Anda di halaman 1dari 8

BUKU ACUAN RANDOM FLAP

I. GAMBARAN UMUM/ INTRODUKSI


Definisi : Flap adalah segmen jaringan tubuh yang mobile yang dibuat melalui suatu
tindakan bedah dengan mempertahankan sebagian jaringan tersebut tetap
terhubung dengan vaskularisasi asalnya.
Klasifikasi : Dibuat berdasarkan:
Vaskularisasi : random skin flap, axial skin flap
Lokasi terhadap defek : lokal, regional, jauh, free flap
Cara berpindah : advancement, rotasi dengan pivot point,
transposisi
Komposisi jaringan : cutaneous
Random flap adalah flap kulit yang hidup berdasarkan pembuluh darah acak yang
terdapat di plexus dermal atau plexus subdermal.

Anatomi random flap

II. MATERI BAKU


VI.1. Indikasi flap
Rekonstruksi defek kulit lokal dengan jaringan yang serupa
Menutup defek kulit yang relatif kurang vaskularisasi
VI.2. Analisa Defek kulit
Untuk setiap defek kulit harus dilakukan analisa secara menyeluruh sebelum dapat
ditentukan jenis rekonstruksi yang tepat untuk defek tersebut. Berikut ini beberapa
hal yang harus dianalisa pada defek kulit:
- komponen apa yang hilang
- penyebab terjadinya defek tersebut ( kanker,trauma, infeksi)

1
- lokasi anatomis
- disabilitas secara fungsional
- nilai estetik
- ketersediaan tempat donor (local, jauh)
- Kesesuaian jaringan donor dengan area yang akan direkonstruksii berdasarkan
warna kulit, tekstur, ketebalan, dan kerapatan rambut.

Berikut ini skema penanganan defek kulit :

Pemindahan jaringan
bebas

Pemindahan jaringan
jauh

Pemindahan jaringan
lokal

Skin graft

Penutupan luka
langsung

Penyembuhan luka
secara sekunder

VI.3. Pertimbangan dalam mendesain flap


1. di mana terdapat kulit yang longgar
2. di mana garis insisi dapat disembunyikan
3. di daerah mana akan terjadi distorsi anatomik
4. berapa banyak garis insisi yang harus dibuat
5. kulit mana yang paling sesuai dipandang dari warna, tekstur, dan ketebalan

2
VI.4. Aplikasi Random Flap
Berdasarkan penelitian telah diketahui bahwa rasio panjang dan lebar flap sangat
mempengaruhi apakah flap akan bertahan hidup atau tidak. Rasio ini juga
tergantung letak flap. Sebagai contoh untuk flap wajah rasio dapat dibuat 3 :1
hingga 5:1, untuk sebagian besar flap daerah lain rasio panjang dan lebar flap tidak
akan setinggi ini. Karena hal tersebutlah penggunaan flap jenis ini terbatas untuk
menutupi area defek yang tidak luas.

VI.5. Fenomena Delay


Kekurangan random flap yang hanya bisa digunakan untuk menutup defek yang
tidak luas dapat diatasi dengan menggunakan fenomena delay. Fenomena delay ini
dilakukan dengan mengurangi sebagian suplai darah flap tersebut tanpa
memindahkan flap dari area donor. Hal ini menyebabkan terjadinya iskemia subletal
yang merangsang terjadinya:
- Terbukanya pembuluh darah yanng normalnya tertutup sehingga tercipta aliran
darah ke daerah iskemik flap
- Reorientasi pembuluh darah dalam flap ke arah longitudinal
- Terbentuknya pembuluuh darah baru dalam flap melalui proses angiogenesis
dan bahakan mungkin vaskulogenesis
Peningkatan aliran darah flap dapat terlihat dalam 2 hari setelah delay dan
peningkatan maksimal terjadi dalam 4 hari. Namun pemindahan final dilakukan
dalam 10 hari - 3minggu ( periode opitimal adalah 18 hari) untuk menjamin
maturitas neovaskularisasi.
Perencanaan delay yang matang secara signifikan meningkatkan kemungkinan
random flap yang besar bertahan hidup. Hal ini terutama penting pada pasien
dengan ganggguan mikrosirkulasi seperti penderita diabetes dan perokok.
VI.6. Tatalaksana pasien praoperasi
Penanganan praoperasi sangat berperan dalam keberhasilan proses rekonstruksi.
- Edukasi Pasien
Salah satu hal yang penting adalah edukasi terhadap pasien mengingat harapan
/ekspektasi pasien dan dokter mengenai hasil akhir dari proses rekonstruksi dapat
berbeda secara signifikan.
- Anamnesis
Riwayat pembedahan sebelumnya, trauma,infeksi, radioterapi, harus ditanyakan
mengingat faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan cedera vaskular sehingga
sirkulasi darah daerah defek menurun.
- Pemeriksaan fisik yang menyeluruh
Analisa yang dilakukan pada pemeriksaan fisik sesuai dengan setiap hal yang harus
dinilai pada analisa defek kulit. Analisa luka/defek juga harus mencakup status vaskular
dan bakteriologi dari defek tersebut.
- Pemeriksaan penunjang lain seperti arteriografi selektif dapat dilakukan sesuai
indikasi tergantung dari hasil pemeriksaan fisik.

3
Penilaian status vaskular dapat dicapai dengan pemeriksaan penunjang non-invasif
seperti ultrasonografi Doppler dan MRA (Magnetic Resonance Angiography). Dapat juga
dilakukan pemeriksaan invasif seperti arteriografi.
- Penilaian perlu tidaknya debridement
Penilaian ini didasarkan seberapa banyak struktur nonviable yang rentan terhadap invasi
bakteri dan vaskularisasinya terganggu. Jika penilaian ini tidak tepat seringkali diperlukan
debridement berulang.
- Desain Flap
Desain flap umumnya dilakukan setelah debridement luka yang adekuat atau reseksi
tumor telah dilakukan.
- Identifikasi pasien risiko tinggi
Faktor sistemik seperti merokok, obesitas, penyakit kardiovaskular (contoh : hipertensi),
imunosupresi, dan penyakit paru.
VI.7. Tatalaksana pasien intraoperasi
- Pengaturan posisi pasien
Intraoperasi diusahakan agar area donor dan resipien tervisualisasi. Jika tidak
memungkinkan maka diusahakan area resipien terlihat secara optimal

VI.8. Tatalaksana pasien pascaoperasi


Tatalaksana pascaoperasi yang penting adalah mempertahankan posisi pasien yang
benar, imobilisasi sementara, dan perawatan luka yang tepat. Berikut ini hal-hal yang
harus dipertahankan sesuai prinsip tatalaksana pasien pascaoperasi :
- Tekanan pada dasar flap harus dihindari.
- Dilakukan observasi untuk adanya masalah sirkulasi potensial selama periode
pascaoperasi awal.
- Sistem drainase tertutup umumnya diperlukan pada area donor dan resipien. Drain
tidak dilepas sampai pasien dimobilisasi untuk mengurang resiko terbentuknya
seroma. Jika produksi drain berkurang hingga 20 ml dalam 24 jam maka drain dapat
dilepas. Paling lambat drain dilepas pada hari ke-10 pascaoperasi untuk mencegah
kemungkinan kontaminasi luka melalui jalur drain.
- Antibiotik perioperatif direkomendasikan jika flap diletakkan pada area defek yang
terkontaminasi, atau adanya riwayat infeksi pada area implant.
- Antibiotik pascaoperasi diberikan sesuai dengan hasil kultur luka dan resistensi
antibiotik.
- Tirah baring tidak dianjurkan terlalu lama. Selain pasien dengan rekonstruksi daerah
perineum dan ekstremitas bawah diharapkan pasien lain sudah mobilisasi setelah 1
hari post operasi. Latihan untuk range-of-motion daerah donor segera dilakukan
setelah penyembuhan luka lengkap(umunya pascaoperasi hari 7-10). Hal ini
dilakukan untuk mencegah kaku sendi dan kelemahan otot.
- Tatalaksana nyeri pada defek yang kompleks mungkin memerlukan konsultasi ke
klinik yang mengkhususkan diri dalam penanganan nyeri.
- Penggunaan antikoagulan pascaoperasi tergantung kepada masing-masing dokter
bedah

