Anda di halaman 1dari 3

PERAN MAHASISWA DALAM MEMAJUKAN PERTANIAN

INDONESIA
Tema : Pertanian di Mata Kita sebagai Generasi Penerus Bangsa

Annissa Balqisani Kurnia | 19815045

Program Studi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati program
Rekayasa, Institut Teknologi Bandung kampus Jatinangor, Jalan
Let.Jend.Purn.Dr.(HC) Mashudi No. 1, Jatinangor, Sumedang, 2016

Sektor pertanian di Indonesia menunjang kehidupan berjuta-juta


masyarakat Indonesia,sehingga perlu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang
kokoh dan pesat. Pemerintah harus menyusun program dan strategi yang baik pada
sektor ini karena merupakan salah satu komponen utama dalam memajukan
kesejahteraan rakyat Indonesia. Indonesia pernah mengalami masa kejayaan dalam
sektor pertanian. Pada era orde baru, Indonesia berhasil memenuhi kebutuhan beras
melalui hasil pertaniannya atau dikenal dengan swasembada beras. Hal tersebut
menjadi sebuah kebanggan tersendiri.
Namun, pada era reformasi Indonesia mulai mencatatkan sejarah impor
beras dari negara lain. Ketergantungan impor beras menjadi sebuah permasalahan
yang terus dihadapi hingga saat ini, walaupun jumlahnya tidak sebanyak pada awal
era reformasi. Ironisnya sebagai negara agraris dengan sumber daya alam yang
berlimpah, Indonesia harus mengimpor 29 komoditas pangan (Deil, 2014).
Impor yang dilakukan sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi, bukan untuk proses produksi. Hal tersebut menunjukkan besarnya
ketergantungan pemenuhan konsumsi domestik terhadap impor.

Gambar 1. Ekspor dan impor sektor pertanian Desember 2013 (Biro Analisis
Anggaran dan Pelaksanaan APBN, 2014)
Diagram di atas menggambarkan impor tanaman pangan sebesar 74% dari total
impor yang dilakukan pemerintah. Sedangkan impor peternakan, holtikultura, dan
perkebunan sebesar 8 9%. Hal tersebut sangat berkebalikan dengan ekspor
tanaman pangan yang hanya menempati angka 2%.
Sebagai seorang generasi muda, tentunya hal tersebut menjadi sesuatu yang
harus menjadi perhatian. Dewasa ini, banyak generasi muda yang kurang minatnya
dalam menekuni bidang pertanian. Sebagian besar enggan memiliki profesi dalam
lingkup pertanian, karena identik hanya menjadi seorang petani. Hal tesebut
didukung dengan persepsi bahwa pekerjaan bertani tidak dapat menunjang hidup
dengan layak.
Seiring kemajuan teknologi yang berkembang pesat, generasi muda
khususnya mahasiswa dapat memunculkan inovasi-inovasi guna menyikapi
permasalahan di sektor pertanian. Pertanian yang dapat memberi daya tarik pada
generasi muda diantaranya (Winangun, 2005) : 1) Bisnis pertanian yang
menjanjikan dan kontinu, 2) Produk pertanian yang bernilai ekonomis tinggi dan
cepat laku, 3) Mata rantai pemasaran yang pendek dan sedikit, 4) Diversifikasi
olahan hasil pertanian.
Salah satu alasan yang dapat menumbuhkan semangat generasi muda untuk
melakukan inovasi tersebut yaitu, negara Indonesia sebagai negara agraris lahan
pertaniannya sangat luas sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang banyak. Hal
tersebut harus dijadikan motivasi untuk memajukan sektor pertanian serta
menciptakan inovasi. Inovasi tersebut dapat berupa pengembangan teknologi yang
berkaitan dengan pertanian, seperti teknologi pascapanen, kultur jaringan,
hidroponik, bioteknologi, dan sebagainya.
Apabila hal tersebut dapat dilakukan secara optimal dan mendapat
dukungan dari pihak pemerintah juga, tentu Indonesia tidak akan lagi kekurangan
kebutuhan konsumsi di negerinya sendiri. Sehingga kita harus menjadi generasi
muda pertanian yang siap menyimpan harapan kepada generasi selanjutnya bahwa
pertanian memiliki masa depan yang cerah.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Winangun, Y.Wartaya. 2005. Membangun Karakter Petani Organik Sukses dalam
Era Globalisasi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Sumber online :

Deil, Siska Amelia. 2014. Daftar 29 Bahan Pangan yang Diimpor RI sampai
November. [Online] http://bisnis.liputan6.com/read/791549/daftar-29-
bahan-pangan-yang-diimpor-ri-sampai-november diakses pada 30 Juni 2016.

Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN. 2014. Permasalahan dan Upaya
Peningkatan Produktivitas Pertanian. [Online]
http://www.dpr.go.id/setjen/index/id/Analisis-APBN-BIRO-ANALISA-
ANGGARAN-DAN-PELAKSANAAN-APBN diakses pada 30 Juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai