LAPORAN KASUS
NAPZA
Disusun Oleh:
Pembimbing:
dr. Patmawati, M.Kes, Sp.KJ
LAPORAN PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 20 Mei 2017
WAWANCARA PSIKIATRIK
Berdasarkan Autoanamnesis dan Alloanamnesis
Jam : 14 :00 di Ruangan Manggis (tgl 20 mei 2017)
Keterangan:
DM: Dokter Muda ; Tn. S:
DM Selamat siang bapak, ibu, perkenalkan saya Azizah, dokter muda yang
S Tn. S
DM Hehee belum Bapak S hehe, Kalau boleh tau pekerjaan bapak apa?
S Bengkel dok
kesini?
S Iya dok, saya mengamuk makanya saya langsung dorang bawa kesni dok
kaca dirumah juga saya kasih pica. Baru juga dok saya te bisa lihat-lihat
DM Waktu bapak mengamuk, apa yang bapak rasa ? dan bapak ingat tidak
waktu mengamuk?
S Saya waktu itu dibawah kesini dok karna waktu itu saya kaya merasa gelish
dokter
DM Masa tidak ada yang bikin bapak mengamuk, mungkin bapak ada masalah
dengan keluarga?
S Tidak ada dok, saya rasa baik baik saja, sama istri dan anak saya juga
S So 5 hari saya disini dok, ek *berpikir* salah-salah dok saya somo satu
atau melihat?
S Oh iya dok terakir ini saya dengar bisikan, baru berbisiknya itu dokter kaya
mau membunuh saya, makanya saya akhir-akhir ini susah sekali saya tidur
S Sudah lama sih dokter, lalu saya pernah dibawah kesini, kalau tidak salah
S Kalo tidak salah yang pertama tahun 2001, baru yang ke 2 itu tahun 2004,
DM Terus pernah tidak Bapak S lihat-lihat orang sampe bapak takut atau
gelisah?
S Oh ada dok
DM Bayangan hitamnya itu seperti apa? Bapak kenal tidak itu yang bapak
lihat?
S Tidak dok, pokoknya dok kaya bayangan-bayangan hitam saja. saya nda
kenal juga itu bayangan apa, mau lihat orang bukan juga dok, terus
mengikuti terus itu bayangan yang saya lihat itu dok, makanya akhir-akhir
ini saya susah sekali tidur, belum lagi ditambah dengan bisikan-bisikan
S Tidak dok, saat sakit ini saya sudah tidak bekerja, hanya dirumah saja
istirahat.
DM Oh iya pak sudah seharusnya itu bapak istirahat saja dulu, jadi terganggu
Maaf pak kalau boleh tau bapak ada minum obat-obat selain yang dikasih
dokter?
S Obat yang warna putih itu dok yang Y. pasien dengan spontan
DM Lamanya dari kapan? Sebelum muncul-muncul itu bisikan atau setelah ada
bisikan?
S Waktu umur-umur 25 tahun bgitu dok baru saya komsumsi obat-obat itu
S Dulu waktu itu saya gaul-gaul sama temanku dok, dorang ajak saya jadi
DM Bapak merokok?
P Iya dok merokok saya tapi saat sakit begini saya sudah berhenti.
P Pernah dok waktu SMA tapi sudah berhenti. Dari tahun1989 sampai
tahun 2007 saya minum alcohol juga
P Ia dok saya waktu kecil sering main sama teman-teman saya banyak.
DM Hehe, bapak pernah bertanya sama ibu atau keluarga bagaimana dulu
P Iya dok, lalu katanya ibu saya lahir di rumah saja dok
P Di bantu dukun dok, maklum dok orang kampong jauh dari dokter.
DM Setelah lahir, kondisinya bapak bagaimana? Ibu pernah bilang bapak sakit?
P Tidak ada dok. Ibu bilang normal-normal saja. Tidak ada apa-apa dok. Ibu
S Sudah 4 kali saya menikah, tapi yang terakhir ini istri terakhir yang saya
S Kangen sekali dok, makanya kalo saya sembuh, saya mo ketemu anakku
DM Terus pak, saya lanjutkan yang tadi ya pak. Bagaimana masa kecilnya
bapak?
S Oh iya dok, waktu sekolah saya masuk SD kalau tidak salah umur saya 6
tahun dok. Saya suka disekolah dok, banyak teman, bisa belajar bisa
bermain.
DM Setelah tamat SD pak?
DM Maaf bapak yaa, kalau ada maslah di dapat atau rindu sama keluarga
P Saya rindu sekali dok, tapi kalau ada masalah yang saya dapat saya suka
cerita ke orang tua saya minta pendapat kadang juga saya pecahkan sendiri.
S Hmmm 91 dok
S Bisa dok, motor itu ada mesinnya, kalo motor tidak ada dok
DM Terus kalo bapak ketemu surat dijalan yang ada kop posnyanya, itu surat
S Saya bawa ke kantor postnya saja dok, biar mereka yang kirim
DM Oh iya okelah kalo begitu pak , kalo begitu bapak jangan terlalu dipikirkan
penyakitnya ya bapak, yakin saja bapak bisa sembuh, asalkan bapak rajin
DM Iya kalau begitu terimakasih sudah mau ditanya silahkan istirahat. Selamat
siang pak S.
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Gaduh gelisah
Hendaya / disfungsi :
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
D. Gangguan Persepsi
1) Halusinasi : Halusinasi auditorik (berupa bisikan-bisikan yang
ingin membunuh pasien) Halusinasi visual (pasien sering melihat laki-laki
berkulit hitam)
2) Ilusi : Tidak ada
3) Depersonalisasi : Tidak ada
4) Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1) Arus pikiran:
a. Produktivitas : baik
b. Kontiniuitas : Relevan
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2) Isi pikiran :
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : Waham Kejar
F. Pengendalian Impuls : baik
G. Daya Nilai
1) Norma sosial : baik
2) Uji daya nilai : baik
3) Penilaian realitas : baik
b. Pemeriksaan Fisik
GCS E4M6V5, pupil bundar isokor, ukuran 3 mm, reflex cahaya langsung +/+,
reflex cahaya tidak langsung +/+, Pemeriksaan kaku kuduk : (-), reflex
fisiologis (+), reflex patologis (-). fungsi kortikal luhur dalam batas normal,
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki berumur 42 tahun dibawa oleh keluarganya ke RSD
Madani pada tanggal 20 Mei 2017 karena gaduh gelisah.
Hal ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku sudah
keempat kalinya masuk rumah sakit.
Pasien sering mendengar suara bisikan dan melihat bayangan hitam
Pasien mengalami susah tidur
Faktor stressor adalah pasien selalu merasa ingin menikah lagi walaupun
sekarang pasien sudah menikah sebanyak 4x.
Tampak seorang lelaki, wajah sesuai umur, memakai baju kaos lengan
pendek berwarna abu-abu, rambut tertata rapi, perawatan diri baik dan
kulit berwarna sawo matang
Aksis 1:
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan perilaku dan psikologis yang
secara klinis bermakna seperti gelisah, tidak bisa tidur, sering bicara dan tertawa
sendiri, mempunyai keinginan kabur dari rumah sehingga menimbulkan hendaya
(Disability) dan Penderitaan (Distress) Sehingga dapat dikatakan Gangguan
Jiwa.
Pada pasien ditemukan hendaya berat dalam menilai realita yaitu pasien sering
mendengar suara bisikan yang mengajaknya berbicara. Sehingga dapat dikatakan
sebagai Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis dalam batas Normal. Dengan
demikian pasien di kategorikan Gangguan Mental Non Organik
VII. PROGNOSIS
dubia ad malam
Faktor pendukung
- Sudah menikah
- Memiliki pekerjaan
Faktor penghambat
- Ketidak patuhan minum obat
- Onset kronik
- Pendidikan rendah
- Usia
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek
samping obat yang diberikan.
Penggolongan NAPZA
1. Narkotika
Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika,
NARKOTIKA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
a. Narkotika golongan I : hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan,
tidak untuk terapi, potensi sangat tinggi untuk menyebabkan
ketergantungan (contohnya : heroin, kokain, ganja).
b. Narkotika golongan II : digunakan untuk terapi pilihan terakhir dan
IPTEK, berpotensi tinggi untuk menyebabkan ketergantungan
(contohnya: morfin, petidin).
c. Narkotika golongan III : digunakan untuk terapi dan IPTEK,
berpotensi ringan untuk menyebabkan ketergantungan (kodein).
2. Psikotropika
Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
Yang dimaksud dengan PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut(4,5) :
PSIKOTROPIKA GOLONGAN I : Psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi serta mempunyai potensiamat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD)
PSIKOTROPIKA GOLONGAN II : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu
pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin)
PSIKOTROPIKA GOLONGAN III : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensisedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam).
PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam,
bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam,
seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).
b) Golongan Stimulan(Upper)
Merangsang atau meningkatkan kegiatan di SSP dan mempercepat
proses mental serta meningkatkan semangat pengguna. Efeknya :
menjadi sulit tidur, menurunkan nafsu makan, dada berdebar-debar,
banyak bicara, meningkatkan kesiagaan, gelisah, cepat marah, agitasi dan
agresif. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin (shabu,
esktasi), Kafein, Kokain.
c) Golongan Halusinogen
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya
pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk :
Kanabis (ganja), LSD, Mescalin
Insomnia
Lemas, marah
(Iritabel)
Berkeringat
Hipertensi
Rindu dengan
minuman alkohol
2. OPIOID
Golongan : depresan (golongan NAPZA yang sangat kuat potensi
ketergantungannya sehingga disebut dengan julukan horror drug).
Termasuk opioid adalah : morfin, petidin, heroin, metadon. dan kodein.
Heroin (putauw/ptw/brown sugar/black heroin) merupakan semisintetik
dari morfin yang paling sering disalahgunakan dalam masyarakat.
Bentuk : Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin yang tidak
murni berbentuk bubuk berwarna putih keabuan.
Opioida dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu :
Opioida alamiah : morfin, opium, kodein
Opioida semi sintetik: heroin/ putauw, hidromorfin
Opioida sintetik: meperidin, propoksipen, metadon
Akibat penyalahgunaan opioid :
a. Problem fisik
abses pada kulit sampai septickemia
infeksi karena emboli, dapat sampai menyebabkan stroke
endokarditis
hepatitis (B dan C)
HIV/AIDS
injeksi menyebabkan trauma pada jaringan saraf lokal
opiate neonatal abstinence syndrome
b. Problem psikiatri
gejala withdrawal menyebabkan perilaku agresif
suicide
depresi berat sampai skizofrenia
c. Problem sosial
gangguan interaksi di rumah tangga sampai lingkungan
masyarakat
traffic accidents
perilaku kriminal sampai tindak kekerasan
gangguan perilaku sampai antisosial (seperti mencuri,
mengancam, menodong, membohong, menipu hingga
membunuh)
d. Sebab-sebab kematian
Reaksi heroin akut menyebabkan kolapsnya kardiovaskuler
dan akhirnya meninggal
Overdose, karena heroin menekan SSP sehingga
menimbulkan sukar bernapas dan menyebabkan kematian
Tindak kekerasan
Terkena bronkopneumonia ataupun endokarditis
3. Ganja
6. Benzodiazepin
Derivat benzodiazepin dikenal dalam bentuk suntikan dan tablet. dalam
bentuk suntikan umumnya menggunakan injeksi diazepam. sedangkan
dalam bentuk tablet cukup bervariasi : nitrazepam, flunitazepam,
flurazepam, bromazepam dan diazepam. akibat penyalahgunaan
benzodiazepam :
a. problem fisik :
penggunaan suntikan dapat menyebabkan abses, infeksi
sistemik,hepatitis dan HIV/AIDS.
gangguan gastrointestinal
gangguan neurologik
malnutrisi
b. problem psikiatri
perilaku agresif terutama dalam keadaan intoksikasi
cemas, panik, confusional state
withdrawal state menimbulkan agresif dan violence
c. problem sosial
mengganggu interaksi dalam rumah tangga dan lingkungan
masyarakat
problem marital
tinggal kelas,dikeluarkan dari sekolah,
berkelahi
tindak pidana
7. Nikotin
Komplikasi
8. Kafein
Reaksi panic : timbul bila jumlah kafein yang diminum melebihi 500-600
mg.
Intoksikasi kafein : Overdosis kafein gejalanya ringan dan jarang
menimbulkan kematian. Dosis letal akut pada orang dewasa antara 5-
10 gram. Antaran lain gejala nya adalah; gelisah, aksitasi, sulit tidur,
muka merah, polyuria, mual, banyak bicara, takikardia dan aritimia
serta agitatif. Pengobatan bersifat simptomatis, diperhatikan
pernafasan, suhu tubuh, kemungkinan kejang dan hipertensi.
Gangguan psikotik akibat penggunaan kafein, dianjurkan untuk berhenti
minum kopi, diharapkan timbul perbaikan.
Sindrom otak organic : bila gejala disebabkan minum kopi, cukup
dihentikan saja minum kopi.
Keadaan putus kafein.
Komplikasi