Anda di halaman 1dari 12

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI

SEMARANG

MAKANAN MINUMAN
DAN OBAT-OBATAN
SERTA KOSMETIK
HALALAN THOYYIBAN
Disusun oleh :
1. Ken Afif Mahendra (1041611086)
2. Khaerul Umam (1041611087)
3. Khalida Riyant (1041611088)
4. Khoirul Abdissabbach (1041611089)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga penyusunan makalah MMOK Halalan Thoyyibanselesai tepat pada
waktunya.Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam serta
untuk menambah pengetahuan bagi pembacanya.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, karena
dengan diutusnya beliau ke permukaan bumi ini telah membawa rahmat bagi sekalian
alam.
Walaupun penulis telah berusaha sesuai kemampuan penulis, namun penulis
meyakini bahwa manusia itu tidak lepas dari yang namanya kesalahan. Seandainya saja
dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan, maka itulah bagian dari kelemahan
penulis. Mudah- mudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran
kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca
yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Untuk itu penulis selalu
menantikan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah
ini.

Semarang, September 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................4
BAB III PENUTUP .........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut M. Quarish Shihab, makanan adalah pemelihara kehidupan. Semua
makhluk hidup yang diciptakan Allah di muka bumi baik itu manusia, binatang maupun
tumbuhan mutlak memerlukannya. Hal ini memenjadikan mengkonsumsi makanan
adalah sebuah keperluan. Alam telah tersedia berbagai macam bahan makanan untuk
dikonsumsi manusia. Namun terlepas dari hal tersebut, Allah telah mengatur apa yang
halal dan yang haram untuk manusia. Tujuannya sendiri merupakan ujian ketaqwaan
kita terhadap Allah yang pada akhirnya untuk kebaikan manusia itu sendiri.
Mengkonsumsi sesuatu yang halalan thayyiban merupakan salah satu ciri dari
orang yang bertaqwa. Hal tersebut bisa kita mengerti bahwa perintah mengkonsumsi
makanan yang halalan thayyiban dilanjutkan dengan perintah untuk bertaqwa. Ini
menandakan akan pentingnya perhatian Islam terhadap halal dan thayyib-nya sesuatu
sebelum dikonsumsi atau digunakan. Menurut M. Quarish Shihab, makanan adalah
pemelihara kehidupan. Semua makhluk hidup yang diciptakan Allah di muka bumi baik
itu manusia, binatang maupun tumbuhan mutlak memerlukannya. Hal ini
memenjadikan mengkonsumsi makanan adalah sebuah keperluan. Allah
Seiring dengan berjalannya waktu manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan
akan pangan dan obat obatan untuk digunakan dalam kehidupan sehari hari.
Perkembangan pangan serta obat obatan kian hari kian pesat. Banyak yang berlomba
lomba memanfaatkan sumber daya alam untuk bisa dijadikan sebagai bahan
konsumsi. Namun dengan berbagai penemuan penemuan tersebut dapat menimbulkan
hal yang bersimpangan dalam hukum Islam. Hal ini perlu dilakukan pengkajian secara
mendalam.
B. TUJUAN
Meningkatkan pemahaman mengenai makanan minuman dan obat obatan serta
kosmetik yang halal serta haram menurut hukum Islam.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. MAKNA HALAL dan HARAM


Halal berasal dari kata halla yang artinya melepaskan ikatan atau membuka
ikatan suatu barang. Oleh sebab itu, kata halal sama dengan mubahan. Yang artinya
dibebaskan atau diperbolehkan. Kata halal berasal dari akar, kata yang berarti lepas
atau tidak terikat. Sesuatu yang halal adalah yang terlepas dari ikatan bahaya
duniawi dan ukhrawi. Karena itu kata halal juga berarti boleh.
Halal didefinisikan sebagai sesuatu yang dibenarkan (tidak dilarang) penggunaan
atau pemakaiannya. Menurut al-Quran, semua makanan yang baik dan bersih adalah
halal.
Sedangkan haram adalah segala sesuatu yang di larang oleh syariat untuk
dikonsumsi, dan apabila tetap dikonsumsi akan mendapatkan dosa kecuali dalam
keadaan terpaksa, serta banyak sekali madhratnya dari pada hikmanya, sebagai contoh
mengkonsumsi darah yang mengalir ini di haramkan karena itu kotor dan dihindari oleh
manusia yang sehat, disampaing itu ada dugaan bahwa darah tersebut dapat
menimbulkan bahaya sebagaimana halnya bangkai.
B. CONTOH MMOK HALAL
Makanan halal dari segi jenis ada tiga :
1. Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci,
ayam, kambing, sapi, burung, ikan.
2. Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-
sayuran dan lain-lain.
3. Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua.
Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :
Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang
lain seperti bekerja sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir,
dll.
Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas,
namun pekerjaan itu halal , tetapi dibenci Allah seperti
pengamen.

4
Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah,
tasyakuran, walimah, warisan, wasiat, dll.
Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang
didapat dalam peperangan (ghoniyah).
Minuman halal menurut jenisnya ada tiga, yaitu :
Halal minuman yang dihasilkan oleh hewani seperti susu sapi,
madu, minyak sawit, dll.
Halal minuman yang dihasilkan oleh tumbuhan seperti juice
wortel, juice jeruk, juice anggur, juice tomat, juice avokad, dll.
C. CONTOH MMOK HARAM
Binatang-binatang mati
Binatang-binatang yang mati tanpa penyembelihan adalah yang mati karena :
1. dicekik,
2. dipukul dengan keras,
3. dijatuhkan kepalanya lebih dahulu,
4. dilukai dengan tanduk, atau
5. dimakan oleh binatang liar.
Semua minuman yang memabukkan atau apabila diminum menimbulkan
mudharat dan merusak badan, akal, jiwa, moral dan aqidah seperti arak, khamar,
dan sejenisnya
Binatang - binatang yang diharamkan dalam Al Quran seperti babi, Segala
hewan yang bertaring, Segala jenis burung yang bercakar tajam/ burung
pemangsa, anjing, dan lain lain
Darah hewan
Segala produk baik itu obat maupun kosmetik yang berasal apa yang telah
diharamkan diatas.

D. VAKSIN dalam PANDANGAN HUKUM ISLAM dan KESEHATAN


Sebelum Rasulullah wafat, tepatnya ketika beliau khutbah pada haji wada, haji
terakhir beliau atau dikenal sebagai haji perpisahan beliau dengan umat Islam, sempat
berwasiat:

Artinya:

5
Aku tinggalkan kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat selamanya
selagi berpegang teguh keduanya, yaitu kitabullah (Alquran) dan Sunnah Rasulnya al-
Hadis; (Iwan Gayo, 2008: 36). Oleh karena masalah vaksinasi-imunisasi belum terjadi
pada masa Rasulullah, maka belum ada petunjuk sedikitpun tentang imunisasi.
Terhadap masalah yang bersifat kontemporer menjadi lapangan dan lahan bagi para
ulama untuk melakukan ijtihad menemukan solusi hukum perkara tersebut haram atau
halal, baik atau buruk, bermanfaat atau berbahaya bagi kesehatan.

Para ulama dalam berijtihad untuk menetapkan hukum terhadap masalah-


masalah kontemporer pasti tidak pernah menghasilkan keputusan ijmayyah amiyyah
(kesepakatan umum), melainkan khlafiyyah (perbedaan pendapat diantara mereka).
Bentuk khilafiyyah yang paling ekstrim adalah halal atau haram. Tidak terkecuali
mengenai vaksinasi-imunisasi. Dalam Ilmu Fikih memang terdapat adagium Man laa
yalamu khilaafiyyatan laa yalamu raaihatal fiqhi (Barang siapa tidak mengenal
perbedaan pendapat, sesungguhnya ia tidak mengenal baunya Fikih). Baunya saja
tidak mengetahui, apalagi ilmu fikihnya itu sendiri.

Disebutkan bahwa materi yang digunakan sebagai bahan vaksin ada dua macam:

a. bahan alami, antara lain: enzim yang berasal dari babi, seline janin bayi, organ
bagian tubuh seperti: paru-paru, kulit, otot, ginjal, hati, thyroid, thymus, dan hati
yang diperoleh dari aborsi janin. Vaksin polio terbuat dari babi; atau campuran dari
ginjal kera, sel kanker manusia, dan cairan tubuh hewan tertentu antara lain serum
dari sapi atau nanah dari cacar sapi, bayi kuda atau darah kuda dan babi, dan ekstrak
mentah lambung babi, jaringan ginjal anjing, sel ginjal kera, embrio ayam, dan
jaringan otak kelinci.

b. Bahan yang berasal dari unsur kimia antara lain: merkuri, formaldehid, aluminium,
fosfat, sodium, neomioin, fenol, dan aseton.

Efek pemberian vaksinasi terhadap balita [bayi umur lima tahun ke bawah,
selanjutnya cukup disebut balita] berdasar laporan-laporan resmi secara garis besar ada
dua macam:

a. Berbahaya. Conggres Amerika Serikat (AS) membentuk The National


Chilhoodvaccib injury act berkesimpulan vaksinasi menyebabkan luka dan
kematian. Dr. Wiliam Hay berkomentar, tidak masuk akal memikirkan bahwa anda

6
menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan
meningkatkan kesehatannya. WHO [World Health Organization], yaitu organisasi
kesehatan dunia menemukan bahwa anak yang divaksinasi campak memiliki
peluang 15 kali lebih besar unuk diserang campak. Banyak penelitian medis
mencatat kegagalan vaksinasi. Campak, gabag, polio, gondong juga terjadi di
pemukiman penduduk yang diimunisasi

b. Bermanfaat. Disimpulkan bahwa imunisasi merupakan sebab utama penurunan


jumlah penyakit. Dicatat oleh The Brithis Association for the Advancement of
Science menemukan bahwa di Amerika Serikat dan Enggris mengalami penurunan
penyakit sebanyak 80 % hingga 90 %. Umumnya di Indonesia seperti kita alami,
dulu ketika masih kecil yang bekas-bekasnya masih jelas hingga sekarang, benar
adanya menjadikan ada imunitas dalam tubuh kita. Jadi secara real (nyata),
imunisasi ada menfaatnya bagi kesehatan.

Pro Versus Kontra: Haram versus Halal Tentang Vaksinasi

Para ulama, pemikir, mujtahid ada yang menghukumi haram terhadap tindakan
vaksinasi-imunisasi. Argumen yang diajukan antara lain memasukkan barang najis
dan racun ke dalam tubuh manusia. Manusia iu merupakan mahluk yang paling
mulia dan memiliki kemampuan alami melawan semua mikroba, virus, serta bakteri
asing dan berbahaya.Berbeda dengan orang kafir yang berpendirian manusia sebagai
makluk lemah sehingga perlu vaksinasi untuk meningkatkatkan imunitas pada
manusia.
Solusi yang diajukan untuk meningkatkan kekebalan balita adalah
menghindari tindakan vaksinasi-imunisasi pada balita maupun manusia pada
umumnya, selanjutnya menerapkan syariat tahnik kepada balita,yaitu memasukkan
kurma yang telah dikunyah lembut atau madu ke dalam rongga mulut si bayi ketika
melaksanakan uapaca aqiqah pada hari ke tujuh dari kelahiran anak. Tahnik
dipandang sebagai vaksinasi-imunisasi. Perlu ditambahkan bahwa pada zaman Nabi
tidak ada anak yang divaksinasi dan kenyataannya juga sehat-sehat dan banyak yang
berumur panjang. Artinya umur harapan hidup rata-rata sejak zaman Rasulullah dan
zaman sekarang kurang lebih sama.
Kelompok kedua mengatakan bahwa vaksinasi-imunisasi adalah halal. Pada
prinsipnya vaksinasi-imunisasi adalah boleh alias halal karena; (1) vaksinasi-

7
imunisasi sangat dibutuhkan sebagaimana penelitian-penelitian di bidang ilmu
kedokteran, (2) termasuk dalam keadaan darurat,(3) sesuai dengan prinsip
kemudahan syariat di saat ada kesempitan atau kesulitan. Ayat tersebut menjelaskan
prinsip kemudahan dalam pelaksanaan syariat Islam:

Artinya:
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS al-
Baqarah/2 : 172).

