KONTRAK PERKULIAHAN
2. STANDAR KOMPETENSI
Target pencapaian dalam mata Ilmu Komunikasi selama 16 kali
pertemuan diharapkan mahasiswa secara umum memiliki kompetensi
dengan memahami cara kerja Ilmu Komunikasi dalam publikasi informasi
media cetak dan elektronik serta di media sosial baik secara audio visual dan
non visual bagi kebutuhan masyarakat pesisir dan BKI. Adapun standar
kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa S1 sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengetahui arti penting matakuliah ilmu komunikasi.
b. Mahasisiwa mengetahui ruanglingkup dan batasan ilmu komunikasi
pengembangan masyarakat pesisir dan BKI pesisir.
c. Mahasiswa mengetahui mampu memanfaatkan komunikasi
pengembangan masyarakat pesisir dan BKI sebagai kontrol sosial dan
penguatan civil society dan konstruksi sosial komunikasi
pengembangan masyarakat pesisir dan BKI.
d. Mahasiswa mengetahui, penyampaian informasi komunikasi visual
secara digital serta memahami unsur-unsur komunikasi
pengembangan masyarakat pesisir dan BKI.
e. Mahasiswa mempraktekkan proses kerja komunikasi massa di media
massa melalui fasilitas teknologi komunikasi moderen komunikasi
pengembangan masyarakat pesisir dan BKI.
3. KOMPETENSI DASAR:
a. Mahasiswa menghafal 5 teori komunikasi pengembangan masyarakat
pesisir dan BKI.
b. Mahasiswa mengetahui dan memahami teknik fasilitas teknologi
komunikasi pengembangan masyarakat pesisir dan BKI.
c. Mahasiswa mengetahui manfaat komunikasi pengembangan
masyarakat pesisir dan BKI sebagai konstruksi sosial.
d. Mahasiswa mengetahui, jenis teknologi yang digunakan dalam ilmu
komunikasi pengembangan masyarakat pesisir dan BKI.
Syarifudin, Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Massa, 2016 6
7. INTEGRASI INTERKONEKSI
1. Mata kuliah pendukung Integrasi dan interkoneksi
Desain grafis, Fotografi dan Ilmu komunikasi.
2. Level Integrasi Interkoneksi
a. Filosofis: Media komuniaksi dan ilmu Desain Grafis merupakan
salah satu dari beberapa wahana komunikasi, maka agar proses
komunikasi dapat terwujud dengan baik, desain tersebut harus
dibuat dengan mengindahkan konsep-konsep yang terkandung
dalam ilmu dakwah dan komunikasi.
b. Materi: Kedua mata kuliah ini sama-sama menempatkan image
sebagai media komunikasi visual pada pusat kajiannya, meskipun
masing-masing mempunyai titik tekan yang berbeda. Dengan
demikian, keduanya sama-sama menggunakan gambar sebagai
media penyampai pesan.
c. Mempelajari dan membuat sebuah desain grafis, harus ditekankan
bahwa desain grafis merupakan salah satu media komunikasi
sehingga unsur-unsur pokok dalam sebuah proses komunikasi
harus selalu diperhatikan. Selain itu harus pula ditekankan bahwa
untuk membuat sebuah image yang komunikatif harus
mempertimbangkan fenomena rill kehiudpan.
Jumlah 100%
X. Soal UTS
antara Tanjung Pasir Tanggerang Propinsi Banten hanya 3,5 mil sehingga
sangat mudah jarak tempuhnya.
2. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Pulau Untung Jawa seluruhnya berjumlah
1.577 jiwa dengan 238 Kepala Keluarga.
3. Keagamaan
Dilihat dari kondisi masyarakat Kelurahan Pulau Untung Jawa dalam
hal keyakinan keagamaan berdasarkan sensus serta observasi, hasil
wawancara dengan H. Fathurahman tokoh ulama masyarakat dengan aparat
kelurahan menyatakan bahwa di Kelurahan Pulau Untung Jawa
penduduknya 100% beragama Islam.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, ketaatan masyarakat Keselurahan
Pulau Untung Jawa dalam melaksanakan ibadah cukup baik. Hal tersebut
dapat dilihat dari pelaksanaan ibadah misalnya, dapat dibuktikan ketika
bulan suci ramadhan semarak dengan kegiatan keagamaan masyarakat
Kelurahan Pulau Untung Jawa sangat meningkat, baik dalam bidang shalat
tarawih, puasa, zakat, pendidikan pesantren kilat, dan sebagainya.
4. Tingkat Pendidikan
Pendidikan rata-rata penduduk Pulau Untung Jawa hanya mencapai
tamatan SLTA, meskipun ada juga yang sampai tamat pendidikan diploma
dan perguruan tinggi. Setelah dilakukan penelitian, ternyata dapat diketahui
masih sangat minimnya tingkat pendidikan di kalangan masyarakat Pulau
Untung Jawa, Kepulauan Seribu Jakarta. Maka jika dikerucutkan seperti
piramida yaitu semakin tinggi puncak permukaan maka semakin sedikit
jumlah kaum yang terpelajarnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah
permukaannya semakin banyak kalangan masyarakat yang belum menikmati
tingkat atas. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa penduduk Pulau
Untung Jawa mempunyai latar belakang pendidikan kurang baik hanya
sebagian kecil saja yang tidak sampai menikmati pendidikan.
5. Mata Pencaharian
Syarifudin, Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Massa, 2016 17
B. Tokoh-tokoh komunikasi
C. Harold Lasswell.
Syarifudin, Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Massa, 2016 18
tahun 1972 berjudul The Agenda Setting Function of Mass media. Hasil
penelitannya bahwa jika media memberikan tekanan pada suatu
peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk
menganggapnya penting. Teori ini dilandasi oleh hasil studi
mengenai pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1968. Teori ini
memberikan wawasan bahwa agenda siaran publik perlu dikemas
dengan cara seting agenda untuk merubah wacana publik.
10) Uses and Gratification; teori ini menjelaskan bahwa tingkat kepuasa
publik terhadap media sesuai dengan kebutuhan publik. Pendekatan
usesand gratifications menekankan riset komunikasi massa
padakonsumen pesan atau komunikasi serta tidak begitu
memerhatikanmengenai pesannya. Adapun kajian yang dilakukan
dalam ranahuses and gratifications adalah mencoba untuk menjawab
pertanyan,Mengapa orang menggunakan media dan apa yang
merekagunakan untuk media? (McQuail, 2002).
11) Teori Pengaruh Tradisi (The Effect Tradition); Sekarang setelah riset di
tahun 1970-an dan 1980-an, banyakilmuwan komunikasi sudah kembali
ke powerful-effects model,dimana media dianggap memiliki pengaruh
yang kuat, terutamamedia televisi. Ahli komunikasi massa yang sangat
mendukungkeberadaan teori mengenai pengaruh kuat yang
ditimbulkan olehmedia massa adalah Noelle-Neumann melalui
pandangannyamengenai gelombang kebisuan
Pendahuluan
Sudah menjadi suatu mitos yang berkembang ditengah-tengah masyarakat
bahwa Indonesia memiliki kekayaan laut yang berlimpah, baik sumber hayatinya
maupun non hayatinya, walaupun mitos seperti itu perlu dibuktikan dengan penelitian
yang lebih mendalam dan komprehensif. Terlepas dari mitos tersebut, kenyataannya
Indonesia adalah negara maritim dengan 70% wilayahnya adalah laut, namun
sangatlah ironis sejak 32 tahun yang lalu kebijakan pembangunan perikanan tidak
pernah mendapat perhatian yang serius dari pemerintah.
