Anda di halaman 1dari 40

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA LAPORAN KASUS 26

FAKULTAS KEDOKTERAN Mei 2017


UNIV. AL-KHAIRAAT PALU

LAPORAN KASUS
NAPZA

Disusun Oleh:

AZIZAH AMANI ALKATIRI


121677714137

Pembimbing:
dr. Patmawati, M.Kes, Sp.KJ

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN KEDOKTERAN JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2017
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Desa Parilangke, Morowali
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SD
Tanggal Pemeriksaan : 20 Mei 2017
Tempat Pemeriksaan : Ruangan Manggis RSD Madani
Tanggal Masuk RS : 20 Mei 2017

LAPORAN PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 20 Mei 2017

WAWANCARA PSIKIATRIK
Berdasarkan Autoanamnesis dan Alloanamnesis
Jam : 14 :00 di Ruangan Manggis (tgl 20 mei 2017)
Keterangan:
DM: Dokter Muda ; Tn. S:

DM Selamat siang bapak, ibu, perkenalkan saya Azizah, dokter muda yang

dinas di RS Madani khususnya di bagian jiwa, kalau boleh tau dengan

bapak siapa? (sambil jabat tangan)

S Tn. S

DM Bapak O usianya berapa pak?


S 42 tahun dok.

DM Alamat rumahnya dimana pak?

S Desa Parilangke, Morowali

DM Apakah bapak sudah menikah?

S Ia, sudah dok dokter juga iyo so menikah?

DM Hehee belum Bapak S hehe, Kalau boleh tau pekerjaan bapak apa?

S Bengkel dok

DM Bagaimana Keadaanya hari ini bapak S?

S Sudah mendingan saya ini dokter

DM Bapak S saya mau tanya2 sabentar boleh yaa?

S Oh iya dok silahkan..

DM Bapak S, apa keluhannya sehingga di bawa ke RS pak?

S Ini dok saya sakit makannya saya dibawa kesini dokter

DM Sakitnya karna kenapa? Betuk bapak S mengamukkah sampe dibawa ke

kesini?

S Iya dok, saya mengamuk makanya saya langsung dorang bawa kesni dok

DM Terus kalo dirumah mengamuk bagaiman?


S Eeeeee pokoknya saya so lempar-lempar itu piring dirumah, baru kaca-

kaca dirumah juga saya kasih pica. Baru juga dok saya te bisa lihat-lihat

orang dok, karna saya rasa dorang mo bunuh saya..

DM Waktu bapak mengamuk, apa yang bapak rasa ? dan bapak ingat tidak

waktu mengamuk?

S Saya waktu itu dibawah kesini dok karna waktu itu saya kaya merasa gelish

dokter

DM Gelisahnya karna kenapa?

S Saya tidak tau dokter, mungkin karna saya sakit toh!

DM Masa tidak ada yang bikin bapak mengamuk, mungkin bapak ada masalah

dengan keluarga?

S Tidak ada dok, saya rasa baik baik saja, sama istri dan anak saya juga

akur dok tidak ada masalah sama sekali.

DM So berapa lama bapak dirawat disni?

S So 5 hari saya disini dok, ek *berpikir* salah-salah dok saya somo satu

minggu disini dok

DM Bapak S sebelum dibawah ke RS, Pernah nda dengar suara-suara bisikan

atau melihat?

S Oh iya dok terakir ini saya dengar bisikan, baru berbisiknya itu dokter kaya
mau membunuh saya, makanya saya akhir-akhir ini susah sekali saya tidur

DM Bapak baru ini mengeluh begini?

S Sudah lama sih dokter, lalu saya pernah dibawah kesini, kalau tidak salah

so 4 kali saya dibawah kesini,.

DM So 4 kali? Yang pertama kali dibawah tahun berapa pak S?

S Kalo tidak salah yang pertama tahun 2001, baru yang ke 2 itu tahun 2004,

eeeek, salah tahun 2003 dok, trus terakhir tahun 2007.

DM Betulan so 4 kali dibawah kesini?

S Betulan dok, saya te bohong

DM Terus pernah tidak Bapak S lihat-lihat orang sampe bapak takut atau

gelisah?

S Oh ada dok

DM Seperti apa yang bapak lihat kah?

S Pokoknya dok saya itu serin ba liat-liat bayangan-bayangan hitam

DM Bayangan hitamnya itu seperti apa? Bapak kenal tidak itu yang bapak

lihat?

S Tidak dok, pokoknya dok kaya bayangan-bayangan hitam saja. saya nda

kenal juga itu bayangan apa, mau lihat orang bukan juga dok, terus
mengikuti terus itu bayangan yang saya lihat itu dok, makanya akhir-akhir

ini saya susah sekali tidur, belum lagi ditambah dengan bisikan-bisikan

yang bikin dok

DM Ohhhhh, terus bapak masih bekerja?

S Iya dok, saya ini pernah kerja, biasa kerja dibengkel

DM Jadi masih jalan terus semua kegiatan bapak?

S Tidak dok, saat sakit ini saya sudah tidak bekerja, hanya dirumah saja

istirahat.

DM Oh iya pak sudah seharusnya itu bapak istirahat saja dulu, jadi terganggu

kerjanya bapak karena sakit ini yaa..

Maaf pak kalau boleh tau bapak ada minum obat-obat selain yang dikasih

dokter?

S Oh iyaa, ada dok

DM Obat seperti apa yang bapak minum?

S Obat yang warna putih itu dok yang Y. pasien dengan spontan

membentuk tangannya seperti huruf Y ke dagu

DM Hahahahahaha *ketawa dalam hati*

Terus obat Y yang bagaiman itu? Yang THD?


S Oh iyooo yang THD itu kayaknya dok, karna saya dengar-dengar dari

teman-temannya itu obat Tri..trii.trii pasien berkata saya so lupa juga

dok, pokonya dia warna putih dok.

DM Dari kapan Bapak S komsumsi itu obat?

S Sudah lama dok

DM Lamanya dari kapan? Sebelum muncul-muncul itu bisikan atau setelah ada

bisikan?

S Waktu umur-umur 25 tahun bgitu dok baru saya komsumsi obat-obat itu

dok, tapi so lama sekali dok

DM Kenapa bisa bapak komsumsi obat begitu?

S Dulu waktu itu saya gaul-gaul sama temanku dok, dorang ajak saya jadi

saya ba ikut saja..

DM Bapak S pernah pakai juga yang disuntik-suntik?

S Tidak pernah dok, cumin itu saja

DM Bapak merokok?

P Iya dok merokok saya tapi saat sakit begini saya sudah berhenti.

DM Jadi berarti bapak tidak minum alkohol juga pak?

P Pernah dok waktu SMA tapi sudah berhenti. Dari tahun1989 sampai
tahun 2007 saya minum alcohol juga

DM Bapak masih ingat masa kecilnya bapak?

P Ia dok saya waktu kecil sering main sama teman-teman saya banyak.

DM Hehe, bapak pernah bertanya sama ibu atau keluarga bagaimana dulu

waktu bapak dilahirkan?

P Iya dok, lalu katanya ibu saya lahir di rumah saja dok

DM Ibunya waktu melahirkan di bantu siapa pak?

P Di bantu dukun dok, maklum dok orang kampong jauh dari dokter.

DM Normal kelahirannya bapak?

P Iya dok katanya normal.

DM Setelah lahir, kondisinya bapak bagaimana? Ibu pernah bilang bapak sakit?

P Tidak ada dok. Ibu bilang normal-normal saja. Tidak ada apa-apa dok. Ibu

bilang senang sekali waktu saya lahir.

DM Oh iya pak, kalau boleh tau memangnya bapak anak keberapa?

P Saya anak ke 5 dok, saya 9 bersaudara

DM Ohhh 9 bersaudara. Terus laki-lakinya berapa? Mereka dimana sekarang?

P Laki-lakinya 5 dok, trus 4 perempuan. Tapi dok itu 2 orang yang


perempuan dari itrinya bapaku yang ke 2

DM Oooooohh begitu pak.. terus bapak berapa kali menikah?

S Sudah 4 kali saya menikah, tapi yang terakhir ini istri terakhir yang saya

saying sekali dok

DM Terus istri dan anak sekarang dimana?

S Dirumah mereka dok

DM Terus tidak kangen dengan istri dan anak?

S Kangen sekali dok, makanya kalo saya sembuh, saya mo ketemu anakku

DM Terus pak, saya lanjutkan yang tadi ya pak. Bagaimana masa kecilnya

bapak?

S Masa kecil saya seperti anak anak biasanya banyak bermain.

DM waktu kecil bapak tinggal sama siapa pak?

S Tinggal sama orang tua

DM Kemudian pengalaman waktu sekolah pak bagaimana?

S Oh iya dok, waktu sekolah saya masuk SD kalau tidak salah umur saya 6

tahun dok. Saya suka disekolah dok, banyak teman, bisa belajar bisa

bermain.
DM Setelah tamat SD pak?

S Setelah tamat SD saya lanjut sudah tidak lanjut lagi dok

DM Maaf bapak yaa, kalau ada maslah di dapat atau rindu sama keluarga

dirumah sama mama papa apa yang kita buat?

P Saya rindu sekali dok, tapi kalau ada masalah yang saya dapat saya suka

cerita ke orang tua saya minta pendapat kadang juga saya pecahkan sendiri.

DM Ibu bapak sebelum sakit orangnya seperti apa?

S Yaa bapak suka bantu orang, bersosialisasidengan masyarakat diskitar tapi

pas sakit ini saja dirumah terus.

DM Bapak tau sekarang dimana?

S Saya tidak tau dok

DM Kalau sekarang tau tidak pagi atau malam

S Ini siang dok (jendela terbuka cahaya kelihatan)

DM Bapak 100 5 berapa pak?

S Hmmm 91 dok

DM Bapak bisa bedakan sepeda dengan motor?

S Bisa dok, motor itu ada mesinnya, kalo motor tidak ada dok
DM Terus kalo bapak ketemu surat dijalan yang ada kop posnyanya, itu surat

bapak mau bawa kemana?

S Saya bawa ke kantor postnya saja dok, biar mereka yang kirim

DM Oh iya okelah kalo begitu pak , kalo begitu bapak jangan terlalu dipikirkan

penyakitnya ya bapak, yakin saja bapak bisa sembuh, asalkan bapak rajin

minum obat dan juga rajin berdoa yaa bapak .

S Iya dokter terimakasih.

DM Iya kalau begitu terimakasih sudah mau ditanya silahkan istirahat. Selamat

siang pak S.

I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Gaduh gelisah

B. Riwayat gangguan sekarang


Keluhan dan gejala :
Seorang laki-laki berusia 42 tahun, kulit sawo matang, perawakan sedang,
perawatan diri baik. MRS diantar oleh keluarganya akibat Gaduh gelisah
yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Sebelum gelisah pasien mengatakan
bahwa ia mengamuk dengan cara memecahkan kaca lemari piring dirumah.
Pasien gelisah karena sering mendengar suara bisikan dan mendengar suara
bisikan dan melihat bayangan-bayangan hitam yang sering mengikutinya,
sehingga ia takut dan gelisah. Pasien mengatakan bahwa ia mendengar suara-
suara yang berbisik untuk membunuhnya kalau ia tidur sehingga pasien susah
tidur dan gelisah.
Pasien juga merasa bahwa ia akan dibunuh oleh orang-orang sekitarnya
karena ia merasa bahwa ia sering mengacau di kampungnya. Pasien mengaku
MRS sudah yang ke 4 kalinya, awal masuk dengan keluhan yang sama yaitu
gelisah, akibat penggunaan NAPZA. Saat ini pasien merasa baik dan rindu
dengan anak dan istrinya dan pasien ingin pulang.

Hendaya / disfungsi :
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)

Faktor stressor psikososial :


Stressor pada pasien ini adalah faktor keluarga. Pasien mengatakan bahwa
dirinya sudah 4 kali menikah

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit psikis


sebelumnya
Pasien MRS Madani dengan gangguan yang sama untuk yang ke 4 kalinya

C. Riwayat gangguan sebelumnya


Riwayat penyakit terdahulu: kejang (disangkal), riwayat trauma kapitis
(disangkal), riwayat penyakit infeksi (disangkal)
Riwayat penggunaan zat psikoaktif:
NAPZA
Merokok (+)
Alkohol (+) mulai minum tahun 1989 s/d 2007
Obat-obatan lainnya (+) yaitu THD
Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya:
Pasien sudah 4 kali di bawa ke RSD Madani sejak tahun 2001, 2003, 2007,
2016, dengan keluhan yang sama.

D. Riwayat kehidupan pribadi :


Riwayat Prenatal dan Perinatal :
Pasien dilahirkan di desa Bansui di tolong oleh dukun. Tidak ada trauma
saat dilahirkan.
Riwayat Masa Kanak-kanak Awal (1-3 tahun) :
Pertumbuhan dan perkembangan baik, sesuai dengan anak seusianya. Pasien
dirawat dan dibesarkan oleh kedua orangtuanya dan mendapatkan kasih
sayang dari orang tuanya.
Riwayat Masa Kanak-kanak Pertengahan (4-11 tahun) :
Pasien dirawat oleh kedua orangtunya. Pasien menjalani sekolah SD sesuai
dengan teman-teman sebayanya dan merasa tidak ada masalah, pasien tidak
lagi melanjutkan sekolahnya karena alasan biaya.
Riwayat Masa Kanak-Kanak Akhir / Pubertas / Remaja (12-18 tahun)
Pasien sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya dan orang yang lebih
tua darinya. pasien juga sering keluar bergaul dengan teman-temannya
sehingga pasien mulai mengenal obat-obatan dari pergaulan dengan
temannya. kegiatan sosial yang pernah diikuti pasien hanyalah kerja bakti .

Riwayat Masa Dewasa


o Riwayat pekerjaan :
Pasien pernah bekerja di bengkel
o Riwayat hubungan dan perkawinan :
Pasien sudah 4 kali menikah dan memiliki 3 orang anak dari istri
pertama, dan 1 orang anak dari istri ke empat. Pasien juga merasa
hubungan rumah tangganya baik-baik saja setelah menikah ke 4
kalinya
o Riwayat militer :
Tidak ada
o Aktivitas sosial :
Pasien mengaku memiliki hubungan sosial yang baik terhadap teman
dan tetangga diwilayah tempat tinggalnya.
o Situasi kehidupan terkini :
Ibu pasien telah meninggal dan sekarang pasien tinggal bersama istri
ke empat beserta anaknya.

E. Riwayat Kehidupan Keluarga


Pasien anak ke 5 dari 9 bersaduara. Saat ini pasien sudah 4 kali menikah dan
memiliki seorang anak pada istri ke 4.

F. Situasi hidup sekarang


Saat ini pasien sedang menjalani perawatan di Ruang manggis RSD Madani
Palu.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya


Pasien tidak memiliki cita-cita dalam kehidupannya, pasien juga tidak
memiliki keinginan atau impian setelah keluar dari RS.

II. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1) Penampilan : Tampak seorang laki-laki, wajah sesuai umur, memakai baju
kaos lengan pendek berwarna abu-abu, rambut tertata rapi, perawatan diri
baik, kulit berwarna sawo matang
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) Perilaku dan aktivitas psikomotor : tampak tenang
4) Pembicaraan : spontan, intonasi (baik), artikulasi (baik)
5) Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif, Perasaan, dan Empati:


a. Mood : disforik
b. Afek : tumpul
c. Keserasian : tidak serasi
d. Empati : tidak dapat diraba-rasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif)
1) Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai dengan tingkat
pendidikan
2) Daya konsentrasi : baik
3) Orientasi :
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
4) Daya ingat:
a. Segera : Baik
b. Jangka pendek : Baik
c. Jangka panjang : Baik
5) Pikiran abstrak : Baik
6) Bakat kreatif : Kerja Bengkel
7) Kemampuan menolong diri sendiri : baik

D. Gangguan Persepsi
1) Halusinasi : Halusinasi auditorik (berupa bisikan-bisikan yang
ingin membunuh pasien) Halusinasi visual (pasien sering melihat laki-laki
berkulit hitam)
2) Ilusi : Tidak ada
3) Depersonalisasi : Tidak ada
4) Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berpikir
1) Arus pikiran:
a. Produktivitas : baik
b. Kontiniuitas : Relevan
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2) Isi pikiran :
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : Waham Kejar
F. Pengendalian Impuls : baik
G. Daya Nilai
1) Norma sosial : baik
2) Uji daya nilai : baik
3) Penilaian realitas : baik

H. Tilikan (insight) : Derajat 4 (pasien menyadari sakitnya dan namun


tidak memahami penyebab penyakitnya)
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT


a. Status internus
T : 120/70 mmHg N : 84 x/menit P : 20 x/menit S : 36,5C
Kongjungtiva tidak anemis , sclera tidak icterus, jantung dan paru dalam batas
normal, abdomen normal, fungsi motorik dan sensorik ke empat ekstremitas
dalam batas normal.

b. Pemeriksaan Fisik
GCS E4M6V5, pupil bundar isokor, ukuran 3 mm, reflex cahaya langsung +/+,
reflex cahaya tidak langsung +/+, Pemeriksaan kaku kuduk : (-), reflex
fisiologis (+), reflex patologis (-). fungsi kortikal luhur dalam batas normal,
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki berumur 42 tahun dibawa oleh keluarganya ke RSD
Madani pada tanggal 20 Mei 2017 karena gaduh gelisah.
Hal ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku sudah
keempat kalinya masuk rumah sakit.
Pasien sering mendengar suara bisikan dan melihat bayangan hitam
Pasien mengalami susah tidur

Faktor stressor adalah pasien selalu merasa ingin menikah lagi walaupun
sekarang pasien sudah menikah sebanyak 4x.

Pasien riwayat mengonsumsi alkohol, merokok, dan mengonsumsi obat


THD

Tampak seorang lelaki, wajah sesuai umur, memakai baju kaos lengan
pendek berwarna abu-abu, rambut tertata rapi, perawatan diri baik dan
kulit berwarna sawo matang

Kesadaran compos mentis, perilaku dan aktivitas psikomotor tampak


tenang, pembicaraan spontan intonasi dan artikulasi baik, sikap terhadap
pemeriksa kooperatif. Mood disforik, afek tumpul, keserasian yaitu tidak
serasi.
Terdapat gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik karena mendengar
bisikan-bisikan dan halusinasi visual karena melihat bayangan-bayangan
hitam. Serta waham karena menganggap akan dibunuh oleh orang
sekitarnya.
V. EVALUASI AKSIS

Aksis 1:
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan perilaku dan psikologis yang
secara klinis bermakna seperti gelisah, tidak bisa tidur, sering bicara dan tertawa
sendiri, mempunyai keinginan kabur dari rumah sehingga menimbulkan hendaya
(Disability) dan Penderitaan (Distress) Sehingga dapat dikatakan Gangguan
Jiwa.
Pada pasien ditemukan hendaya berat dalam menilai realita yaitu pasien sering
mendengar suara bisikan yang mengajaknya berbicara. Sehingga dapat dikatakan
sebagai Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis dalam batas Normal. Dengan
demikian pasien di kategorikan Gangguan Mental Non Organik

Dari autoanamnesis bahwa pasien mempunyai riwayat merokok dan minum


alkohol sedangkan untuk penyalahgunaan zat, pasien mengkonsumsi THD dan
shabu-shabu. pasien memiliki halusinasi auditorik. sehingga memenuhi untuk
menegakkan diagnosis gangguan mental dan prilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif.
Berdasarkan data-data di atas, maka sesuai dengan kriteria PPDGJ III
diusulkan diagnosis axis I pada pasien memenuhi kriteria diagnosis gangguan
mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dan zat multiple
psikoaktif lainnya (F19).
Aksis II : kepribadian tidak khas
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : masalah Primary Support grup, masalah ekonomi, dan masalah
pendidikan
Aksis V : Skala GAF saat ini 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang.
VI. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik
Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien
memerlukan psikofarmaka.
2. Psikologik
Ditemukan adanya masalah/ stressor dengan lingkungan sosial sehingga
pasien memerlukan psikoterapi.

VII. PROGNOSIS
dubia ad malam
Faktor pendukung
- Sudah menikah
- Memiliki pekerjaan
Faktor penghambat
- Ketidak patuhan minum obat
- Onset kronik
- Pendidikan rendah
- Usia

VIII. RENCANA TERAPI


Farmakoterapi
Haloperidol 5 mg 2x1
Diazepam 5 mg 1x1
Psikoterapi suportif
Ventilasi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati
dan keinginannya sehingga pasien merasa lega
Persuasi: Membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu kontrol
dan minum obat dengan rutin.
Sugesti: Membangkitkan kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat
sembuh (penyakit terkontrol).
Desensitisasi: Pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada di dalam
lingkungan kerja untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya
sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk
membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan
berkala.

IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek
samping obat yang diberikan.

VII. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSTAKA


NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah
bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya
karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA.
Data yang akurat mengenai besaran penyalah guna narkoba
secara umum memang belum ada. Namun diperkirakan jumlah penyalah
guna narkoba dan zat yang digunakan semakin berkembang. Setelah
maraknya penggunaan amphetamin seperti ecstasy dan shabu pada awal
tahun 1990-an, maka belakangan ini berkembang ke arah penggunaan
heroin dalam bentuk putauw (putauw adalah salah satu jenis heroin
dengan kadar lebih rendah yang berwarna putih/heroin kelas lima atau
enam), kemudian berkembang pada akhir tahun 2003 mulai ditemukan
penggunaan kokain dan jamur. Awalnya zat yang banyak digunakan
masuk pada kelompok alkohol, psikotropika dan ganja, kemudian
berkembang ke arah jenis zat yang digunakan melalui suntikan 3.
Ditinjau dari jenisnya, ketergantungan narkoba merupakan penyakit
mental dan perilaku yang dapat berdampak pada kondisi kejiwaan yang
bersangkutan dan masalah lingkungan sosial. Ditinjau dari sejumlah
kasus, walaupun tidak ada data yang pasti mengenai jumlah kasus
penyalah guna narkoba, namun diperkirakan beberapa tahun terakhir
jumlah kasus penyalah guna narkoba cenderung semakin meningkat,
bahkan jumlah yang sebenarnya diperkirakan sesuai dengan fenomena
gunung es (iceberg phenomena), dimana jumlah kasus yang ada jauh
lebih besar daripada kasus yang dilaporkan atau dikumpulkan.
Masyarakat secara umum memandang masalah gangguan penggunaan
narkoba lebih sebagai masalah moral daripada masalah kesehatan.

Penggolongan NAPZA
1. Narkotika
Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika,
NARKOTIKA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
a. Narkotika golongan I : hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan,
tidak untuk terapi, potensi sangat tinggi untuk menyebabkan
ketergantungan (contohnya : heroin, kokain, ganja).
b. Narkotika golongan II : digunakan untuk terapi pilihan terakhir dan
IPTEK, berpotensi tinggi untuk menyebabkan ketergantungan
(contohnya: morfin, petidin).
c. Narkotika golongan III : digunakan untuk terapi dan IPTEK,
berpotensi ringan untuk menyebabkan ketergantungan (kodein).
2. Psikotropika
Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
Yang dimaksud dengan PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut(4,5) :
PSIKOTROPIKA GOLONGAN I : Psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi serta mempunyai potensiamat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD)
PSIKOTROPIKA GOLONGAN II : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu
pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin)
PSIKOTROPIKA GOLONGAN III : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensisedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam).
PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam,
bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam,
seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).

3. Zat adiktif lainnya


Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman berakohol, Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari
kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika
digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika,
memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3
golongan minumanberakohol, yaitu :
o Golongan A: kadar etanol 1-5%, (Bir)
o Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur)
o Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW, Manson
House, Johny Walker, Kamput.)
b. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Yang
sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner, penghapus cat kuku,
bensin.
c. Tembakau : Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat
luas di masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA di
masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus
menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol
sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih
berbahaya.

Bahan/ obat/zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai


berikut :
Sama sekali dilarang : Narkotika golongan I dan Psikotropika Golongan
I.
Penggunaan dengan resep dokter: amfetamin, sedatif hipnotika.
Diperjual belikan secara bebas : lem, thinner dan lain-lain.
Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol, rokok.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan NAPZA dapat
digolongkan menjadi tiga golongan (2):

a) Golongan Depresan (Downer)


Adalah jenis NAPZA yang berfungsi menekan atau menurunkan
kegiatan SSP dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini
menbuat rasa tenang, rasa gembira, hilangnya gelisah, bicara lambat,
menurunnya koordinasi, nafsu makan meningkat, dan denyut jantung
menurun.
Golongan ini termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif
(penenang), hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain.

b) Golongan Stimulan(Upper)
Merangsang atau meningkatkan kegiatan di SSP dan mempercepat
proses mental serta meningkatkan semangat pengguna. Efeknya :
menjadi sulit tidur, menurunkan nafsu makan, dada berdebar-debar,
banyak bicara, meningkatkan kesiagaan, gelisah, cepat marah, agitasi dan
agresif. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin (shabu,
esktasi), Kafein, Kokain.

c) Golongan Halusinogen
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya
pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk :
Kanabis (ganja), LSD, Mescalin

Depresan Stimulan Halusinogen


Alkohol Amfetamin LSD,DMT
Benzodiazepin Metamfetamin Meskalin
Opioid Kokain PCP
Solven Nikotin Ketamin
Barbiturat Khat Kanabis (dosis
tinggi)
Kanabis (dosis Kafein, MDMA Magic musrooms
rendah)

PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN


Penyalahgunaan dan Ketergantungan adalah istilah klinis/medik-
psikiatrik yang menunjukan ciri pemakaian yang bersifat patologik yang
perlu di bedakan dengan tingkat pemakaian psikologik-sosial, yang belum
bersifat patologik. seorang disebut ketergantungan dan mengalami
penyalahgunaan napza bila memenuhi kriteria diagnostik tertentu.
menurut PPDGJ-III, gangguan penggunaan NAPZA, terdiri atas 2 bentuk .
1) penyalahgunaan, yaitu yang mempunyai harmful effects terhadap
kehidupan orang, menimbulkan problem kerja, mengganggu hubungan
dengan orang lainserta mempunyai aspek legal
2) adiksi atau ketergantungan yaitu yang mengalami toleransi, putus zat,
tidak mampu menghentikan kebiasaan menggunakan, menggunakan
NAPZA dengan dosis lenih tinggi dari yang diinginkan.

Dalam konsep kedokteran,ketergantungan NAPZA merupakan


gangguan yang menunjukan adanya perubahan dalam proses kimiawi
otak sehingga memberikan efek ketergantungan. sedangkan
penyalahgunaan dikaitkan dengan tingkahlaku bereksperimentasi,
mengalami rasa kecewa, perilaku membangkang, dan maslaah keuangan.
Pada umumnya seseorang yang mengalami penyalahgunaan NAPZA
belum tentu menderita ketergantungan.
A. TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA
1) Pemakaian coba-coba (experimental use), yaitu pemakaian
NAPZA yang tujuannya ingin mencoba,untuk memenuhi rasa ingin
tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini, dan sebagian lain
berlanjut pada tahap lebih berat .
2) Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use) : yaitu
pemakaian NAPZA dengan tujuan bersenang-senang,pada saat
rekreasi atau santai. Sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap
ini,namun sebagian lagi meningkat pada tahap yang lebih berat
3) Pemakaian Situasional (situasional use) : yaitu pemakaian pada
saat mengalami keadaan tertentu seperti ketegangan, kesedihan,
kekecewaaqn, dan sebagainnya, dengan maksud menghilangkan
perasaan-perasaan tersebut.
4) Penyalahgunaan (abuse): yaitu pemakaian sebagai suatu pola
penggunaan yang bersifat patologik/klinis (menyimpang) yang
ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari, tak mapu mengurangi atau
menghentikan, berusaha berulang kali mengendalikan, terus
menggunakan walaupun sakit fisiknya kambuh. Keadaan ini akan
menimbulkan gangguan fungsional atau okupasional yang ditandai
oleh : tugas dan relasi dalam keluarga tak terpenuhi dengan
baik,perilaku agresif dan tak wajar, hubungan dengan kawan
terganggu, sering bolos sekolah atau kerja, melanggar hukum atau
kriminal dan tak mampu berfungsi secara efektif .
5) Ketergantungan (dependence use) : yaitu telah terjadi toleransi
dan gejala putus zat, bila pemakaian NAPZA dihentikan atau
dikurangi dosisnya. Agar tidak berlanjut pada tingkatyang lebih
berat (ketergantungan), maka sebaiknya tingkat-tingkat pemakaian
tersebutmemerlukan perhatian dan kewaspadaan keluarga dan
masyarakat. Untuk itu perludilakukan penyuluhan pada keluarga
dan masyarakat.
Jenis-jenis NAPZA dan Efeknya
1. Alkohol

Pengguna alkohol dengan ketergantungan disebut juga alkoholisme.


Alkohol adalah zat yang memproduksi efek ganda pada tubuh: pertama
adalah efek depresan yang singkat dan kedua adalah efek agitasi pada
susunan saraf pusat yang berlangsung enam kali lebih lama dari efek
depresannya.Kesadaran atas kedua efek ini sangat tergantung pada
kondisi susunan saraf pusat pada saat penggunaan alkohol berlangsung.
Dengan demikian efek penggunaan alkohol juga tergantung pada seting
lingkungan penggunaan dan kepribadian orang yang
bersangkutan.Masalah alkohol menyolok dibeberapa wilayah Indonesia.
Media massa memuat beritabeberapa orang meninggal dalam acara pesta
alkohol akibat penggunaan alkohol lokal,atau didapatkan dalam populasi
tertentu penggunaan alkohol yang sulit dihentikan.

