Anda di halaman 1dari 22

DEMOKRASI DI INDONESIA

Kelompok 4 :
FRANKY LEKIPIU NPM 201543501800
TEGUH SUSANTO NPM 201543501818
SATRIA BAGAS SYAHPUTRA NPM 201543501826
MUNIRUL IKHWAN NPM 201543501837
BAGUS AJI NPM 201643579025

Fakultas Teknik, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (FTMIPA)


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Demokrasi Di Indonesia.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
dalam makalah ini membahas tentang Arti Demokrasi, Unsur-Unsur Pemerintahan Yang
Demokratis, Manfaat Demokrasi, Nilai-Nilai Demokrasi, Parameter Untuk Mengukur Demokrasi,
Jenis-Jenis Demokrasi, Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan, Perkembangan Demokrasi Di
Indonesia, Penjabaran Demokrasi Menurut UUD, dan Studi Kasus Demokrasi Di Indonesia..

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan


wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 9 Mei 2017

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................................. 4

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ............................................................................................. 4

1.3 TUJUAN PENULISAN ...................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5


2.1 ARTI DEMOKRASI ........................................................................................................... 5

2.2 UNSUR-UNSUR PEMERINTAHAN YANG DEMOKRATIS. .................................. 5

2.3 MANFAAT DEMOKRASI ................................................................................................ 7

2.4 NILAI - NILAI DEMOKRASI .......................................................................................... 7

2.5 PARAMETER UNTUK MENGUKUR DEMOKRASI................................................. 8

2.6 JENIS-JENIS DEMOKRASI ........................................................................................... 10

2.7 DEMOKRASI SEBAGAI BENTUK PEMERINTAHAN ........................................... 12

2.8 PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA ................................................. 13

2.9 PENJABARAN DEMOKRASI MENURUT UUD ...................................................... 16

2.10 STUDI KASUS .................................................................................................................. 19

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 21


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling
sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang. Demokrasi pada dasarnya
adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai
hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia publik. Di
Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang
berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis.
Maka dari itu dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang perkembangan dan penerapan
demokrasi di Indonesia. Bangsa Indonesia dengan segala keanekaragamanya merupakan suatu ciri
khas yang tidak dimiliki oleh negara lain. Kita memiliki idologi dan dasar hukum yang sama,tujuan
yang sama dan jiwa yang sama,semuanya terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaimanakah demokrasi di Indonesia ?


2. Apa yang dimaksud dengan demokrasi ?
3. Apa saja yang menjadi landasan-landasan demokrasi Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia ?
5. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui demokrasi di Indonesia.


2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan demokrasi.
3. Untuk mengetahui landasan-landasan demokrasi indonesia
4. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia.
5. Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
6. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ARTI DEMOKRASI


Istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad
ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan
dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem demokrasi di banyak negara.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih
kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab
demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan
politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-
lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-
lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan
kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh
wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen)
dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan
peraturan.
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya
pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib
atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warga negara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan
secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak
untuk memilih mempunyai hak pilih. (Hendro, 2017.
https://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-demokrasi).

2.2 UNSUR-UNSUR PEMERINTAHAN YANG DEMOKRATIS.


Kekuasaan penguasa negara yang absolut, akan selalu menimbulkan pemerintahan yang
otoriter, yaitu pemerintahan yang didasarkan kehendak sekelompok orang, sehingga menimbulkan
kesewenangwenangan yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyat. Untuk menghindari
kekuasaan yang absolut, kekuasaan penguasa harus dibatasi oleh hukum. Ajaran inilah yang
dinamakan Rule of Law (kedaulatan hukum) yaitu yang berdaulat dalam suatu negara adalah
hukum. Dengan ajaran ini maka akan dapat menjauhkan diri dari tindakan yang sewenangwenang
penguasa terhadap rakyat, dan sekaligus melindungi hak-hak rakyat.

5
Suatu pemerintahan yang berpegang pada rule of law harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut.
1. Adanya supremasi hukum, yaitu hukum menempati posisi yang paling tinggi, di mana semua
orang tunduk terhadap hukum.
2. Adanya perlakuan yang sama di depan hukum.
3. Adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Adanya Partisipasi secara Aktif dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Partisipasi secara aktif warga negara dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
dapat diarahkan untuk mengendalikan tindakan-tindakan para pemimpin negara, serta ikut
berpartisipasi dalam pemilu. Selain itu masyarakat juga dapat menyampaikan kritik,
mengajukan gagasan, atau dapat memperjuangkan kepentingan-kepentingan masyarakat
melalui saluran-saluran yang demokratis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2. Adanya Perlindungan terhadap Hak-hak Rakyat secara Konstitusional. Perlindungan secara
konstitusional atas hak-hak warga negara artinya hak-hak warga negara memperoleh jaminan
perlindungan hukum yang kokoh dalam konstitusi negara (Undang-Undang Dasar). Dengan
adanya jaminan yang tegas dari konstitusi diharapkan hak-hak warga negara dihormati,
sehingga warga negara dapat melaksanakan hak-haknya dengan baik tanpa adanya keraguan
karena dijamin oleh konstitusi negara.
3. Adanya Peradilan yang Bebas dan Tidak Memihak. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
artinya badan peradilan dalam menjalankan fungsinya tidak dipengaruhi atau
dicampurtangani oleh kekuasaan manapun termasuk kekuasaan eksekutif (presiden).
Sehingga dalam mengambil suatu keputusan akan menggunakan pikiran jernih berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang berlaku dan memenuhi unsur keadilan masyarakat.
4. Adanya Pemilihan Umum yang Bebas. Pemilihan umum yang bebas adalah pemilihan umum
yang dilakukan sesuai dengan hati nurani, tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak
manapun. Pemilihan umum merupakan mekanisme untuk menentukan komposisi dalam
pemerintahan dan parlemen secara berkala dan merupakan sarana utama bagi masyarakat
untuk ikut berpartisipasi dalam bidang politik. Oleh karena itu, pelaksanaan pemilu yang
berkelanjutan merupakan langkah penting untuk kelangsungan hidup.
5. Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat dan untuk berorganisasi. Kebebasan
menyatakan pendapat adalah kebebasan warga negara untuk menyatakan gagasan, pandangan
atau pendapatnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan kebebasan
berorganisasi adalah kebebasan warga negara untuk menjadi anggota dari suatu partai politik
atau organisasi masyarakat. Kebebasan dan kemerdekaan pada awalnya timbul dalam
kehidupan politik sebagai reaksi terhadap absolutisme. Kebebasan diperlukan untuk
memberikan kesempatan kepada warga negara untuk memperjuangkan kepentingannya Berta
melakukan pengawasan terhadap penyelenggara negara.
6. Adanya pengakuan dan supremasi hukum. Pengakuan dan supremasi hukum adalah hukum
mempunyai kedudukan yang paling tinggi dan semua warga negara dan pemerintah tunduk
dan taat kepada hukum. Penghormatan terhadap hukum harus di kedepankan baik oleh
penguasa maupun oleh warga negara. Segala warga negara berdiri setara di depan hukum
tanpa ada kecualinya. Ketaatan terhadap hukum merupakan salah satu syarat yang sangat
mendasar bagi terwujudnya masyarakat yang demokratis. (Putra, 2013
http://handikap60.blogspot.co.id/2013/01/unsur-unsur-pemerintahan-yang-demokratis.html).

6
2.3 MANFAAT DEMOKRASI
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu:
1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang adalah
sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap pandangan-
pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga Negara.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan
rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula kemungkinan
kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.
3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam
masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga Negara. Dalam demokrasi
untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan
dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar tentang hak-hak
sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak
bergerak, dsb. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan
memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
5. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawan kehidupan
social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan pergantian para
politisi dilakukan dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi memuluskan proses alih
generasi tanpa pergolakan. (Nurtina, 2013,
https://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-
indonesia/

2.4 NILAI - NILAI DEMOKRASI


Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai-nilai yang diperlukan untuk mengembangkan
pemerintahan demokrartis. Berdasarkan nilai atau kondisi inilah sebuah pemerintahan demokratis
dapat ditegakkan. Nilai-nilai tersebut adalah kebebasan (berpendapat, berkelompok,
berpartisipasi), menghormati orang/kelompok lain, kesetaraan, kerjasama, persaingan dan
kepercayaan.
Henry B Mayo dalam bukunya Introduction to Demokratic Theory merinci beberapa nilai
yang terdapat dalam demokrasi, yaitu:
1. Menyelesaikan persoalan secara damai dan melembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah.
3. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimum.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
6. Menjamin tegaknya keadilan. (Anggraini, 2016,
http://www.catatansandk.net/2016/05/kewarganegaraan-pt-2-nilai-nilai.html).
Nilai-nilai demokrasi dipercaya akan membawa kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
semangat egalitarian dibandingkan dengan ideologi non-demokrasi.
Menurut Dahl keuntungan pelaksanaan demokrasi sebagai berikut :
1. Demokrasi menolong mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh kaum otokrat yang kejam dan
licik.

7
2. Demokrasi menjamin bagi warga negaranya dengan sejumlah HAM yang tidak diberikan oleh
sistem-sistem yang tidak demokratis.
3. Demokrasi menjamin kebebasan yang lebih luas bagi warga negaranya.
4. Demokrasi membantu rakyat untuk melindungi kepentingan dasarnya.
5. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya
bagi orang-orang untuk menggunakan kebebasannya untuk menentukan nasibnya sendiri
yaitu untuk hidup di bawah hukum yang mereka tentukan dan konsekuensikan sendiri.
6. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya
untuk menjalankan tanggung jawab moral.
7. Demokrasi membantu perkembangan manusia lebih total.
8. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat membantu perkembangan kadar persamaan
politik yang relatif tinggi.
9. Negara-negara demokrasi perwakilan modern tidak berperang satu sama lain.
10. Negara-negara demokratis yang konsekuen terhadap kedemokratisannya cenderung lebih
makmur daripada Negara-negara dengan pemerintahan yang tidak demokratis. (Annisa, 2012,
http://berendaannisa.blogspot.co.id/2012/07/demokrasi-dan-nilai-nilai-demokrasi.html).

