yaitu Hukum
Darcy, bahwa banyaknya volume air yang mengalir dari suatu tubuh sungai adalah hasil
kali antara kecepatan aliran dengan luas penampang media yang dialirinya atau luas
penampang bangun alur yang dialirinya.
Dapat ditulis dengan rumus: Q = v. A
Dimana:
Q = debit aliran (m3/s)
v = kecepatan aliran (m/s)
A = luas penampang (m2)
Pada umumnya pengukuran debit aliran air sungai dilakukan pada waktu-waktu
tertentu. Pengukuran ini biasanya berkaitan erat dengan maksud untuk mencari rating
curve. Semakin banyak lokasi pengukuran debit maka semakin akurat hasil analisis
datanya. Jumlah pengukuran debit pada waktu periode tertentu, tergantung dari:
Tujuan pengukuran
Tingkat ketelitian yang ingin dicapai
Pada dasarnya pengukuran debit dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Pengukuran debit secara langsung, contohnya metode volumetric method dan
ambang / pintu-ukur
2. Pengukuran debit secara tidak langsung, contohnya velocity head rod, trupps
ripple meter, pitot meter, pengapungan (float), V Nocth, dan current meter

2.2 Metode Float


Pengukuran kecepatan aliran dengan cara ini hanya untuk menaksir secara kasar,
karena hanya meliputi kecepatan aliran di permukaan saja. Padahal sesungguhnya
kecepatan rerata aliran di sungai tidak hanya terdiri atas kecepatan aliran bagian zat cair
yang ada di permukaan saja, tetapi juga kecepatan di setiap kedalaman sungai, padahal
besar kecepatan itu berbeda-beda.
Persamaan yang digunakan: v = s / t, dimana:
v = kecepatan aliran
s = jarak yang ditempuh
t waktu yang ditempuh

Gambar 2.1 Sketsa Metode Float

2.3 Metode Current


Prinsip kerja dari alat current meter adalah mengukur besarnya kecepatan arus
berdasarkan jumlah putaran kincir angin dalam alat. Selain itu dibutuhkan parameter luas
penampang sungai (A) untuk menghitung debit, dimana:
Q=v.A
Alat ini dilengkapi dengan counter, yang menunjukkan jumlah putaran baling-
baling. Alat ini banyak dipergunakan karena mudah dioperasikan untuk pengukuran
kecepatan aliran sungai untuk berbagai kedalaman. Selain itu untuk berbagai kondisi
lapangan, dapat dioperasikan langsung dengan memegang stangnya atau untuk kondisi
yang tidak memungkinkan alat dapat diturunkan dengan kabel/batang, pada dasarnya
cara kerjanya sama hanya untuk cara kalibrasinya berbeda (kalibrasi stang dan kalibrasi
bandul).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode Float


3.1.1 Perhitungan
1) Lintasan 1
Berdasarkan perhitungan luas tiap segmen pada penampang 1 (current meter)
makan akan diperoleh luas total penampang 1 adalah:
A TOTAL 1 = A1 + A2 + ... + A17 = 7,668 m2
Setelah itu dicarilah kecepatan dan kecepatan rata-ratanya.
V=s/t
trata-rata = (t1 + t2 + t3)/3 = (27,35 + 22 + 26)/3 = 25,117 s
Vrata-rata = s / t = 5 / 25,117 = 0,199 m/s
Kemudian masukkan ke dalam rumus debit, dengan k = 1 karena pelampungnya
berupa bola pingpong.
Q TOTAL 1 = Vrata-rata x A TOTAL 1 x k
Q TOTAL 1 = 0,199 x 7,688 x 1
Q TOTAL 1 = 1,5299 m3/s

2) Lintasan 2
Berdasarkan perhitungan luas tiap segmen pada penampang 2 (current meter)
makan akan diperoleh luas total penampang 2 adalah:
A TOTAL 1 = A1 + A2 + ... + A17 = 8,855 m2
Setelah itu dicarilah kecepatan dan kecepatan rata-ratanya.
V=s/t
trata-rata = (t1 + t2 + t3)/2 = (30 + 29)/3 = 29,5 s
Vrata-rata = s / t = 5 / 29,5 = 0,169 m/s
Kemudian masukkan ke dalam rumus debit, dengan k = 1 karena pelampungnya
berupa bola pingpong.
Q TOTAL 2 = Vrata-rata x A TOTAL 1 x k
Q TOTAL 2 = 0,169 x 8,855 x 1
Q TOTAL 2 = 1,4964 m3/s
Sayatan Penampang 3 Sungai Babarsari
Skala 1 : 50
H:V=1:1
Metode Float

U 11 m

0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m
d17 d16 d15 d14 d13 d12 d11 d10 d9 d8 d7 d6 d5 d4 d3 d2 d1 d0
P1 0m 0,06 m
0,125 m 0,125 m
0,21 m
0,33 m
0,47 m
0,64 m

0,9 m 1
0,98 m an
ta s
5m 1,38 m
1,22 m
Lin
1,5 m 1,46 m 1,47 m 1,46 m
1,51 m 1,52 m

0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m
d21 d20 d19 d18 d17 d16 d15 d14 d13 d12 d11 d10 d9 d8 d7 d6 d5 d4 d3 d2 d1 d0
P2 0m 0m
0,04 m
0,18 m

0,35 m 0,42 m
0,52 m
0,69 m 0,62 m
0,70 m 0,73 m
0,78 m
0,85 m
2
1m 1m
an
tas
5m Lin
1,22 m
1,24 m
1,38 m
1,46 m 1,47 m
1,53 m 1,53 m

0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m
d22 d21 d20 d19 d18 d17 d16 d15 d14 d13 d12 d11 d10 d9 d8 d7 d6 d5 d4 d3 d2 d1 d0
P3 0m 0m

0,2 m 0,25 m
0,36 m 0,29 m 0,22 m 0,31 m
0,43 m
0,5 m
0,55 m
0,64 m 0,68 m
0,75 m
0,82 m 0,83 m
0,94 m
1m 1,1 m 1,06 m 1,1 m
1,21 m 1,16 m

Gambar 3.4 Sayatan Penampang Sungai Babarsari Metode Float

Maka kesimpulannya setelah dilakukan pengukuran debitsetiap lintasan dengan


menggunakan metode float, akan didapat rata-rata debit pada Sungai Babarsari adalah:

Q +Q 1,5299 + 1,4964

QF = TOTAL 1 2 TOTAL 2 = = , /
2

3.1.2 Tabulasi Data


CATATAN PENGUKURAN DEBIT SUNGAI LINTASAN 1

Nama Sungai : Sungai Babarsari


Tempat : Lintasan 1
Tanggal : 16 September 2017
Diukur oleh : Kelompok 2
Metode : Float 1

Waktu
Waktu Jarak Luas
Tempuh Debit (Q)
Percobaan Tempuh Tempuh Penampang
Rata-Rata 2
m3/s
(t) s (s) m (A) m
(trata-rata) s
1 27,35 5
2 22 5 25,117
7,668 1,5299
3 26 5
Vrata-rata 0,199
Tabel 4. Tabel Pengukuran Debit Float Method 1
CATATAN PENGUKURAN DEBIT SUNGAI LINTASAN 1

Nama Sungai : Sungai Babarsari


Tempat : Lintasan 2
Tanggal : 16 September 2017
Diukur oleh : Kelompok 2
Metode : Float 2

Waktu
Waktu Jarak Luas
Tempuh Debit (Q)
Percobaan Tempuh Tempuh Penampang
Rata-Rata 2
m3/s
(t) s (s) m (A) m
(trata-rata) s
1 29 5
29,5
2 30 5 8,855 1,4964
Vrata-rata 0,169
Tabel 5. Tabel Pengukuran Debit Float Method 2

