Anda di halaman 1dari 12

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN

( KONTRAK )

ANTARA

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS

DENGAN

CV. ...............................

Nomor : 050 / / 2017

Pada hari ini . tanggal . bulan .. tahun .......... (tgl-bln-tahun)


bertempat di Purwokerto, yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : Ir. AKHMAD TAUFIK


NIP : 19630621 199202 1 003
Jabatan : Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Banyumas selaku Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
.................................pekerjaan......................................................
Alamat : Jl. Jend. Gatot Subroto III-5 Purwokerto Telp. (0281) 637038

Dalam hal ini bertindak di dalam jabatan tersebut dan oleh karena itu bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah Kabupaten Banyumas cq Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Banyumas, selaku pengguna jasa, selanjutnya disebut :

===========PIHAK PERTAMA==========

2. Nama : ...............................
Jabatan : Direktur CV. ...............................
Alamat : ....................................................

Dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas
nama CV. ..............................., berdasarkan Akta Pendiri ..................., Nomor ...... Tanggal
. dan Akta Perubahan ., Nomor .. tanggal sesuai
Surat Pernyataan Kesanggupan Nomor : .. tanggal .. selaku penyedia jasa,
selanjutnya disebut :

=============PIHAK KEDUA============

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah pemilik Kegiatan ............................................. pekerjaan
..................................................................................................
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah pemenang lelang Kegiatan .............................................
pekerjaan ..................................................................................................
3. Bahwa Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan berdasarkan :
(a) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 56 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Banyumas);
Kontrak TA. 17 halaman ke 1 / 9 paraf

..................................................................................................
(b) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 20 Tahun 2016 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banyumas Tahun Anggaran 2017 (Lembaran
Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 3 Seri A) Tanggal 30 Desember 2016;
(c) Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas Nomor 050/027/2017
tanggal 3 Januari 2017 tentang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten BanyumasTahun Anggaran 2017;
(d) Surat Penunjukan Penyedia Barang / Jasa
Nomor : 602.1/............/2017
Tanggal : .

Kedua belah pihak telah sepakat mengadakan ikatan kontrak untuk melaksanakan Kegiatan
................................ pekerjaan ................................................................................... sesuai
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam kontrak sebagai berikut :

PASAL 1
TUJUAN KONTRAK

Tujuan Kontrak ini ialah bahwa PIHAK KEDUA harus dan wajib melaksanakan, menyelesaikan
dan memelihara Kegiatan ................................................ pekerjaan
........................................................................, baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan Dokumen Kontrak.

PASAL 2
DOKUMEN KONTRAK

Dokumen Kontrak ini terdiri dari dokumen-dokumen yang mempunyai kekuatan hukum sesuai
dengan urutan sebagai berikut :

(1). Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak)


(2). Lampiran lampiran :
a. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;
b. Syarat-syarat khusus kontrak
c. Syarat-syarat umum kontrak
d. Spesifikasi Teknis;
e. Gambar Teknis;
f. Jaminan Pelaksanaan;
g. Pengumuman Pelelangan;
h. Berita Acara Aanwijzing / Adendum Dokumen Pelelangan;
i. Berita Acara Pemasukan dan Pembukaan Penawaran;
j. Berita Acara Hasil Evaluasi Penawaran;
k. Usulan Penyedia Barang/Jasa;
l. Penetapan Penyedia Barang / Jasa;
m. Pengumuman Pemenang Penyedia Barang / Jasa;
n. Surat Penunjukan Penyedia Barang / Jasa;
o. Surat Pernyataan Kesanggupan

Semua Dokumen tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan setiap pasal
harus diartikan sedemikian sehingga satu dengan yang lain adalah sejalan dan saling
menunjang.

Kontrak TA. 17 halaman ke 2 / 9 paraf

..................................................................................................
PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan, diselesaikan dan dipelihara oleh PIHAK KEDUA sesuai
dengan Dokumen Kontrak, adalah Kegiatan ....................................... pekerjaan
.................................................................................................. dengan panjang ........ Km lebar
......... M sesuai dengan daftar kuantitas dan harga serta gambar terlampir.

PASAL 4
HARGA KONTRAK

(1). Harga Kontrak, termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPn) yang diperoleh dari Perkiraan
Kuantitas Pekerjaan dan Harga Satuan Pekerjaan seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp. ........................ (........................................).