Implikasi dari tidak adanya prioritas kebijakan pembangunan perikanan
tersebut, mengakibatkan sangat minimnya prasarana perikanan di wilayah pesisir,
terjadinya abrasi wilayah pesisir dan pantai, pengrusakan ekosistim laut dan terumbuh
Syarifudin, Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Massa, 2016 24
sisa ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya dijual ke masyarakat sekitarnya
atau dibawah ke pasar-pasar lokal. Umumnya yang menjadi pengumpul ini
adalah kelompok masyarakat pesisir perempuan.
c) Masayarakat nelayan buruh, adalah kelompok masyarakat nelayan yang paling
banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari mereka dapat
terlihat dari kemiskinan yang selalu membelenggu kehidupan mereka, mereka
tidak memiliki modal atau peralatan yang memadai untuk usaha produktif.
Umumnya mereka bekerja sebagai buruh/anak buah kapal (ABK) pada kapal-
kapal juragan dengan penghasilan yang minim.
d) Masyarakat nelayan tambak, masyarakat nelayan pengolah, dan kelompok
masyarakat nelayan buruh.
Setiap kelompok masyarakat tersebut haruslah mendapat penanganan dan
perlakuan khusus sesuai dengan kelompok, usaha, dan aktivitas ekonomi mereka.
Pemberdayaan masyarakat tangkap minsalnya, mereka membutukan sarana
penangkapan dan kepastian wilayah tangkap. Berbeda dengan kelompok masyarakat
tambak, yang mereka butuhkan adalah modal kerja dan modal investasi, begitu juga
untuk kelompok masyarakat pengolah dan buruh. Kebutuhan setiap kelompok yang
berbeda tersebut, menunjukkan keanekaragaman pola pemberdayaan yang akan
diterapkan untuk setiap kelompok tersebut.
Dengan demikian program pemberdayaan untuk masyarakat pesisir haruslah
dirancang dengan sedemikian rupa dengan tidak menyamaratakan antara satu
kelompk dengan kelompok lainnya apalagi antara satu daerah dengan daerah pesisir
lainnya. Pemberdayaan masyarakat pesisir haruslah bersifat bottom up dan open
menu, namun yang terpenting adalah pemberdayaan itu sendiri yang harus langsung
menyentuh kelompok masyarakat sasaran. Persoalan yang mungkin harus dijawab
adalah: Bagaimana memberdayakannya?
Banyak sudah program pemberdayaan yang dilaksanakan pemerintah, salah
satunya adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP). Pada intinya
program ini dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:
(a) Kelembagaan. Bahwa untuk memperkuat posisi tawar masyarakat,
mereka haruslah terhimpun dalam suatu kelembagaan yang kokoh,
sehingga segala aspirasi dan tuntutan mereka dapat disalurkan secara
baik. Kelembagaan ini juga dapat menjadi penghubung (intermediate)
antara pemerintah dan swasta. Selain itu kelembagaan ini juga dapat
menjadi suatu forum untuk menjamin terjadinya perguliran dana
produktif diantara kelompok lainnya.
(b) Pendampingan. Keberadaan pendamping memang dirasakan sangat
dibutuhkan dalam setiap program pemberdayaan. Masyarakat belum
dapat berjalan sendiri mungkin karena kekurangtauan, tingkat
Syarifudin, Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Massa, 2016 27
DAFTAR PUSTAKA
SOAL
UJIAN AKHIR SEMESTER
Jurusan : Bimbingan Konseling Islam (BKI/B)
Matakuliah : Ilmu Komunikasi
Semester : III/B - SKS : 2 (Dua)
Dosen : Dr. Syarifudin, M.Sos.I
SOAL : Ilmu Komunikasi
1. Sebutkan 5 Teori Komunikasi yang efektif untuk melakukan konseling
pada pengembangan masyarakat Pesisir?
2. Jelaskan strategi komunikasi untuk mencegah KDRT pada masyarakat
pesisir yang anda temukan dilapangan?
3. Sebutkan dan Jelaskan Sistem kerja teori komunikasi Hovlan yang
efektif untuk melakukan Konseling?
4. Jelaskan sistem perencanaan komunikasi efektif untuk mencegah
kerusakan berpikir untuk pengembangan maindset masyarakat pesisir?
5. Jelaskan profil masyarakat pesisir dan strategi pemberdayaan sakinah
yang komunikasi efektif?
SOAL
UJIAN AKHIR SEMESTER