Anda di halaman 1dari 24

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

LEMBAGA PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK

Didukung

Gedung Bursa Efek Indonesia , Tower


II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-
53, Jakarta Selatan 12190 | Telp (021)
515 0 515 ext. 8102, 8103
www.ticmi.co.id
Modul WPPE | MPE

DAFTAR ISI

LEMBAGA PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK 1X

I. OVERVIEW INDONESIA SIPF 1X

II. POSITIONING INDONESIA SIPF 4X

III. NILAI BUDAYA INDONESIA SIPF 4X

IV. PEMODAL 5X

V. EFEK YANG DILINDUNGI 5X

VI. ANGGOTA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL 6X

VII. BREAKTHROUGH 2015 6X

VIII. PENANGANAN KLAIM DAN SUBROGASI 7X


Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 i
Modul WPPE | MPE

LEMBAGA PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK

OVERVIEW INDONESIA SIPF

Tim Studi yang dibentuk oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau
Bapepam-LK (sekarang telah menjadi Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disebut
OJK) pada tahun 2007 telah melakukan kajian mengenai Pembentukan Dana Proteksi
Pemodal di Pasar Modal Indonesia. Tim Studi tersebut merekomendasikan untuk dapat
mempertimbangkan pembentukan Dana Proteksi Pemodal dalam industri Pasar Modal
Indonesia dengan membangun infrastruktur secara memadai yang antara lain meliputi
peraturan dan kesiapan para pelaku Pasar Modal.

Pada tahun 2010, Kementerian Keuangan menuangkan rencana pembentukan program


tersebut dalam Master Plan Pasar Modal Dan Industri Keuangan Non Bank 2010-2014 pada
Strategi 5, Program 2 mengenai Pembentukan Dana Perlindungan Pemodal. Menyadari
pentingnya Dana Perlindungan Pemodal sebagai skema perlindungan Pemodal, OJK
mengeluarkan kebijakan mengenai pembentukan Dana Perlindungan Pemodal dengan
menyediakan dasar hukum bagi pembentukan dan kegiatan operasionalnya.

Dalam kurun waktu sejak 2010 hingga 2012, telah dilakukan kelanjutan riset untuk
mempersiapkan Pembentukan Dana Perlindungan Pemodal oleh Tim PT Bursa Efek
Indonesia mengenai Kelayakan Pembentukan Dana Perlindungan Pemodal. Selanjutnya
pada 23 September 2012, Technical Assistant dari Asian Development Bank (ADB) No.
7466 (INO) merekomendasikan pendirian Perusahaan atau Institusi baru sebagai wadah
Dana Perlindungan Pemodal.

Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dan kajian-kajian tersebut di atas, pada tanggal 7


Desember 2012, PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI)
didirikan sebagai perusahaan yang akan menyelenggarakan program Dana Perlindungan
Pemodal. Dengan program dan entitas yang telah dipersiapkan untuk membangun keamanan
dan kenyamanan dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia, selanjutnya OJK menerbitkan
Peraturan Nomor VI.A.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-715/BL/2012
tanggal 28 Desember 2012 tentang Dana Perlindungan Pemodal (DPP)

[Peraturan VI.A.4] serta Peraturan Nomor VI.A.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK
Nomor Kep-716/BL/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Penyelenggara

Dana Perlindungan Pemodal (PDPP) [Peraturan VI.A.5].

Dengan mengacu pada Peraturan VI.A.4 dan Peraturan VI.A.5 tersebut serta dengan
diterbitkannya Izin Usaha sebagai PDPP dari OJK melalui Surat Keputusan Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor Kep -43/D.04/2013 tanggal 11 September
2013 tentang Pemberian Izin Usaha Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal kepada
P3IEI atau yang dikenal juga dengan Indonesia Securities Investor Protection Fund
(Indonesia SIPF) secara resmi menjadi perusahaan yang memiliki kewenangan sebagai
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal (PDPP). Peresmian Indonesia SIPF
dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2013 oleh Ibu Nurhaida selaku Kepala Eksekutif
Pengawas Pasar Modal OJK dan mulai beroperasi secara penuh pada tanggal 1 Januari
2014.
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
1
Modul WPPE | MPE

Gambar 1. Struktur Perlindungan Pemodal di Indonesia

Dalam menjalankan tugasnya sebagai PDPP, P3IEI wajib paling sedikit memiliki 3 (tiga)
fungsi utama yaitu:

Fungsi Investasi

Menyusun dan melaksanakan rencana investasi atas DPP;

Mengawasi perkembangan investasi atas jumlah yang tidak akan digunakan segera dari
DPP;

Melakukan penyetoran hasil investasi DPP ke dalam DPP.