4
VI.9. Transposisi
Definisi
Flap dengan melakukan pengangkatan suatu area dari kulit yang longgar ke atas kulit
normal dan defek akibat pebedahan.
Kerugian
Harus dibuat beberapa garis insisi
Aplikasi
Beberapa contoh transposition flap adalah rhombic flap, bilobed flap, nasolabial
flap, dan z plasty.
VI.10. Rotasi
Definisi
Rotation flap adalah flap yang didesain agar dapat digerakkan secara lateral dan
dapat berotasi sesuai titik pivot.
Keuntungan
- tangkai yang lebar
- dapat menyembunyikan insisi dalam garis kerutan
Kerugian
- Rotation flap membutuhkan insisi yang panjang agar jaringan yang dapat
dimobilisasi cukup untuk menutupi defek.
Aplikasi
Hidung atas Merotasi kulit dari area glabela ke defek
Pipi Seringkali membutuhkan undermining
lebar untuk memobilisasi kulit yang cukup
Pelipis Rotation flap di dasar /inferior dengan garis
insisi di dekat garis rambut
Dagu O-Z flap untuk defek di tengah dagu
Dahi O-Z flap

O-Z flap adalah modifikasi dari rotation flap dimana terdapat 2 rotation flap pada
dua sisi yang berlawanan dari defek.

5
VI.11. Advancement Flaps
Definisi
Advancement flap adalah flap yang dilakukan gerakan uniplanar/satu arah langsung
dari jaringan donor untuk mengisi defek.
Teknik
Penutupan defek dapat dilakukan dengan undermining kulit di tiap sisi defek untuk
menutupnya atau dengan menggunakan desain kotak. Desain advancement flaps
dapat juga dilakukan dengan teknik V-Y atau sebaliknya Y-V tergantung dari regio
mana yang defisit dan berlebih.

6
VI.12. Komplikasi
Komplikasi flap dapat berupa seroma, hematoma, nekrosis kulit superficial,
penutupan defek yang tidak adekuat, infeksi, hingga lepasnya flap baik sebagian
maupun total. Komplikasi-komplikasi tersebut umumnya dapat terjadi karena
beberapa penyebab seperti berikut :
- Praoperasi
o Desain flap yang tidak sesuai
o Kurang mempertimbangkan kebutuhan area resipien
o Kondisi premorbid pasien
- Intraoperasi
o Kesalahan teknik
o Kesalahan desain
o Pemilihan pembuluh darah resipien yang tidak sesuai
o Kesalahan judgement
- Pascaoperasi
o Ekstrinsik
Tekanan pada pedicle
Infeksi
Trombosis vaskular
o Intrinsik
Iskemia distal

7
III. RANGKUMAN
Dalam menangani suatu defek kulit ada beberapa hal yang harus dianalisa :
komponen apa yang hilang, penyebab terjadinya defek tersebut ( kanker,trauma,
infeksi), lokasi anatomis, disabilitas secara fungsional, nilai estetik, ketersediaan
tempat donor (lokal, jauh), kesesuaian jaringan donor dengan area yang akan
direkonstruksii berdasarkan warna kulit, tekstur, ketebalan, dan kerapatan rambut.
Penyembuhan luka mengikuti skema berikut : penyembuhan luka secara sekunder
penutupan luka langsung skin graft pemindahan jaringan local
pemindahan jaringan jauh pemindahan jaringan bebas.
Random flap digunakan untuk menutupi area defek yang tidak luas.
Tatalaksana praoperasi mencakup edukasi pasien, anamnesis dan pemeriksaan fisik
menyeluruh, pemeriksaan penunjang serta penilaian perlunya debridement, desain
flap dan identifikasi pasien dengan risiko tinggi.
Tatalaksana intraoperasi mencakup pengaturan posisi pasien
Tatalaksana pasien pascaoperasi mencakup observasi sirkulasi pada flap, drainase
dan penggunaan antibiotik yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai