Anda di halaman 1dari 6

Date : 21/08/2017

Teacher: Mrs. Elsi

FILOSOFI DAN PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF

Ilmu pengetahuan

1. Periode pertama (ke IV sebelum masehi)


Dikatakan sebelum masehi karena peninggalan ilmu pengetahuan ditemukan diabad ke
I sebelum masehi.
Periode ini ditandai dengan terjadinya perbedaan dari persepsi mitos (dongeng-
dongeng) menjadi persepsi logos (rasional)
Contoh
Mitos Logos
Kejadian alam karena perbuatan dewa Dunia dianalisis dari faktor-faktor
atau gunung api meletus karena dewa internal, dapat diterima secara rasional
membuang sisa masakan. atau akal sehat
Dunia dikendalikan oleh kekuatan mistik

Tokoh:
Aristoteles menyatakan dunia adalah subtansi-substansi
a. Pengenalan
Indrawi: memberi pengetahuan tentang hal-hal yang kompleks dari suatu benda
Rasional: mencapai hakikat suatu melalui jalan abstrak (tidak terlihat), namun level
pemahaman lebih tinggi
b. Metode: ilmu pengetahuan adalah tuntutan tentang intrinsik atau hukum bukan
objek eksternal atau fakta
Induksi: fakta untuk menyusun buku
Deduksi: pengetahuan universal ke fakta-fakata
Misal:
Alenia pertama kalimat inti, kemudian disertai anak kalimat (deduksi)
Terdapat beberapa pembahasan, dan alenia terakhir disimpulkan dari uraian
diatasnya (induksi)

2. Periode kedua (abad ke XVII sesudah masehi)


Refolusi ilmu pengetahuan tanpa adanya perombakan total dalam cara berfikir. Tidak
lagi mempersoalkan hakikat. Pada abad ini, lebih kepada memasukkan macro ke micro,
maka dapat dibuktikan secara empiris. Menggunakan pendekatan matematis dan
eksperimental.
Tokoh:
Rene Descartes lebih fokus pada:
a. Rasionalisme: memengtingkan unsur akal dalam pengenalan yang tidak terlepas
dari sebuah pengalaman
b. Empirimisme: unsur berasal dari pengalamn, harus bisa dibuktikan dulu

Uangkapan yang terkenal cogito ergo sum artinya karena aku berfikir maka aku ada.
Sesuatu yang pasti, karena berfikir bukan sesuatu hayalan. Pengetahuan tentang sesuatu
bukan hasil dari pengamatan, melainkan hasil pemeriksaan rasio. Pengamatan
merupakan hasil kerja dari indra (mata, telinga, hidung). Untuk melakukan sesutau
harus berdasarkan apa yang kita amati dan yang kita ketahui. Fakta yang pasti berasal
dari keragu-raguan. Kemudian kita lakukan tes berikutnya.

Contoh membuat pertanyaan yang bisa dijawab.

Fenstimik realism menyatakan bahwa ilmu pengetahuan didasarkan pada observasi


empiris. Membuktikan atau tidak membuktikan teori merupakan cara yang paling
akurat. Ilmu pengetahuan dapat dipercaya melalui pengetahuan yang tidak dapat dilihat
dengan keakuratan yang memadai.

Misalnya: obatan sebelum diberikan pada manusia, bisa diujikan lebih dulu pada hewan
dengan unsur sejenis, seperti sipanse. Maka obat itu di ujikan dulu di laboratorium.

Bentuk-bentuknya seperti

a. Direkteali: kebanyakan apa yang dikerjakan berdasarkan daya atau sistem dari satu
atau lebih panca indra
b. Materialis: kenyataan dimulai dari informasi diterima fikiran melalui indra, maka
hanya dapat menerima secara tidak langsung melalui indra. Kita melihat sesuatu
melalui panca indra, jadi kita tidak memahami secara langsung sesuatu itu, karena
ada perantaranya
c. Idealism: ide pemahaman untuk membentu tentang dunia tidak berdasarkan kualitas
sesuatu tapi berdasarkan cara mengorganisasi persepsi endemi.
Manusia hanya bisa mengetahui sesuatu yang fenomenal. Apa yang dia rasa dan yang
dia interprentasikan.

Imanuel khan: saat kita berfikir pada ilmu pengetahuan sedang yang lain pada materi.
Ilmu pengetahuan dapat dari rasio dan indra.

3. Periode abad ke XX
Yang berkembang adalah logikal posisitims. Teori merupakan ilmu pengetahuan yang
valid (terdapat observasi, eksperimen, komparasi dan kualifikasi).
4. Periode postmodern
Tokoh-tokoh menolak realitas normal. Tidak hanya ada satu cara untuk memperoleh
kebenaran. Kebenaran bisa didapat dari faktor budaya, sosial, ekonomi. Hal ini yang
banyak mempengaruhi penelitian kualitatif. Kualitatif lebih fleksibel sesuai kondisi.
Pemahaman sesuai sejarah adalah satu-satu nya cara memahami dunia.

Filosofi

Penggunaan ide-ide dan kepercayaan abstrak yang membentuk penelitian. Jadi filosofi
membantu peneliti untuk merumuskan masalah pertanyaan penelitian dan bagaimana mencari
informasi utnuk menjawab pertanyaan tersebut.

Catatan Ujian:

4 Asumsi filosofi:

1. Ontologi: sifat realita. Pada penelitian kualitif bersifat multipel realitis. Bukan realitas
tunggal. Contoh realitas tunggal (hipotesis: ada hubungan antara A dan B,
kesimpulannya C, intinya ada hubungan atau tidak ada hubungan), sedang kualitatif
realitasnya ganda (baik dari persepsi kita sebagai peneliti, persepsi partisipan)
2. Epistemologi: berkaitan dengan apa yang disebut dengan pengetahuan dan bagaimana
mentapkan pengetahuan. Yang dimaksud disini adalah bagaimana kita memperoleh
penelitian.
a. Kita harus sedekat mungkin dengan partisipan. Misalnya: saat melakukan
wawancara, pertemuan pertama tidak langsung melakukan wawancara kenalan,
janjian/kontrak waktu selanjutnya kemudian dapat dilakukan pertemuan
selanjutnya untuk lebih memperkaya data. Beda dengan kuantitatif yang lebih
objektif dan sejauh mungkin dengan responden. Misalkan saat kita memberikan
pendidikan kesehatan, bukan kita yang melakukan, tapi kita melatih orang yang
akan memberikan pendidikan kepada orang lain dengan catatan pelatih tersebut
tidak tahu akan porsi dari masing-masing responden sebagai kelompok kontrol
maupun intervensi.
b. Kita menggali pengalamn secara objektif dari pasrtisipan yang menjadi penelitian.
Misalnya: pengalaman ibu yang mengalami masa menopause dini.
c. Perlunya keberadaan peneliti pada kondisi yang senatural mungkin dengan kondisi
partisipan yang di teliti. Misal: dengan menggunakan pendekatan esnografi/etno
nursing. Subjek penelitiannya adalah budayanya, maka peneliti harus tinggal di
suku tertentu sampai beberapa lama untuk melihat ingteraksinya. Contoh lain
pengalaman kelluarga yang menjaga keluarganya yang dirawat di ICU, maka
penelitian dilakukan di ruang ICU saat keluarga menjaga pasien.
3. Aksiologi
a. Peran nilai-nilai dalam suatu penelitian. Kita aktif melaporkan nilai bias. Misal:
menjelaskan tentang diri sendiri dengan terstruktur tanpa kebiasan.
b. Kerahasiaan: hanya untuk penelitian. Minimal data tersimpan dalam kurun waktu 5
tahun.
4. Metodologi: proses penelitian. Macam-macam penelitian. Kita menjelaskan
pengalaman saat peneliti atau menganalisis data. Seperti cara penelitian, langka-
langkah (koding dan sebagainya).
Saat kita belajar tentang metode penelitian, maka butuh akan metodologi penelitian.
Tapi tesis pada BAB III lebih pada metode penelitian.

Tugas: satu jurnal kualitatif di review metode berdasarkan ke empat unsur di atas.

Paradigma

Keberagaman paradigma menunjukkan beberapa hal:

1. Ada kaitan waktu antara filsafat dengan metodologi. Karena metodologi penelitian
apapun akan berpengaruh pada filsafat atau paradigma tertentu. Terjadi pergeseran
dalam tujuan penelitian. Ada hubungan klausal untuk mencari makna, interpretasi,
refleksi.
2. Tidak ada dominasi wacana keilmuan. Karena banyaknya keberagaman paradigma dan
metodologi.

Paradigma: cara memandang sesuatu. Menjadi model, pola, ideal. Dasar yang menjadi
problem untuk memecahkan problem.
Dimensi subjektifism (kualitatif) dan objektif (kuantitatif)

Segi Subjektif Objektif


Ontologis Nominalisme: dunia berada di luar Realisme: ada secara independen
objektif individu sebagai apresiasi individu
Epistemologi Antipositivisme: menantang dari Posisitisme: berusaha
adanya hukum atau kebiasaan dunia menjelaskan atau memprediksi
sosial. Dapat dipandanng dari apa yang akan terjadi. Seperti
individu yang secara langsung halnya pertanyaan penelitian,
terlibat hipotesis.
Sifat manusia Voluntarisme: manusia otonomus Diteremnisme: manusia
atau nihil ditentukan oleh situasi atau
lingkungan dimana mereka
menetap
Metodologi Idiografis: seseorang hanya Nomotetik: mendasarkan pada
memahami dunia sosial dengan teknik dan prosedur yang
mendapat pengetahuan langsung sistematis. Misal protokol
dari subjek yang diteliti penelitian, media.

Pandangan/paradigma dunia menurut creswell (2003)

1. Posposisitisme: menciptakan teori yang belum ada sebelumnya.


2. Advokasi/partisipatoris: berorientasi pada keberdayaan. Misal melibatkan partisipan
dan peneliti dalam penelitian tersebut
3. Prakmatis: berorientasi pada praktik dunia nyata. Misal elemen ontologi. Onposisitisme
singular elemen. Penelitiannya menerima atau menolak hipotesisnya. Sedang
posposisitisme ada realitas ganda. Jawaban peneliti ada yang mengutip dari jawaban-
jawaban yang berbeda.

Ciri penelitian kualitatif seperti temanya satu ditujukan oleh jawaban partisipan dengan
kode A, maka jawabannya A.

Paradigma penelitian kualitatif

Pertanyaan utama:

a. In the line?
b. Begin the line?
c. Beyond the line?

Kuantitatif yang berperan adalah peneliti. Kualitatif berfokus pada penelitian.

Catatan ujian:

Sikap fenomenologi:

1. Apa yang dikatakan oleh orang lain tentang objek teliti, maka tidak perlu dihiraukan
2. Apa yang kita fikirkan tentang komunita penelitian, maka tidak perlu dihiraukan.
Seperti penderita HIV AIDS (ketidak nyamanan kita pada responden)
3. Interaksi secara intensif dalam berbagai situasi sampai kita bisa berempati dan
memahami emik (sudut pandang dari subjek teliti)

Paradigma dalam penelitian kualitatif adalah:

1. Konstrutivisme: teori adalah hasil produksi manusia


2. Konfontirisme: memperbaiki kelemahan konstrutivisme. Satu hal yang tidak dapat
dipenuhi suatu kebenaran apabila pengamat berdiri dibelakang layar selama itu terlibat
dengan objek secara langsung. Hubungannya harus interaktif, namun harus senetral
mungkin. Misal partisipan menyampaikan keluhan hatinya hingga kita trehanyut pada
penelitian.
3. Teori kritis: proses pencarian jawaban melalui dipermukaan saja. Tidak hanya
menghasilkan kenyataan alam, namun juga mempengaruhi perkembangan sosial ke
arah yang baik.

Anda mungkin juga menyukai