2.5 PARAMETER UNTUK MENGUKUR DEMOKRASI


Suatu negara atau pemerintah dikatakan demokratis apabila dalam sistem pemerintahannya
mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi .
Menurut Robert A. Dahl Terdapat tujuh prinsip demokrasi yang harus ada dalam sistem
pemerintahan, yaitu :
1. Adanya kontrol atau kendali atas keputusan pemerintah. Pemerintah dalam hal ini Presiden,
kabinet dan pemerintah daerah bertugas melaksanakan pemerintahan berdasar mandat yang
di peroleh dari pemilu.
2. Adanya pemilihan yang jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabia adanya
partisipasi aktif dari warga negara dan partisipasi tersebut dilakukan dengan teliti dan jujur.
3. Adanya hak memilih dan dipilih. Demokrasi berjalan apabila setiap warga negara
mendapatkan hak dipilih dan memilih.
4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Membutuhkan kebebasan dalam
menyampaikan pendapat , berserikat dengan rasa aman.
5. Adanya kebebasan mengakses informasi. Demokrasi membutuhkan informasai yang akurat,
untuk itu setiap warga negara harus mendapatkan akses informasi yang memadai.
6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Kebebasan untuk berserikat ini memberikan
dorongan bagi warga negara yang merasa lemah , dan untuk memperkuatnya membutuhkan
teman atau kelompok dalam bentuk serikat. (Saputra, 2012,
http://andrijrsta.blogspot.co.id/2012/04/demokrasi.html).

Di Indonesia, prinsip-prinsip negara demokratis telah dilakukan , walaupun masih ada


beberapa kelemahan dalam negara, di perlukan suatu ukuran atau parameter.
Parameter untuk mengukur demokrasi dapat di lihat dari empat hal yaitu :
1. Pembentukan pemerintahan melalui pemilu
2. Sistem pertanggung jawaban pemerintahan

8
3. Pengaturan sistem dan distribusi kekuasaan negara
4. Pengawasan oleh rakyat. (Saputra, 2012,
http://andrijrsta.blogspot.co.id/2012/04/demokrasi.html).

Menurut Djuanda Wijaya parameter kehidupan demokratis adalah sebagai berikut :


1. Dinikmati dan dilaksanakan hak serta kewajiban politik oleh masyarakat berdasarkan prinsip-
prinsip dasar HAM yang menjamin adanya kebebasan, kemerdekaan, dan rasa merdeka.
2. Penegakan hukum yang mewujud pada supremasi hukum.
3. Kesamaan hak dan kewajiban anggota masyarakat.
4. Kebebasan pers yang bertanggung jawab.
5. Pengakuan pada hak minoritas.
6. Pembuatan kebijakan Negara yang berlandaskan asas pelayanan, pemberdayaan, dan
pencerdasan.
7. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif.
8. Keseimbangan dan keharmonisan.
9. Tentara yang professional.
10. Lembaga peradilan yang independent.

Amien Rais menambahkan kriteria lain dalam parameter demokrasi, yaitu :


1. Adanya partisipasi dalam pengambilan keputusan.
2. Distribusi pendapatan secara adil.
3. Kesempatan memperoleh pendidikan.
4. Ketersediaan dan keterbukaan informasi.
5. Mengindahkan fatsoen politik.
6. Kebebasan individu.
7. Semangat kerjasama.
8. Hak untuk protes.

Pendapat berikutnya adalah pendapat dari Sri Soemantri yang menyatakan bahwa :
1. Hukum diterapkan dengan persetujuan wakil rakyat yang dipilih secara bebas.
2. Hasil pemilu dapat menyebabkan pergantian orang-orang dalam pemerintahan.
3. Pemerintahan harus terbuka.
4. Kepentingan minoritas harus dipertimbangkan.

Frans Magnis Suseno juga berpendapat bahwa parameter Negara demokrasi adalah:
1. Negara terikat hukum.
2. Kontrol efektif pemerintahan oleh rakyat.
3. Pemilu yang bebas.

9
4. Adanya jaminan terhadap hak-hak minoritas.

Sedangkan menurut G. Bingham Powell Jr. menurutnya parameter Negara demokratis adalah:
1. Pemerintah mengklaim mewakili hasrat para warganya.
2. Klaim berdasarkan pada adanya pemilihan kompetitif secara berkala antara calon alternative.
3. Partisipasi warga dewasa sebagai calon dipilih dan pemilih.
4. Pemilihan bebas.
5. Adanya kebebasan dasar warga negaranya.

Selanjutnya Affan Ghofar (pakar politik UGM) sejumlah prasyarat untuk mengamati apakah
sebuah political order (pemerintahan) merupakan system yang demokratik atau tidak melalui
ukuran:
1. akuntabilitas.
2. rotasi kekuasaan.
3. recruitment politik.
4. pemilihan umum.
5. adanya pengakuan dan perlidungan hak-hak dasar.
Kelima elemen tersebut berlaku secara universal di dalam melihat demokratis tidaknya suatu
rezim pemerintahan (political order). (Beni, 2010, http://milikbeni.blogspot.co.id/2010/05/prinsip-
dan-parameter-demokrasi.html).

