Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Konseling

Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin
yaitu counselium, artinya bersama atau bicara bersama. Pengertian berbicara bersama-
sama dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa klien
(counselee). Dengan demikian counselium berarti people coming together to gain an
understanding of problem that beset them were evident, demikian ditulis Baruth dan
Robinson (1987:2) dalam bukunya An Introduction to the Counseling Profession menjelaskan
secara singkat. 1

Sebagaian ahli memaknakan konseling dengan menekankan pada pribadi klien,


sementara yang lain menekankan pada pribadi konselor, serta berbagai variasi definisi yang
memiliki penekanan arti sendiri. Perbedaan ini terjadi karena setiap ahli memiliki latar
belakang falsafah yang berbeda. Sebagai bagian berikut akan dikemukakan beberapa
pengertian konseling, menurut para ahli :

1. Carl Rogers seorang psikologi humanistik, berpandangan bahwa konseling


merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk perubahan self (diri)
pada pihak klien.
2. Cormier (1979) lebih memberikan penekanan pada fungsi pihak-pihak terlibat.
Mereka menegaskan bahwa konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk
membantu klien.
3. Pietrofes (1978) dalam bukunya The Aunthentic Counselor, tidak berbeda dengan
rumusan sebelumnya yang mengemukakan secara singkat bahwa konseling adalah
proses yang melibatkan seseorang profesional berusaha membantu orang lain dalam
mencapai pemahaman dirinya (self-understanding), membuat keputusan dan
pemecahan masalah. 2
4. Pepinsky (1942) menjelaskan bahwa konseling adalah interaksi yang :
a. Terjadi antara dua orang, yang satu disebut konselor dan yang lain disebut klien
b. Berlangsung dalam kerangka profesional
c. Diarahkan agar memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada klien
5. Smith (1955) menyatakan bahwa konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam
hubungan pribadi antara seseorang yang mengalami kesulitan dengan seorang yang

1
Latipun. 2015. Psikologi Konseling. Malang. UMM Press
2
profesional yang latihan dan pengalamannya mungkin dapat dipergunakan untuk
membantu orang lain mampu memecahkan persoalan pribadinya
6. Blocher (1966), konseling bertujuan untuk membantu seseorang agar menyadari
reaksi-reaksi pribadi terhadap pengaruh perilaku dari lingkungan dan membantu
seseorang membentuk makna perilakunya. Konseling juga membantu klien
membentuk dan memperjelas rangkaian dari tujuan dan nilai-nilai untuk perilaku
selanjutnya.
7. Lewis (1970), konseling adalah proses dimana seseorang yang mengalami kesulitan
dibantu untuk merasakan dan selanjutnya bertindak dengan cara yang lebih
memuaskan dirinya, melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat yakni
konselor. Konselor memberikan informasi dan reaksi untuk mendorong klien
mengembangkan perilaku untuk berhubungan secara lebih efektif dengan diri sendiri
dan lingkungan
8. Bernard dan Fullmer (1977), konseling adalaha usaha untuk mengubah pandangan
seseorang terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan fisik. Sebagai akibatnya,
seseorang dibantu untuk mencapai identitas sebagai pribadi dan menentukan langkah-
langkah untuk memupuk perasaan berharga, perasaan berarti dan bertanggung jawab.
9. Ivey & Simek Downing (1980), konseling memberikan alternatif-alternatif,
membantu klien dalam melepaskan dan merombak pola-pola lama, memungkinkan
melakukan proses pengambilan keputusan dan menemukan pemecahan-pemecahan
yang tepat terhadap masalah.
10. Eisenberg (1983), menambah kekuatan pada klien untuk menghadapi, untuk
mengikuti aktivitas mengarah ke kemajuan. Konseling membantu klien agar mampu
menguasai masalah yang segera dihadapi dan yang mungkin terjadi pada waktu yang
akan datang.
11. Good (1945) melakukan perumusan yang dianggap baik oleh banyak ahli, konseling
adalah bantuan perorangan dan pribadi kepada mereka yang mengahadapi masalah
pribadi , pendidikan, kejuruan dan semua faktor yang penting dipelajari dan dianalisis,
dicari jalan keluarnya, bantuan ahli yang khusus, sumber yang ada disekolah dan
masyarakat dan wawancara pribadi untuk mengajar klien memutuskan sendiri.
12. Pada tahun 1958, English merumuskan konseling adalah hubungan pada mana
seseorang berusaha membantu orang lain untuk memahami dan memecahkan masalah
penyesuaian.
13. George dan Cristiani (1981) melalui uraiannya merumuskan mengenai perumusan
konseling dari Burks & Stefflre (79) sebagai perumusan yang menurutnya sesuai
untuk semua pihak. Perumusannya adalah : Konseling ditandai oleh adanya hubungan
profesional antara konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya
dilakukan secara perorangan, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua
orang. Hal ini dirancangkan untuk membantu klien memahami dan memperjelas
pandangannya tentang ruang lingkup kehidupan dan untuk belajar mencapai tujuan
yang ditentukan sendiri melalui sesuatu yang bermakna, penilaian yang jelas dan
melalui perumusan persoalan tentang emosi dan hubungan interpersonal sebenarnya.
Selanjutnya mereka melakukan analisis mengenai perumusan-perumusan
mengenai konseling, mengemukakan beberapa faktor yang penting yaitu :
a. Bahwa konseling berhubungan dengan tujuan membantu orang lain menentukan
pilihan dan tindakannya
b. Bahwa dalam proses konseling terjadi proses belajar
c. Bahwa terjadi perubahan dan perkembangan kepribadian
14. American Personnel and Guidance Assocation (APGA) merumuskan definisi
konseling sebagai suatu hubungan antara seseorang yang terlatih secara profesional
dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau
konflik atau pengambilan keputusan. 3
15. Devision 17 of the American Psychological Assosiation (APA) merumuskan definisi
konseling sebagai bekerja dengan individu-individu atau kelompok-kelompok yang
berkaitan dengan masalah-masalah pribadi, sosial, pendidikan, dan vokasional. 4
16. Patterson (1967) memperjelas pengertian konseling sebagai berikut :
a. Konseling bukan pemberian informasi, meskipun informasi bisa diberikan
dalam konseling
b. Konseling bukan pemberian nasihat, sugesti, atau rekomendasi
c. Konseling bukan mempengaruhi sikap, kepercayaan atau perilaku dengan
memaksa, mengatur atau meyakinkan
d. Konseling bukan seleksi dari tugas yang harus dilakukan pribadi dalam
menghadapi macam-macam pekerjaan dan aktivitas

3
Bakran, Hamdani. 2001. Psikoterapi dan konseling Islam (Penerapan Metode Sufistik). Yogyakarta. Fajar
Pustaka Baru
4
Ibid, hal
e. Konseling bukan melakukan wawancara, sekalipun wawancara bisa dilibatkan
dalam konseling,

Jadi Konseling pada dasarnya adalah suatu aktifitas pemberian nasehat dengan atau
berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif
antara konselor dan konseli/klien, yang mana konseling datang dari pihak klien yang
disebabkan karena ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan sehingga ia memohon
pertolongan kepada konselor agar dapat memberikan bimbingan dengan metode
psikologis dalam upaya sebagai berikut :

1. Mengembangkan kualitas kepribadian yang tangguh


2. Mengembangkan kualitas kesehatan mental
3. Mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan
lingkungannya
4. Menanggulangi problema hidup dan kehidupan secara mandiri.

Sedangkan Konseling dalam islam adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan,


pelajaran, dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal
bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akar fikirannya,
kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan
kehidupan dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma Alquran dan As-Sunnah
Rasullullah SAW.

Jadi memperhatikan definisi diatas baik dalam perspektif etimologis (kebahasaan)


maupun terminologis (peristilahan), maka dalam islam aktifitas konseling kental, luas, dan
lengkap. Selain itu jika di kaji secara islam, ajaran islam datang kepermukaan bumi ini
memiliki tujuan yang sangat mendasar, yaitu membimbing, mengarahkan, menganjurkan
kepada manusia menuju kepada jalan yang benar yaitu Jalan Allah. Dengan itulah manusia
akan dapat hidup selamat dan bahagia di dunia hingga diakhirat. 5

5
Bakran, Hamdani. 2001. Psikoterapi dan konseling Islam (Penerapan Metode Sufistik). Yogyakarta. Fajar
Pustaka Baru

Anda mungkin juga menyukai