Anda di halaman 1dari 9

Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya

Sabtu, 21 November 2015


Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor

KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN


AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN KASUS MESIN
POMPA
Arvin Ekoputranto*, Otong Nurhilal, Ahmad Taufik.
Prodi Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor 45363

Abstrak. Perawatan mesin sangat penting dilakukan agar menjamin keberlangsungan


proses produksi di dalam industri. Untuk mesin berbasis rotasi, perawatan prediktif
berbasis analisis vibrasi merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan
oleh industri industri. Salah satu contoh mesin rotasi yang memiliki peran sangat
penting dalam proses produksi adalah mesin pompa, sehingga kegiatan memonitor
kondisi mesin ini menjadi sangat penting. Untuk menganalisa vibrasi dari mesin pompa
dibutuhkan vibration scanner yang terhubung dengan transduser serta program untuk
menganalisa data berupa pola vibrasi mesin pompa. Mesin pompa yang dimonitor
adalah LP Drain Pump unit 3 yang dimiliki oleh UBP Suralaya, Indonesia Power. Dari
hasil monitor mesin, pola vibrasi pada domain waktu yang diplot terhadap ISO 10816-3
menunjukan adanya tingkat vibrasi berbahaya. Kemudian setelah pola vibrasi dalam
domain waktu dikonversi kedalam domain frekuensi menggunakan Fast Fourier
Transform (FFT) menunjukan adanya jenis kerusakan unbalance dan angular
misalignment pada bagian motor penggerak pompa serta jenis kerusakan unbalance
dan cavitation pada bagian pompa.

Kata kunci : analisis vibrasi, fast fourier transform, unbalance, misalignment,


cavitation.

Abstract. Engine maintenance is very important in order to ensure the sustainability of


production processes in the industry. For rotation-based machines, predictive
maintenance based on vibration analysis is one method that is most widely used by
industries. One of the rotation machines that have a very important role in the
production process is pumping machine, so that monitoring the condition of this
machine becomes a very important activity. To analyze the vibration of pump machine
takes vibration scanner that connected to transducer and the program that could
analyze the data in form of pattern from the engine vibration. Pump machine that
monitored is LP Drain Pump unit 3 owned by UPB Suralaya, Indonesia Power. The
result from monitoring the vibration pattern in the time domain plotted against ISO
10816-3 shows the presence of dangerous levels of vibration. After the vibration
pattern in time domain converted into frequency domain using Fast Fourier Transform
(FFT) not only show the type of damage such as unbalance and angular misalignment
inside the motor but also the unbalance damage and cavitations inside the pump.
Keywords : vibration analysis, fast fourier transform, unbalance, misalignment,
cavitation.

1. Pendahuluan
Mesin pompa merupakan salah satu mesin yang memiliki peranan vital di industri.
Kegagalan dari mesin pompa akan menyebabkan kegagalan sistem produksi yang
berujung kepada kerugian yang tidak sedikit.

*
email : arvinekoputranto@gmail.com

FE-28
Kajian Vibrasi untuk Mendeteksi Kegagalan Awal pada Mesin Rotasi dengan....... FE-29

Vibrasi yang dihasilkan oleh mesin pompa dapat meindikasikan kondisi dari
komponen komponen mesin didalamnya. Saat mesin mengalami gejala
kerusakan, maka akan timbul pola vibrasi yang berbeda dari seharusnya. Pola ini
kemudian dapat memberikan informasi jenis dan letak kerusakan yang terjadi.[1]

Penelitian ini merupakan studi tentang pola kerusakan mesin pompa. Adapun
kerusakan yang diamati adalah unbalance, cavitation, dan misalignment.

1.1 Unbalance

Ketidakseimbangan (unbalance/imbalance) adalah kondisi dimana terjadi


distribusi massa yang tidak seimbang pada komponen yang berotasi. Distribusi
massa yang tidak seimbang ini akan mengakibatkan terbentuknya massa lebih di
suatu titik (heavy spot) pada komponen. Heavy spot ini akan membentuk gaya
sentrifugal pada arah radial yang akan mengakibatkan defleksi pada poros. Pada
domain frekuensi sinyal vibrasi yang dihasilkan oleh kerusakan akibat unbalance
akan terlihat seperti gambar 1.1 dibawah. [2]

Gambar 1.1 Grafik kerusakan mesin akibat unbalance pada domain frekuensi.[1]

1.2 Misalignment

Ketidaksejajaran poros atau misalignment adalah kondisi dimana hubungan poros


pada mesin tidak sejajar. Terdapat dua jenis ketidaksejajaran poros yaitu angular
misalignment dan parallel misalignment. Angular misalignment adalah
ketidaksejajaran poros dimana poros yang satu dengan yang lain akan membentuk
sudut tertentu. Sedangkan Parallel misalignment adalah ketidaksejajaran poros
dimana sumbu rotasi poros yang satu dengan yang lain tidak sejajar. Grafik pada
domain frekuensi akan berbeda antara angular misalignment dan parallel
misalignment seperti yang terlihat pada gambar 1.2 dibawah ini:[2]
FE-30 Arvin Ekoputranto, dkk

Gambar 1.2 Pola grafik domain frekuensi pada kejadian angular misalignment (kiri) dan parallel
misalignment (kanan).[1]

1.3 Cavitation

Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam


cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap
jenuh cairan pada suhu operasi pompa. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida
sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar dari
pada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung akan pecah dan
tekanan yang dihasilkan akan menyebabkan shock pada dinding dekatnya.[3]
Kavitasi yang terjadi pada mesin ditandai dengan noise seperti kerikil yang
menumbuk dinding pompa. Kavitasi memiliki signal pada domain frekuensi
berupa amplitudo pada 1x dan 2x frekuensi serta random amplitudo pada
frekuensi tinggi seperti yang tampak pada gambar 1.3.

Gambar 1.3 Pola vibrasi kavitasi pada domain frekuensi. [1]

2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode pengukuran onsite dengan menggunakan
vibration scanner yang telah menyatu dengan transducer. Hasil dari pengukuran
onsite yang berupa grafik pada domain waktu kemudian akan diubah menjadi
Kajian Vibrasi untuk Mendeteksi Kegagalan Awal pada Mesin Rotasi dengan....... FE-31

domain frekuensi menggunakan FFT sehingga dapat diketahui kondisi dan jenis
kerusakan yang terjadi pada mesin.

2.1 Transducer Accelerometer


Transducer accelerometer yang digunakan adalah transduser dengan merek VIB
6.142 milik Pruftechnik transduser ini diletakan pada bearing mesin dengan posisi
seperti gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Posisi Peletakan Transduser

2.2 Standar Vibrasi


Vibrasi yang dihasilkan oleh tranduser adalah grafik dalam domain waktu. Dari
grafik domain waktu ini, dapat dihitung nilai RMS (root mean square) sebagai
besarnya nilai kecenderungan vibrasi mesin. Rumus untuk menghitung RMS
mesin adalah: [4]

(2.1)

Dengan nilai P adalah nilai sampel vibrasi dan N adalah jumlah sampel vibrasi.

Nilai RMS mesin tersebut akan di cocokan kedalam nilai standar vibrasi yaitu ISO
10816-3 yang disajikan dalam gambar 2.2 dibawah ini sehingga diketahui kondisi
mesin tersebut.
FE-32 Arvin Ekoputranto, dkk

Gambar 2.2 Standar vibrasi ISO 10816-3[5]

Dari gambar 2.2 dapat dilihat terdapat 4 katagori sesuai dengan zona warna yang
berbeda, dimana:
Zona A berwarna hijau tua, vibrasi dari mesin sangat baik dan dibawah vibrasi
yang diijinkan.

Zona B berwarna hijau muda, vibrasi dari mesin baik dan dapat dioperasikan
normal karena masih dalam batas yang diizinkan.

Zona C berwarna kuning, vibrasi dari mesin dalam batas toleransi dan hanya
dapat dioperasikan dalam waktu terbatas.

Zona D berwarna merah, vibrasi dari mesin dalam batas berbahaya dan dapat
terjadi kerusakan sewaktu-waktu.

2.3 Fast Fourier Transform (FFT)


Fast Fourier Transform adalah rumus yang digunakan untuk mentransformasikan
grafik pada domain waktu menjadi domain frekuensi. Adapun rumusan dari FFT
adalah[6]

( ) ( )
( ) ( ) ( ) (2.2)

Pada matlab penggunaan FFT (Fast Fourier Transform) untuk menkonversikan


data sinyal dapat digunakan dengan menuliskan sintaks dalam bentuk variable =
FFT (x,N). Namun dikarenakan jumlah sampel yang terlalu banyak dan penelitian
yang membutuhkan ketelitian yang tinggi menyebabkan pencuplikan data tidaklah
mungkin dilakukan. Sehingga dengan menggunakan rumusan dan algoritma yang
sama penelitian ini menggunakan otomatisasi program OMNITREND.
Kajian Vibrasi untuk Mendeteksi Kegagalan Awal pada Mesin Rotasi dengan....... FE-33

3. Hasil dan Pembahasan


Data yang didapat merupakan hasil pengukuran di Indonesia Power UBP Suralaya,
dengan objek mesin pompa LP Drain Pump Unit 3 secara on site. Mesin ini
bekerja pada 2980 RPM atau 49.67 Hz. Dari hasil pengukuran didapatkan adanya
nilai RMS mesin yang berbahaya pada posisi transduser 2 dan posisi 3. Adapun
posisi tranduser 2 merupakan bagian motor penggerak pompa sedangkan posisi 3
adalah bagian dari pompa. Berikut ini merupakan data dari nilai velocity RMS (v
rms) posisi 2 dan 3 yang diperoleh:

Tabel 3.1 Data v rms objek mesin LP Drain Pump unit 3

Data v rms dari Motor


Posisi Pengukuran : 2V 2H 2A
v rms (mm/s) : 2,23 6,46 3,63
Data v rms dari Pompa
Posisi Pengukuran : 3V 3H 3A
v rms (mm/s) : 7,99 8,78 3,75

3.1 Grafik Domain Frekuensi pada motor penggerak pompa pada posisi 2
FE-34 Arvin Ekoputranto, dkk

Gambar 3.1 Grafik domain frekuensi pada posisi 2 motor penggerak pompa (1). bagian 2 V. (2).
bagian 2 H. (3). bagian 2 A.

Dari keseluruhan data yang ada didapat bahwa pada posisi 2 vertikal memiliki
nilai rms baik, sehingga apapun hasil dari grafik dalam domain frekuensi dapat
diabaikan. sedangkan terdapat vibrasi berbahaya pada posisi 2 horizontal dan
vibrasi menengah pada posisi 2 aksial. Didapatkan bahwa pada bagian 2 dari
objek mesin LP Drain Pump unit 3 yaitu tepatnya bagian motor pompa mengalami
jenis kerusakan unbalance yang ditandai oleh adanya puncak amplitudo pada 1x
frekuensi pada bagian 2 horizontal dan 2 aksial serta adanya kemungkinan
terdapat jenis kerusakan angular misalignment yang ditandai oleh puncak
amplitudo di 2x dan 3x frekuensi pada bagian 2 aksial.
Kajian Vibrasi untuk Mendeteksi Kegagalan Awal pada Mesin Rotasi dengan....... FE-35

3.2 Grafik Domain Frekuensi pada motor penggerak pompa pada posisi 3

Gambar 3.2 Grafik domain frekuensi pada posisi 3 motor penggerak pompa. (1). bagian 3 V. (2).
bagian 3 H. (3). bagian 3 A.
FE-36 Arvin Ekoputranto, dkk

Dari keseluruhan data yang ada didapat bahwa pada posisi 3 vertikal dan
horizontal memiliki tingkat vibrasi berbahaya dan vibrasi menengah pada posisi 3
aksial. Didapatkan bahwa pada bagian 3 dari objek mesin LP Drain Pump unit 3
yaitu tepatnya bagian motor pompa mengalami jenis kerusakan Unbalance yang
ditandai dengan adanya amplitudo pada 1x frekuensi pada seluruh grafik serta
adanya cavitation yang ditandai dengan adanya random noise.

4. Kesimpulan
Dari hasil studi dan penelitian yang telah didapatkan dapat ditarik simpulan
bahwa:
1. Terdeteksinya vibrasi tinggi pada titik tinjauan 2 dan 3 dari objek mesin
dimana vibrasi yang tinggi ini dapat berakibat kerusakan pada mesin
pompa LP Drain Pump unit 3, Indonesia Power, UBP Suralaya.

2. Pada titik tinjauan 2 yang merupakan bagian dari motor penggerak


pompa didapatkan jenis kerusakan unbalance dan dicurigai memiliki
kerusakan angular misalignment yang kecil. Sedangkan pada titik
tinjauan 3 yang merupakan bagian dari pompa didapat jenis kerusakan
unbalance dan kavitasi.

Ucapan terima kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Cukup Mulyana atas bantuannya dalam
eksperimen. Terima kasih juga untuk Indonesia Power Unit Badan Pembangkit
Suralaya atas kesempatan mengambil data eksperimen.

Daftar Pustaka
1. Gidhar, Paresh. (2004). Practical Machinery Vibration Analysis and
Predictive Maintenance. Oxford: Newness.
2. Mobius Institute. (2010). Vibration Training Course Book : Category I.
3. Hajar, Ibnu. (2010). "Studi Eksperimental Deteksi Fenomena Kavitasi pada
Pompa Sentrifugal Menggunakan Sinyal Getaran untuk Condition Monitoring".
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Taylor, James. (2003). Vibration Analysis Handbook. Vibration consultants.
5. Sitorus, Asril. (2010). Studi Eksperimental Fenomena Kavitasi pada Pompa
Sentrifugal Melalui Pengamatan Pola Aliran yang Diinterpretasikan Terhadap
Perilaku Sinyal Vibrasi. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
6. Boas, Mary L. (2006). Mathematical Methods in the Physical Sciences. John
Wiley & Sons, Inc : USA.

Anda mungkin juga menyukai