Anda di halaman 1dari 5

Laporan Percobaan Laboratorium Fisika Bumi-Geofisika-Metode Magnetik 1

Interpretasi Struktur Bawah Tanah di Kawasan


Tuban Melalui Hasil Anomali Medan Magnetik
Aprilya Hartinah Wardani, Dani Uripan, Nurul Azizah, dan Suyatno
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: aprilyahardani@gmail.com
AbstrakPercobaan ini berjudul interpretasi strukur bawah sehingga efektifitas metode ini bergantung kepada kontras
tanah di kawasan Tuban melalui hasil anomali medan magnetik magnetik di bawah permukaan. Di daerah panas bumi,
bertujuan untuk untuk mengetahui struktur lapisan bawah larutan hidrotermal dapat menimbulkan perubahan sifat
tanah pada daerah tersebut dengan menggunakan metode kemagnetan batuan, dengan kata lain kemagnetan batuan
geomagnetik yang diinterpretasikan melalui anomali medan akan menjadi turun atau hilang akibat panas yang
magnetik yang didapakan pada daerah tersebut . Prinsip yang ditimbulkan. Karena panas terlibat dalam alterasi
digunakan pada percobaan ini menggunakan metode hidrotermal, maka tujuan dari survei magnetik pada daerah
geomagnetik. Pada percobaan ini dihasilkan letak koordinat x panas bumi adalah untuk melokalisir daerah anomali
dan y yang didapatkan melalui GPS, serta nilai dari koreksi magnetik rendah yang diduga berkaitan erat dengan
harian H yang nantinya akan diolah kembali dengan manifestasi panas bumi ..Pada prinsipnya, dalam penyelidikan
menggunakan aplikasi surfer, magpcick dan grav2DC akan magnet selalu dianggap bahwa kemagnetan batuan yang
menghasilkan peta kontur regional pada daerah tersebut.
memberikan respon terhadap pengukuran magnet hanya
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan
disebabkan oleh pengaruh kemagnetan induksi. Dengan
kesimpulan bahwa struktur di permukaan bawah tanah pada
kawasan Tuban melalui hasil anomali medan magnetik, bersifat
demikian, sifat kemagnetan ini dipergunakan sebagai dasar
heterogen, dengan perkiraan penyusun lapisan tersebut berupa dalam penyelidikan-penyelidikan magnet. Sedangkan
batuan batuan magnesite, granite, solis, dan limestone. kemagnetan sisa pada umumnya seringkali diabaikan dalam
penyelidikan magnet karena disamping pengaruhnya sangat
kecil, juga untuk memperoleh besaran dan arah
kemagnetannya harus dilakukan pengukuran di laboratorium
Kata Kunci IGRF, Magnetometer PPM, Metode paleomagnetik dengan menggunakan alat khusus. Perubahan
Geomagneik, Suseptibilitas. yang terjadi pada kuat medan magnet bumi adalah sangat
kecil dan memerlukan waktu yang sangat lama mencapai
ratusan sampai ribuan tahun. Oleh karena itu, dalam waktu
I. PENDAHULUAN penyelidikan magnet, kuat medan magnet tersebut selalu
Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari dianggap konstan. Dengan menganggap kuat medan magnet
tentang bumi dengan menggunakan pengukuran fisis pada bumi ( H ) adalah konstan, maka besarnya intensitas magnet
atau di atas permukaan. Geofisika juga mempelajari semua bumi ( I ) semata-mata adalah hanya tergantung pada variasi
isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung kerentanan magnet batuan yang merefleksikan harga
oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada pengukuran magnet. [2]
umumnya pada permukaan . Metode geofisika sebagai Magnetometer adalah instrument geofisika yang
pendeteksi perbedaan tentang sifat fisis di dalam bumi. digunakan untuk mengukur kekuatan medan magnet bumi.
Kemagnetan, kepadatan, kekenyalan, dan tahanan jenis Pengukuran medan magnet bumi ini memiliki beberapa
adalah sifat fisis yang paling umum digunakan untuk tujuan diantaranya untuk mengetahui lokasi deposit mineral,
mengukur penelitian yang memungkinkan perbedaan di situs arkeologi, material di bawah tanah, atau objek dibawah
dalam bumi untuk ditafsirkan kaitannya dengan struktur permukaan laut seperti kapal selam atau kapal karam dan
mengenai lapisan tanah, berat jenis batuan dan rembesan isi lain sebagainya. Proton Precession Magnetometer gambar 1
air, dan mutu air [1]. merupakan salah satu jenis dari magnetometer.

Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua


kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan
dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi.
Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan
kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi.
Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi
gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan
magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta
radiasi radioaktifitas bumi. Medan buatan dapat berupa
ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah,
pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya .[1]
Metode geomagnetik didasarkan pada sifat kemagnetan
(kerentanan magnet) batuan, yaitu kandungan magnetiknya
Laporan Percobaan Laboratorium Fisika Bumi-Geofisika-Metode Magnetik 2

medan magnetik utama bumi (H0). Nilai IGRF termasuk nilai


yang ikut terukur pada saat kita melakukan pengukuran
medan magnetik di permukaan bumi, yang merupakan
komponen paling besar dalam survei geomagnetik, sehingga
perlu dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi
nilai IGRF terhadap data medan magnetik hasil pengukuran
dilakukan karena nilai yang menjadi terget survei magnetik
adalan anomali medan magnetik (Hr0). Nilai IGRF yang
diperoleh dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik
total dari hasil pengukuran di setiap stasiun atau titik lokasi
pengukuran. Meskipun nilai IGRF tidak menjadi target
survei, namun nilai ini bersama-sama dengan nilai sudut
inklinasi dan sudut deklinasi sangat diperlukan pada saat
memasukkan pemodelan dan interpretasi .[4]
Gambar 1. Konsep PPM
Prinsip kerja Proton Procession Magnetometer adalah
dengan proton yang ada pada semua atom memintal atau
berputar pada sumbu axis yang sejajar dengan medan magnet II.METODOLOGI
Bumi. Terjadi perubahan kesejajaran, perputaran proton
berpresesi, dan putarannya semakin melambat. Komponen A. Alat
sensor pada proton precession magnetometer adalah tabung Pada percobaan ini peralatan yang digunakan antara lain,
silinder yang berisi cairan penuh atom hidrogen yang PPM sebagai magnetometer yang berfungsi sebagai alat untuk
dikelilingi oleh lilitan kabel. Cairan yang digunakan alat pendekteksian mineral kemagnetan bumi, kompas yang
umumnya terdiri dari air, kerosin, dan alkohol. Sensor digunakan untuk penentuan arah utara dan selatan magnet
tersebut dihubungkan dengan kabel ke unit yang berisi bumi, GPS yang digunakan untuk mengukur titik posisi
sebuah power supply, sebuah saklar elektronik, sebuah
pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan
amplifier, dan sebuah pencatat frekuensi. Ketika saklar
posisi. Penunjuk waktu berguna untuk menentukan dan
ditutup, arus DC mengalir dari baterai ke lilitan, kemudian
memproduksi kuat medan magnet dalam silinder tersebut. mencatat waktu, dan meteran yang digunakan untuk
Atom hidrogen (proton) yang berputar seperti dipol magnet, mengukur panjang tiap titik pada line.
menjadi sejajar dengan arah medan (sepanjang sumbu B. Langkah Kerja
silinder). Daya listrik kemudian memotong lilitan dengan
membuka saklar. Karena medan magnet Bumi menghasilkan
torsi (tenaga putaran) pada putaran atom hidrogen, maka Pada percobaan metode SP ini pertama-tama yang
atom hidrogen memulai presesi disekitar arah total medan dilakukan yaitu, pertama menentukan garis line dan titik
Bumi. Presesi tersebut menunjukkan medan magnet dalam yang akan digunakan kemudiaan di tandai, pada percobaan
berbagai waktu yang mana menginduksi sedikit arus AC pada kali ini menggunakan 3 line dengan masing-masing line 20
lilitan tersebut. Frekuensi pada arus AC memiliki persamaan titik dengan jarak 3 meter. Kemudian, dilakukan pengukuran
dengan frekuensi presesi atom tersebut. Karena frekuensi dengan meteran roll panjang. Kalibrasi GPS, setelah itu
presesi berbanding dengan kuat medan total dan karena akuisisi data dengan menggunakan GPS yang telah
konstanta perbandingan diketahui, maka kuat medan total dikalibrasi tersebut. Kemudian di ambil data setiap titik
dapat ditetapkan dengan akurat [3]. dengan menggunakan GPS pada setiap line. Alat
Suseptibilitas magnetik adalah ukuran dasar bagaimana magnetometer dirangkai dengan aki dan juga tongkat
sifat kemagnetansuatu bahan yang merupakan sifat magnet kemudian diukur intensitas magnetic setiap 5 menit sekali
bahan yang ditunjukkan dengan adanyarespon terhadap setiap perpindahan titik, kemudian kembali ke base lagi
induksi medan magnet yang merupakan rasio antara untuk mengukur intensitas magnetiknya. Diperhatikan posisi
magnetisasidengan intensitas medan magnet. Dengan tongkat harus menghadap ke utara dan sejajar, karena pusat
mengetahui nilai suseptibilitas magnetik suatu bahan, maka dari medan magnet terletak diarah utara. Semakin tepat arah
dapat diketahui sifat-sifat magnetik lain dari bahan tersebut. kita maka data yang didapatkan juga semakin baik karena
Salah satunya adalah bahan paramagnetik. Bahan pusat medan magnet berada diarah utara. Data yng didapat di
paramagnetik adalah bahan - bahan yang memiliki catat. Dalam pengambilan data ini dilakukan dengan teknik
suseptibilitas magnetik Xm yang positif dan sangat kecil.
looping (pengulangan). Kemudian tahapan selanjutnya
Karakteristik dari bahan yang bersifat paramagnetik adalah
setelah proses akuisisi data adalah tahapan analisa dan
memilikimomen magnetik permanen yang akan cenderung
menyearahkan diri sejajar dengan arah medan magnet dan interpretasi hasil pengukuran akuisisi data dengan melakukan
harga suseptibilitas magnetiknya berbandingterbalik dengan koreksi terhadap data magnetic total hasil pengukuran pada
suhu T. Variasi dari nilai susceptibilitas magnetik yang setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup
berbanding terbalik dengan suhu T adalah merupakan hukum koreksi harian koreksi IGRF. Dengan persamaan sebagai
Curie.[3] berikut untuk koreksi harian
IGRF singkatan dati The International Geomagnetic H = Htotal Hharian.(1)
Reference Field. Merupakan medan acuan geomagnetik Dan persamaan untuk koreksi IGRF adalah sebagai
intenasional. Pada dasarnya nilai IGRF merupakan nilai kuat berikut
Laporan Percobaan Laboratorium Fisika Bumi-Geofisika-Metode Magnetik 3

Persamaan 611448,6 9219875, -33979,1


H = Htotal Hharian H0.(2) 9 4
Dimana H0 adalah nilai IGRF. 611448,6 9219878, -33763,1
9 7
611448,7 9219885, -33566,3
C.Flowchart 1 4
611448,7 9219890, -38149,1
2 9
Mulai
611437,6 9219894, -33566,3
8 2
Survei Lapangan dan design pengukuran dibuat 611437,6 9219900, -35571,1
9 9
611437,7 9219903, -41550,5
1
Peralatan disiapkan dan dipastikan dalam keadaan baik
611426,6 9219900, -33566,3
5 9
Kalibrasi alat 611426,6 9219900, -40032,7
5 9
611415,6 9219897, -33566,3
Panjang lintasan diukur dan ditentukan titik pengukuran & base station 6
611415,6 9219900, -52018,1
9
Pengambilan data posisi dengan GPS 611415,6 9219906, -33566,3
2 4
611415,6 9219909, -34122,5
Pengukuran intensitas magnetic 2 8
611404,5 9219913, -33566,3
8 1
Pengolahan data pada Ms Excel (Koreksi data) 611404,5 9219916, -33566,3
9 4
611459,6 9219845, -33519,6
Pengolahan data dengan software Surfer 11 7 5
611459,6 9219851, -33519,6
8 1
Pengolahan data dengan software Magpick
611459,6 9219854, -37510,4
9 4
Hasil
611459,7 9219861 -33519,6
611459,7 9219861 -37491,8
611459,7 9219866, -33519,6
Selesai
1 5
611459,7 9219873, -33519,6
Gambar 2. Flowchart percobaan metode magnetik
3 2
611470,7 9219878, -33646,6
8 7
611470,7 9219882 -33519,6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 9
611470,8 9219885, -33519,6
A. Analisa Data 3
611470,8 9219890, -40634,8
Berdasarkan percobaan metode magnetik yang dilakukan, 1 8
didapatkan data berupa nilai koordinat x, y yang didapatkan 611470,8 9219897, -33519,6
dari GPS, dan noise yang terdapat di base dan di tiap titik. 2 5
Sehingga nanti akan dihitung koreksi harian H dari IGRF. 611470,8 9219900, -33519,6
Tabel 1. Data percobaan metode msgnetik pada line 1, 2, dan 3. 3 8
x y h(z) 611470,8 9219906, -37689,8
4 3
611448,6 9219851, -42103,1 611470,8 9219909, -33519,6
3 1 5 6
611448,6 9219857, -40071,1 611470,8 9219916, -33519,6
5 7 6 3
611448,6 9219861 -33566,3 611470,8 9219916, -33519,6
5 6 3
611448,6 9219866, -33770,1 611481,9 9219921, -37385,6
7 6 2 8
611448,6 9219869, -34209,5 611470,8 9219928, -33519,6
7 9 9 4
Laporan Percobaan Laboratorium Fisika Bumi-Geofisika-Metode Magnetik 4

611481,9 9219930, -33519,6


4 6
611492,9 9219912, -33927,5
5 9
611504,0 9219921, -33927,5
1 7
611503,9 9219912, -33927,5
9 9
611503,9 9219906, -34344,7
8 2
611503,9 9219902, -33927,5
7 9
611492,9 9219897, -33927,5
1 4
611492,9 9219890, -33927,5
8
611492,9 9219888, -33927,5
6
611492,8 9219881, -33927,5
8 9
611492,8 9219873, -33927,5
6 1 Gambar 3. Peta kontur dengan menggunakan surfer
611503,8 9219847, -33927,5
5 6 Setelah menggunakan surfer, maka selanjutnya digunakan
611503,8 9219851 -33927,5 aplikasi magpick, dan setelah dilakukan 6 kali koreksi
6 didapatkan gambar berikut ini,
611481,8 9219863, -33927,5
2
611492,8 9219860, -33927,5
4 9
611492,8 9219860, -33927,5
4 9
611503,8 9219860, -33927,5
8 9
611492,8 9219869, -33927,5
5 8
611459,8 9219921, -33927,5
3 8
611448,7 9219918, -33927,5
8 5
611426,5 9219857, -33927,5
6 8
611426,5 9219873, -33927,5
9 2

B. Peta Kontour
Berdasarkan data yang telah didapatkan dilakukan
penggambaran untuk menghasilkan peta kontur dengan
menggunakan aplikasi surfer, didapatkan gambar sebagai
Gambar 4. Peta kontur dengan menggunakan magpick
berikut,
Setelah itu, dilakukan permodelan dengan mengambil slice
dari daerah anomali pada gambar 4, sehingga didapatkan
interprentasi dari softare Grav2DC berikut ini,
Laporan Percobaan Laboratorium Fisika Bumi-Geofisika-Metode Magnetik 5

Gambar 5. Hasil interpretasi dari aplikasi Grav2DC IV. KESIMPULAN


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan
C.Pembahasan kesimpulan bahwa struktur di permukaan bawah tanah pada
Pada percobaan ini yang berjudul interpretasi struktur kawasan Tuban melalui hasil anomali medan magnetik,
bawah tanah di kawasan Tuban melalui hasil anomali medan bersifat heterogen, dengan perkiraan penyusun lapisan
magnetik memiliki tujuan untuk mengetahui struktur lapisan tersebut berupa batuan batuan magnesite, granite, solis, dan
bawah tanah pada daerah tersebut dengan menggunakan limestone.
metode geomagnetik yang diinterpretasikan melalui anomali
medan magnetik yang didapakan pada daerah tersebut.
Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah UCAPAN TERIMAKASIH
menggunakan metode geomagnetik. Pada metode ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
digunakan peralatan-peralatan adalah meteran, satu set alat kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melancarkan
PPM, GPS, penunjuk waktu, dan kompas. Setelah itu pembuatan laporan ini. Tak lupa juga ucapan terima kasih
dilakukan percobaan sesuai dengan metodologi dengan kepada Dani Uripan dan Nurul Azizah, serta Bapak Suyatno,
pengukuran 3 line dengan masing-masing line dihasilkan 20 yang telah membantu proses penyelesaian laporan ini, serta
titik dengan jarak antar titik 3 meter. Pada percobaan ini
kepada teman-teman kelompok yang ikut serta membantu
penggambilan datanya dilakukan dengan teknik looping atau
percobaan ini.
pengulangan. Yaitu pada setiap 5 menit sekali maka
pengukuran kembali ke base station untuk diukur intensitas
medan magnetiknya serta noisenya, dan akan didapatkan DAFTAR PUSTAKA
waktu harian dan nilai IGRF. Dan setelah itu dilanjutkan
pengukuran kembali pada tiap titik sepanjang line.
Pada percobaan ini dipengaruhi oleh berbagai fakor, [1]
Sharma, P.V., 1997, Environmental and Geophysics, Cambridge University
diantaranya, kemagnetan dari batuan-batuan yang berada di Press. NewYork.London. Melbourne.
lapisan bawah permukaan tanah, serta kemagnean dari [2] Telford,W, M, Geldart,L, P, Sheriff,R E, & Keys,D, A. 1990. Applied
pengukuran yang disebabkan oleh benda-benda yang bersifat Geophysics. Cambridge UniversityPress. New York. London. Melbourne.
[3] Nurdin, M, dkk. 1996. Eksplorasi U dengan Metode Magnetik Disekitar
logam saat melakukan pengukuran. Hal ini dapat Bubu, Kalimantan BArat. Jakarta: PEBN-BATAN.
mempengaruhi pengukuran medan magne dari kemagnetan Royana, R. 2013. Panduan Kelestarian Ekosistem untuk Pemanfaatan
bauan-batuan yang berada di dalam permukaan tanah. Panas bumi. Jakarta: WWF-Indonesia.
Sehingga mengakibatkan hasil yang sediki berbeda dengan [4]
Saptadji, N. M. 2009. Karakterisasi Reservoir Panas Bumi. Bandung : ITB.
teori. Selain itu, cahaya matahari juga berperan dalam
pengukuran ini, karena cahaya matahari ini memancarkan
energi panas atau foton yang dapatmempengaruhi sifat
kemagetan dan supsetibilitas dari kemagnetan lapisan-lapisan
permukaan bawah tanah pada daerah tersebut. Sehingga
semakin panas, maka sifa kemagnetannya pun akan semakin
diuji, sehingga dapat diketahui nilai suseptibilitas besar atau
kecil.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan data
berupa koordinat x dan y yang didapatkan melalui
pengukuran GPS, serta data koreksi harian serta noise yang
didapatkan tiap titik beserta base station. Dari data tersebut
kemudian diolah ke dalam excel dan data yang dihasilkan
adalah nilai IGRF. Kemudian data tersebut dimasukkan ke
software surfer sehingga akan dihasilkan seperti gambar 3.
Kemudian dimasukkan ke aplikasi magpick dan kemudian
setelah dilakukan koreksi sebanyak 6 kali kemudian
didapatkan hasil seperti gambar 4. Pada gambar 3
menunjukkan kontur anomali reduksi magnetik yang terlihat
jelas. Pada gambar tersebut terlihat anomali dari medan
magnetik yang dapat dijadikan sebagai pendugaan struktur
geologi yang sebenarnya di dalam struktur permukaan tanah
pada daerah tersebut. Dan pada gambar 5 didapatkan data
kuantitatif yang menunjukkan bahwa dengan kedalaman 75
meter dengan hasil perhitungan ditunjukkan oleh kurva
gambar 5 dengan densitas 0.05 g/cm. Hal ini menunjukkan
interpretasi dari jenis batuan yang terdapat pada lapisan
bawah tanah merupakan daerah dengan jenis batuan yang
heterogen. Diperkirakan bahwa penyusun lapisan bawah
tanah di kawasan Tuban tersebut terdiri dari batuan
magnesite, granite, solis, dan limestone.

Anda mungkin juga menyukai