2.6 JENIS-JENIS DEMOKRASI


Macam-macam Demokrasi - Demokrasi banyak dipakai suatu negara dengan banyak
macam-macamnya. Jadi, mengenai macam-macam demokrasi dapat dikelompokkan dalam
beberapa pembagian antara lain sebagai berikut:
1. Demokrasi Berdasarkan Penyaluran Kehendak Rakyat
a. Demokrasi Langsung (Direct Democracy) adalah demokrasi yang secara langsung dalam
melibatkan rakyat untuk pengambilan keputusan terhadap suatu negara. Demokrasi
langsung, rakyat secara langsung berpartisipasi dalam pemilihan umum dan
menyampaikan kehendaknya.
b. Demokrasi Tidak Langsung (Indirect Democracy) adalah demokrasi yang tidak secara
langsung melibatkan seluruh rakyat suatu negara dalam pengambilan keputusan.
Demokrasi tidak langsung, rakyat menggunakan wakil-wakil yang telah dipercaya untuk
menyampaikan aspirasi dan kehendaknya. Sehingga dalam demokrasi tidak langsung
wakil rakyat terlibat secara langsung dengan menajd perantara seluruh rakyat.
2. Demokrasi Berdasarkan Fokus Perhatiannya
a. Demokrasi Formal adalah demokrasi yang berfokus dari bidang politik tanpa mengurangi
kesenjangan ekonomi
b. Demokrasi Material adalah demokrasi yang berfokus di bidang ekonomi tanpa
mengurangi kesenjangan politik.

10
c. Demokrasi Gabungan adalah demokrasi yang berfokus sama besar baik di bidang politik
dan ekonomi.
3. Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi
a. Demokrasi Liberal adalah demokrasi yang didasarkan dari hak individu suatu warga
negara. Demokrasi liberal dimana setiap individu dapat mendominasi dalam demokrasi
ini. Pemerintah tidak akan banyak ikut campur dalam kehidupan masyarakat dimana
pemerintah memiliki kekuasaan terbatas. Demokrasi liberal disebut juga dengan
demokrasi konstitusi yang dibatasi oleh konstitusi.
b. Demokrasi Komunis adalah demokrasi yang berdasarkan dari hak pemerintah di
negaranya dimana pemerintah mendominasi atau kekuasaan tertinggi dipegang oleh
penguasa atau pemerintah. Demokrasi komunis tidak dibatasi dan bersifat totaliter yang
membuat hak setiap individu tidak ada pengaruhnya pada pemerintah.
c. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang didasarkan dari ideologi Indonesia, yaitu
Pancasila berdasrkan dari tata sosial dan budaya bangsa Indonesia. Demokrasi Pancasila
merupakan yang dianut Indonesia. (Artikelsiana, 2015,
http://www.artikelsiana.com/2015/08/demokrasi-pengertian-ciri-ciri-macam.html).

4. Demokrasi berdasarkan kewenangan dan hubungan antara alat kelengkapan negara


a. Demokrasi Sistem Parlementer
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan yang parlemennya memiliki
peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu
dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem
presidensiil, sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana
menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden
berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden
hanya menjadi simbol kepala negara saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari
dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering
dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan
kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari
beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam
sebuah republik kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena
kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering
mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman
dan Republik Keempat Perancis. Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang
jelas antara kepala pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala pemerintahan
adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit
atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki
seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan
keseimbangan dalam sistem ini.
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang,
Belanda, Malaysia, Singapura dan sebagainya.

11
b. Demokrasi Sistem Presidensial
Sistem presidensial (presidensiil), atau disebut juga dengan sistem kongresional,
merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasaan eksekutif dipilih
melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
Untuk disebut sebagai sistem presidensial, bentuk pemerintahan ini harus memiliki tiga
unsur yaitu :
1) Presiden yang dipilih rakyat
2) Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan dan dalam jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan
yang terkait.
3) Presiden harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau konstitusi.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak
dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun
masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran
konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden
bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya
seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya.
Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar
negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah. (Wikipedia, 2017,
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_presidensial).

5. Demokrasi berdasarkan hubungan antar alat negara


a. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum yang merupakan salah satu macam
demokrasi dimana rakyat memilih perwakilannya untuk menjabat di parlemen, akan
tetapi tetap terkontrol oleh pengaruh rakyat.
b. Sistem parlementer yang merupakan demokrasi perwakilan dimana adanya hubungan
yang kuat antara badan eksekutif dan badan legislatif. Ciri utama sebuah negara yang
menganut sistem parlementer ialah adanya parlemen dalam sistem pemerintahannya.
c. Sistem pemisahan kekuasaan yang merupakan demokrasi perwakilan dimana jabatan
legislatif terpisah dari eksekutif, sehingga keduanya tidak berkaitan secara langsung
seperti sistem demokrasi parlementer.
d. Sistem referendum dan inisiatif rakyat yang dimaksud ialah gabungan antara demokrasi
perwakilan dengan demokrasi langsung. (Sistempemerintahannegaraindonesia, 2015,
http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-
demokrasi-dan-jenis-jenis.html).

2.7 DEMOKRASI SEBAGAI BENTUK PEMERINTAHAN


Demokrasi pernah dipahami sebagai bentuk pemerintahan, akan tetapi perkembangannya
dipahami dalam pengertian luas, sebagai bentuk pemerintahan dan politik.
Pada awalnya Plato mengemukakan 6 macam bentuk negara sesuai dengan sifat tertentu dari jiwa
manusia :
1. Aristokrasi, pemerintahan dipegang oleh sekelompok kecil para cerdik pandai berdasarkan
keadilan. Kemerosotan dari aristokrasi ini menjadi Timokrasi.

12
2. Timokrasi, Pemerintahan dijalankan untuk mendapatkan kekayaan untuk kepentingan sendiri.
Oleh karena kekayaan untuk kepentingan sendiri lalu jatuh dan dipegang olah kelompok
hartawan. Sehingga yang berhak memerintah adalah orang yang kaya saja timbulah oligarchi.
3. Oligarchi, pemerintahan dijalankan oleh sekelompok orang yang memegang kekayaan untuk
kepentingan pribadi.. Timbul kemelaratan umum. Banyak orang miskin. Tekanan penguasa
semikin berat. Rakyat semakin sengsara. Akhirnya rakyar sadar dan bersatu memegang
pemerintahan. Timbullah Demokrasi.
4. Demokrasi. Pemerintahan secara demokrasi diutamakan kemerdekaan dan kebebasan. Oleh
karena kebebasan dan kemerdekaan ini terlalu diutamakan timbul kesewenang-wenangan.
5. Tirany. Pemerintahan dipegang oleh seorang saja dan tidak suka terdapat persaingan. Semua
orang yang menjadi saingan disingkirkan dan diasingkan,. Pemerintahan ini tambah jauh dari
keadilan. (Rinaldi, 2011, http://grafirehell.blogspot.co.id/2011/04/demokrasi-sebagai-
bentuk-pemerintahan.html).

Plato juga dalam perkembangan ajarannya tentang bentuk pemerintahan mengemukakan lagi :
1. Bentuk negara Ideal form (bentuk cita), yaitu negara dalam bentuk kesempurnaan.
a. Monarki. Bentuk pemerintahan dipegang oleh seorang sebagai pemimpin tertinggi
dijalankan untuk kepentingan orang banyak biasanya pada kerajaan.
b. Aristokrasi, Pemerintahan dipegang oleh orang yang pandai.
c. Demokrasi, Pemerintahan dipegang oleh rakyat.

2. The Corruption form (bentuk pemerosotan)


a. Bentuk Tirani, bentuk pemerosotan dari monarhci
b. Oligarchi, bentuk pemerosotan dari Aroistokrasi
c. Mobokrasi, pemerosotan dari demokrasi. Pemerintahan dipegang oleh rakyat yang tidak
tahu dan tidak menguasai pemerintahan, tidak terdidik. (the rule of the mob). (Rinaldi,
2011, http://grafirehell.blogspot.co.id/2011/04/demokrasi-sebagai-bentuk-
pemerintahan.html).

2.8 PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA


Perkembangan Demokrasi PraOrde Baru
Semenjak dikeluarkannya maklumat wakil presiden No. X 3 november 1945, yang
menganjurkan pembentukan partai-partai politik, perkembangan demokrasi dalam masa revolusi
dan demokrasi parlementer dicirikan oleh distribusi kekuasaan yang khas. Presiden Soekarno
ditempatkan sebagai pemilik kekuasaan simbolik dan ceremonial, sementara kekuasaan
pemerintahs yang riil dimiliki oleh Perdana Menteri, Kabinet dan, Parlemen. Partai politik
memainkan peranan sentral dalam kehidupan politik dan proses pemerintahan. Kompetisi antar
kekuatan dan kepentingan politik mengalami masa keleluasaan yang terbesar sepanjang sejarah
Indonesia merdeka. Pergulatan politik ditandai oleh tarik menarik antara partai di dalam lingkaran
kekuasaan dengan kekuatan politik di luar lingkungan kekuasaan, pihak kedua mencoba menarik
pihak pertama ke luar dari lingkungan kekuasaan.
Kegiatan partisipasi politik di masa ini berjalan dengan hingar bingar, terutama melalui
saluran partai politik yang mengakomodasikan ideologi dan nilai primordialisme yang tumbuh di
tengah masyarakat, namun hanya melibatkan segelintir elit politik. Dalam masa ini yang

13
dikecewakan dari Soekarno adalah masalah presiden yang hanya sebagai simbolik semata begitu
juga peran militer.
Dari uraian diatas dapat di simpulkan, antara lain:
1. Stabilitas pemerintah dalam 20 tahun berada dalam keadaan memprihatinkan. Mengalami 25
pergantian kabinet, 20 kali pergantian kekuasaan eksekutif dengan rata-rata satu kali
pergantian setiap tahun.
2. Stabilitas politik secara umum memprihatinkan. Ditandai dengan kuantitas konflik politik
yang amat tinggi. Konflik yang bersifat ideologis dan primordial dalam masa 20 tahun pasca
merdeka.
3. Krisis ekonomi. Dalam masa demokrasi parlementer krisis dikarenakan karena kabinet tidak
sempat untuk merealisasikan program ekonomi karena pergantian kekuasaan yang sering
terjadi. Masa demokrasi terpimpin mengalami krisis ekonomi karena kegandrungannya
terhadap revolusi serta urusan internasional sehingga kurangnya perhatian disektor ekonomi.
4. Perangkat kelembagaan yang memprihatinkan. Ketidaksiapan aparatur pemerintah dalam
proses politik menjaadikan birokrasi tidak terurus.

Perkembangan Demokrasi Masa Revolusi Kemerdekaan


Implementasi demokrasi pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan baru terbatas pada
interaksi politik diparlemen dan berfungsinya pers yang mendukung revolusi kemerdekaan.
Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang menyangkut perkembangan demokrasi pada periode
ini, akan tetapi pada periode tersebut telah diletakkan hal-hal mendasar. Pertama, pemberian hak-
hak politik secara menyeluruh. Kedua, presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk
menjadi diktator. Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya
sejumlah partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar bagi system kepartaian di Indonesia
untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.

Perkembangan Demokrasi Parlementer (1945-1959)


Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950 sampai 1959, dengan
menggunakan UUD Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya. Pada masa ini adalah
masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua elemen demokrasi dapat ditemukan
dalam perwujudan kehidupan politik di Indonesia. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen
memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan.
Demokrasi parlementer gagal karena :
1. Dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik.
2. Basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah.
3. Persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan kalangan Angkatan Darat, yang
sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan.

Perkembangan Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala
ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik sangat
orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan kurang memperhatikan kepentingan politik
nasional secara menyeluruh.disamping itu Soekarno melontarkan gagasan bahwa demokrasi
parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan dan gotong royong.

14
Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga kekuatan
politik yang utama pada waktu itu, yaitu: presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia, dan
Angkatan Darat. Karakteristik yang utama dari demokrasi terpimpin adalah: menggabungkan
sistem kepartaian, dengan terbentuknya DPR-GR peranan lembaga legislatif dalam sistem
politik nasional menjadi sedemikian lemah, Basic Human Right menjadi sangat lemah, masa
demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti kebebasan pers, sentralisasi
kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah.
Pandangan A. Syafii Maarif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan
Soekarno sebagai Ayah dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat
berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin
Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan
terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan
check and balance dari legislatif terhadap eksekutif.

Perkembangan Demokrasi dalam Pemerintahan Orde Baru


Wajah demokrasi mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan tingkat ekonomi,
poltik dan, ideologi sesaat atau temporer. Tahun-tahun awal pemerintahan Orde Baru ditandai
oleh adanya kebebasan politik yang besar. Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno
sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan
Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang
sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Dalam masa yang tidak lebih dari tiga
tahun ini, kekuasaan seolah-olah akan didistribusikan kepada kekuatan masyarakatan. Oleh karena
itu pada kalangan elit perkotaan dan organisasi sosial politik yang siap menyambut pemilu 1971,
tumbuh gairah besar untuk berpartisipasi mendukung program-program pembaruan pemerintahan
baru.
Perkembangan yang terlihat adalah semakin lebarnya kesenjangan antara kekuasaan negara
dengan masyarakat. Negara Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif
otonom, dan sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan dan proses
formulasi kebijakan.
Keadaan ini adalah dampak dari :
1. Kemenangan mutlak dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi politik
yangkuat kepada negara;
2. Dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai, dan
institusionalisasi;
3. Dipakai pendekatan keamanan;
4. Intervensi negara terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan kepada
negara untuk mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi;
5. Tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas serta dari
komoditas nonmigas dan pajak domestik, mauppun yang berasal dari bantuan luar negeri, dan
akhirnya
6. Sukses negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya muncul karena sebab struktural.
Pemberontakan G-30-S/PKI merupakan titik kulminasi dari pertarungan atau tarik tambang
politik antara Soekarno, Angkatan Darat, dan Partai Komunisme Indonesia. Ciri-ciri demokrasi
pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi pemerintahan, terbatasnya peran
partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur
sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan

15
ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi
partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa
mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah. Beberapa
karakteristik pada masa orde baru antara lain: Pertama, rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan
hampir ridak pernah terjadi. Kedua, rekruitmen politik bersifat tertutup. Ketiga, Pemilihan Umum.
Keempat, pelaksanaan hak dasar warga Negara.

Perkembangan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 Sampai Dengan Sekarang).


Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari
kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan
negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya
UUD 1945 (bagian Batang tubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan
kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya
laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar lembaga-
lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap model
demokrasi yang dilaksanakan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era Orde
Baru. Dalam masa pemerintahan Habibie inilah muncul beberapa indikator kedemokrasian di
Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi
dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya sistem multi partai dalam pemilu tahun
1999.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila,
tentu saja dengan karakteristik tang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi
perlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih
demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan
pusat sampi pada tingkat desa. Ketiga, pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik
dilakukan secara terbuka. Keempat, sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya
kebebasan menyatakan pendapat. (Latifiarni, 2017,
https://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-1/ilmu-kewarganegaraan/perkembangan-
demokrasi-di-indonesia/).

