Blog ini saya buat untuk kalian yang peduli dengan budaya dan bermaksud melestarikannya
nah ini cerita saya tentang orang jeneponto dan pinrang yang baku adu argumen dengan orang
pinrang,keduanya merupakan teman saya di kampus,mereka sejak awal saling mengejek namun
satu sama lain tidak mengerti karena orang pinrang menggunkan bahasa bugis sedangkan
jeneponto dengan bahasa makassarnya,jadi nggak ketemu-ketemu bahasanya sementara saya
yang menguasai dua bahasa tersebut karena berasal dari pangkep sudah hampir tak bisa berkata-
kata lagi dan terus saja tertawa, dari situ kemudian saya muncul menjadi transleter dari dua
bahasa yaitu bugis dan makassar.saya muncul bak sebuah jembatan yang menghubungkan
bahasa bugis dan makassar agar tidak ada cek-cok maupun kesalah pahaman dari dua kubu yang
berbeda dan pada akhirnya berbuntut pada perkelahian atau pertentangan.
kalau anfda membaca artikel saya tentang sejarah Bugis mungkin anda akan tau kenapa orang
pangkep bisa memahami dua bahasa tersebut, untuk lebih jelasnya saya akan bahas, perhatikan
baik-baik.
Seperti sebelumnya yang saya bahas tentang perkembangan kerajaan dan wilayah persebaran masyarakat bugis,dalam
perkembangan selanjutnya komunitas bugis berkembang dan membentuk beberapa kerajaan lain dan kemudian
membentuk aksara,bahasa dan pemerintahan mereka sendiri,beberapa kerajaan klasik yang terkenal adalah
Luwu,Bone,Wajo,Soppeng,Suppa dan Sawitto (Pinrang),Sidrap (sidenreng dan Rappang),meski tersebar dan membentuk
etnik bugis tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar dan sampai saat
ini orang bugis tersebar di beberapa kabupaten antara lain Luwu,Bone,Wajo,Soppeng,Sidrap,Sinjai,Pinrang barru.
Sedangkan daereha peralihan bugis dan makassar antara lain Bulukumba,Sinjai,maros,Pangkajene dan Kepulauan
(Pangkep), Daerah peraliahan Bugis dan Mandar antara lain kabupaten Polmas dan Pinrang.
nah oleh karena Pangkep merupakan aderah peralihan dari bugis makassar maka karena itu masyarakat pangkep bisa
menguasai dua bahasa,jadi jangan heran kalau seandainya si Orang pangkep menguasai dua bahasa, itu karena mereka
adalah aderah peralihan dari perkawinan suku bugis asli (Luwu,Bone,Wajo,Soppeng,Suppa dan Sawitto (Pinrang),Sidrap
(sidenreng dan Rappang))dengan suku makassar.
begitu sobat alasannya mengapa orang pangkep menguasai dua bahasa, tapi ingat janganlah menjadikan konflik dua
suku ini menbooming kembali,jaga persaudaraan kita,sebab sekarang kita dikenal oleh bangsa luar sebagai bangsa yang
tangguh suku bugis-makassar, kedua kata bersatu maka sudah sepatutnyalah kita menjaga bhineka tunggal ika dan
menjadikan kita suku yang kompak,saling menghargai,menghormati dan saling menjaga satu sama lain.
thanks udah mau baca blognya daeng ekky,semoga bermanfaat,kritik dan saran pembaca sangat daeng ekky butuh,
daeng tunggu komentarnya semua !!
wassalam
Share
1 comment:
Reply
Reply
Home
View web version
Powered by Blogger.