3.2 Metode Current Meter


3.2.1 Perhitungan
Penampang 1
d(n1) +dn
An = t
2
0,06+0,125
Segmen I : A1 = 0,5 = 0,046 m2
2
0,125+0,125
Segmen II : A2 = 0,5 = 0,063 m2
2
0,125+0,210
Segmen III : A3 = 0,5 = 0,084 m2
2
0,21+0,33
Segmen IV : A4 = 0,5 = 0,135 m2
2
0,33+0,47
Segmen V : A5 = 0,5 = 0,2 m2
2
0,47+0,64
Segmen VI : A6 = 0,5 = 0,278 m2
2
0,64+0,9
Segmen VII : A7 = 0,5 = 0,385 m2
2
0,9+0,98
Segmen VIII : A8 = 0,5 = 0,047 m2
2
0,98+1,22
Segmen IX : A9 = 0,5 = 0,55 m2
2
1,22+1,38
Segmen X : A10 = 0,5 = 0,65 m2
2
1,38+1,46
Segmen XI : A11 = 0,5 = 0,71 m2
2
1,46+1,47
Segmen XII : A12 = 0,5 = 0,733 m2
2
1,47+1,46
Segmen XIII : A13 = 0,5 = 0,733 m2
2
1,46+1,5
Segmen XIV : A14 = 0,5 = 0,74 m2
2
1,5+1,52
Segmen XV : A15 = 0,5 = 0,755 m2
2
1,52+1,51
Segmen XVI : A16 = 0,5 = 0,758 m2
2
1,51+0
Segmen XVII : A17 = 0,5 = 0,378 m2
2

Qn = Vn An
Segmen I : Q1 = 0 x 0,046 = 0 m3/s
Segmen II : Q2 = 0 x 0,063 = 0 m3/s
Segmen III : Q3 = 0 x 0,084 = 0 m3/s
Segmen IV : Q4 = 0 x 0,135 = 0 m3/s
Segmen V : Q5 = 0 x 0,2 = 0 m3/s
Segmen VI : Q6 = 0 x 0,278 = 0 m3/s
Segmen VII : Q7 = 0 x 0,385 = 0 m3/s
Segmen VIII : Q8 = 0 x 0,42 = 0 m3/s
Segmen IX : Q9 = 0,1 x 0,55 = 0 m3/s
Segmen X : Q10 = 0,1 x 0,65 = 0,065 m3/s
Segmen XI : Q11 = 0,1 x 0,71 = 0,071 m3/s
Segmen XII : Q12 = 0,2 x 0,733 = 0,1466 m3/s
Segmen XIII : Q13 = 0,1 x 0,733 = 0,0733 m3/s
Segmen XIV : Q14 = 0,2 x 0,74 = 0,148 m3/s
Segmen XV : Q15 = 0,1 x 0,755 = 0,0755 m3/s
Segmen XVI : Q16 = 0,1 x 0,758 = 0,0758 m3/s
Segmen XVII : Q17 = 0 x 0,378 = 0 m3/s
Q TOTAL 1 = 1,0137 m3/s
Sayatan Penampang 1 Sungai Babarsari
Skala 1 : 50
H:V=1:1
Metode Current Meter
0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m
d17 d16 d15 d14 d13 d12 d11 d10 d9 d8 d7 d6 d5 d4 d3 d2 d1 d0
0m 0,06 m
0,125 m 0,125 m
0,21 m
0,33 m
0,47 m
0,64 m