Dari ayat ini dapat diambil pengertian bahwa memakan yang mestinya haram
seperti memakan daging babi yang telah dimasak menjadi halal ketika memang
tidak ada makanan selain itu, selagi ia memakannya secukupnya, yaitu untuk
menyambung hidup, bukan dalam arti memakan daging babi dalam berbagai
olahan kuliner sehingga mendatangkan aneka macam aroma, rasa, dan citarasa
untuk berpestaria dalam hal makan-memakan. Harap diingat bahwa ada saja
seorang muslim yang tampaknya hidup di perkotaan, tinggal di asrama mewah
tetapi ia dalam keadaan darurat terus menerus, yaitu makanan harian selalu
mengandung unsur babi dan alkohol sarana mabuk. Dia itu seperti seorang muslim
studi di luar negeri di negara sekuler yang jauh dari suasana Islam. Dalam keadaan
demikian, ia boleh saja makan harian sebagaimana mereka dari penduduk asli non
muslim makan. Setelah ia selesai studi dan pulang ke kampung halaman, keadaan
menjadi normal, ia harus kembali hanya makan yang halal. Dengan demikian,
secara analogis vaksinasi-imunisasi yang bahan-bahan alaminya najis boleh
dilakukan terhadap keluarga muslim lantaran belum ada faksin yang sepenuhnya
dari benda-benda halal dan suci, dari najis.

8
9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil kajian semantik singkat yang baru kita lakukan tadi, kita bisa menarik
kesimpulan penting. Bahwa sesuatu yang halalan thayyiban haruslah berupa sesuatu
yang baik, bukan menurut ukuran manusia tetapi menurut ukuran Allah Tuhannya
manusia, sebagaimana yang telah Allah terangkan dalam kitabNya dan sunnah
nabiNya. Halal dan thayyib juga harus berkonotasi terhadap ketaqwaan terhadap Allah,
serta harus dikonsumsi atau digunakan dengan cara yang telah disyariatkan Allah.
Barang haram adalah barang yang kotor, bagi jasmani maupun bagi rohani.
Barang haram tidak hanya akan mengotori dan menyakiti tubuh fisik, tetapi juga akan
mengotori jiwa dan mempengaruhi akhlaq dan mendatangkan penyakit hati. Sebab itu
marilah kita senantiasa berusaha memperoleh hal-hal yang halal dan menjauhi hal-hal
yang haram. Wallahu alam bishowab.
Terkait dengan vaksin ada pendapat yang menyatakan bahwa vaksin itu halal dan
haram. Vaksin haram karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk hidup yang
sudah mempunyai antibodi secara otomatis yang dilakukan oleh tubuh manusia itu
sendiri. Vaksin juga terbuat dari bahan-bahan yang diharamkan seperti yang telah
dijelaskan pada bab pembahasan. Vaksin dinyatakan halal karena ada penelitian bahwa
80%-90% manusia yang divaksin lebih kebal akan penyakit.Dengan demikian, secara
analogis vaksinasi-imunisasi yang bahan-bahan alaminya najis boleh dilakukan
terhadap keluarga muslim lantaran belum ada vaksin yang sepenuhnya dari benda-
benda halal dan suci, dari najis. Jadi kesimpulan dari makalah ini bahwa vaksin itu
halal karena dalam keadaan darurat, boleh menggunakan sesuatu yang diharamkan
sesuai dengan kemudahan dalam pelaksaan syariat Islam menurut QS al-Baqarah/2 :
172.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran al-Karim
Syamsulhadi,much.2009.Quantum Fikri di Bawah Naungan Cahaya
Ilahi.Surakarta:Nurulhuda UNS
http://www.majalahgontor.net/index.php?
option=com_content&view=article&id=435:konsep-halalan-thayyiban-dalam-
makanan&catid=67:dirasah&Itemid=129
http://pozenyana.blogspot.co.id/2014/02/halalan-thayyiban-sebagai-landasan-
hidup.html
https://muslim.or.id/14067-mengenal-hewan-hewan-yang-diharamkan-syariat.html

11

Anda mungkin juga menyukai