“KETAHANAN NASIONAL“
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
Andryan
Habibus Saleh
Heru Meydiandi
Dosen Pembimbing
Drs. Tri Sukirno Putro
130804234
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2008/2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kami ucapkan atas rahmat dan hidayah Allah SWT
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “KETAHANAN NASIONAL”.
Disamping itu juga rasa terimakasih kepada Bapak Drs. Tri Sukirno Putro selaku dosen
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing kami dengan baik
dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disamping sebagai tugas kelompok mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, juga membawa misi mulia yaitu sebagai sarana sosialisasi dan sarana
pengembangan wawasan tentang Ketahanan Nasional.
Pengonsepan matang, lugas dan sederhana pada makalah ini diharapkan dapat
menjadi sosialisator yang baik bagi masyarakat khususnya dikalangan mahasiswa, meski
hanya melalui karya tulis.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih dan mohon maaf atas penyampaian
tulisan yang kurang tepat, harapan penulis makalah ini dapat dimanfaatkan seoptimal
mungkin sebagai sarana pengembangan wawasan. Terima kasih.
Penulis
Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
a. Ideologi Dunia
1. Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pikiran ini
mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun
atas kontrak semua individu dijunjung tinggi sehingga masyarakattiada lebih
darijumlah para anggotanya saja tanpa ikatannilai tersendiri. (Aliran pikiran
perseorangan/individu diajarkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jaques
Rousseau, Herbert Spencer, dan Harold J. Lanski.)
2. Komunisme
Aliran pikiran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels,
dan Lenin pada mulanya merupakan kritik Karl Marx atas kehidupan sosial ekonomi
masyarakat pada masa awalrevolusi industri. Aliran pikiran ini beranggapan bahwa
negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan ekonomi
kuat menindas ekonomi lemah. Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum
buruh). Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruhmengadakan revolusi politik
untuk merebut kekuasaan negara dari golongankaya kapitalis dan borjuis agar kaum
buruh dapat berganti kuasa dan mengatur negara.
3. Paham Agama
Ideologi bersumber kepada 1 falsafah agama yang termuat dalam kitab suci
agama. Negara membina kehidupan keagamaan umat. Negara bersifat spiritual
religius. Dalam bentuk lain, negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupannya.
Negara berdasarkan agama.
b. Ideologi Pancasila
pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari dasar-dasar budaya
Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang di Indonesia.
Kelima sila dalam pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga
pemahaman dan pengalamannya harus mencakup semua nilai yang terkandung
didalamnya.
b. Perekonomian Indonesia
Sistem perekonomian bangsa Indonesia mengacu pada pasal 33 UUD 1945
yang menyebutkan bahwa sistem perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bumi dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
c. Ketahanan pada Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan
perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam
manghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan
yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak lengsung
untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
1. Kebudayaan Daerah
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan subetnis, yang masing-
masing memiliki kebudayaannya sendiri. Karena suku-suku bangsa tersebut mendiami
daerah-daerah tertentu, kebudayaannya kemudian sering disebut kebudayaan daerah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan daerah sebagai suatu sistem nilai yang
menuntun sikap, prilaku, dan gaya hidup merupakan identitas dan menjadi
kebanggaan dari suku bangsa yang bersangkutan.
2. Kebudayaan Nasional
Mengingat bangsa Indonesia dibentuk dari persatuan suku-suku bangsa yang
mendiami bumi Nusantara, kebudayaan bangsa Indonesia (kebudayaan nasional)
merupakan hasil dari interaksi budaya-budaya suku bangsa (budaya daerah) yang
kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Kebudayaan nasional
merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Bangsa Indonesia telah
sepakat menggunakan pancasila sebagai falsafah hidupnya, sehingga nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila akan menjadi tuntunan dasar dari segenap sikap, perilaku,
dan gaya hidup bangsa Indonesia.
3. Integrasi Nasional
Komunikasi dan interaksi suku-suku bangsa yang mendiami bumi Nusantara
ini pada tahun 1928 telah menghasilkan aspirasi bersama untuk hidup bersama sebagai
satu bangsa di satu tamah air. Aspirasi ini terwujud secara sah dan diakui oleh bangsa-
bangsa lain di duniamelalui Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
kenyataan sejarah menunjukkan bahwakenaekaragaman budaya justru merupakan
hikmah bagi bangsa Indonesia dan di masa lalu telah mampu memunculkan faktor-
faktor perekat persatuan atau integrasi bangsa. Di masa depan, upaya untuk
melestarikan keberadaan faktor perekat persatuan bangsa, yaitu keinginan dan semanat
untuk hidup dan meraih cita-cita bersama, akan menjadi tugas seluruh warga negara.
4. Kebudayaan dan Alam Lingkungan
Sejak jaman dahulu, suku-suku bangsa yang mendiami kepulauan Nusantara
ini sudah terbiasa hidup dekat dengan alam, entah sebagai petani, peladang, atau
pelaut. Namun kedekatan ini terbatas hanya sampai pada pemanfaatan alam beserta
kekayaannya dengan pengetahuan yang terbatas. Pemanfaatan alam belum dibarengi
dengan budaya untuk melestarikan alam demi kepentingan masa depan. Kebiasaan
untuk membuka hutan tanpa pemikiran untuk penghijauandan menjadikan sungai
sebagai tempat pembuangan limbah manusia merupakan budaya yang tidak ramah
terhadap lingkungan. Demi kepentingan masa depan, budaya melestarikan alam harus
ditumbuhkan. Bangsa Indonesia harus disadarkan bahwa mereka adalah bagian dari
alam dan mereka tidak boleh memanfaatkan alam tanpa batas. Apabila alam
lingkungan rusak. Manusia Indonesiapun akan rusak.
c. Ketahanan pada Aspek Sosial Budaya
Ketahanan di bidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya
bangsa Indonesia yang berisi keuletan, ketangguhan, dan kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan dari luar maupun dari dalam yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan kehidupan sosial budaya bangsa dan
negara Indonesia.