2.9 PENJABARAN DEMOKRASI MENURUT UUD


Penjabaran demokrasi dalam ketatanegara Indonesia dapat ditemukan dalam konsep
demokrasi sebagaimana terdapat dalam UUD 1945 sebagai staats fundamentalnorm. Selanjutnya
didalam penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemerintahan Negara angka Romawi III dijelaskan
Kedaulatan Rakyat. Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunjukkan bahwa kedudukan
rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan
sebagai tujuan kekuasaan negara. Oleh karena itu rakyat adalah merupakan paradigma sentral
kekuasaan negara.
Adapun rincian struktural ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan demokrasi menurut UUD
1945 adalah sebagai berikut :
1. Konsep Kekuasaan
Konsep kekuasaan Negara menurut demokrasi sebagai terdapat dalam UUD 1945 sebagai
berikut:
a. Kekuasaan di Tangan Rakyat
1) Pembukaan UUD Alinea IV

16
2) Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
3) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1)
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
4) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat (2)
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar.
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam negara Republik
Indonesia pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi adalah ditangan rakyat
dan realisasinya diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara. Sebelum dilakukan
amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
b. Pembagian Kekuasaan
Sebagai dijelaskan bahwa kekuasaan tertinggi adalah ditangan rakyat, dan dilakukan
menurut Undang-Undang Dasar, oleh karena itu pembagian kekuasaan menurut
demokrasi sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1) Kekuasaan Ekskutif, didelegasikan kepada Presiden (Pasal 4 ayat 1 UUD 1945).
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar.
2) Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Presiden dan DPR dan DPD (Pasal 5
ayat 2, pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945).
Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya. (pasal 5 ayat(2).
Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-
undang (pasal 22 C ayat 4).
3) Kekuasaan yudikatif, didelegasikan kepada Makhamah Agung (pasal 24 ayat 1
UUD 1945).
Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
4) Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini termuat dalam
UUD 1945 pasal 20 ayat 1.
Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsultatif, yang dalam
UUD lama. Didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan Agung (DPA), (pasal 16 UUD
1945) Mekanisme pendelegasian kekuasaan yang demikian ini dalam khasanah ilmu
hukum tata negara dan ilmu politik dikenal dengan istilah Distribution Of Power yang
merupakan unsur mutlak dari negara demokrasi.
c. Pembatasan Kekuasaan
Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui proses
atau mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945 sebagai berikut :
1) Pasal 1 ayat 2 UUD 1945, kedaulatan politik rakyat dilaksanakan lewat pemilu
untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali. Majelis Permusyawaratan
Rakyat memiliki kekuasaan melakukan perubahan terhadap UUD, melantik

17
Presiden dan wakil Presiden, serta melakukan impeachment terhadap presiden jika
kalau melanggar konstitusi.
2) Pasal 20 A ayat 1.
3) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.
4) Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR.

2. Konsep Pengambilan Keputusan


Pengambilan Keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut :
a. Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok ke III
b. Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ditetapkan dengan suara terbanyak,
misal pasal 7B ayat 7.
Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna Majelis
Permusyawaratan yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya dari jumlah anggota dan
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden
dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat
paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Ketentuan-ketentuan tersebut diatas mengandung pokok pikiran bahwa konsep pengambilan
keputusan yang dianut dalam hukum tata negara Indonesia adalah berdasarkan :
a. Keputusan didasarkan pada suatu musyawarah sebagai asasnya, artinya segala keputusan
yang diambil sejauh mungkin diusahakan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat
b. Namun demikian jika kalau itu tidak tercapai, maka dimungkinkan pengambilan
keputusan itu melalui suara terbanyak.

3. Konsep Pengawasan
Konsep pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut :
a. Pasal 1 ayat 2, rakyat memiliki kekuasaan tertinggi namun dilaksanakan dan
didistribusikan berdasarkan UUD. Berbeda dengan UUD lama sebelum dilakukan
amandemen, MPR yang memiliki kekuasaan tertinggi sebagai penjelmaan kekuasaan
rakyat. Maka menurut UUD hasil amandemen MPR kekuasannya menjadi terbatas, yaitu
meliputi presiden dan wakil presiden dan memberhentikan presiden sesuai dengan masa
jabatannya atau jikalau melanggar UUD.
b. Pasal 2 ayat 1, MPR terdiri atas DPR dan Anggota DPD. Berdasarkan ketentuan tersebut
maka menurut UUD 1945 hasil amandemen MPR hanya dipilih melalui Pemilu.
c. Penjelasan UUD 1945 tentang DPR.
Berdasarkan ketentuan tesebut maka konsep pengawasan menurut demokrasi Indonesia
sebagai tercantum UUD 1945 pada dasarnya adalah sebagai berikut:
a. Dilakukan oleh seluruh warga negara. Karena kekuasaan didalam sistem ketatanegaraan
Indonesia adalah di tangan rakyat.
b. Secara formal keatanegara pengawasan berada pada DPR.

18
4. Konsep Partisipasi
Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah :
a. Pasal 27 ayat 1.
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
b. Pasal 28.
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang
c. Pasal 30 ayat 1.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. (Adi Wibawa, 2013, http://wiare.blogspot.co.id/2013/02/penjabaran-
demokrasi-menurut-uud-1945.html)

2.10 STUDI KASUS


REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini di 1998 terjadi penembakan terhadap empat mahasiswa
Trisakti. Penembakan ini dilakukan terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut
Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti
di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978 - 1998), Heri Hertanto (1977 -
1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1988). Mereka tewas tertembak
di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan
dada.
Saat itu ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis
finansial Asia sepanjang 1997 - 1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran
ke gedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.
Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pada pukul
12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri dan militer datang kemudian.
Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.
Pada pukul 5.15 sore hari, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya
aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para
mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di universitas Trisakti. Namun
aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke RS
Sumber Waras. (Putri Savira, 2014, https://virgiantputrisavira.wordpress.com/2014/03/09/220/).

Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, yaitu :
1. Adili Soeharto dan kroni-kroninya.
2. Laksanakan amandemen UUD 1945.
3. Hapuskan Dwi Fungsi ABRI.
4. Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya.
5. Tegakkan supremasi hukum.
6. Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN. (Irwan Ariefyanto, 2012,
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/05/12/mmnxc5-hari-ini-di-1998-
empat-mahasiswa-trisakti-ditembak).

19
20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Demokrasi adalah bentuk atau
mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut..
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik
negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang
saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling
mengawasi dan saling mengontrol.
Bangsa Indonesia dengan segala keanekaragamanya merupakan suatu ciri khas yang tidak
dimiliki oleh negara lain. Kita memiliki ideologi dan dasar hukum yang sama, tujuan yang sama
dan jiwa yang sama,semuanya terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

3.2 SARAN
Penulis mempunyai saran khususnya yang berkaitan dengan persoalan kedaulatan rakyat
sebagai tujuan dari demokrasi itu sendiri. Saran tersebut anatara lain:
Pertama, apa yang menjadi kekurangan dan sejarah kelam bagi pelaksanaan demokrasi
Indonesia dimasa lalu hendaknya menjadi pembelajaran dan tidak diulang kembali. Kedua,
hendaknya masyarakat tidak terlalu eksklusif atau ekstrim dalam memandang perbedaan
keyakinan, agama, adat istiadat, perbedaan politik, dan lain sebagainya. Sebab, perbedaan-
perbedaan itu adalah bagian dari demokrasi. Ketiga, Sebaiknya bagi semua warga
negara/masyarakat, dalam pelaksanaan demokrasi, benar-benar menyuarakan isi hatinya jangan
hanya karena iming-iming hadiah berupa materi sehingga lupa apa yang seharusnya disuarakan.
dan Keempat, Bagi para elit politik dan pemerintah, kiranya kehidupan rakyat lebih diperhatikan,
jangan justru bekerjasama untuk membodohi dan menipu rakyat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Hendro. Pengertian Demokrasi. 9 Mei 2017.


https://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-demokrasi/
Putra, Handika. Unsur-Unsur Pemerintahan Yang Demokratis. 9 Mei 2017.
http://handikap60.blogspot.co.id/2013/01/unsur-unsur-pemerintahan-yang-demokratis.html
Nurtina. Makalah Pkn Tentang Demokrasi Indonesia. 9 Mei 2017.
https://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-indonesia/
Anggraini, Diah. Kewarganegaraan Pt 2 Nilai-Nilai. 9 Mei 2017.
http://www.catatansandk.net/2016/05/kewarganegaraan-pt-2-nilai-nilai.html
Annisa, Berenda. Demokrasi Dan Nilai-Nilai Demokrasi. 9 Mei 2017.
http://berendaannisa.blogspot.co.id/2012/07/demokrasi-dan-nilai-nilai-demokrasi.html
Saputra, Andri. Demokrasi. 9 Mei 2017.
http://andrijrsta.blogspot.co.id/2012/04/demokrasi.html
Beni. Prinsip dan Parameter Demokrasi. 13 Mei 2017.
http://milikbeni.blogspot.co.id/2010/05/prinsip-dan-parameter-demokrasi.html
Wikipedia. Sistem Presidensial. 9 Mei 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_presidensial
Artikelsiana. Demokrasi Pengertian Ciri-Ciri Macam. 9 Mei 2017.
http://www.artikelsiana.com/2015/08/demokrasi-pengertian-ciri-ciri-macam.html
Sistempemerintahannegaraindonesia. Pengertian Demokrasi Dan Jenis-Jenis Demokrasi. 9 Mei
2017.
http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-demokrasi-dan-jenis-
jenis.html
Rinaldi, Wilanda. Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan. 9 Mei 2017.
http://grafirehell.blogspot.co.id/2011/04/demokrasi-sebagai-bentuk-pemerintahan.html
Latifiarni, Khilma. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia. 9 Mei 2017.
https://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-1/ilmu-kewarganegaraan/perkembangan-
demokrasi-di-indonesia/
Adi Wibawa, Wigih. Penjabaran Demokrasi Menurut UUD 1945 Dalam Sistem Ketatanegaraan
Indonesia. 9 Mei 2017.
http://wiare.blogspot.co.id/2013/02/penjabaran-demokrasi-menurut-uud-1945.html
Putri Savira, Virgian. Demokrasi (Materi Dan Contoh Kasus). 9 Mei 2017.
https://virgiantputrisavira.wordpress.com/2014/03/09/220/
Irwan Ariefyanto, Muhammad. Hari Ini Di 1998, Empat Mahasiswa Trisakti Ditembak. 9 Mei
2017.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/05/12/mmnxc5-hari-ini-di-1998-empat-
mahasiswa-trisakti-ditembak

22

Anda mungkin juga menyukai