Anda di halaman 1dari 9
Survei dan Pemetaan Kedalaman Gambut dan Hidrotopografi DR. Kalimantan Tengah Sucipto, Dpl, ATP, ST, MT" ‘Agus Freddy Rotie, ST" Sadomo Manurung, Vidya Pramand, 8.81 1. Latarbelakang Pekerjaan Pekerjaan dilakukan untuk mengetahui ketebalan dan kematangan tanah gam serta kondisi hidrotopografi lahan, sehingga dapat dipetakan kedalaman rangka menyusun arahan pemanfaatan lahan, kawasan konservasi, budidaya dengan mempertimbangkan keseimbangan ekosistem lal ruang, dan peluang/potensi pemanfaatan lahan untuk komodi oe Lokasi pekerjaan ini adalah tersebar di desa Kanamit(Panko IX, Kecamatan Maliku, Provinsi Kalimantan Tengah (ihat Gamba? yn daerah survei pekerjaan yang digunakan yaitu 5000 Ha. Pekerjaan surve; terdiri dari tiga yaitu survei Gambar 1. Peta lokasi pekerjaan * staf BWS Kalimantan t staff Pr. Sarana Geospasial Terpac 2. Metodologi dan Analisis Pekerjaan Survei topografiv terdiri dari pemasangan tugu BM (Benchmark), dan pemasangan GCP (Ground Control Point), serta pengukuran GPS geodetik terhadap tugu BM dan GCP. BM yang digunakan sebanyak 4 titik dan GCP sebanyak 33 titik (lthat Gambar 2) Gambar 2. Pola penyebaran Gri Point (GCP) terhadap Benchmark (BM) okasi pekerjaan Survei hidrotop dir dari pengukuran pasang surut (pasut) dan pengukuran kedalamgny(betimetri sungai) di Sungai Kanamit, Pengamatan pasut yang dilakukan yaitu sefame IS hari (piatan) untuk stasiun utama dan 15 hari (piatan) untuk stasiun ban| il pengamatan lapangan pasut di sungai, didapat bahwa tinggi mein — 240 em (stasiun utama) dan 44 — 152 em (stasiun bantu), Untuk ‘ QS kedalaman Sungai Kanamit, pengukuran dilakukan dalam 3 hari, Dari hasil penguturan kedalaman di lapangan didapat bahwa kedalaman Sungai Kanamit berkisar 8 — 2,7 m. Untuk lajur pemeruman dari pengukuran kedalaman sungai dapat dilihat pada Gambar 3 Gambar 3. Lajur Pemeruman kedalaman Sungai Kanamit, Pelaksanaan survei tanah gambut pertanian secara garis agi atas 2 bagian yaitu pengeboran tanah gambut pertanian dan pengal Oe gambut jekerjaan. ini (lihat Hand Euger. Hasil tanah pertanian, Sebanyak 20 titik pengeboran yang digunakan Gambar 4). Pengeboran yang dilakukan menggunal ox ) kemudian dibawa ke wan yang terdapat di dalamnya gambut yang didapatkan di lapangan (hasil laboratorium, untuk diteliti mengenai kandung Hasil yang didapat dari pengeboran men 6,52 m), muka air tanah (berkisar oy pirit-jasorit, dan landuse cedalaman gambut (berkisar 0, D, PH air (2,9 - 4,9), topsoil-subsoil, Gambar 4, Sebaran titik-titik bor tanah gambut pertanian Data hasil dari survei lapangan ini kemudian diolah di laboratorium. Pekerjaan yang dilakukan antara lain pengolahan data GPS, pembuatan kontur, hingga menghasilkan peta, Pengolahan data GPS pengeboran tanah gambut pertanian ini z Ss. diolah, sehingga akan didapat pengklasifikesian tanaman-tanaman yang cocok untuk lahen gembut dimana survei dilakukan, Kontur area survei hasil pengolahan di lab dapat dilihat pada Gambar 5, Sedangkan untuk data DEM (Digital Elevation Model) dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7 untuk DEM yang 3D. Selain itu, seluruh atribute data hasil pengukuran yang diperoleh disusun dalam geodatabase peta. Gambar 6, DEM (Digital Elevation Model) Gambar 7, 3D DEM (Digital Elevation Model) Hasil dari pengolahan data didapat 4 peta, yaitu: SS © Peta citra Peta pemanfaatan lahan saat ini Peta prediksi kesesuaian gambut a> © Peta kedalaman gambut \ Semua peta ini di-layout pada peta deng: (0,000, Untuk layout peta citra survei dan pemetaan kedalaman eam dapat dilihat pada Gambar 8, Peta landuse (pemantaatan Saat ini diberikan pada Gambar 9, Gambar 10 memberikan informasi m idaan gambut, pH, kadar pirit, dan kesesuaian tanaman di titik-titi -boran yang dilakukan dalam pekerjaan ini Sedangkan Gambar 11 mem Gambar 11 terlihat kesesus tara kedalaman gambut dengan tanaman yang, cocok dikembangkan di we it. & ‘peta prediksi dan kedalaman gambut. Dari Gambar 9. Layout peta Janduse pada saat ini Secosersiat Gambar 11. Layout peta kedalaman gambut 3. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di laboratorium didapatkan bahwa untuk area survei rata-rate jenis gambut yang ada adalah hemik 4, Hasil survei topografi menunjukken area survei relatif dater sehingga menimbulkan genangan air yang cukup cepat apabila hujan turun, 5. Kawasan di daerah dekat dengan sungai sangat cocok untuk kawasan pertanian Sedangakan kawasan yang jauh dari sungai cocok untuk dijadikan kewasan perkebunan, Untuk kawasan pertanian, perlu dilakukan pengelolaan air yang benar. Tidak dibutuhkan drainase. Sedangkan sebaliknya, untuk kawasany an dlibutuhkan drainase y 6. Kadar pirit tergolong tinggi pada area survei sehingga mer ‘kadar karbon yang cukup tinggi. Dengan kadar pirit yang tinggi, ini haya, Untuk itu, dibutuhkannya drainase sehingga dapat noe 1 plrit yang ada di daerah survei OX. 7. Di daetah yang kedalaman gambut > 5 emiliki PH air tanah yang relatit rendah schingga air tanah bersifat Geom kondisi ini tidak mendukung tanaman palawija Sedangkan saran-saran yang Mes pekerjaan Survei dan Roe Kedalaman Gambut dan Hidrotopografi DR. Kalimantan Tengahadalah'sebagai berikut: 1. Dibutukay i gambut pertanian khususnya dalam pengambilan sampel mpaikan oleh Konsultan setelah melaksanakan but in yang lebih rapat (detil) dan penelitian Jaboratorium yang lebih ¢ dalant menentukan peruntukan ataupun kesesuaian lahan gambut baik untuk an Pertanian maupun lahan perkebunan yang lebih akurat Kedepannya diperlukan pengeboran tanah gambut pertanian yang lebih detil untuk menghasilkan hasil yang lebih baik. Dengan kondisi ini maka diperlukan skala peta yang lebih rinci yaitu skala 1:10,000 atau skela 1:S000. 3. Diperlukannya data citra area survei yang lebih detil, seperti skala 1:10.000 atau skala 1:5000. Sehingga data yang diperoleh lebih baik lagi. 4. Drainase tidak harus dilakukan di seluruh daerah survei. Daerah yang membutuhkan drainase hanyalah daerah yang memiliki gambut yang tebal (daerah perkebunan),

Anda mungkin juga menyukai