Pengertian Kalimat 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Kalimat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Artikel ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak
bisadiverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.
Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan
dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik
(.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan
maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua
unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang
membedakan frasa dengan kalimat. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Kalimat tunggal

2 Kalimat majemuk
o 2.1 Kalimat majemuk setara

o 2.2 Kalimat majemuk rapatan

o 2.3 Kalimat majemuk bertingkat

o 2.4 Kalimat majemuk campuran

3 Pola Kalimat
o 3.1 Kalimat Dasar Berpola S P

o 3.2 Kalimat Dasar Berpola S P O

o 3.3 Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

o 3.4 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

o 3.5 Kalimat Dasar Berpola S P K

o 3.6 Kalimat Dasar Berpola S P O K

o 3.7 Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K

o 3.8 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K


4 Pranala luar

Kalimat tunggal[sunting | sunting sumber]

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu
subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu)

Kalimat majemuk[sunting | sunting sumber]

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini
terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu
dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya
terdapat pada anak kalimat.

Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut
dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat
majemuk adalah:

1. Kalimat Majemuk Setara

2. Kalimat Majemuk Rapatan


3. Kalimat Majemuk Bertingkat
4. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk setara[sunting | sunting sumber]


Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya sejajar atau sederajat.

Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima
macam, yakni:

Jenis Konjungsi

penggabungan dan

penguatan/Penegasan bahkan

pemilihan atau
Jenis Konjungsi

berlawanan di lanjutkan pada sebuah kalimat majemuk yang kedua (sedangkan)

urutan waktu kemudian, lalu, lantas

Contoh:

1. Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)

2. Norif berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)

Juminten pergi ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)


Norif berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)

Kalimat majemuk rapatan[sunting | sunting sumber]


Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau
objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.

Contoh:

1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)

2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)


3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)

Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)

Kalimat majemuk bertingkat[sunting | sunting sumber]


Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak
kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.

Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari


sepuluh macam, yakni:
Jenis Konjungsi

syarat jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)

tujuan agar, supaya, biar

perlawanan (konsesif) walaupun, kendati(pun), biarpun

penyebaban sebab, karena, oleh karena

pengakibatan maka, sehingga

cara dengan, tanpa

alat dengan, tanpa

perbandingan seperti, bagaikan, alih-alih

penjelasan bahwa

kenyataan padahal

Contoh:

1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)

2. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)

Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara
1)
Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)

Kalimat majemuk campuran[sunting | sunting sumber]


Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.

Contoh:

1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)

2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)


3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)

Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke
rumahnya. (kalimat majemuk campuran)

Pola Kalimat[sunting | sunting sumber]

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang
sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola
kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita
kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.

Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat
yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat
berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek,
predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai
berikut.

Kalimat Dasar Berpola S P[sunting | sunting sumber]


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa
kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:

Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)

Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)


Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)

Kalimat Dasar Berpola S P O[sunting | sunting sumber]


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O


Kalimat Dasar Berpola S P Pel.[sunting | sunting sumber]
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau
adjektiva. Misalnya:

Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.

Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.[sunting | sunting sumber]


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan
pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.

Kalimat Dasar Berpola S P K[sunting | sunting sumber]


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena
diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K

Kalimat Dasar Berpola S P O K[sunting | sunting sumber]


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina
atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K

Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K[sunting | sunting sumber]


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina
atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :

Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K

Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K[sunting | sunting sumber]


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:

Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K

Anda mungkin juga menyukai