Fungsi Pembukuan dan Keuangan

Membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh transaksi


PDPP sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum;

Membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh transaksi dan
kegiatan sehubungan dengan DPP dan terpisah dari pencatatan dan pembukuan PDPP;
Memastikan bahwa pencatatan dan pembukuan tersebut terselenggara dan tersimpan
dengan baik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

Menyusun laporan keuangan PDPP sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum;

Melakukan kegiatan perbendaharaan, antara lain menerima dana dan memungut iuran
DPP dan mengeluarkan biaya yang terkait dengan DPP;

Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) dengan berpedoman pada
prinsip efisiensi pasar modal; dan

Apabila terdapat keragu-raguan atau perbedaan dalam pencatatan yang dilakukan oleh
PDPP dengan pihak lain, PDPP wajib mengadakan rekonsiliasi dengan pihak terkait
tersebut untuk memastikan akurasi pembukuan.

Fungsi Audit dan Kepatuhan

Memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta prosedur operasi


standar dan kode etik Penyelenggaraan DPP yang berlaku;

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


2
Modul WPPE | MPE

Memproses setiap pengaduan Pemodal dan masyarakat yang terkait dengan pelaksanaan
tanggung jawab PDPP; dan

Memastikan bahwa pegawai pengawasan internal dan kepatuhan memiliki akses ke


pembukuan setiap waktu.

P3IEI memiliki beberapa kewenangan terkait hal-hal sebagai berikut:


Mewakili DPP baik di dalam maupun di luar pengadilan;

Melakukan investasi atas DPP sesuai dengan Peraturan VI.A.4 tentang DPP, dengan
tujuan meningkatkan nilai DPP secara optimal dengan mempertimbangkan hasil dan
risiko investasi;

Memungut iuran dari Anggota DPP sebagaimana diatur dalam Peraturan VI.A.4 tentang
DPP;

Mewakili DPP untuk melaksanakan upaya pengembalian atau penggantian dana dari DPP
yang telah dibayarkan kepada Pemodal, dari Kustodian yang menyebabkan Aset Pemodal
dimaksud hilang;

Menerima dan memasukkan ke dalam harta kekayaan DPP atas:

Dana yang diperoleh DPP dari Kustodian sebagai pengganti dari Pemodal sebagai
pelaksanaan hak subrogasi;

Hasil investasi; dan/atau

Dana dan/atau aset dari sumber lain yang ditetapkan oleh OJK;
Membayar biaya-biaya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan DPP;

Menetapkan persyaratan, prosedur atau petunjuk teknis mengenai keanggotaan,


penanganan ganti rugi, dan kebijakan investasi DPP, dan hal lain yang berkaitan dengan
tugas PDPP, dengan ketentuan persyaratan, prosedur, atau petunjuk teknis dimaksud
termasuk perubahannya mulai berlaku setelah mendapatkan persetujuan dari OJK;

Mengusulkan kepada OJK jumlah maksimal klaim untuk setiap Pemodal dan/atau
keseluruhan Pemodal dalam 1 (satu) Kustodian dengan mempertimbangkan
rekomendasi komite klaim;

Melakukan pemeriksaan, verifikasi, dan membuat analisis dalam rangka pengambilan


keputusan menerima atau menolak pembayaran klaim Pemodal;

Menunjuk pihak ketiga untuk membantu proses pemeriksaan dan verifikasi klaim
Pemodal;

Meminta Kustodian dan Pemodal untuk memberikan kuasa dalam rangka mendapatkan
informasi dan dokumen yang diperlukan dalam rangka verifikasi klaim Pemodal, dengan
tetap memperhatikan ketentuan kerahasiaan sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku;

Melakukan pembayaran dan tindakan lainnya sehubungan dengan klaim Pemodal yang
telah dinyatakan sah untuk dibayarkan; dan

Memberikan masukan kepada OJK mengenai tahapan perlindungan, keanggotaan, dan


cakupan perlindungan berdasarkan kemampuan DPP dengan memperhatikan
kemampuan dan kebutuhan DPP.
Dalam menyelenggarakan dan mengelola Dana Perlindungan Pemodal, Penyelenggara
Dana Perlindungan Pemodal wajib:

memisahkan penyimpanan, pencatatan, dan pembukuan antara harta kekayaan


Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal dengan harta kekayaan Dana Perlindungan
Pemodal;

menyimpan Efek dalam rangka investasi Dana Perlindungan Pemodal sebagaimana


dimaksud dalam Peraturan VI.A.4 tentang Dana Perlindungan Pemodal pada Bank
Kustodian;

menempatkan uang tunai dari Dana Perlindungan Pemodal pada rekening bank dan/atau
tempat penyimpanan yang terpisah dari rekening operasional dan/atau

tempat penyimpanan uang tunai Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal;

membuat dan menyampaikan laporan yang mencakup kegiatan dan posisi keuangan
bulanan, laporan keuangan tengah tahunan dan laporan keuangan tahunan Dana
Perlindungan Pemodal kepada Bapepam dan LK; dan

menyediakan tempat penyimpanan yang aman atas harta kekayaan Dana Perlindungan
Pemodal.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


3
Modul WPPE | MPE

POSITIONING INDONESIA SIPF

P3IEI merupakan anak usaha dari Self Regulatory Organizations yaitu BEI, KPEI, dan KSEI.
Masing-masing SRO secara proportional memiliki 33,33% bagian saham P3IEI. Sebagai
bagian dari upaya mengembangkan Pasar Modal Indonesia, P3IEI tidak sendirian melainkan
terdapat dua perusahaan yang juga merupakan anak perusahaan SRO yaitu Indonesia Bond
Pricing Agency (IBPA) dan The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). IBPA merupakan
perusahaan yang memiliki wewenang untuk menetapkan harga wajar atas efek di Pasar Modal
Indonesia, sedangkan TICMI merupakan perusahaan yang menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan profesi Pasar Modal Indonesia.

Gambar 2. Posisi Indonesia SIPF di Pasar Modal Indonesia

III. NILAI BUDAYA INDONESIA SIPF

I SECURE
INTEGRITY
SERVICE EXCELLENCE

Integritas
Pelayanan Terbaik

Selalu menjaga perilaku dan bertindak


Senantiasa memberikan
pelayanan

konsisten sesuai dengan nilai-nilai serta


yang terbaik kepada para stakeholders.

memegang teguh prinsip dan kode etik

yang berlaku.

CUSTOMER FOCUS
RELIABLE

Fokus pada Pelanggan


Terpercaya

Fokus untuk melindungi investor di


Menjaga kepercayaan yang
diberikan

Pasar Modal Indonesia dan senantiasa


dengan memberikan pelayanan terbaik

membina hubungan baik dengan


dalam melindungi investor di Pasar

anggota Dana Perlindungan Pemodal.


Modal Indonesia.
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
4
Modul WPPE | MPE

IV. PEMODAL

Definisi Pemodal yang mendapatkan perlindungan dari P3IEI merupakan nasabah yang
menitipkan asetnya di Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening
Efek nasabah dan Bank Kustodian.

Aset Pemodal adalah efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek, dan/atau dana
milik Pemodal yang dititipkan pada Kustodian.

Aset Pemodal berupa Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek yang mendapat
perlindungan DPP adalah Efek dalam Penitipan Kolektif pada Kustodian yang dicatat dalam
Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI).

Aset Pemodal berupa dana yang mendapat perlindungan DPP adalah dana yang
dititipkan pada Kustodian yang dibukakan Rekening Dana Nasabah pada bank atas nama
masing-masing Pemodal.

Pemodal yang mendapatkan perlindungan DPP harus memenuhi syarat-syarat sebagai


berikut:

Menitipkan assetnya dan memiliki rekening efek pada kustodian.

Memiliki sub rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI).
Memiliki nomor tunggal identitas pemodal (SID).

Namun demikian, terdapat hal yang dapat menyebabkan pemodal dikecualikan dalam
pemberian ganti rugi, yaitu bilamana memenuhi salah satu kriteria berikut:

Pemodal yang terlibat atau menyebabkan aset pemodal di suatu Kustodian menjadi
hilang

Pemodal adalah pemegang saham pengendali, direktur, komisaris, atau pejabat satu
tingkat di bawah direktur dari Kustodian yang mengalami kehilangan aset

Pemodal merupakan afiliasi dari pihak-pihak pada butir-butir tersebut di atas.

EFEK YANG DILINDUNGI

Sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor: Kep-715/BL/2012, sejak 1 Januari


2014 sampai dengan 31 Desember 2015, DPP hanya memberikan ganti rugi kepada
Pemodal yang merupakan nasabah Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan
rekening Efek nasabah dan Anggota PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan jenis aset
yang dilindungi hanya saham. Per 1 Januari 2016, seiring dengan bergabung nya Bank
Kustodian menjadi anggota DPP, perlindungan DPP mencakup pemodal yang merupakan
nasabah Bank Kustodian, serta jenis aset yang dilindungi oleh DPP bertambah menjadi
dana dan efek (tidak hanya saham).

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL (DPP)

DPP adalah kumpulan dana yang dibentuk untuk melindungi Pemodal dari hilangnya Aset
Pemodal di Pasar Modal Indonesia. DPP bukan merupakan milik Pihak tertentu dan tidak
dipergunakan untuk keperluan apapun selain digunakan untuk memberikan ganti rugi
kepada Pemodal atas hilangnya Aset Pemodal, sebagaimana di atur dalam Peraturan
VI.A.4. Dana yang digunakan untuk membentuk DPP berasal dari:

kontribusi dana awal dari Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian;
iuran keanggotaan yang nilainya ditetapkan oleh Bapepam dan LK, yang terdiri dari iuran
keanggotaan awal dan iuran keanggotaan tahunan;

dana yang diperoleh Dana Perlindungan Pemodal dari Kustodian sebagai pengganti dari
Pemodal sebagai pelaksanaan hak subrogasi;

hasil investasi Dana Perlindungan Pemodal; dan

sumber lain yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK.

Kebijakan investasi DPP

Sebagaimana tercantum dalam peraturan VI.A.4, Harta kekayaan dari Dana


Perlindungan Pemodal hanya dapat diinvestasikan pada Surat Berharga Negara dan/atau
deposito pada bank yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia, investasi pada
instrumen lain hanya diperbolehkan setelah mendapatkan izin dari OJK.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


5
Modul WPPE | MPE
ndun Pemoda
gan l berhak
peng mendap
Pe elola atkan
ny an imbalan
el atas atas
en inves jasa
gg tasi sebesar
ar DPP 10%
a bersi (sepulu
D h h
an hasil persera
a inves tus)
Pe tasi. dari
rli pendap
atan
rk sud utusan
an den Bapepa
Van gan m-LK
I gk Kus Nomor:
. a todi KEP-
9 an 715/BL
A
Nda adal /2012
Gn ah tentan
G10 Per g Dana
OPe ant Perlind
T rat ara ungan
Aur Ped Pemod
an aga al,
DVI ng ditetap
A.A. Efek kan
N4, (PP bahwa:
Adis E)
eb yan PPE
Put g yang
ka men menga
E
R n gad dminist
ba mini rasikan
L
I h stra rekenin
Nwa sika g Efek
DKu n nasaba
Ust rek h wajib
Nod enin menjad
Gia g i
A n Efek Anggot
wa nas a DPP
N
jib aba sejak 1
Pm h, Januari
E en dan 2014;
Mja Ban dan
Odi k
DAn Kus Bank
Agg todi Kustodi
L ot an. an
a Sela wajib
DP njut menjad
B
P. nya i
e
Ya pad Anggot
r
ng a a DPP
d
di pas sejak 1
a
m al 2 Januari
s
ak Kep 2016.
a
S an dan dalian
e te den Interna
ti pa gan l
a t rek Perusa
p wa enin haan
A kt g Efek
n u Efek yang
g iur mili Melaku
g an k kan
o ke Kus Kegiata
t an todi n
a gg an; Usaha
Dot sebagai
P aa Me Peranta
P n mis ra
wse ahk Pedaga
a ju an ng
ji ml rek Efek;
b ah enin dan
mnil g
e ai dan Memilik
mya a i dan
e ng pad menera
n dit a pkan
u et Ban sistem
h ap k manaje
i ka unt men
k n uk risiko
e ol seti sebagai
t eh ap mana
e Ba Pem diatur
n pe odal dalam
t pa dan ketentu
u m- den an
a LK gan perund
n ; rek ang-
s enin undang
e Me g an di
b mi dan bidang
a sa a Pasar
g hk mili Modal
a an k yang
i re Kus berlaku
b ke todi .
e ni an
ring seb
k Ef agai Iuran
u ek ma Anggo
t pa na ta DPP
: da dim
Ku aks Bagi
Mst ud Peranta
e od dala ra
mia m Pedaga
b n Per ng Efek
a un atur yang
y tu an menga
a k No dminist
r se mor rasikan
p tia V.D.rekenin
ep 3 g Efek
n Pe tent nasaba
u m ang h mulai
h od Pen berlaku
d al gen
s .0 ggo abah
e 00 taa
j .0 n Bagi
a 00 tah Bank
k ,0 una Kustodi
10 n an
J (s seb mulai
a er esar berlaku
n at 0,0 sejak 1
u us 01 Januari
a jut % 2016
ria (sat dengan
2 ru u ketentu
0 pi per an:
1 ah sera
4 ) tus iuran
d un ribu keangg
e tu ) otaan
n k dari awal
gm sebesa
a asi rata r Rp
n ng - 100.00
k - rata 0.000,
e m bula 00
t asi nan (seratu
e ng tota s juta
n Pe l rupiah)
t ra nilai untuk
u nt Asetmasing
a ar Nas -
n a aba masing
: Pe h Bank
da tah Kustodi
i ga un an;
u ng seb dan
r Ef elu
a ek mnyiuran
n ya a keangg
k ng yan otaan
em g tahuna
a en ditit n
n ga ipka sebesa
gd n r
g mi pad 0,001
o nis a %
t tra Per (satu
a sik ant per
a an ara seratus
n re Ped ribu)
a ke aga dari
wni ng
a ng Efek rata-
l Ef yan rata
s ek g bulana
e na menn total
b sa gad nilai
e ba mini Aset
s h; stra Nasaba
a da sika h
rn n tahun
R rek sebelu
p iur enin mnya
1 an g yang
0 ke Efek dititipk
0 an nas
a A odal turan
n K adal OJK.
p T ah Hal ini
a H seb merupa
d R esar kan
a O Rp2 insentif
BU 5 bagi
aG juta DPP
. guna
nH
Pad lebih
k 20
a mening
K15
tahu katkan
u n keperca
s 201 yaan
t Pa 5, dan
o da bers keaman
d sa ama an
i at an berinve
a pe den stasi
n rta gan Pemoda
dm peri l di
i a ngat Pasar
k kal an Modal
a i diak Indones
li dil tifka ia.
d un nny Persero
e cu a an
rk kem merupa
n
an bali kan
g
ny burs salah
a
a a satu
n DP
Efek pelengk
j P Indo ap
u ya nesi dalam
mng a Industri
l se yan Pasar
a ca g ke Modal
h ra 38, di
s re Bata Indones
e sm s ia
l i Mak dengan
u m sim turut
r ula al serta
u i Gan dalam
h pa ti upaya
f da Rugi untuk
a 1 Aset mening
k Ja Pem katkan
nu odal keperca
t
ari ditin yaan
o
20 gkat pemoda
r 14
kan l dalam
ri, men berinve
s nil jadi stasi di
i ai Rp1 Pasar
k m 00 Modal
o ak juta Indones
. si per ia serta
m pem mening
al odal katkan
Vga yan Jumlah
I nti g Pemoda
I ru ditu l
gi ang sejalan
. pe
kan
Br dala
Rpe m
Em Pera
ate atih E | Edisi
Mri an 2016
Pel WPP 6
Modul WPPE | MPE

dengan Kampanye yang terus digalakkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang
didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Gerakan Yuk Nabung Saham.
Perlindungan Pemodal terkait hilangnya aset pemodal dan keamanan berinvestasi di
Pasar Modal merupakan suatu hal strategis yang selalu difokuskan oleh Pihak Otoritas
maupun Penyelenggara Pasar Modal.

VIII. PENANGANAN KLAIM DAN SUBROGASI

Sebagaimana di atur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor


18/SEOJK.04/2013 tentang Kriteria Pernyataan Tertulis Oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan Tata Cara Penentuan Nilai Aset Pemodal Yang Hilang Dalam Rangka
Penggunaan Dana Perlindungan Pemodal, PDPP melakukan kegiatan penanganan klaim
Pemodal yang mengalami kehilangan Aset Pemodal setelah OJK menerbitkan pernyataan
tertulis bahwa;

Terdapat kehilangan Aset Pemodal;

Kustodian tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikan Aset Pemodal yang hilang;
dan

Bagi Kustodian berupa PPE yang mengadministrasikan Efek dinyatakan tidak dapat
melanjutkan kegiatan usahanya dan dipertimbangkan izin usahanya dicabut oleh OJK;
atau

Bagi Bank Kustodian dinyatakan tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya sebagai
Bank Kustodian dan dipertimbangkan persetujuan Bank Umum sebagai Kustodian
dicabut oleh OJK.

Setelah keluarnya pernyataan tertulis dari OJK tersebut di atas, maka dalam waktu paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah menerima penetapan dari OJK, Direksi PDPP akan:

Mengumumkan ke masyarakat melalui surat kabar/media lainnya jika terjadi peristiwa


dimaksud di atas dan mengundang Pemodal terkait agar menyampaikan klaim kepada
PDPP dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pengumuman
dilakukan;

Mengusulkan pembentukan komite klaim kepada OJK; dan Membentuk tim verifikasi
klaim.

Komite Klaim dibentuk dengan ketentuan sebagai berikut:

Beranggotakan paling sedikit 7 (tujuh) orang yang terdiri dari:

Paling sedikit 2 (dua) orang Pejabat OJK;

Paling sedikit 3 (tiga) orang perwakilan Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;

Paling sedikit 1 (satu) orang direktur PDPP; dan

Paling sedikit 1 (satu) orang profesional di bidang Pasar Modal dan/atau perwakilan
lembaga perlindungan konsumen.

Susunan anggota Komite Klaim wajib mendapat persetujuan terlebih dahulu dari OJK.
Tugas dan fungsi Komite Klaim adalah:

Mengawasi dan memberikan pedoman mengenai pemeriksaan dan proses verifikasi klaim
Pemodal yang dilakukan tim verifikasi (dibentuk oleh Direksi PDPP)

b. Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDPP mengenai diterima atau ditolaknya


klaim atas kehilangan Aset Pemodal yang diajukan Pemodal terhadap DPP serta jumlah
pembayaran dalam hal klaim diterima; dan

Memberikan usulan kepada Direksi PDPP atas proporsi jumlah maksimal klaim yang
disetujui untuk setiap Pemodal dan untuk setiap Kustodian dalam hal aset DPP tidak
mencukupi.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


7
Modul WPPE | MPE

Gambar 3. Alur Klaim Pemodal

Ganti rugi sebagaimana dimaksud diberikan dalam bentuk dana sebesar nilai Aset
Pemodal yang hilang dan/atau sesuai dengan batasan paling tinggi untuk setiap Pemodal
dan setiap Kustodian yang ditetapkan oleh OJK. Ganti rugi atas nilai Aset Pemodal yang
hilang tidak mencakup nilai kerugian atas perkiraan nilai investasi masa datang.

P3IEI sebagai PDPP wajib melakukan upaya pengembalian dana dari DPP yang telah
dibayarkan kepada Pemodal dalam rangka pembayaran ganti rugi. Pengembalian DPP
tersebut merupakan pelaksanaan Hak Subrogasi dari pemodal yang mendapatkan ganti
rugi kepada P3IEI. Pelaksanaan Hak Subrogasi dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:

P3IEI menyusun rencana pelaksanaan Hak Subrogasi berdasarkan Formulir Perjanjian


Subrogasi dan/atau Surat Kuasa Klaim yang telah ditandatangani oleh Pemodal;

P3IEI mengirimkan Surat Pemberitahuan dan Permintaan pengembalian DPP kepada


anggota DPP yang terlibat dalam peristiwa kehilangan Aset Pemodal;

Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah Surat Pemberitahuan dan Permintaan
Pengembalian DPP disampaikan, anggota DPP wajib mengembalikan seluruh dana ganti
rugi yang telah dibayarkan oleh DPP kepada Pemodal ditambah biaya yang telah
dikeluarkan PDPP;

Apabila dalam jangka waktu tersebut, anggota DPP tidak menanggapi dan/atau menolak
untuk mengembalikan DPP, P3IEI akan mengirimkan surat peringatan kepada anggota
DPP;
Apabila dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Peringatan, Anggota DPP
tidak menanggapi dan/atau menolak untuk mengembalikan DPP, maka akan dilakukan
proses litigasi oleh P3IEI; dan

Apabila setelah dilaksanakan proses litigasi, dimana anggota DPP diwajibkan untuk
mengembalikan DPP berdasarkan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap, anggota DPP tetap tidak mengembalikan DPP, maka P3IEI akan mengajukan Surat
Usulan untuk memailitkan Anggota DPP kepada OJK.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


8

Anda mungkin juga menyukai