NILAI KONTRAK : Rp. .................................


(.................................................................).

NILAI FISIK : Rp.


().

PPn 10 % : Rp. ..
().

(2). Harga Kontrak sesuai dengan pasal 4 ayat (1) didasarkan atas Harga Satuan Tetap
(Fixed Unit Price) dengan Harga Kontrak Tetap yang perinciannya tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga sebagaimana terlampir.

(3). Di dalam harga Kontrak tersebut pasal 4 ayat (1) sudah termasuk bea, retribusi dan
pungutan resmi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Harga Kontrak ini dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kegiatan
..................................pekerjaan.......................................................................................)
Kode Rekening .

PASAL 5
JANGKA WAKTU KONTRAK

(1) Jangka Waktu Kontrak terdiri dari Jangka Waktu Pelaksanaan dan Jangka Waktu
Pemeliharaan.

(2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah .. (..) hari kalender


terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja dan berakhir sampai dengan
Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).

(3) Jangka waktu pemeliharaan adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender, terhitung
sejak Serah Terima Pertama Pekerjaan. Apabila sampai batas akhir masa pemeliharaan
PIHAK KEDUA belum bisa menyelesaikan perbaikan / penyempurnaan pekerjaan di
lapangan, masa pemeliharaan dapat diperpanjang dengan memperpanjang masa
berlakunya jaminan pemeliharaan, selambat-lambatnya diajukan 14 (empat belas) hari
sebelum masa pemeliharaan berakhir.

Kontrak TA. 17 halaman ke 3 / 9 paraf

..................................................................................................
(4) Setelah Jangka Waktu Pemeliharaan berakhir, PIHAK KEDUA mengajukan secara
tertulis Serah Terima Pekerjaan Kedua dan PIHAK PERTAMA menerbitkan Berita Acara
Serah Terima Kedua Pekerjaan (Terakhir).

PASAL 6
JAMINAN PELAKSANAAN

(1). Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus dijamin dengan suatu Jaminan Pelaksanaan berupa
Jaminan yang dikeluarkan oleh Bank, yang harus sudah diserahkan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA sebelum penandatanganan kontrak dan berlaku sampai dengan
serah terima pertama pekerjaan (PHO).

(2). Besarnya Jaminan Pelaksanaan adalah 5% (lima persen) dari harga kontrak atau sebesar
Rp. (..).

PASAL 7
ASURANSI TENAGA KERJA

Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus dijamin dengan suatu asuransi tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh Lembaga asuransi dan harus sudah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA sebelum penandatanganan kontrak.

PASAL 8
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN

(1) Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
(2) Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan oleh Pengawas Pekerjaan.
(3) PIHAK KEDUA harus melaksanakan perintah-perintah dan petunjuk-petunjuk dari Pejabat
Pembuat Komitmen, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pengawas Pekerjaan untuk
melaksanakan pekerjaan berdasarkan Dokumen Kontrak.

(4) Lingkup pengawasan pekerjaan meliputi antara lain :


a. Metode Kerja;
b. Kuantitas dan kualitas bahan dan pekerjaan.
c. Ketepatan ukuran / dimensi.
d. Kelengkapan administrasi;
(5) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan.

PASAL 9
SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN

(1). Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK dibantu Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
(2). Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia jasa. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat
hasil pekerjaan, penyedia jasa wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.

Kontrak TA. 17 halaman ke 4 / 9 paraf

..................................................................................................
(3). PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan diterima oleh Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.

PASAL 10
CARA PEMBAYARAN

(1) Semua pembayaran dilakukan melalui Badan Keuangan Daerah Kabupaten Banyumas
langsung masuk ke Rekening No. Rekening . atas nama
CV. ................................
(2) Uang Muka
a. uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil, pembayaran uang
tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. Besaran uang muka setinggi-tingginya ......% (..........) dan dibayar setelah penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima;
c. Penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara tertulis
kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai Kontrak;
d. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan, atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
e. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional
pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus perseratus).

(3) Prestasi Pekerjaan.


a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan dilakukan dengan sistem Sertifikat Bulanan
(Monthly Certificate).
b. Pembayaran untuk hasil pelaksanaan kegiatan dilaksanakan berdasarkan jumlah
prestasi dilampiri Berita Acara Pemeriksanaan Prestasi Pekerjaan oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan.
c. Setiap pembayaran harus diperhitungkan pengembalian uang muka sebesar ....%
(............) dari jumlah tagihan pembayaran.
d. Pada saat Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO) PIHAK
KEDUA dapat mencairkan uang retensi dan mengganti dengan Surat Jaminan
pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen) dari Harga Kontrak atau sebesar
Rp. . (..) yang diterbitkan oleh Bank atau Perusahaan
Asuransi yang mempunyai Program Asuransi Kerugian (Surety Bond) yang telah
direasuransikan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan
masa berlaku Jaminan Pemeliharaan dari mulai Penyerahan Pertama sampai dengan
14 (empat belas) hari setelah masa pemeliharaan selesai.
e. Pada saat pengajuan pembayaran terakhir, PIHAK KEDUA harus melampirkan Surat
Pernyataan tidak mempunyai tanggungan pembayaran kepada Pihak lain.

PASAL 11
PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI

PIHAK KEDUA didalam melaksanakan pekerjaan ini berkewajiban menggunakan produksi


dalam negeri, baik berupa barang maupun jasa. Apabila berdasarkan penelitian pendahuluan
yang seksama, kemudian ternyata bahwa sebagian dari bahan untuk menghasilkan produksi
Kontrak TA. 17 halaman ke 5 / 9 paraf

..................................................................................................
yang dibutuhkan dimaksud harus berasal dari Impor, maka wajib dipilih barang produksi dalam
negeri yang komponen impornya paling kecil.

PASAL 12
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG

(1). Apabila dijumpai perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen
kontrak maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dapat melakukan perubahan kontrak
dengan menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan.
(2). Pekerjaan tambah / kurang hanya dianggap sah apabila ada perintah PIHAK PERTAMA
secara tertulis.
(3). Bagi pekerjaan tambah yang merupakan jenis pekerjaan baru, yang belum tercantum
dalam dokumen kontrak ini, maka harga satuan ditetapkan pada saat Perintah Pekerjaan
Tambah diberikan.
(4). Pekerjaan tambah / kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu
penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan PIHAK PERTAMA secara tertulis.

PASAL 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(1). PIHAK KEDUA dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian dan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan apabila terjadi keadaan yang memaksa
(Force Majeure).
(2). Keadaan Memaksa (Force Majeure) yang dimaksudkan pada ayat (1) pasal ini adalah
a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir
b. Adanya perang, kerusuhan, revolusi, pemogokan, kebakaran, gangguan industri lainnya
yang mengakibatkan kerusakan pekerjaan / menghambat pelaksanaan pekerjaan.
c. Adanya Kondisi alam yang tidak memungkinkan (force majeure absolute).
d. Adanya peristiwa peristiwa di atas, diajukan oleh PIHAK KEDUA dan disetujui oleh
PIHAK PERTAMA.
(3) Apabila terjadi salah satu keadaan memaksa seperti tersebut ayat (2) pasal ini, maka
PIHAK KEDUA harus segera memberitahu dan merundingkan dengan PIHAK PERTAMA
tentang tindakan-tindakan pencegahan untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut dan
apabila PIHAK PERTAMA tidak mungkin dihubungi maka PIHAK KEDUA harus segera
mengambil tindakan penanggulangannya.
(4) Biaya-biaya untuk pelaksanaan pengamanan dan tindakan-tindakan yang dimaksud dalam
ayat (2) ) pasal ini akan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA kecuali :
a. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pengamanan yang seharusnya dapat dilakukan.
b. PIHAK KEDUA lalai untuk segera memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara
tertulis tentang kejadian-kejadian yang dimaksud dalam pasal 12 ayat (1) dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak kejadian.

Kontrak TA. 17 halaman ke 6 / 9 paraf

..................................................................................................
PASAL 14
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

(1). PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dengan alasan yang layak dan
dilengkapi dengan dokumen pendukung.
(2). PIHAK PERTAMA menerima atau menolak permohonan perpanjangan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan dari PIHAK KEDUA berdasarkan atas hasil penelitian dan
pertimbangan terhadap alasan yang disampaikan.
(3). Permohonan tertulis perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan harus
disampaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum batas waktu
pelaksanaan berakhir.
(4). Jawaban tertulis penolakan atau persetujuan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan akan disampaikan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterimanya permohonan tertulis dari PIHAK KEDUA.
(5). Keadaan yang dianggap layak dan menyebabkan terlambatnya pelaksanaan pekerjaan
sehingga memerlukan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan antara lain :
a. Adanya keterlambatan yang disebabkan oleh PIHAK PERTAMA.
b. Adanya keadaan memaksa (force majure) yang dinyatakan oleh pejabat yang
berwenang.
c. Adanya keadaan lain yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

(6). Apabila terjadi perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan maka harus segera
diadakan perubahan addendum kontrak tentang perubahan jangka waktu pelaksanaan
tersebut dan perpanjangan jangka waktu berlakunya surat jaminan uang muka dan surat
jaminan pelaksanaan.

Pasal 15
KONTRAK KRITIS
(1) Kontrak dinyatakan kritis apabila :
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih dari 15% dari rencana.
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih dari 10% dari rencana.

(2) Kontrak dinyatakan kritis apabila :


a. Rapat pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
menerbitkan surat peringatan kesatu kepada PIHAK KEDUA dan selanjutnya
menyelenggarakan rapat pembuktian/show cause meeting.
2) Dalam rapat pembuktian/show cause meeting Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Pengawas Pekerjaandan, Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan (PPHP)dan PIHAK KEDUA membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh PIHAK KEDUA dalam periode waktu
tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam berita acara rapat
pembuktian/showcause meeting tingkat proyek.
3) Apabila PIHAK KEDUA gagal pada uji coba pertama, maka harus diberikan surat
peringatan kedua untuk diselenggarakan rapat pembuktian/show cause meeting
tingkat atasan langsung yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik

Kontrak TA. 17 halaman ke 7 / 9 paraf

..................................................................................................
yang harus dicapai oleh PIHAK KEDUA dalam periode waktu tertentu (uji coba
kedua) yang dituangkan dalam berita acara rapat pembuktian/show cause meeting
tingkat atasan langsung.
4) Apabila PIHAK KEDUA gagal pada uji coba kedua, maka harus diberikan surat
peringatan ketiga.
5) Apabila pada peringatan ketiga masih gagal, maka PIHAK KESATU dapat
menyelesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak atau memutuskan
kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang
Undang Hukum Perdata.
b. Kesepakatan tiga pihak
1) PIHAK KEDUA masih bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan sesuai ketentuan
kontrak.
2) PIHAK KESATU menetapkan pihak ketiga sebagai penyedia jasa yang akan
menyelesaikan sisa pekerjaan atau atas usulan PIHAK KEDUA.
3) PIHAK KETIGA melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan total harga
kontrak. Dalam hal pihak ketiga mengusulkan total harga kontrak yang lebih tinggi
dari total harga kontrak awal, maka selisih harga menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
4) Pembayaran kepada pihak ketiga dapat dilaksanakan secara langsung.
5) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara dan menjadi dasar
pembuatan amandemen kontrak.
Kontrak kritis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku apabila keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh PIHAK KESATU atau pihak-pihak yang berkaitan
dengan PIHAK KESATU.

PASAL 16
PENYERAHAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN

(1). Pekerjaan yang telah diterima PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya tidak dapat
diborongkan lagi (di sub kontrak kan) kepada PIHAK KETIGA atau diserahkan kepada
pihak lain. Pengecualian dapat dilaksanakan atas seijin PIHAK PERTAMA dalam hal :
a. Suatu bagian pekerjaan yang tidak termasuk bidang usaha / keahlian PIHAK KEDUA
dapat diborongkan kepada PIHAK KETIGA setelah terlebih dahulu mendapat
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
b. Pemberian / penyerahan bagian pekerjaan, yang bukan merupakan pekerjaan ini,
setelah mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.

(2). Untuk pengecualian termasuk dalam ayat (1) pasal ini berlaku ketentuan :
a. Tidak terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena tindakan tersebut;
b. PIHAK KEDUA tetap bertanggung jawab atas segala pekerjaan dan tindakan yang
dilaksanakan oleh PIHAK KETIGA.
(3). Apabila terdapat kepastian bahwa PIHAK KEDUA memborongkan kembali dan atau
menyerahkan pekerjaan tersebut kepada PIHAK KETIGA tanpa seijin PIHAK PERTAMA,
maka PIHAK PERTAMA memberikan peringatan secara tertulis, seperti diatur pada pasal
15, kepada PIHAK KEDUA untuk mengembalikan keadaan sesuai dengan Surat Perjanjian
Pemborongan ini.

Kontrak TA. 17 halaman ke 8 / 9 paraf

..................................................................................................
PASAL 17
SANKSI DAN DENDA

(1). Apabila PIHAK KEDUA terbukti lalai atau bahwa pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen kontrak antara lain
Bahan, Peralatan, Personil, Administrasi, Metode dan Manajemen Pelaksanaan yang
mengakibatkan penyimpangan mutu pekerjaan, waktu pelaksanaan dan administrasi
kontrak maka PIHAK PERTAMA dapat melakukan :
a. Memberikan teguran tertulis / peringatan tertulis.
b. Menangguhkan pembayaran.
c. Memberikan perintah pembongkaran / penggantian.
d. Penghentian pekerjaan dan menunjuk Penyedia Jasa lain untuk menyelesaikan sisa
pekerjaan atas beban biaya PIHAK KEDUA.
e. Pemutusan Kontrak.
f. Mengenakan denda untuk setiap hari keterlambatan pelaksanaan sebesar :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang belum dikerjakan,
apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi; atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak, apabila bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan belum berfungsi.
3) Besarnya denda dari harga kontrak atau sisa harga bagian kontrak di hitung
sejak berakhirnya kontrak sampai serah terima pertama pekerjaan (PHO).
g. Pencairan jaminan pelaksanaan.
h. Memasukan ke dalam daftar hitam rekanan.
(2). Peringatan tertulis seperti pada ayat (1) pasal ini dapat diberikan maksimal 3 kali berturut-
turut dengan selang waktu 1 minggu.

(3). Apabila PIHAK KEDUA dengan sengaja tidak mengindahkan atau melaksanakan teguran /
peringatan tertulis seperti pada ayat (1) dan (2) di atas, maka PIHAK PERTAMA dapat
mencabut sebagian atau seluruh pekerjaan atau membatalkan Surat Perjanjian
Pemborongan ini dan dapat menyita Jaminan Pelaksanaan.

(4). Apabila PIHAK KEDUA secara sepihak memutuskan Surat Perjanjian Pemborongan ini
tanpa alasan yang dapat diterima PIHAK PERTAMA, maka atas tindakan sepihak tersebut
PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 5 % dari Harga Kontrak.
(5). Apabila PIHAK KEDUA telah melebihi batas waktu yang telah ditentukan untuk memenuhi
pekerjaan seperti tersebut pada Pasal 5 ayat (1) Surat Perjanjian Pemborongan ini, masih
belum tampak kegiatannya tanpa alasan-alasan yang dapat diterima, PIHAK PERTAMA
dapat membatalkan semua perjanjian yang telah dibuat tanpa tuntutan apapun dari PIHAK
KEDUA, dan jaminan pelaksanaan dapat disita PIHAK PERTAMA.
(6). Keterlambatan pekerjaan dan atau keterlambatan pembayaran yang semata-mata karena
kesalahan atau kelalaian PIHAK PERTAMA (pengguna jasa) maka PIHAK KEDUA
(penyedia jasa) dapat melakukan penuntutan ganti rugi yang besarnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(7). Apabila dalam Masa Pemeliharaan PIHAK KEDUA tidak melaksanakan perbaikan, maka
diberikan peringatan tertulis maksimal 3 kali berturut-turut dengan selang waktu 1 minggu.
(8). Apabila PIHAK KEDUA dengan sengaja tidak mengindahkan atau melaksanakan teguran /
peringatan tertulis seperti pada ayat (7) diatas, maka PIHAK PERTAMA dapat menyita /
mencairkan Jaminan Pelaksanaan / Jaminan Pemeliharaan untuk perbaikan tersebut.
(9). Apabila dikemudian hari ditemukan oleh Pengawas Fungsional Intern maupun Ekstern
adanya kekurangan pekerjaan, baik kuantitas maupun kualitas yang tidak diketahui
sebelumnya dan merupakan kesalahan/kelalaian PIHAK KEDUA, maka masih tetap
Kontrak TA. 17 halaman ke 9 / 9 paraf

..................................................................................................
menjaditanggungjawab PIHAK KEDUA untuk memenuhi kekurangan pekerjaan tersebut
sesuai ketentuan yang berlaku.