Menurut Jellinek progresifitas alkoholisme terbagi dalam 3 fase :

Fase dini ditandai dengan bertambahnya toleransi terhadap alkohol,


amnesia,timbulnya rasa bersalah karena mengonsumsi alkohol dan
terhadap perilakuyang diakibatkannya.
Fase krusial ditandai dengan hilangnya kendali terhadap
kebiasaanmengonsumsi alkohol, perubahan kepribadian, kehilangan
teman dan pekerjaan.
Fase kronis ditandai kebiasaan mengonsumsi alkohol di pagi hari,
tremor serta halusinasi.Berbagai kondisi yang mandasari gangguan
penggunaan NAPZA akanmempengaruhi jenis pengobatan yang
akan diberikan kepada pasien, kebijakanuntuk merawat dan
memulangkan pasien, hasil yang diharapkan, sumber dayamanusia
yang akan memberikan pelayanan, dan sikap terhadap perilaku
pasien
TANDA / GEJALA
ZAT
INTOKSIKASI PUTUS ZAT

ALKOHOL Ringan : Euforia, cadel, Halusinasi, ilusi


kantuk, Ataksia
Kejang
Berat : Stupor, Koma,
Bradikardia, Hipotensi, Gemetar
Hipotermia, Kejang Mual / Muntah
Sangat Berat : Reflek Muka Merah
negatif
Conjunctiva
G. Kesadaran Merah
G. Kognitif Kelemahan
G. Afektif dan Perilaku umum

Insomnia

Lemas, marah
(Iritabel)

Berkeringat

Hipertensi

Rindu dengan
minuman alkohol
2. OPIOID
Golongan : depresan (golongan NAPZA yang sangat kuat potensi
ketergantungannya sehingga disebut dengan julukan horror drug).
Termasuk opioid adalah : morfin, petidin, heroin, metadon. dan kodein.
Heroin (putauw/ptw/brown sugar/black heroin) merupakan semisintetik
dari morfin yang paling sering disalahgunakan dalam masyarakat.
Bentuk : Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin yang tidak
murni berbentuk bubuk berwarna putih keabuan.
Opioida dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu :
Opioida alamiah : morfin, opium, kodein
Opioida semi sintetik: heroin/ putauw, hidromorfin
Opioida sintetik: meperidin, propoksipen, metadon
Akibat penyalahgunaan opioid :
a. Problem fisik
abses pada kulit sampai septickemia
infeksi karena emboli, dapat sampai menyebabkan stroke
endokarditis
hepatitis (B dan C)
HIV/AIDS
injeksi menyebabkan trauma pada jaringan saraf lokal
opiate neonatal abstinence syndrome
b. Problem psikiatri
gejala withdrawal menyebabkan perilaku agresif
suicide
depresi berat sampai skizofrenia
c. Problem sosial
gangguan interaksi di rumah tangga sampai lingkungan
masyarakat
traffic accidents
perilaku kriminal sampai tindak kekerasan
gangguan perilaku sampai antisosial (seperti mencuri,
mengancam, menodong, membohong, menipu hingga
membunuh)
d. Sebab-sebab kematian
Reaksi heroin akut menyebabkan kolapsnya kardiovaskuler
dan akhirnya meninggal
Overdose, karena heroin menekan SSP sehingga
menimbulkan sukar bernapas dan menyebabkan kematian
Tindak kekerasan
Terkena bronkopneumonia ataupun endokarditis

3. Ganja

Daun ganja (juga kembangnya) berasal dari tanaman perdu Cannabis


sativa. Bahan aktifnya berasal dari tanaman ganja yang bersifat adiktif,
disebut delta tetra hidrokannabinol (THK) yang hanya larut dalam lemak.
Karena tidak dapat larut dalam air, THK tinggal lama didalam lemak
jaringan (termasuk jaringan lemak otak, sehingga menyebabkan brain
damage). Gambaran klinis disebakan ganja tergolongan kombinasi antara
CNS-depresant, stimulansia dan halusinogenik. Cara pakai : Dihisap
dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan
pipa rokok.
Akibat penyalahgunaan ganja adalah:
a. Problem fisik
gangguan sistem reproduksi (infertilitas, mengganggu menstruasi,
mengganggu kematangan sistem reproduksi, kehilangan libido,
impotensi)
membahayakan janin selama kehamilan
infeksi sistem pernapasan (sinusitis, bronkhitis menahun,
emfisema)
mengandung agen penyebab timbulnya sel-sel epitel kanker
gangguan kardiovaskuler
gangguan imunitas
gangguan saraf (sakit kepala, gangguan koordinasi motorik)
b. Problem psikiatri
gangguan memori sampai kesulitan belajar
sindrom amotivasional
ansietas, panic sampai reaksi bingung
psikosis paranoid sampai skizofrenia
depresi berat sampai suicide
apatis, perilaku antisosial
c. Problem sosial
kesulitan belajar sampai dikeluarkan dari sekolah
kenakalan remaja
hancurnya akademis atau kinerja kerja sampai kehilangan
pekerjaan
gangguan dalam mengendarai kendaraan, alat mesin
terlibat problem hukum
d. Sebab kematian
suicide
infeksi berat
tindak kekerasan (termasuk kecelakaan lalu lintas
TANDA / GEJALA
ZAT
INTOKSIKASI PUTUS ZAT

KANABIS Tremor Gangguan daya Insomia


ingat jangka
(Ganja, Takhikardi pendek Mual
Marijuana, Mulut Kering Mialgia
Halusinasi
Hashis)
visual/pendengar
Nistagmus Cemas
an
Keringat Banyak Gelisah
Emosi labil,
Gelisah bingung Mudah
tersinggung
Mata Merah Waham kejar
dan paranoia, Demam
Ataksia ilusi, cemas,
depresi, panik
Sering Kencing serta takut mati Berkeringat
Fugsi Pusing, mual, Nafsu
Sosial/pekerjaan diare, haus dan makan
terganggu nafsu makan menurun
Percaya diri meningkat
Foto fobia
meningkat Perubahan
proses pikir, Depresif
Perasaan
melambung inkoheren dan Bingung
asosiasi longgar
Disorientasi Menguap
Merasa identitas
Depersonalisasi diri berubah Diare
Kehilangan
berat
badan
Tremor
4. Kokain
Golongan : Stimulan
Cara pakai : cara menghirup bubuk dengan penyedot atau gulungan
kertas, di bakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff, atau
dihirup asapnya (freebasing). Penggunaan dengan menghirup akan
berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Akibat penyalahgunaan kokain adalah
a. Problem fisik
dengan penggunaan snorting dapat terjadi komplikasi seperti pilek
terus-menerus, sinusitis, epistaksis, luka-luka pada rongga hidung
hingga perforasi septum nasi.
dengan suntikan dapat menyebabkan infeksi lokal pada kulit
sampai sistemik (virus, bakteri, parasit, atau jamur), abses daerah
kulit, endokarditis bakteri, hepatitis (B dan C), dan HIV AIDS
Inhalasi melalui rook dapat menyebabkan radang tenggorokan,
melanoptysis atau sputum berbercak-bercak darah, bronchitis kronis
sampai pneumonia
cocain baby dimana terjadi retardasi pertumbuhan intra-uterine,
bayi lahir lebih kecil sampai premature yang diikuti kelainan mental
berupa irritable, gangguan tidur, kesukaran makan.
b. Problem psikiatri
sifat toleransi tubuh sangat cepat, kendati pengguna tidak
menyadari dosis yang ia gunakan kian meningkat. Akibatnya, ia tidak
mampu mengendalikan diri, dan untuk mencukupi kebutuhannya ia
mengkonsumsi kokain dnegan mencampurinya denga zat adiktif
lainnya untuk mendapatkan efek yang diinginkan.
gejala fisik putus zat kurang dikenal. Namun secara mental
sangat merugikan berupa agitasi, depresi, fatigue, cemas, marah,
meledak-ledak, gangguan tidur, mimpi aneh, makan berlebihan,
mudah tersinggung, mual, otot-otot pegal hingga letargi.
c. Problem sosial
problem interpersonal seperti separasi perkawinan sampai
perceraian, pertengkaran dalam rumah tangga
problem financial timbul dikarena adanya toleransi dalam
penggunaan kokain menyebabkan besarnya biaya penyediaan
kokain sedangkan penghasilan terbatas
problem kehilanagan pekerjaan karena rusaknya produktivitas
diri, angka absen yang meningkat, dan kehilangan professional
licence atau sertifikat.
problem legal dimana dapat ditahan, dihukum hingga dipidana.
d. Sebab-sebab kematian
umumnya karena overdosis
penyebab kematian karena kelumpuhan alat pernapasan,
aritmia kordis, kejang berulang kali, mati lemas karena merasa
seperti tercekik, reaksi alergi, stroke (naiknya tekanan darah
mendadak), pada kehamilan dapat menyebabkan aborsi ataupun
perdarahan antepartum.
pada bayi dapat terjadi Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).

5. Amfetamin dan turunannya


Adalah senyawa kimia yang bersifat stimulan (ATS), cara penggunaan
ATS tergantung pada jenis yang digunakan sebagai berikut :
amfetamin dapat berupa tablet atau suntikan
ecstasy : digigit dengan gigi sedikit demi sedikit
shabu : uang yang dipanaskan melalui tabung air kemudia dihisap
melalui bibir

akibat penyalahgunaan amfetamin adalah 7:


a. problem fisik
malnutrisi akibat defisiensi vitamin, kehilangan napsu makan
denyut jantung meningkat
gangguan ginjal, emboli paru, dan stroke
hepatitis
HIV/AIDS bagi mereka yang menggunakan amfetamin suntik.
b. problem psikiatri
perilaku agresif
confusional stroke, psikosis paranoid sampai skizofrenia
kondisi putus zat menyebabkan : letargi, fatigue,
exbausted,serangan panik,gangguan tidur.
depresi berat
halusinasi (terutama ecstasy dan shabu)
c. problem sosial
tindakan kekerasan
kecelakaan lalulintas
altivitas kriminal

6. Benzodiazepin
Derivat benzodiazepin dikenal dalam bentuk suntikan dan tablet. dalam
bentuk suntikan umumnya menggunakan injeksi diazepam. sedangkan
dalam bentuk tablet cukup bervariasi : nitrazepam, flunitazepam,
flurazepam, bromazepam dan diazepam. akibat penyalahgunaan
benzodiazepam :
a. problem fisik :
penggunaan suntikan dapat menyebabkan abses, infeksi
sistemik,hepatitis dan HIV/AIDS.
gangguan gastrointestinal
gangguan neurologik
malnutrisi
b. problem psikiatri
perilaku agresif terutama dalam keadaan intoksikasi
cemas, panik, confusional state
withdrawal state menimbulkan agresif dan violence
c. problem sosial
mengganggu interaksi dalam rumah tangga dan lingkungan
masyarakat
problem marital
tinggal kelas,dikeluarkan dari sekolah,
berkelahi
tindak pidana

7. Nikotin

Nikotin adalah zat adiktif dalam tembakau.Nikotin merupakan


stimulansia yang bekerja pada reseptor nikotin pada susunan saraf pusat.
Nikotin juga mempunyai efek pada system kardiovaskuler,
gastrointestinalis, respiratorius dan endokrin. Sebatang sigaret
mengandung nikotin 1,5-2,5 mg sedangkan permen nikotin mengandung
4,5-6,5 mg. Setelah dihisap, konsentrasi tertinggi dalam plasma mencapai
25-50 mg/mL dengan waktu paruh 30-120 menit.

Tanda dan gejala klinis

Reaksi panik : sering terjadi pada perokok yang sebelumnya telah


memiliki factor predisposisi. Serangan panic dapat dipicu oleh kenaikan
tekanan darah dan perubahan denyut jantung akibat merokok.
Intoksikasi nikotin : Pada intoksikasi ringan sampai sedang akan
timbul gejala mual, salivasi, nyeri abdomen, diare, mintah, nyeri kepala,
pusing, menurunnya denyut jantung dan kelemahan. Pemakaian dosis
yang lebih tinggi akan menyebabkan pusing yang menimbulkan kejang
dan meninggal karena kegagalan pernafasan.
Sindrom putus nikotin : muncul beberapa jam setelah berhenti
merokok. Keluhan yang paling sering dikemukan adalah craving,
iritabel, anxietas, sulit konsentrasi dan gelisah. Penanganan secara
tapering off akan menimbulkan craving yang lebih intens disbanding
dengan putus secara mendadak.
Sindrom ketergantungan nikotin : Ketergantungan nikotin dapat
terjadi pada pemakaian lama. Akan terlihat sebagai tiga gambaran; a)
penghentian pemakaian nikotin menimbulkan gejala putus zat yang
mencapai puncaknya dalam 24-48 jam, b) merokok merupakan
kebiasaan perilaku sebagai respons terhadap stress atau rasa bosan,
c) perubahan kadar nikotin yang cepat di dalam otak akibat merokok
menimbulkan pengalaman menyenangkan.

Komplikasi

Meningkatkan kemungkinan timbulnya kanker, terutama pada paru,


mulut, faring dan laring.
Masalah serebrovaskuler dan kardiovaskuler; stroke dan penyakit
jantung coroner.
Meningkatkan kemungkinan timbulnya cacat bawaan dan abortus
spontan.
Sistem respiratorius, meliputi bronchitis dan infeksi lainnya.
Meningkatkan risiko ulkus pada system gastrointestinalis.
Mengakibatkan menopause dini dan meningkatnya risiko osteoporosis.
Pada perokok pasif, dewasa; iritasi mata, batuk, pusing kepala dan
alergi,

8. Kafein

Kafein sebagai stimulant yang dikosumsi paling luas di seluruh dunia,


termasuk zat adiktif yang terdapat di dalam kopi, teh, kakao, beberapa
obat bebas dan beberapa jenis minuman. Kafein mempunyai efek
stimulasi dan meningkatkan suasana perasaan serta meningkatkan
ketahana bekerja. Kafein bersifat antagonis terhadap adenosine.
Adenosine berefek menimbulkan vasokontriksi bronchus, menghambat
agregasi trombosit, melebarkan pembuluh darah coroner dan pembuluh
darah lain. Kafein diabsorpsi dengan cepat. Kadar tertinggi dalam darah
tercapai 30 menit setelah pemakaian oral, dengan waktu paruh 3-3,5 jam.
Kafein dimetabolisir di hepar dan 1% dikeluarkan melalui urine masih
dalam bentuk kafein. Kafen menimbulkan toleransi, tetapi cepat hilang.

Tanda, Gejala dan Terapi

Reaksi panic : timbul bila jumlah kafein yang diminum melebihi 500-600
mg.
Intoksikasi kafein : Overdosis kafein gejalanya ringan dan jarang
menimbulkan kematian. Dosis letal akut pada orang dewasa antara 5-
10 gram. Antaran lain gejala nya adalah; gelisah, aksitasi, sulit tidur,
muka merah, polyuria, mual, banyak bicara, takikardia dan aritimia
serta agitatif. Pengobatan bersifat simptomatis, diperhatikan
pernafasan, suhu tubuh, kemungkinan kejang dan hipertensi.
Gangguan psikotik akibat penggunaan kafein, dianjurkan untuk berhenti
minum kopi, diharapkan timbul perbaikan.
Sindrom otak organic : bila gejala disebabkan minum kopi, cukup
dihentikan saja minum kopi.
Keadaan putus kafein.

Komplikasi

Minum kopi 5 cangkir atau lebih per hari meningkatkan kemungkinan


terjadinya infark miokard, angina dan kematian mendadak.
Gangguan pencernaan
Tremor
Insomnia
Efek teratogenik, palatoskisis, kelainan jantung atau anomaly.
Kafein menembus plasenta dan diekskresi melalui ASI, mempengaruhi
faal dan perilaku bayi.
9. Inhalan
Inhalan biasanya dilepaskan ke dalam paru-paru dengan
menggunakan suatu tabung, kaleng, atau kantung plastik, atau dengan
suatu kain yang direndam dengan inhalan. Pemakai dapat
menghirupinhalan melalui hidung atau menyedot inhalan melalui mulut.
Kerja umum inhalan adalah sebagai depresan sistem saraf pusat.
Toleransi terhadap inhalan tidak terjadi, walaupun gejala pemutusan
inhalan biasanya sangat ringan dan tidak diklasifikasikan sebagai
gangguan dalam DSM-IV.
Inhalan sangat cepat diserap melalui paru-paru dan cepat dikirim ke
otak. Efeknya tampak dalam 5 menit dan bertahan hingga 30 menit
sampai beberapa jam. Tergantung pada zat inhalan dan dosisnya.
Konsentrasi darah dari banyak zat inhalan meningkat jika digunakan
dalam kombinasi dengan alkohol, kemungkinan karena kombinasi untuk
enzim hepatik. Walaupun kira-kira seperlima zat inhalan diekskresikan
oleh paru-paru dalam bentuk yang tidak berubah, sisanya dimetabolisme
oleh hati. Inhalan dalam hati dapat terdeteksi dalam darah selama 4
sampai 10 jam setelah penggunaannya, dan sampel darah harus diambil
di ruang gawat darurat jika dicurigai penggunaan inhalan.
Inhalan menimbulkan efek farmakodinamik spesifik yang tidak
dimengerti dengan baik. Karena efeknya biasanya mirip dengan efek
depresan pada sistem saraf pusat (contoh etanol, barbiturat, dan
benzodiazpine), beberapa peneliti menyatakan bahwa inhalan beerja
melalui suatu peningkatan sistem gamma-aminobutyric acid (GABA).
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik edisi


ketiga. Bagian ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.2007
2. Husain AB. Gangguan penggunaan zat. Dalam : Elvira SD,
Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Jakarta : Badan Penerbit FKUI;
2010. h.138-69.
3. Badan Narkotika Nasional. (2012). Jenis-jenis Narkoba dan Aspek
Kesehatan Penyalahgunaan Narkoba. Departemen Sosial RI : Jakarta.
4. Departemen Kesehatan RI. 1993. Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ). Edisi ke III. Jakarta
5. Joewana, Satya. 2005. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif. Jakarta: EGC.
6. Ametembun, Maria T, SH. 2009. Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba Sejak usia Dini.Jakarta : Badan Narkotika Nasional
7. Kaplan, Sadock. 2010. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Psikiatri
Klinis Edisi 10. Alih bahasa: Widjaja Kusuma. Jawa Barat: Binarupa
Aksara
8. Maslim Rusdi, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PDGJ-III, PT. Nuh Jaya, 2013, h. 38.

Anda mungkin juga menyukai