0,9 m
0,98 m

1,22 m
1,38 m
1,5 m 1,46 m 1,47 m 1,46 m
1,51 m 1,52 m

Gambar 3.1 Sayatan Penampang 1 Sungai Babarsari Metode Current Meter

Penampang 2
d(n1) +dn
An = t
2
0+0,04
Segemen I : A1 = 0,5 = 0,01 m2
2
0,04+0,18
Segmen II : A2 = 0,5 = 0,055 m2
2
0,18+0,42
Segmen III : A3 = 0,5 = 0,15 m2
2
0,42+0,52
Segmen IV : A4 = 0,5 = 0,235 m2
2
0,52+0,62
Segmen V : A5 = 0,5 = 0,285 m2
2
0,62+0,73
Segmen VI : A6 = 0,5 = 0,3375 m2
2
0,73+0,69
Segmen VII : A7 = 0,5 = 0,355 m2
2
0,69+0,7
Segmen VIII : A8 = 0,5 = 0,3475 m2
2
0,7+0,78
Segmen IX : A9 = 0,5 = 0,37 m2
2
0,78+1
Segmen X : A10 = 0,5 = 0,445 m2
2
1+1,22
Segmen XI : A11 = 0,5 = 0,555 m2
2
1,22+1,38
Segmen XII : A12 = 0,5 = 0,05 m2
2
1,38+1,53
Segmen XIII : A13 = 0,5 = 0,7275 m2
2
1,53+1,53
Segmen XIV : A14 = 0,5 = 0,765 m2
2
1,53+1,47
Segmen XV : A15 = 0,5 = 0,75 m2
2
1,47+1,46
Segmen XVI : A16 = 0,5 = 0,7325 m2
2
1,46+1,24
Segmen XVII : A17 = 0,5 = 0,675 m2
2
1,24+1
Segmen XVIII : A18 = 0,5 = 0,56 m2
2
1+0,85
Segmen XIX : A19 = 0,5 = 0,4625 m2
2
0,85+0,35
Segmen XX : A20 = 0,5 = 0,3 m2
2
0,35+0,5
Segmen XXI : A21 = 0,5 = 0,875 m2
2

Qn = Vn An
Segmen I : Q1 = 0 x 0,01 = 0 m3/s
Segmen II : Q2 = 0 x 0,055 = 0 m3/s
Segmen III : Q3 = 0 x 0,15 = 0 m3/s
Segmen IV : Q4 = 0 x 0,235 = 0 m3/s
Segmen V : Q5 = 0 x 0,285 = 0 m3/s
Segmen VI : Q6 = 0 x 0,3375 = 0 m3/s
Segmen VII : Q7 = 0 x 0,355 = 0 m3/s
Segmen VIII : Q8 = 0 x 0,3475 = 0 m3/s
Segmen IX : Q9 = 0,1 x 0,37 = 0,037 m3/s
Segmen X : Q10 = 0,1 x 0,445 = 0,0445 m3/s
Segmen XI : Q11 = 0,1 x 0,55 = 0,055 m3/s
Segmen XII : Q12 = 0,2 x 0,65 = 0,13 m3/s
Segmen XIII : Q13 = 0,1 x 0,72 = 0,072 m3/s
Segmen XIV : Q14 = 0,1 x 0,765 = 0,076 m3/s
Segmen XV : Q15 = 0,2 x 0,75 = 0,15 m3/s
Segmen XVI : Q16 = 0,2 x 0,7325 = 0,1465 m3/s
Segmen XVII : Q17 = 0,1 x 0,675 = 0,0675 m3/s
Segmen XVIII : Q18 = 0 x 0,056 = 0 m3/s
Segmen XIX : Q19 = 0 x 0,4625 = 0 m3/s
Segmen XX : Q20 = 0 x 0,3 = 0 m3/s
Segmen XXI : Q21 = 0 x 0,0875 = 0 m3/s
Q TOTAL 2 = 0,799 m3/s
Sayatan Penampang 2 Sungai Babarsari
Skala 1 : 50
H:V=1:1
Metode Current Meter

0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m
d21 d20 d19 d18 d17 d16 d15 d14 d13 d12 d11 d10 d9 d8 d7 d6 d5 d4 d3 d2 d1 d0
0m 0m
0,04 m
0,18 m

0,35 m 0,42 m
0,52 m
0,70 m 0,69 m 0,62 m
0,78 m 0,73 m
0,85 m
1m 1m

1,24 m 1,22 m
1,38 m
1,46 m 1,47 m 1,53 m 1,53 m

Gambar 3.2 Sayatan Penampang 2 Sungai Babarsari Metode Current Meter

Penampang 3
d(n1) +dn
An = t
2
0+0,31
Segemen I : A1 = 0,5 = 0,0775 m2
2
0,31+0,5
Segmen II : A2 = 0,5 = 0,2025 m2
2
0,5+0,94
Segmen III : A3 = 0,5 = 0,36 m2
2
0,94+0,75
Segmen IV : A4 = 0,5 = 0,4225 m2
2
0,75+0,22
Segmen V : A5 = 0,5 = 0,2425 m2
2
0,22+0,29
Segmen VI : A6 = 0,5 = 0,1275 m2
2
0,29+0,36
Segmen VII : A7 = 0,5 = 0,1625 m2
2
0,36+0,55
Segmen VIII : A8 = 0,5 = 0,2275 m2
2
0,55+0,68
Segmen IX : A9 = 0,5 = 0,3075 m2
2
0,68+0,83
Segmen X : A10 = 0,5 = 0,3775 m2
2
0,83+1,1
Segmen XI : A11 = 0,5 = 0,4825 m2
2
1,1+1,06
Segmen XII : A12 = 0,5 = 0,54 m2
2
1,06+1,18
Segmen XIII : A13 = 0,5 = 0,555 m2
2
1,16+1,21
Segmen XIV : A14 = 0,5 = 0,5925 m2
2
1,21+1,1
Segmen XV : A15 = 0,5 = 0,5775 m2
2
1,1+1
Segmen XVI : A16 = 0,5 = 0,525 m2
2
1+0,82
Segmen XVII : A17 = 0,5 = 0,455 m2
2
0,82+0,64
Segmen XVIII : A18 = 0,5 = 0,365 m2
2
0,64+0,43
Segmen XIX : A19 = 0,5 = 0,2675 m2
2
0,48+0,25
Segmen XX : A20 = 0,5 = 0,17 m2
2
0,25+0,2
Segmen XXI : A21 = 0,5 = 0,1125 m2
2
0,2+0
Segmen XXII : A22 = 0,5 = 0,05 m2
2

Qn = Vn An
Segmen I : Q1 = 0 x 0,0775 = 0 m3/s
Segmen II : Q2 = 0 x 0,2025 = 0 m3/s
Segmen III : Q3 = 0 x 0,36 = 0 m3/s
Segmen IV : Q4 = 0 x 0,4225 = 0 m3/s
Segmen V : Q5 = 0 x 0,2425 = 0 m3/s
Segmen VI : Q6 = 0,1 x 0,1275 = 0,013 m3/s
Segmen VII : Q7 = 0,1 x 0,1625 = 0,0163 m3/s
Segmen VIII : Q8 = 0,1 x 0,2275 = 0,023 m3/s
Segmen IX : Q9 = 0,1 x 0,3075 = 0,031 m3/s
Segmen X : Q10 = 0,1 x 0,3775 = 0,038 m3/s
Segmen XI : Q11 = 0,1 x 0,4825 = 0,0483 m3/s
Segmen XII : Q12 = 0,1 x 0,54 = 0,054 m3/s
Segmen XIII : Q13 = 0,1 x 0,555 = 0,056 m3/s
Segmen XIV : Q14 = 0,1 x 0,5925 = 0,0593 m3/s
Segmen XV : Q15 = 0,1 x 0,5775 = 0,0575 m3/s
Segmen XVI : Q16 = 0,1 x 0,525 = 0,0525 m3/s
Segmen XVII : Q17 = 0,1 x 0,455 = 0,0455 m3/s
Segmen XVIII : Q18 = 0 x 0,365 = 0 m3/s
Segmen XIX : Q19 = 0 x 0,2675 = 0 m3/s
Segmen XX : Q20 = 0 x 0,17 = 0 m3/s
Segmen XXI : Q21 = 0 x 0,1125 = 0 m3/s
Segmen XXII : Q22 = 0 x 0,05 = 0 m3/s
Q TOTAL 3 = 0,493 m3/s

Sayatan Penampang 3 Sungai Babarsari


Skala 1 : 50
H:V=1:1
Metode Current Meter

0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m
d22 d21 d20 d19 d18 d17 d16 d15 d14 d13 d12 d11 d10 d9 d8 d7 d6 d5 d4 d3 d2 d1 d0
0m 0m

0,2 m 0,25 m
0,36 m 0,29 m 0,22 m 0,31 m
0,43 m 0,5 m
0,55 m
0,64 m 0,68 m
0,75 m
0,82 m 0,83 m
0,94 m
1m 1,1 m 1,06 m 1,1 m
1,21 m 1,16 m

Gambar 3.3 Sayatan Penampang 3 Sungai Babarsari Metode Current Meter

Maka kesimpulannya setelah dilaukan pengukuran debit setiap penampang


dengan menggunakan metode current meter, akan didapat rata-rata debit Sungai
Babarsari:
Q TOTAL 1 + Q TOTAL 2 + Q TOTAL 3
=
Q
3
1,0137 + 0,799 + 0,493
=
Q
3

= 0,769 m3 /s
Q

3.2.2 Tabulasi Data


CATATAN PENGUKURAN DEBIT SUNGAI PENAMPANG 1

Nama Sungai : Sungai Babarsari


Tempat : Stopsite 1
Tanggal : 16 September 2017
Diukur oleh : Kelompok 2
Metode : Current Meter 1

Lebar Lebar Dalamnya Luas Kecepatan


Nomor Debit
Sungai Segmen Sungai Segmen Aliran
Segmen 2
(m3/s)
(m) (m) (m) (m ) (m/s)
I 8,5 0,5 d0 = 0,06 0,046 0 0
d1 = 0,125
II d2 = 0,125 0,069 0 0
III d3 = 0,21 0,084 0 0
IV d4 = 0,33 0,135 0 0
V d5 = 0,47 0,2 0 0
VI d6 = 0,64 0,278 0 0
VII d7 = 0,9 0,385 0 0
VIII d8 = 0,98 0,47 0 0
IX d9 = 1,22 0,55 0,1 0,055
X d10 = 1,38 0,65 0,1 0,065
XI d11 = 1,46 0,71 0,1 0,071
XII d12 = 1,47 0,733 0,2 0,1466
XIII d13 = 1,46 0,733 0,1 0,0733
XIV d14 = 1,5 0,74 0,2 0,148
XV d15 = 1,52 0,755 0,1 0,0755
XVI d16 = 1,51 0,758 0,1 0,0758
XVII d17 = 0 0,378 0 0
Total 1,0137
Tabel 1. Tabel Pengukuran Debit Current Method 1

3) CATATAN PENGUKURAN DEBIT SUNGAI PENAMPANG 2


Nama Sungai : Sungai Babarsari
Tempat : Stopsite 2
Tanggal : 16 September 2017
Diukur oleh : Kelompok 2
Metode : Current Meter 2

Lebar Lebar Dalamnya Luas Kecepatan


Nomor Debit
Sungai Segmen Sungai Segmen Aliran
Segmen 2
(m3/s)
(m) (m) (m) (m ) (m/s)
d0 = 0
I 10,5 0,5 0,01 0 0
d1 = 0,04
II d2 = 0,18 0,055 0 0
III d3 = 0,42 0,15 0 0
IV d4 = 0,52 0,235 0 0
V d5 = 0,62 0,285 0 0
VI d6 = 0,73 0,3375 0 0
VII d7 = 0,69 0,355 0 0
VIII d8 = 0,70 0,3475 0 0
IX d9 = 0,78 0,37 0,1 0,037
X d10 = 1 0,445 0,1 0,0445
XI d11 = 1,22 0,555 0,1 0,055
XII d12 = 1,38 0,05 0,2 0,13
XIII d13 = 1,53 0,7275 0,1 0,072
XIV d14 = 1,53 0,765 0,1 0,076
XV d15 = 1,47 0,75 0,2 0,15
XVI d16 = 1,46 0,7325 0,2 0,1465
XVII d17 = 1,24 0,675 0,1 0,0675
XVIII d18 = 1 0,56 0 0
XIX d19 = 0,85 0,4625 0 0
XX d20 = 0,35 0,3 0 0
XXI d21 = 0 0,875 0 0
Total 0,799
Tabel 2. Tabel Pengukuran Debit Current Method 2

4) CATATAN PENGUKURAN DEBIT SUNGAI PENAMPANG 3


Nama Sungai : Sungai Babarsari
Tempat : Stopsite 3
Tanggal : 16 September 2017
Diukur oleh : Kelompok 2
Metode : Current Meter 3
Lebar Lebar Dalamnya Luas Kecepatan
Nomor Debit
Sungai Segmen Sungai Segmen Aliran
Segmen 2
(m3/s)
(m) (m) (m) (m ) (m/s)
d0 = 0
I 0,0775 0 0
d1 = 0,31
II d2 = 0,50 0,2025 0 0
III d3 = 0,94 0,36 0 0
IV d4 = 0,75 0,4225 0 0
V d5 = 0,22 0,2425 0 0
VI d6 = 0,29 0,1275 0,1 0,013
VII d7 = 0,36 0,1625 0,1 0,0163
VIII d8 = 0,55 0,2275 0,1 0,023
11 0,5
IX d9 = 0,68 0,3075 0,1 0,031
X d10 = 0,83 0,3775 0,1 0,038
XI d11 = 1,1 0,4825 0,1 0,0483
XII d12 = 1,06 0,54 0,1 0,054
XIII d13 = 1,16 0,555 0,1 0,056
XIV d14 = 1,21 0,5925 0,1 0,0593
XV d15 = 1,10 0,5775 0,1 0,0578
XVI d16 = 1 0,525 0,1 0,0525
XVII d17 = 0,82 0,455 0 0,0455
XVIII d18 = 0,64 0,365 0 0
XIX d19 = 0,43 0,2675 0 0
XX d20 = 0,25 0,17 0 0
XXI d21 = 0,2 0,1125 0 0
XXII d22 = 0 0,05 0 0
Total 0,493
Tabel 3. Tabel Pengukuran Debit Current Method 3
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

a) Berdasarkan pengukuran dan perhitungan debit aliran menggunakan metode


Current Meter, didapatkan nilai debit aliran Sungai Babarsari pada lokasi
penelitian sebesar 0,769 m3/s.
b) Berdasarkan pengukuran dan perhitungan debit aliran menggunakan metode
Float, didapatkan nilai debit aliran Sungai Babarsari pada lokasi penelitian
sebesar 1,5132 m3/s.

Dari hasil praktek lapangan Praktikum hidrogeologi yang


dilaksanakan pada 24 September 2016 didapatkan hasil :

Luas penampang 1 : 1,74 m2


Luas penampang 2 :1,78 m2
Luas penampang 3 : 2,39 m2
Debit aliran dengan metode Current Meter : 1,48 m3/s
Debit aliran dengan metode Float : 1,42 m3/s

Terdapat perbedaan hasil pengukuran debit dari kedua metode tersebut dikarenakan
beberapa faktor. Dan pengukuran dengan metode Current Meter dianggap lebih akurat
daripada Metode Float dikarenakan pengukurannya lebih banyak karena dilakukan per
segmen sedangkan metode Float hanya dilakukan tiga kali (di setiap tepi sungai dan di
tengah sungai).
Selain itu kita menggunakan alat yang disebut Current Meter untuk mendapatkan
kecepatan aliran, sedangkan metode Float hanya dengan media apung yang merupakan
taksiran kasar.
DAFTAR PUSTAKA

DARI TEXTBOOK:

Nama. Tahun. Judul Text book. Kota penerbit: Lembaga penerbit.

DARI JURNAL:

Nama. Tahun. Judul Text book. Kota penerbit: Lembaga penerbit. Volume, No.,
Halaman.

Asdak, Chay. 2002. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Raghunath, H. M. 2006. Hydrology: Principles, Analysis, Design (Revised Second
Edition). New Delhi: New Age International Publisher.
Soemarto. 1986. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional.
Tim Dosen. 2017. Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi. Yogyakarta: UPNVY.
LAMPIRAN

LAMPIRKAN:

Pengerjaan soal di laboratorium (perhitungan dan penampang)


Pengerjaan di lapangan (perhitungan dan penampang)

Anda mungkin juga menyukai