PASAL 18
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK

(1). Penghentian kontrak dapat dilakukan bilamana terjadi hal-hal diluar kekuasaan kedua belah
pihak untuk melaksanakan kewajiban yang ditentukan dalam kontrak, yang disebabkan
oleh timbulnya perang, pemberontakan, perang saudara, sepanjang kejadian tersebut
berkaitan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kekacauan dan huru hara serta
bencana alam yang dinyatakan resmi oleh Pemerintah.

(2). Apabila terbukti ada indikasi KKN yang dilakukan oleh para penyedia jasa sehingga terjadi
pemutusan kontrak kerja, maka segala hal yang ditimbulkan sebagai akibat dari pemutusan
kontrak tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
(3). Pemutusan kontrak dapat dilakukan bilamana para pihak wan prestasi atau cidera janji dan
atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya yaitu :
a. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kelalaian penyedia jasa akan dikenakan
sanksi berupa :
a.1. Jaminan pelaksanaan menjadi milik Negara
a.2. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia jasa
a.3. Membayar denda dan ganti rugi pada Negara
a.4. Pengenaan daftar hitam rekanan selama 2 (dua) tahun.

b. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kelalaian pengguna jasa akan dikenakan
sanksi berupa kewajiban mengganti kerugian yang menimpa penyedia jasa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4). Kontrak batal demi hukum apabila para pihak terbukti melakukan kolusi kecurangan dan
atau tindak pidana korupsi.

PASAL 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1). Apabila terjadi perselisihan kedua belah pihak sehubungan dengan kontrak ini, maka pada
dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat.
(2). Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian maka kedua
belah pihak sepakat untuk memilih kedudukan hukum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri
Purwokerto.

PASAL 20
KETENTUAN PENUTUP

(1). Dengan ditanda tanganinya Surat Perjanjian Pemborongan ini oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA, semua peraturan yang berlaku baik bersifat regional maupun nasional dan
seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian ini dan seluruh ketentuan di
dalam dokumen-dokumen yang merupakan kesatuan serta bagian yang tak terpisahkan
dengan perjanjian ini termasuk segala sanksinya, mempunyai kekuatan mengikat dan

Kontrak TA. 17 halaman ke 10 / 9 paraf

..................................................................................................
berlaku sebagai undang-undang bagi kedua belah pihak, berdasarkan ketentuan dalam
Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
(2). Yang dimaksud dengan dokumen-dokumen tersebut ayat (1) Pasal ini adalah dokumen-
dokumen sebagaimana tercantum pada Pasal 2 Surat Perjanjian Pemborongan ini selama
dan sesudah kontrak ini berlaku.
(3). Dengan dan karena ketentuan-ketentuan ayat (1) dan (2) Pasal ini, maka ketentuan pada
pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak diberlakukan lagi dalam Kontrak ini
apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban menurut kontrak.
Kontrak, beserta lampiran-lampirannya yang merupakan bagian tak terpisahkan, dibuat asli
dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta tembusannya
rangkap 7 (tujuh).

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

............................... Ir. AKHMAD TAUFIK


Direktur NIP.19630621 199202 1 003

MENGETAHUI :
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN BANYUMAS
SELAKU PENGGUNA ANGGARAN

Dr. Ir. IRAWADI, CES


NIP. 19640418 199103 1 007

Tembusan :
Ganda ke 3 : Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Banyumas;
Ganda ke 4 : Kepala Inspektorat Kab. Banyumas
Ganda ke 5 : Kepala Badan Keuangan Daerah Kab. Banyumas;
Ganda ke 6 : Bendahara Pengeluaran Dinas Pekerjaan Umum Kab. Banyumas;
Ganda ke 7 : Kepala Bagian Pembangunan Setda Kab. Banyumas
Ganda ke 8 : Panitia Penerima Hasil Pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Banyumas
Ganda ke 9 : Arsip.

Kontrak TA. 17 halaman ke 11 / 9 paraf

..................................................................................................
Kontrak TA. 17 halaman ke 12 / 9 paraf

..................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai