Anda di halaman 1dari 3

APA ARTI MENYERAH

Geovany Manurung

Keterbatasan mempunyai banyak arti. Jika kita mengartikannya sebagai hal yang
menghentikan langkah kita, maka langkah kita memang akan terhenti saat
menerima keterbatasan. Jika kita mengartikannya sebagai cambuk menuju
keberhasilan, keberhasilan akan semakin nikmat rasanya saat kita raih.
Rezeki siapa yang tau ?
Ujian suadah seminggu berlalalu, dan hasil ujian mulai dibagikan.
Ibu, ini hasil ujianku. Jelek ya? Maafin aku ya Bu, gak bikin bahagia hari ini kata
Bonar sedih.
Nak, kamu sudah berusaha. Jalan hidup tidak selalu lurus, ada kalanya kita
berada di atas, ada juga kalanya kita di bawah. Berusahalah untuk bertahan dan
terus meningkat. Ibu bahagia kok asal kamu tidak menyerah untuk berusaha
Jawab Ibu dengan bijak.
Bonar. Ia adalah seorang anak kuli bangunan dan tukang cuci baju di
kampungnya. Anak yang penuh kesederhanaan ini tak pernah malu sekalipun
menginjakkan kakinya di sekolah SMA yang notabene adalah sekolah favorit di
kotanya.
Bonar, selamat ya nak kamu dapat peringkat kesatu lagi. Pertahankan! ujar Bu
Yanti, wali kelasnya sambil tersenyum bangga.
Yang bener bu? Makasi banget buk, pasti Bu, terima kasih sudah membantu ya
Bu jawab Bonar selalu sopan.
Bonar hanya siswa yang bergantung pada beasiswa. Ia mampu ada di sekolah itu
karena nilainya yang tak pernah sanggup dikalahkan oleh temannya. Baginya,
keterbatasan ekonomi bukanlah alasan utama untuk tidak sekolah, dan berhenti
berkarya. Ia mendapatkan beasiswa selama 3 tahun di bangku SMA karena
nilainya yang selalu ada dalam 5 besar paralel.
Bonar berlari ke dalam rumah, Ia terlihat sangat gembira.
Ibu, puji syukur bu, walaupun kemarin sempat jelek nilainya. Tapi, Tuhan masih
kasih rezeki buat Bonar. Nih Bu, Bonar peringkat kesatu lagi ujar Bonar
menceritakan dan memberi lembaran hasil ujian kepada Ibunya yang tengah
mencuci baju di halaman belakang rumahnya. Ibu menghentikan pekerjaannya
dan mengambil lembaran itu.
Puji Tuhan lah nak, terima kasih ya kamu bisa berusaha untuk kelanjutan
sekolahmu. Ibu minta maaf ya nak tidak bisa memberi kamu barang-barang dan
pendidikan yang layak untuk kamu. Ibu yakin, kamu akan jadi orang yang sukses!
Yang penting, kalau kamu sukses selalulah rendah hati ya nak! Kata Ibu sembari
memeluk anaknya yang masih berseragam biru putih membawa hasil ujiannya.
Sebentar lagi adalah Ujian Nasional untuk siswa-siswi SMA. Bonar bersiap-siap
untuk menghadapi Ujian Nasional yang sangat menentukan masa depannya.
Keterbatasan ekonomi membuat ia kesulitan membeli buku pelajaran. Ia harus
belajar di perpustakaan sekolah atau perpustakaan kota setiap harinya untuk
meminjam buku.
Anak-anak, sudah tinggal 3 hari lagi kita menuju Ujian Nasional. Saat ini, kurangi
bermain dan istirahatlah yang cukup. Tidak usah terlalu banyak belajar nanti
kalian malah kecapean ujar ibu Yanti, kepala sekolah Bonar.
Bonar berada di dalam kebimbangan yang dia tidak tahu dengan siapa ia harus
berkeluh kesah.
Ibu, saya bingung. Setelah SMA nanti saya akan jadi apa? Saya tidak punya biaya
sedikitpun untuk kuliah, untuk kehidupan sehari-hari saja belum mampu
tercukupi. Kalau lulusan SMA paling bisa kerja apa sih, Bu? tanya Bonar sembari
curhat dengan Bu Yanti.
Loh? Bonar sayang, kamu tidak boleh nyerah. Masuk universitas yang negeri nak.
Di sana banyak sekali program beasiswa. Kamu bukan orang bodoh, kamu sangat
pintar. Banyak orang mencari kamu untuk sekolah di sana, bukan menjadi lulusan
SMA saja. Ibu janji, Ibu akan bantu kamu mencari informasi beasiswa di
universitas negeri Kata Bu Yanti sambil tersenyum memberi dukungan pada
Bonar.
Terima kasih Ibu, saya tidak akan pernah lupa dengan kebaikan Bu Yanti selama
ini ujar Bonar menangis mencium tangan gurunya itu.
Bonar mempunyai wajah yang lumayan tampan. Ia tidak hanya berprestasi dalam
pelajaran. Ia adalah ketua OSIS di SMA-nya. Ia juga memiliki prestasi di bidang
Karya Ilmiah Remaja yang berhasil ia menangkan. Keaktifannya membantu ia
untuk tetap bisa bersekolah. Bonar memang anak yang disayang oleh guru dan
teman-temannya terutama murid wanita.
Ujian Nasional pun berlangsung dalam 4 hari. Bonar menyelesaikannya dengan
tenang. Ia sama sekali tidak memiliki keraguan dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan anak kelas IPA ini. Semua ia kerjakan dengan sempurna.
Apalagi Fisika, mata pelajaran yang Bonar sangat sukai. Tidak heran lagi,
pengumuman telah tiba. Ia menjadi peringkat kesatu di SMA-nya dan peringkat 3
di Kotanya. Kebanggaan yang luar biasa untuk kedua orangtua dan sekolahnya,
termasuk dirinya sendiri. Semua tidak membuat Bonar menjadi sombong, ia
malah menjadi semakin rendah hati.
Bonar, ada kabar bagus buat kamu, tadi ada surat dari Universitas Gajah Mada,
kamu diminta untuk melanjutkan perguruan tinggi di sana di Program Fisika,
mendapat beasiswa total dan uang saku kalau kamu selalu mempertahankan
peringkatmu. Kamu harus menerima nak, ini rezekimu jangan disia-siakan Kata
Ibu Yanti bangga.
Alhamdulillah Bu, saya pasti mau! Saya janji akan selalu meningkatkan prestasi
saya. Saya akan lanjut di sana Bu, universitas impian saya. Terima kasih banyak
Ibu Jawab Bonar berulang kali berterima kasih.
Sahabat-sahabat Bonar sangat senang Bonar bisa melanjutkan sekolahnya.
Orangtua Bonar menangis tanpa henti melihat putra satu-satunya dapat tumbuh
dewasa dengan usahanya sendiri. Bonar memang anak yang rajin, ulet, dan
rendah hati. Sifat yang membawa ia kepada kesuksesan. Awal dari kehidupan
yang sebenarnya, roda dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai