Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN UMUM MAGANG INDUSTRI

PT.PLN (PERSERO) WIL.KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN


MAHAKAM PLTGU TANJUNG BATU

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Laporan Magang Industri ini


Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Program Pendidikan S1 Terapan Pada

Jurusan : Teknik Kimia


Program Studi : S1 Terapan Teknologi Kimia Industri

Disusun Oleh :
NAMA : ADITYA RIVAN PRAMANA
NIM : 14 644 061

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

TAHUN 2017

1
LEMBAR PENGESAHAN I

LAPORAN UMUM MAGANG INDUSTRI

PT. PLN (PERSERO) WIL.KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN


MAHAKAM, PLTGU TANJUNG BATU

Telah disahkan dan disetujui di:


Tenggarong
Tanggal, .2017

Menyetujui,
Pembimbing Magang
PT.PLN (PERSERO) WIL.KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN
MAHAKAM, PLTGU TANJUNG BATU

Paramitha Ayuningtyas Anggraini

Mengetahui,

Manajer Spv. Ling, K2 & Adm


PLTGU Tanjung Batu PLTGU Tanjung Batu

Ghani Wahyu Nugroho , ST Herdi Sumbaryono

i
LEMBAR PENGESAHAN II

LAPORAN UMUM MAGANG INDUSTRI

PT. PLN (PERSERO) WIL.KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN


MAHAKAM, PLTGU TANJUNG BATU

Telah disahkan dan disetujui di:


Samarinda
Tanggal, .2017

Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Kimia Dosen Pembimbing Magang Industri


Program Studi Teknologi Kimia Industri Program Studi Teknologi Kimia Industri
Politeknik Negeri Samarinda, Politeknik Negeri Samarinda,

Dedy Irawan, S.T., M.T Drs. Harjanto, M.Sc


NIP. 19750208 200212 1 001 NIP. 19610629 199003 1 001
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat melaksanakan Magang Industri dan
menyelesaikan Laporan Magang Industri di PLTGU Tanjung Batu tepat pada waktunya.

Tujuan pelaksanaan Magang Industri serta penulisan Laporan Magang Industri ini
untuk memenuhi kurikulum pendidikan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan Jurusan Teknik Kimia di Politeknik Negeri
Samarinda. Dalam pelaksanaan serta penulisan Laporan Magang Industri, penulis
mendapat dukungan dan masukan yang tak ternilai dari banyak pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan baik lahir maupun
batin sehingga magang ini berjalan baik sampai penyusunan Laporan Magang
ini dapat terselesaikan.
2. Kedua orang tua yang telah banyak men-support baik secara materil maupun
moril. Terima kasih atas segala doa, dukungan, pengertian, serta kasih sayang
yang diberikan selama ini.
3. Bapak Ghani Wahyu Nugroho, ST selaku Manajer di PLTGU Tanjung Batu.
4. Bapak Herdi Sumbaryono selaku Spv.Lingkungan, K2 dan Adm di PLTGU
Tanjung Batu.
5. Ibu Paramitha Ayuningtyas Anggraini selaku Pembimbing Lapangan di Water
Treatment Plant
6. Bapak Drs. Harjanto, M.Sc selaku dosen Pembimbing Magang S1-Terapan
Jurusan Teknik Kimia di Politeknik Negeri Samarinda.
7. Seluruh dosen S1-Terapan jurusan Teknik Kimia, staff pengajar dan akademisi
Politeknik Negeri Samarinda.
8. Serta seluruh regu Pemeliharaan Listrik di PLTGU Tanjung Batu yang tidak
bisa penulis sebutkan satu-persatu.

9. Serta seluruh regu Pemeliharaan Mesin di PLTGU Tanjung Batu yang tidak
bisa penulis sebutkan satu-persatu.
10. Segala pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian dan tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
iii
Akhirnya, mengingat keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, penulis menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. Maka
dengan senang hati penulis menanti kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan sederhana ini dapat
berguna bagi pembaca.
11.

iv
DAFTAR ISI

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


Halaman Pengesahan I i
Halaman Pengesahan II ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
Abstrak ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Magang Industri 1
1.1.1 Latar Belakang 1
1.1.2 Tujuan Magang Industri 2
1.1.3 Ruang Lingkup Magang Industri 2
1.1.4 Metode Pengumpulan Data 2
1.2 Profil Perusahaan 3
1.2.1 Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Tanjung Batu 3
1.2.2 Visi, Misi dan Motto PT.PLN (Persero)Wilayah Kalimantan Timur 5
1.2.3 Produk dan Pemasaran 5
1.2.4 Tata Letask Pabrik 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14
2.1 Bahan 14
2.1.1 Bahan Utama 14
2.1.2 Bahan Penunjang 14
2.2 Sistem Produksi 16
2.2.1 Unit PLTG Peaking 16
2.2.2 Unit PLTGU Tanjung Batu 17

2.2.3 Unit Utilitas (Water Treatment) 21

2.3 Utilitas dan Pengolahan Limbah 21


2.3.1 Unit Utilitas atau Water Treatment Plant 21

v
2.3.2 Pengolahan Limbah atau Waste Water Treatment Plant 30

BAB III PENUTUP 32


3.1 Kesimpulan 32
3.2 Saran 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

TUGAS KHUSUS

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Feed Water 14


Tabel 2.3 Boiler Water 15
Tabel 2.3 Demin Water 27

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Denah PLTGU Tanjung Batu 6


Gambar 1.2 Lokasi Turbin dan Boiler pada PLTGU Tanjung Batu 7
Gambar 1.3 Water Treatment Plant pada PLTGU Tanjung Batu 8
Gambar 1.4 Denah PLTG Peaking 9
Gambar 1.5 Lokasi Turbin dan Generator PLTG Peaking 11
Gambar 1.6 Waste Water Treatment Plant PLTG Peaking 11
Gambar 1.7 Struktur Organisasi PLTGU Tanjung Batu 12
Gambar 2.1 Siklus Combined Cycle Power Plant 19
Gambar 2.2 Heat Recovery Steam Generator (HRSG) 20
Gambar 2.3 Flow Diagram Pre-Treatment PLTGU Tanjung Batu 22
Gambar 2.4 Flow Diagram Demineralisasi PLTGU Tanjung Batu 25
Gambar 2.5 Flow Diagram WWTP PLTG Peaking 31

viii
ABSTRAK

Limbah yang dihasilkan oleh PLTG Peaking adalah limbah cair yang berupa campuran
antara air dan minyak (solar dan oli). Limbah tersebut kemudian dipisahkan antara air
dan solar-oli pada oil trap tank dengan menggunakan scrapper. Air limbah tersebut
memiliki bau yang tidak sedap, memiliki turbidity yang tinggi serta masih sedikit
mengandung komponen solar dan oli. Penelitian ini dilakukan dengan cara pemberian
koagulan dan flokulan pada limbah air. Tujuan penelitian ini diharapkan saat air limbah
dibuang ke sungai tidak ada komponen solar dan oli yang terikut karena dapat
mencemari sungai.

Kata kunci : flokulan, koagulan, limbah.

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, kebutuhan masyarakat akan energi terus meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk yang terus meningkat tiap tahunnya.
Hal tersebut menuntut pemerintah untuk terus bergerak cepat dalam mengatasi
masalah kebutuhan masyarakat akan energy yang terus meningkat.
PT. PLN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero) memiliki kewajiban untuk
menyediakan listrik bagi kepentingan umum dengan tetap memperhatikan
tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan sesuai dengan Undang-
undang No. 19 th. 2000. PLN (Perusahaan Listrik Negara) terus berupaya dalam
meningkatkan pelayanannya seperti memperluas jaringan listrik, meningkatkan
effesiensi alat, serta memperbanyak jumlah pembangkit tenaga listrik.
PLN memiliki berbagai macam pembangkit listrik yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan listrik, seperti Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik
Tenaga Gas Uap (PLTGU), dan berbagai jenis pembangkit lainnya.

1.1.1 Profil Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Tanjung Batu


PT. PLN (Persero) wilayah KALTIMRA (Kalimantan Timur &
Kalimantan Utara) memiliki 2 unit Sektor Pembangkitan, salah satunya adalah
Sektor Pembangkitan dan Penyaluran Mahakam merupakan unit yang
terbentuk berdasarkan Keputusan Direktur Utama PT. PLN (Persero) No :
045.K/023/DIR/1996 tanggal 06 Mei 1996 dan merupakan unit kesepuluh di
lingkungan PT. PLN (Persero). PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap)
Tanjung Batu didirikan pada tanggal 10 Oktober 1996 bersamaan dengan
berdirinya Sektor Mahakam. Dengan luas wilayah 30 Hektar yang berlokasi di

1
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 2
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

dusun Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong Sebrang, Kabupaten Kutai


Kartanegara, Kalimantan Timur.
PLTGU Tanjung Batu di bawah tanggung jawab PT. PLN (Persero)
Wilayah KALTIMRA Sektor Pembangkitan Mahakam mulai beroprasi sejak 15
Januari 1997 dengan kapasitas daya 60 MW. PLTGU Tanjung Batu dalam
mengoprasikan tidak hanya pembangkit yang dikelola PT. PLN Sektor
Mahakam tetapi juga pembangkit yang dikelola oleh perusahaan diluar PT.
PLN yang selanjutnya disebut pembangkit sewa. Pembangkit sewa yang berada
di PLTGU Tanjung Batu yaitu PT. Kaltimex Energi dengan sistem PLTMG
(Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) yang memiliki 8 engine dengan
kapasitas daya terpasang (8 x 1 MW). Pembangunan PLTGU didasarkan untuk
memenuhi sebagian target dari beban kerja dan tanggung jawab PT. PLN
(Persero) Wilayah KALTIMRA Sektor Pembangkitan Mahakam.
PLTGU merupakan pembangkit modern yang sedang dikembangkan
saat ini, yaitu gabungan dari dua jenis pembangkit listrik PLTG dan PLTU.
PLTG Open Cycle merupakan pembangkit yang cepat untuk start dan
mempunyai respon yang baik terhadap perubahan beban, tetapi mempunyai
kelemahan yaitu konsumsi energinya besar (efisiensinya rendah) sehingga
tidak menguntungkan bila dioprasikan sebagai base load.
Gas buang dari PLTG yang umumnya mempunyai laju alir yang tinggi
dan temperatur yang tinggi yaitu di atas 400C, dimanfatkan (dialirkan) ke
dalam ketel uap PLTU untuk menghasilkan uap penggerak turbin uap. Dengan
cara ini, umumnya didapat PLTU dengan daya sebesar 50% daya PLTG. Ketel
uap yang digunakan untuk memanfaatkan gas buang PLTG mempunyai desain
khusus untuk memanfaatkan gas buang yang biasanya disebut HRSG (Heat
Recovery Steam Generator). Dengan cara tersebut dapat menaikkan efisiensi
keseluruhan dan dapat memanfaatkan energi secara optimal. (Marsudi,
2005:116)
Keuntungan PLTGU yaitu :
1. Efisiensi termalnya tinggi
2. Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) lebih rendah

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 3
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

3. Pembangunannya relative cepat


4. Kapasitas dayanya bervariasi dari kecil hingga besar
5. Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan
6. Fleksibilitasnya tinggi
7. Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi
lahan lebih sedikit.
8. Waktu yang dibutuhkan untuk membangkitkan beban maksimum
relatif singkat.
Pada tahun 2012, di wilayah PLTGU Tanjung Batu dibangunlah PLTG
Peaking dengan kapasitas (2 x 60 MW). PLTG yang dibangun PT. PLN ini
telah terhubung dengan Sistem Mahakam sehingga secara langsung sudah
memberikan kontribusi bagi pemenuhan listrik masyarakat.
PLTG yang berada dibawah pengawasan PLTGU Tanjung Batu ini
mempunyai 2 unit Gas Turbine. Unit pertama resmi beroprasi pada 17 Maret
2014 dan unit kedua resmi beroprasi pada 18 April 2014.
Sesuai namanya, Peaking yang berarti memuncak, maka PLTG Peaking
ini dibangun untuk mem-backupSistem Mahakam saat beban puncak pada jam-
jam puncak pemakaian listrik masyarakat.
Adapun visi, misi, dan motto PT.PLN (Persero) Wilayah Kalimantan
Timur adalah sebagai berikut :
Visi
Menjadi Perusahaan yang sehat dan terpercaya yang bertumbuh
kembang dengan bertumpu pada potensi insani dalam penyediaan
tenaga listrik di Kalimantan Timur.
Misi
1. Menjamin ketersediaan Tenaga Listrik dengan kualitas dan
kuantitas sesuai persyaratan yang dibutuhkan.
2. Memberikan pelayanan prima kepada pelanggan.
3. Meningkatkan profesionalitas dan integritas SDM.
4. Mengelola proses bisnis ketenagalistrikan sesuai kaidah GCG.
5. Memanfaatkan Sumber Daya Alam di Kalimantan Timur

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 4
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

6. Menjalankan usaha yang berwawasan lingkungan.


Motto

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik.

1.1.2 Proses Umum PLTGU Tanjung Batu


Combined Cycle Power Plant (CCPP) adalah jenis pembangkit listrik
yang paling efisien dibandingkan dengan pambangkit tenaga listrik lainnya.
Sistem dayanya disebut siklus kombinasi (combined cycle) yang merupakan
perpaduan antara siklus turbin gas atau siklus terbuka atau siklus Brayton
(PLTG) dan siklus turbin uap atau siklus tertutup atau siklus Rankine (PLTU).
Di PLTGU Tanjung Batu, penggunaan siklus kombinasi ini dilakukan agar gas
buang dari turbin gas dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber energy
untuk menggerakkan turbin uap, karena gas buang dari turbin gas yang masih
bertemperatur tinggi 750C dapat dimanfaatkan untuk memanaskan air
sehingga menghasilkan superheated. Alat yang digunakan untuk
memanfaatkan panas gas buang dari turbin gas adalah HRSG (Heat Recovery
System Generator) yang prinsip kerjanya sama dengan boiler. Gas buang dari
turbin gas tidak langsung dibuang melalui bypass stack akan tetapi sebagian
masuk ke HRSG. Setelah masuk ke HRSG maka gas sisa pembakaran tadi
dimanfaatkan untuk memanaskan air dan akan berubah menjadi uap bertekanan
tinggi yang kemudian digunakan untuk memutar turbin. Hasil pembuangan
akan dikondensasi dan dialirkan kembali ke HRSG. Begitu seterusnya sehingga
terbentuk siklus tertutup.

1.2 Tujuan Magang Industri


Pelaksanaan Program Magang Industri bagi mahasiswa Politeknik Negeri
Samarinda khususnya program pendidikan Teknologi Kimia Industri memiliki
tujuan sebagai berikut :
1. Memenuhi persyaratan akademik, yaitu Mata Kuliah Magang Industri yang
wajib diikuti oleh Mahasiswa S1 Terapan Program Studi Teknologi Kimia
Industri Politeknik Negeri Samarinda yang dilaksanakan minimal 4 bulan.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 5
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

2. Sebagai salah satu syarat kelengkapan kurikulum dalam menempuh


pendidikan S1 Terapan Program Studi Teknologi Kimia Industri Politeknik
Negeri Samarinda .
3. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi Mahasiswa S1 Terapan
Program Studi Teknologi Kimia Industri Politeknik Negeri Samarinda agar
dapat menghubungkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan praktik
yang dijumpai di lapangan.

1.3 Ruang Lingkup Magang Industri


Ruang lingkup kegiatan magang indutsri di PLTGU Tanjung Batu adalah
meihat gambaran umum pada plant operation, water treatment plant,
laboratorium dan process engineering.

1.4 Pelaksanaan Magang Industri


Dalam pengumpulan data (informasi) penulis melakukan studi lapangan dan
studi pustaka.
1. Studi Lapangan
Data yang kami peroleh dari studi lapangan berasal dari:
a. Pengamatan selama magang ontrol .
b. Bimbingan mentor, kru ontrol dan narasumber lain.
2. Studi Pustaka
Yaitu mencari informasi dengan cara mempelajari jurnal, dokumen dan
buku-buku yang berhubungan.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
BAB II
TATA LETAK PABRIK, ORGANISASI DAN SEGI EKONOMIS PERUSAHAAN

2.1 Tata Letak Pabrik


PLTGU Tanjung Batu terletak di Tanjung Batu, Desa Embalut, Tenggarong
Sebrang Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Jarak tempuh sekitar 25
km ke arah barat daya Samarinda dengan waktu tempuh 45 menit jalan darat dan
60 menit menyusuri Sungai Mahakam.
Luas area PLTGU Tanjung Batu ini 20 Ha dari 183 Ha yang disediakan
Pemerintah Daerah Tingkat I Kalimantan Timur.

Gambar 2.1 Denah PLTGU Tanjung Batu


Tata letak pabrik PLTGU Tanjung Batu terlihat seperti gambar 2.1. Dari
gambar keseluruhan PLTGU Tanjung Batu akan dijelaskan tata letak unit
produksi yang terdiri dari unit PLTG dan PLTU.
Unit PLTG yang terdiri dari Kompresor, Combustion Chamber (Ruang
Bakar), Gas Turbine (1 & 2) dan Generator terletak dalam satu area yang
ditunjukkan oleh nomor 16, yang letaknya bersebelahan dengan HRSG (1 & 2)
yang ditunjukkan oleh nomor 13 karena gas buang dari Gas Turbine langsung
menuju HRSG.
Unit PLTU yang terdiri dari HRSG (1 & 2), Steam Turbine dan Generator.
Untuk Steam Turbine dan Generator terletak dalam satu area yang ditunjukkan
oleh nomor 15, area ini bersebelahan dengan Unit Utilitas (Water Treatment
Plant) dan bersebelahan dengan area PLTG.
Berikut adalah gambar dari PLTGU Tanjung Batu :

Gambar 2.2 Kantor PLTGU Tanjung Batu

Gambar 2.3 Water Treatment Plant Gambar 2.4 Lokasi Steam Turbin
Gambar 2.5 Generator Turbin Gambar 2.6 Heat Recrovery Steam Generator

Gambar 2.7 Work Shop Gambar 2.8 Pump House

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan


PLTGU Tanjung Batu dipimpin oleh Manager Unit PLTGU yang
bertanggung jawab kepada Manager Sektor Mahakam yang dibantu oleh beberapa
kepala seksi menurut fungsinya. Sedangkan dalam lingkup pembangkit, Kepala
PLTGU bertanggung jawab atas semua bidang kegiatan pembangkitan listrik.
Dibawah ini adalah gambar struktur organisasi di unit pembangkit PLTGU Tanjung
Batu :
Gambar 2.9 Struktur Organisasi PLTGU Tanjung Batu

Dalam lingkup proses produksi listrik, ada beberapa jabatan yang


mempunyai peranan dalam pengoperasian mesin, antara lain;
1. Manager Unit : Mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi pengolahan
pengoprasian, pemeliharaan pembangkitan dan peralatan bantunya dalam rangka
memproduksi listrik yang baik, kontinyu dan optimal dengan gangguan yang
sekecil atau seminimal mungkin.
2. Spv. Operasi dan Produksi : Memonitor keandalan pengoprasian mesin
pembangkit, memberikan informasi pengoprasian dan pemeliharaan serta menjaga
agar instalasi pembangkit dapat beroprasi sesuai dengan rencana kerja yang telah
ditentukan.
3. Spv. Pemeliharaan : Dibagi menjadi dua yaitu :
Pemeliharaan Mesin : Melaksanakan Pengawasan terhadap pekerjaan
pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh Roll Royce dan membuat
laporan progress sesuai aturan yang telah ditetapkan guna mendukung
tercapainya target PLTGU Tanjung Batu
Pemeliharaan Listrik : Melaksanakan Pengawasan terhadap pekerjaan
pemeliharaan, gangguan dan modifikasi bidang elektrik yang dilakukan
oleh Roll Royce dan membuat laporan progress sesuai aturan yang telah
ditetapkan guna mendukung tercapainya target PLTGU Tanjung Batu.
4. Spv. Keuangan dan Administrasi : Melaksanakan pekerjaan administrasi dan
keuangan unit pembangkit, mengawasi penerimaan dan pelayanan barang-barang
gudang dan mengusahakan persediaan barang material dan peralatan
pembangkitan yang mampu mendukung memproduksi tenaga listrik seoptimal
mungkin.
5. Staff Maintenance : bertugas untuk melakukan pemeliharaan pada sisi mekanikal
peralatan, melakukan perbaikan, pemeriksaan dan analisa terhadap mesin
pembangkit listrik yang beroperasi maupun tidak beroperasi serta menjaga
kebersihan lingkungan area mesin.
6. Staff Harlist (Pemeliharaan listrik) : bertugas melakukan pemeliharaan pada
sisi elektrikal, pemeriksaan dan pencegahan kerusakan terhadap mesin
pembangkit listrik serta menjaga kebersihan pada panel-panel bertegangan.
7. Operator : bertugas untuk mengoperasikan mesin pembangkit listrik dengan
aman, mencatat parameter-parameter mesin, membuat laporan gangguan mesin
yang terjadi serta pencatatan-pencatatan dan pelaporan atas kondisi abnormal
yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi.

2.2.1 Peraturan peraturan Kerja

2.3 Segi Ekonomis Perusahaan ( Minta di Sektor )


PLTGU Tanjung Batu dibangun untuk memenuhi sebagian target dari beban
kerja dan tanggung jawab PT.PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur Sektor
Mahakam yang menghasilkan produk berupa daya yang memiliki kapasitas (3 x 20)
MW dengan daya mampu sebesar (2 x 17) MW untuk Gas Turbine dan (1 x 10)
MW untuk Steam Turbine.
Kemudian, pada tahun 2012 dibangunlah PLTG Peaking untuk mem-
backup Sistem Mahakam saat beban puncak pada jam-jam puncak pemakaian
listrik masyarakat yang memiliki kapasitas daya terpasang (2 x 60) MW dan daya
mampu (2 x 58) MW.
Pemasaran daya yang dihasilkan PLTGU Tanjung Batu dan PLTG Peaking
adalah kota Tenggarong, Samarinda, Balikpapan dan sekitarnya.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Bahan
3.1.1 Bahan Utama
Bahan utama yang diguanakan oleh PLTGU Tanjung Batu adalah HSD
(High Speed Diesel). HSD merupakan bahan bakar jenis solar yang digunakan
untuk mesin diesel yang memiliki performa untuk jumlah cetane 45-48. Pada
dasarnya bahan bakar ini diperuntukkan untuk kendaraan bermotor dan bahan
bakar peralatan industri.
HSD (High Speed Diesel) pada Pembangkit Listrik di Tanjung Batu
disuplai oleh PT.AKR. Penggunaan HSD di PLTGU Tanjung pada bulan
Februari 2017 mencapai 1990,769 kiloLiter. Jumlah Pemakaian HSD tidak tentu
jumlahnya, bergantung pada lamanya operasi dan beban pembangkit yang
dihasilkan karena semakin besar beban yang dihasilkan maka putaran turbin
akan semakin cepat sehingga memerlukan pembakaran yang lebih besar.

3.1.2 Bahan Penunjang


Pada PLTGU Tanjung Batu, air dari Sungai Mahakam merupakan bahan
baku untuk HRSG di unit PLTU. Air yang tingkat kekeruhannya (turbidity)
masih tinggi diproses menjadi air jernih (Service Water) yang kemudian di
proses menjadi Demin Water. Standar air yang diizinkan masuk ke HRSG
(boiler) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Raw Water Design Analysis
Mahakam River Analysis
Total Silica (as SiO2) (mg/l) 25.0
Total Iron (as Fe) (mg/l) 4.0
Total Manganese (as Mn) (mg/l) 1.25
KMnO4 Value (mg/l) 115.0
Oxygen Absorbed (mg/lO2) 7.0
Ammonia (as NH4) (mg/l) 5.0
Conductivity (s/cm) 80.0
Suspended Solids 150.00
12
Turbidity (JTU) 200.0
Ph 6.7
Colour 125.0
Carbon dioxide (mg/l) 23.0
Sumber : Operation & Maintenance Instruction Samarinda CCPP, 1995

Tabel. 3.2 Feed Water

Feed Water Analysis

Appearance Clear and colourless


Total Iron (as Fe) (ppm) < 0.01
Total Copper (as Cu) (ppm) < 0.003
Oil and grease (ppm) 0.1 max
Hardness Not detectable
Carbonates Not detectable
Bicarbonates Not detectable
Conductivity (s/cm) 0.2 max
Silica (as SiO2) (ppm) 0.02 max
TDS (ppm) 0.1 max
pH (after dosing) 8.5 to 9.2 *
Dissolved O2 (after dosing) (ppm) 0.02 max *
Sumber : Operation & Maintenance Instruction Samarinda CCPP, 1995

Tabel. 3.3 Boiler Water

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 14
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

HP CIRCUIT LP CIRCUIT
Appearance Clear & colourless Clear & colourless
Total hardness Not detectable Not detectable
Molar ratio (Na)/(PO4) < 2.8 < 2.8
Dissolved oxygen (ppb)
with reducing agent in Not detectable Not detectable
excess
pH at 25oC 9.5 to 10.5 9.5 to 10.5
Total iron (ppb) < 0.5 < 1.0
Total copper (ppb) < 0.1 < 0.3
Conductivity (S/cm)-
< 1400 < 5000
recommended value
Silica (ppm SiO2) < 10 < 100
Phosphate (ppm PO4) 1 to 15 10 to 20
Sumber : Operation & Maintenance Instruction Samarinda CCPP, 1995

3.1.3 Unit Utilitas (Water Treatmant)


Untuk menunjang kelancaran proses produksi yang berupa PLTG dan
PLTGU maka unit utilitas disediakan sebagai unit penunjang. Unit ini
menghasilkan air proses yang digunakan sebagai bahan baku unit produksi.
Kegunaan air dalam proses industri sangat banyak sekali, selain sebagai air
baku pada industri air minum dan pemutar turbin pada pembangkit tenaga
listrik, juga sebagai alat bantu utama dalam kerja pada proses-proses industri.
Pembuatan air baku ini masuk dalam unit utilitas yang akan digunakan pada
HRSG.
Tabel 3.4 Pretreated Water
Pretreated Water Analysis
Total silica (as SiO2) (mg/l) 25.0 as reactive SiO2

Ph 6.65
Carbon dioxide (as CO2) (mg/l) 24.8
Turbidity (JTU) 1 max
Sumber : Operation & Maintenance Instruction Samarinda CCPP, 1995
Yang dimaksud dengan pengolahan air (Water Treatment) adalah usaha-
usaha teknis yang dilakukan untuk merubah sifat-sifat air menjadi air yang
dikehendaki atau memiliki batasan-batasan tertentu sesuai dengan yang
dibutuhkan.
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 15
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

3.2 Sistem Proses


Di kawasan pembangkit listrik di Tanjung Batu memiliki 3 pembangkit yaitu
Unit PLTGU Tanjung Batu, Unit PLTG Peaking dan PT Kaltimex serta unit
Penunjang yaitu Unit Utilitas. Pada kali ini akan dibahas sistem proses dari Unit
PLTGU Tanjung Batu.

3.2.1 Unit PLTGU Tanjung Batu


Combined Cycle Power Plant (CCPP) adalah jenis pembangkit listrik
yang paling efisien dibandingkan dengan pambangkit tenaga listrik lainnya.
Sistem dayanya disebut siklus kombinasi (combined cycle) yang merupakan
perpaduan antara siklus turbin gas atau siklus terbuka atau siklus Brayton
(PLTG) dan siklus turbin uap atau siklus tertutup atau siklus Rankine (PLTU).
Di PLTGU Tanjung Batu, penggunaan siklus kombinasi ini dilakukan agar
gas buang dari turbin gas dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber energy
untuk menggerakkan turbin uap, karena gas buang dari turbin gas yang masih
bertemperatur tinggi 750C dapat dimanfaatkan untuk memanaskan air
sehingga menghasilkan superheated. Alat yang digunakan untuk
memanfaatkan panas gas buang dari turbin gas adalah HRSG (Heat Recovery
System Generator) yang prinsip kerjanya sama dengan boiler. Gas buang dari
turbin gas tidak langsung dibuang melalui bypass stack akan tetapi sebagian
masuk ke HRSG. Setelah masuk ke HRSG maka gas sisa pembakaran tadi
dimanfaatkan untuk memanaskan air dan air tersebut akan berubah menjadi
uap bertekanan tinggi yang kemudian digunakan untuk memutar turbin. Hasil
pembuangan akan dikondensasi dan dialirkan kembali ke HRSG. Begitu
seterusnya sehingga terbentuk siklus tertutup.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 16
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

Gambar 3.1 Siklus Combined Cycle Power Plant

a. PLTG (Siklus Turbin Gas)


Prinsip kerja PLTG di PLTGU Tanjung Batu sama halnya dengan prinsip
kerja di PLTG Peaking, yaitu udara bebas dihisap oleh kompresor untuk
menghasilkan udara bertekanan yang digunakan sebagai udara pembakaran.
Kompresor menghasilkan tekanan udara terkompresi mencapai 10,5 barg.
Akibat dari meningkatnya tekanan, maka suhu udara keluar kompresor juga
naik mencapai 280 315C.
Udara bertekanan tersebut dikabutkan dengan bantuan nozzle menuju
Combustion Chamber (ruang bakar) bersama dengan bahan bakar (bahan
bakar yang digunakan PLTGU Tanjung Batu adalah HSD). Gas panas hasil
pembakaran yang memiliki temperatur 600 - 800C diarahkan untuk
memutar turbin gas. Turbin berputar, generator pun ikut berputar dan listrik
pun dihasilkan.
Berbeda dengan PLTG Peaking, yang mana gas sisa dari memutar
turbin gas hanya dibuang ke atmosfir melali bypass stack. Gas buang dari
turbin di PLTGU Tanjung Batu yang masih bertemperatur 750C tidak
langsung dibuang melalui bypass stack akan tetapi sebagian masuk ke
HRSG.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 17
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

b. PLTU (Siklus Turbin Uap)


Di siklus turbin uap, mula mula air demin dipompa oleh demin
transfer pump menuju bagian bawah kondensor yang disebut hot well. Dari
hot well air dipompakan dengan condensate extraction pump ke deaerator
untuk menghilangkan O2 dan gas-gas lain yang terkandung dalam air,
disamping itu juga deaerator berfungsi sebagai pemanas air namun suhunya
dipertahankan < 100C tidak sampai titik didih air agar tidak banyak air yang
terbuang menjadi uap. Dari deaerator air demin tersebut dibagi menjadi 2
aliran sebagai umpan HRSG yaitu HP Circuit dan LP Circuit.
Sebelum dipompakan menuju HRSG air umpan tersebut diinjeksikan
dengan Hydrazine (N2H4). Hydrazine merupakan suatu reduktor yang
memiliki hasil samping nitrogen dan air. Oleh karena itu, Hydrazine
digunakan sebagai inhibitor korosi yang dapat mengontrol konsentrasi
oksigen terlarut untuk mengurangi korosi.
Selanjutnya pada HP Circuit air umpan dipompakan oleh HP Feed
Pump menuju HP Economizer. Di HP Economizer air yang sudah bersuhu
hampir 100C dipanaskan hingga mencapai suhu 140C. Setelah
dipanaskan di economizer air tersebut dialirkan menuju HP Steam Drum.
Dari HP Steam Drum air yang sudah menjadi uap basah berada di bagian
atas yang kemudian masuk ke HP Superheater dan air yang belum menjadi
uap disirkulasikan dengan HP Circulation Pump ke HP Evaporator untuk
mengubah air yang sudah berada pada titik didih menjadi uap basah dan
kemudian akan dikembalikan menuju HP Steam Drum sebagai uap basah
dengan temperatur 460C yang selanjutnya masuk ke HP Superheater. Di
HP Superheater uap basah akan dirubah menjadi uap kering yang memiliki
temperatur 500-550C, uap kering tersebut kemudian digunakan untuk
memutar HP Steam Turbine. Uap buangan dari HP Steam Turbine yang
masih bersuhu 450C selanjutnya digunakan untuk memutar LP Steam
Turbine.
Pada LP Circuit air umpan dari deaerator dipompakan oleh LP Feed
Pump menuju LP Economizer. Sama halnya dengan HP Economizer, di LP

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 18
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

Economizer air yang sudah bersuhu hampir 100C dipanaskan hingga


mencapai suhu 140C. Setelah dipanaskan di economizer air tersebut
dialirkan menuju LP Steam Drum. Dari LP Steam Drum air yang sudah
menjadi uap basah berada di bagian atas yang kemudian masuk ke LP
Superheater dan air yang belum menjadi uap disirkulasikan dengan LP
Circulation Pump ke LP Evaporator untuk mengubah air yang sudah berada
pada titik didih menjadi uap basah dan kemudian akan dikembalikan menuju
LP Steam Drum sebagai uap basah dengan temperatur 210C yang
selanjutnya masuk ke LP Superheater. Di LP Superheater uap basah akan
dirubah menjadi uap kering yang memiliki temperatur 250C. Uap kering
dari LP Superheater bersamaan dengan uap panas buangan dari HP Steam
Turbine digunakan untuk memutar LP Steam Turbine. Uap panas buangan
dari LP Steam Turbine selanjutnya dikondensasikan di kondensor yang
kemudian disirkulasikan kembali ke Hot Well sebagai umpan boiler hingga
menjadi uap kering, begitu seterusnya sehingga membentuk siklus tertutup.
HP & LP Steam Turbin berputar maka generator pun ikut berputar
dan menghasilkan listrik.
PLTGU Tanjung Batu menggunakan jenis unfired, dimana energi gas
buang digunakan sebagai input energi. PLTGU Tanjung Batu memiliki 2
Gas Turbin, 2 HRSG dan 1 Steam Turbin. Total daya yang di hasilkan
sebesar 60 MW.

3.3 Sistem Pemroses dan Instrumentasi

3.4 Produk
a. Produk utama
Produk utama yang dihasilkan dari unit WTP PLTGU Tanjung Batu
adalah air Demin. Air demin merupakan air dengan kemurnian tinggi yang
digunakan untuk air umpan boiler ( HRSG ). Air demin yang diproduksi oleh
unit WTP Tanjung Batu pada bulan Februari 2017 mencapai 53279 kiloLiter.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 19
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

Jumlah produksi air demin tidak tentu jumlahnya, bergantung pada


lamanya operasi dan keaktifan unit HRSG karena apabila unit HRSG dalam
keadaan aktif maka kebutuhan air demin yang dibutuhkan juga semakin banyak.

b. Produk samping

Produk samping yang dihasilkan dari unit WTP PLTGU Tanjung Batu
adalah air service. Air service merupakan air yang telah melewati proses
penjernihan air terlebih dahulu sampai mendapatkan spesifikasi air service
yang diinginkan, adapun spesifikasi air service yang diinginkan dapat dilihat
di tabel 3.4.
Air service digunakan untuk pembuatan air demin dan untuk memenuhi
kebutuhan air di PLTGU Tanjung Batu. Air service yang diproduksi oleh unit
WTP Tanjung Batu pada bulan Februari 2017 mencapai 74814 kiloLiter. Air
sevice selalu diproduksi setiap hari meskipun unit HRSG tidak aktif karena
selain digunkan untuk pembuatan air umpan HRSG, air service juga digunkan
untuk keperluan sehari-hari baik untuk keperluan kantor PLTGU maupun
untuk masyarkat sekitar.
c. Energi

Energi yang dihasilkan dari unit pembangkit PLTGU Tanjung Batu


berupa listrik. Adapun listrik yang dapat dihasilkan dari unit pembangkit ini
adalah sebesar 3 x 20 MW. Terdapat 3 unit mesin pembangkit yaitu berupa
Gas Turbine 1, Gas Turbine 2, dan Steam Turbine dimana masing-masing
mesin tersebut dapat menghasilkan daya listrik sebesar 20 MW.

d. Limbah
Limbah yang dihasilkan dari unit pembangkit PLTGU Tanjung Batu
berupa limbah rembesan oli dan limbah solar yang dipisahkan di alat separator
yang kemudian akan bercampur dengan limbah dari unit pembangkit Peaking.
Adapun limbah yang dihasilkan kemudian akan dikirim ke pihak pengloahan
limabah yang merupakan pihak ketiga di luar PLN. Adapaun limbah yang
berhasil diproduksi pada tahun 2016 berjumlah 95121,6 kg.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 20
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

3.5 Utilitas dan Pengolahan Limbah

Pengolahan air atau Water Treatment Plant di PLTGU Tanjung Batu dapat
dibagi menjadi dua tahap, yaitu Pre-Treatment dan Demineralisasi.
3.5.1 Unit Utilitas atau Water Treatment Plant
Unit utilitas atau Water Treatment Plant di PLTGU Tanjung Batu dapat
dibagi menjadi dua tahap, yaitu Pre-Treatment dan Demineralisasi.
1. Pre-Treament
Pre Treatment adalah proses pengolahan air tahap awal, di mana air
sungai yang tingkat kekeruhannya (turbidity) masih tinggi diproses menjadi air
jernih. Air olahan dari Pre Treatment disebut air service.
Berikut Flow Diagram Pre-Treatment di PLTGU Tanjung Batu:

Gambar 2.3 Flow Diagram Pre-Treatment PLTGU Tanjung Batu

Air sungai Mahakam sebagai intake di PLTGU Tanjung Batu di filter


oleh Bar Screen atau bangunan penangkap air untuk menghilangkan kotoran-

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 21
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

kotoran yang hanyut bersama air sungai. Bangunan penangkap air terdiri dari 3
bagian yaitu :

a. Pintu air yang dilengkapi dengan saringan besar untuk menghambat


kotoran-kotoran besar seperti kayu-kayu hanyut yang berukuran besar.
Pintu air ini terletak pada pinggir sungai, yang kerapatan saringannya
kurang lebih 10 cm x 100 cm, luas 10 m x 2,5 m.

b. Penyaring sedang sebagai penangkap kotoran kotoran yang agak


besar yang lolos dari saringan besar.

c. Strainer merupakan penyaring yang ada pada pompa.

Air sungai yang sudah bebas dari kotoran dipompakan menuju


Reactivator Clarifier. Pompa air sungai terdiri dari 2 jenis pompa, yaitu :
a. 2 unit pompa otomatis : Pompa ini bekerja secara otomatis pada level
air aman atau level air tidak rendah.
b. Pompa emergency : Pompa ini dioperasikan jika pompa otomatis
rusak atau level air sungai berada pada low level.
Sebelum masuk ke unit Reactivator Clarifier dilakukan penambahan
Alumunium Sulfat pada air di dalam pipa, hal ini dilakukan agar Alumunium
Sulfat bereaksi terlebih dahulu dengan kotoran dari air sungai sebelum bereaksi
dengan Polyelectrolyte. Reaksi Alumunium Sulfat dalam air adalah sebagai
berikut :
Al2(SO4)3 . 18 H2O + 6 H2O 2Al(OH)3 + 3H2SO4 +18 H2O ... (1)
H2SO4 yang dihasilkan dari penambahan Alumunium Sulfat akan
menyebabkan air bersifat asam, oleh karena itu selain Alumunium Sulfat
diinjeksikan pula Lime pada air di dalam pipa untuk mengoptimalkan nilai pH
agar reaksi kimia pada proses berjalan dengan baik. Injeksi Lime dilakukan
apabila pH air berada pada <7.
Penambahan Lime juga dilakukan pada Reactivator Clarifier. Selain
untuk menetralkan pH, Lime juga dapat digunakan untuk melunakkan air sadah.
Karena air sadah mengandung ion-ion Ca 2+ dan Mg2+ yang dapat membentuk
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 22
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

endapan berupa kerak yang akan menempel pada mesin-mesin. Untuk itulah
ditambah Lime agar membentuk endapan kapur dan magnesium :
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2O (2)
Mg(HCO3)2 + Ca(OH)2 MgCO3 + CaCO3 + 2H2O (3)
Pada Reactivator Clarifier ditambahkan pula Polyelectrolyte.
Polyelectrolyte ditambahkan untuk membantu koagulan yang bertindak untuk
menjembatani bergabungnya pratikel dan gumpalan yang sudah terbentuk
menjadi pratikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat
mengendap dengan sendirinya (karena gravitsai), proses flokulasi dilakukan
dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).
Air bersih hasil klarifikasi dialirkan ke Break Tank sebagai tempat
penampungan sementara. Dari Break Tank air dipompa dengan Clarified Water
Pump menuju Dual Media Filter untuk disaring kembali. Bagian isian Dual
Media Filter adalah :
a. Bagian bawah : Bagian ini berisi pasir besar yang memiliki ukuran 8
16 mesh sebanyak 300 liter.
b. Bagian tengah : Bagian ini berisi pasir yang memiliki ukuran 14 25
mesh sebanyak 1900 liter.
c. Bagian atas : Pada bagian ini berisi arang antrachite sebanyak 1100
liter.
Partikel tersuspensi yang ada pada air akan terkumpul di Dual Media
Filter akibat proses filtrasi. Terbentuknya padatan dalam filter secara berahap
akan menyebabkan media filter tersumbat sehingga meningkatkan differential
pressure dan dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan berkurangnya
kecepatan aliran. Oleh karena itu perlu dilakukan backwash secara berkala untuk
menghilangkan padatan yang terakumulasi. Backwash pada Dual Media Filter
di PLTGU Tanjung Batu biasanya dilakukan saat differential pressure pada alat
menunjukkan tekanan sebesar 0.4 bar.
Proses backwash dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dwell

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 23
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

Dwell dilakukan selama 1 menit, yaitu mendiamkan isi vessel sebelum


proses Backwash.
2. Drain Down
Drain down dilakukan selama 3,15 menit/189 detik, yaitu proses
pengeluran air sisa produksi dari dalam vessel.
3. Air Scour
Air Scour merupakan proses pengadukan isi vessel menggunakan
udara agar padatan yang menyumbat di filter dapat terpisah dari media
filter. Proses ini dilakukan selama 10 menit.
4. Dwell
Isi vessel didiamkan kembali selama 1 menit agar media filter kembali
ketempatnya semula setelah proses pengadukan oleh udara.
5. Backwash
Mengalirkan air dari bawah keatas dengan filter backwash pump
selama 8 menit agar kotoran pada filter dapat keluar.
6. Dwell
Isi vessel didiamkan kembali selama 1 menit agar media filter kembali
ketempatnya semula setelah proses backwash.
7. Refill
Pengisian ulang tangki Dual Media Filter dengan air service.
8. Rinse
Air diumpankan masuk dari atas vessel untuk menghilangkan sisa-sisa
kotoran yang tertinggal dipermukaan, dinding ataupun di dasar vessel,
kemudian kotoran tersebut dibuang keluar bersama air bilasan. Rinse
dilakukan selama 4,4 menit.
Air yang telah difilter disebut dengan Service Water yang dialirkan
menuju Service Water Storage Tank sebagai tempat penampungan air yang telah
melalui proses Pre-Treatment.

2. Demineralisasi
Untuk menghasilkan air dengan kemurnian yang tinggi dilakukanlah
proses Demineralisasi. Air ini sering disebut dengan air demin. Di PLTGU
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 24
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

Tanjung Batu, air demin ini digunakan sebagai air umpan untuk boiler.
Demineralisasi berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur silika,
sulfat, chloride (klorida) dan karbonat dengan menggunakan resin. Berikut
Flow Diagram dari proses Demineralisasi di PLTGU Tanjung Batu :

Gambar 2.4 Flow Diagram Demineralisasi PLTGU Tanjung Batu

Air Service dari Service Water Storage Tank di pompa oleh Demin Feed
Pump menuju Activated Carbon Filters. Di dalam Activated Carbon Filters
air service kembali di filter dengan bahan karbon seperti arang aktif, air yang
keluar dari unit ini memiliki konduktifitas yang lebih rendah dari pada
sebelummnya, memiliki kadar turbiditi yang lebih rendah dan menghilangkan
bau pada air. Dari Activated Carbon Filter air dialirkan menuju Cation Units.
Cation Unit bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur logam yang berupa
ion-ion positif yang terdapat dalam air seperti Ca 2+, Mg2+, dan Na+ ditukar
dengan ion H+ yang dimiliki resin sehingga kation-kation tersebut terikat
dengan resin dan air yang keluar hanya mengandung ion H +. Reaksi reaksi
yang dapat terjadi di Cation Units sebagai berikut :

CaSO4 + -C-SO3-H+ -C-SO3 Ca2+ + H2SO4 (4)

MgCl + -C-SO3-H+ -C-SO3 Mg2+ + HCl (5)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 25
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

NaHCO3 + -C-SO3-H+ -C-SO3 Na+ + H2CO3 (6)


Selanjutnya air yang sudah bebas dari ion-ion positif dialirkan menuju
Anion Units. Pada Anion Units terjadi pengikatan ion-ion negatif oleh resin,
anion-anion tersebut seperti SO42-, Cl-, dan CO32- ditukar dengan anion OH-
yang dimiliki resin sehingga air yang keluar dari unit ini hanya memiliki
anion OH-. Reaksi reaksi yang terjadi di Anion Units sebagai berikut :

HCl + CH2N(CH3)3-OH- C-NH4-Cl- + H2O (7)

H2SO4 + CH2N(CH3)3-OH- C-NH4-SO42- + H2O (8)

H2CO3 + CH2N(CH3)3-OH- C-NH4-CO32- + H2O (9)

H2SiO3 + CH2N(CH3)3-OH- C-NH4-SiO3- + H2O ..(10)


Reaksi-reaksi diatas menghasilkan air murni yang hanya mengandung
unsur H2O, oleh karena itu air demin selalu bersifat netral.
Selanjutnya air outlet Anion Units masuk ke Mix Bed Units, unit ini
merupakan gabungan dari unit kation dan unit anion. Bagian atas unit ini
adalah unit anion dan bagian bawah unit ini adalah unit kation. Mix Bed Units
ini berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa logam atau asam dari proses
sebelumnya, sehingga diharapkan air yang keluar dari Mix Bed Units
memiliki tingkat kemurnian yang cukup tinggi.
Air yang bebas mineral tersebut atau disebut air demin dimasukkan ke
Demin Water Storage Tank yang selanjutnya digunakan sebagai air umpan
boiler.
Sampai bulan Februari 2017 produksi Demin Water adalah 53279
kiloLiter/bulan.
Unit anion, kation, dan mix bed dapat mengalami kejenuhan yaitu
kondisi dimana resin-resin yang berada didalam unit sudah penuh mengikat
ion-ion positif dan negatif sehingga tidak mampu lagi untuk mengikat ion-ion
positif dan negatif yang berada pada air service.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 26
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

Untuk menghindari hal tersebut dilakukanlah regenerasi agar ion-ion


positif maupun negatif yang terikat pada resin terlepas sehingga resin dapat
digunakan kembali untuk mengikat ion-ion yang ada pada air service.
Regenerasi di Water Treatment Plant PLTGU Tanjung Batu dilakukan
setiap produksi air demin telah mencapai volume 180 m 3. Proses regenerasi
unit anion dan kation dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dwell : mendiamkan isi tangki selama 1 menit.
2. Sub Surface Backwash : air demin dari Demin Storage Tank dipompa
dengan Demin Feed Pump selama 10 menit, dialirkan melalui dasar
tangki dengan kecepatan yang sangat tinggi bertujuan untuk
membuang/membersihkan sisa kotoran yang menempel pada pada
resin.
3. Settle : menenangkan resin di dalam tangki kation selama 4 menit
dan 14 menit untuk tangki anion.
4. Drain Down : membuang hasil sub surface backwash.
5. Acid Pre-Inject : mengalirkan air demin sebelum injeksi acid.
Caustic Pre-Inject : mengalirkan air demin sebelum injeksi caustic.
6. Acid Inject : menginjeksikan HCl 3,5% pada unit kation
menggunakan HCl Pump dan Regen Water Pump dilakukan selama
32 menit, hal ini bertujuan untuk mengikat kation pada resin.
Caustic Inject : menginjeksikan NaOH 2,8% pada unit anion
menggunakan NaOH Pump dan Regen Water Pump dilakukan
selama 25 menit, hal ini bertujuan untuk mengikat anion pada resin.
7. Acid Displacement : membuang sisa acid di stream kation dengan
Regen Water Pump selama 35 menit.
Caustic Displacement : membuang sisa caustic di stream anion
dengan Regen Water Pump selama 42 menit.
8. Refill : mengisi ulang tangki kation selama 4,7 menit dan tangki
anion selama 12,3 menit dengan air demin yang dipompa melalui
Demin Feed Pump.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 27
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

9. Rinse to Drain : pembilasan dan pengangkatan kotoran yang telah


diproses menggunakan air demin selama 8 menit pada unit kation
dan selama 12,3 menit pada unit anion.
10. Recycle : tahap terakhir dari proses regen dengan mengalirkan air
dari tangki demin masuk ke unit kation maupun anion selama 25
menit sampai memperoleh kondisi terbaik yaitu konduktivitas 300
s/cm dan pH 3-4 untuk unit kation dan kondisi terbaik untuk unit
anion adalah konduktivitas 10 s/cm, silica 0,02 ppm, dan pH 8-
10.
Proses regenerasi pada Mix Bed Units adalah sebagai berikut :
1. Dwell : mendiamkan isi tangki selama 1 menit.
2. Backwash : Mengalirkan air dari bawah keatas dengan Demin Feed
Pumps selama 10 menit agar kotoran pada resin dapat keluar.
3. Settle : menenangkan resin didalam tangki selama 5 menit.
4. Caustic Pre-Inject : mengalirkan air demin sebelum injeksi caustic.
5. Caustic Pre-Inject dan Acid Pre-Inject : mengalirkan air demin
sebelum injeksi caustic dan acid selama 1 menit dengan Regen
Water Pump.
6. Caustic Inject dan Acid Inject : menginjeksikan HCl 3,5% dan
NaOH 2,8% menggunakan HCl Pumps, NaOH Pumps, dan Regen
Water Pumps dilakukan selama 20 menit.
7. Caustic Displacement dan Acid Displacement : membuang sisa
caustic dan acid di stream menggunakan Regen Water Pumps selama
26 menit.
8. Drain Down : membuang hasil backwash.
9. Air Blow : menghamburkan resin dengan cara pengadukan
menggunakan udara.
10. Forced Settle : menenangkan resin secara cepat selama 1 menit
menggunakan Regen Water Pump agar resin kembali ke posisi
semula sesuai dengan massa jenisnya masing-masing, kation berada
diatas dan anion berada dibawah.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 28
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

11. Refill : mengisi ulang tangki dengan air demin yang dipompa melalui
Regen Water Pumps.
12. Rinse : pembilasan dan pengangkatan kotoran yang telah diproses
menggunakan air demin yang dipompa dengan Demin Feed Pumps
selama 2,5 menit.
13. Recycle : tahap terakhir dari proses regen dengan mengalirkan air
dari tangki demin dengan Demin Feed Pump ke unit Mix Bed selama
15 menit sampai memperoleh kondisi terbaik yaitu konduktivitas
0,2 s/cm, silica 0,02 ppm, dan pH 6-7.
3.5.2 Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan oleh PLTGU Tanjung Batu dan PLTG
Peaking adalah limbah cair yang berupa campuran antara air, solar, dan oli.
Sumber-sumber dari limbah cair tersebut yaitu :
1. Hasil regenerasi di WTP (Water Treatment Plant)
2. Air bilasan saat pemisahan solar dan impuritsnya di separator yang
dilakukan setiap dua jam sekali, yang mana efisiensi pemisahan tidak
sempurna 100% sehingga ada solar yang terikut keluar bersama air
bilasan
3. Rembesan oli pelumas mesin di unit-unit PLTGU dan PLTG
4. Kebocoran yang terjadi pada pipa-pipa solar dan oli.
Limbah tersebut bercampur menjadi satu karena memiliki aliran drainase
yang sama.
Limbah hasil regenerasi dari unit WTP (Water Treatment Plant)
selanjutnya ditampung di kolam penampungan limbah sementara. Proses
pengolahan limbah yang terjadi di dalam kolam penampung limbah hanya
berupa penambahan senyawa kimia berupa HCl dan NaOH yang bertujuan
untuk menetralkan pH air limbah sebelum dibuang ke sungai Mahakam. Air
limbah yang di tampung dalam kolam penampungan disebut dengan limbah
effluent.
Limbah oli hasil sisa dari mesin pembangkit dan limbah solar hasil
keluaran separator di PLTGU Tanjung Batu di tampung di dalam bak

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 29
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

penampungan separator. Setelah itu limbah dipompa ke dalam drum-drum


kosong yang selanjutnya akan diserahkan kepada pihak ke tiga pengolahan
limbah yaitu PT. PDMJ ( Putra Daerah Mandiri Jaya ). Adapun jumlah
limbah dari PLTGU Tanjung Batu dan PLTG Peaking yang dikirim ke PT.
PDMJ pada tahun 2016 adalah sebesar 95121,6 kg.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari magang industri yang telah dilakukan di PLTGU Tanjung Batu dapat
disimpulkan bebrapa hal, yaitu :
1. PLTGU Tanjung Batu di bawah tanggung jawab PT. PLN (Persero) Wilayah
KALTIMRA Sektor Pembangkitan Mahakam mulai beroprasi sejak 15
Januari 1997 memiliki 2 unit produksi utama yaitu PLTGU Tanjung Batu dan
PLTG Peaking yang dibangun pada tahun 2012.
2. PLTGU Tanjung Batu merupakan salah satu pembangkit listrik yang
menggunakan siklus kombinasi (Combined Cycle) yaitu perpaduan antara
siklus turbin gas atau siklus Brayton (PLTG) dan siklus turbin uap atau siklus
Rankine (PLTU).
3. PLTGU Tanjung Batu merupakan salah satu pembangkit listrik yang efisien
dibandingkan pembangkit lainnya, karena sisa gas buang dari turbin gas
PLTG di manfaatkan sebagai sumber energi pada HRSG di PLTU.
4. Bahan bakar yang digunakan oleh PLTGU Tanjung batu adalah solar jenis
HSD (High Speed Diesel).
5. Selain dua unit utama, PLTGU Tanjung Batu memiliki Unit Utilitas yang
menyediakan kebutuhan air bagi keperluan pabrik dan community.
6. Limbah yang dihasilkan PLTGU Tanjung Batu dan PLTG Peaking adalah
limbah cair yang berupa campuran antara solar, oli , dan air.
7. Pengolahan limbah yang berupa campuran solar, oli, dan air di PLTGU
Tanjung Batu dan PLTG Peaking adalah pemisahan berdasarkan prinsip
massa jenis dan diolah oleh PT. PDMJ

4.2 Saran

1. Sebaiknya bahan bakar yang digunakan adalah gas alam karena panas yang
dihasilkan jauh lebih besar serta hasil pembakaran yang bersih dan hampir
tidak menghasilkan emisi buangan yang dapat merusak lingkungan
(memancarkan 60-90% lebih sedikit polutan asap).
2. Melakukan perawatan alat secara berkala agar alat dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lama dan kinerja pabrik dapat berjalan lancar, aman dan
lebih efisien.
PT. PLN (PERSERO) WIL. KALTIMRA SEKTOR PEMBANGKITAN MAHAKAM 31
PLTGU Tanjung Batu
Tugas Umum

3. Sebaiknya drainase limbah antara air hasil regen dan solar-oli dapat
dibedakan agar mudah dalam penanganannya.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
DAFTAR PUSTAKA

Adlin, Faris N. 2013. Laporan Kerja Praktik : Analisis Permasalahan pada Trafo
Pembangkit PT.PLN PLTGU Tanjung Batu.Yogyakarata : Universitas Gadjah Mada.
Ahtagia, R. 2015. Laporan Umum Magang Industri PLTGU Tanjung Batu. Samarinda :
Politeknik Negeri Samarinda
Anjas, R. 2015. Definisi Bahan Bakar Diesel (Solar). Dapat dilihat pada :
http://www.prosesindustri.com/2015/02/defenisi-bahan-bakar-diesel-solar.html.
Diakses pada 07 Maret 2016 pukul 15:09 WITA
Damaschke, Nate. Alternative Energy : Natural Gas. Dapat dilihat pada :
http://www.tc.umn.edu/~dama0023/naturalgas.html. Diakses pada 15 Maret 2016
pukul 10:18 WITA
Goswami, D.Y.; et. al. 1999. Energy Conversation Mechanical Ebgineering
Handbook (Ed. Frank Kreith). Boca Raton : CRC Press LLC.
Jayanti, B.M.P. 2014. Laporan Umum Praktek Kerja Lapangan PLTGU Tanjung Batu.
Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda.
Keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi. 2013. Standar dan Mutu
(Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar 48 yang Dipasarkan di dalam
Negeri. Dapat dilihat pada : http://jdih.esdm.go.id/peraturan/Kepdirjenmgs_Nomor_
978.K_10_DJM.S_2013.pdf. Diakses pada 07 Maret 2016 pukul 11:43 WITA
Marsudi, D. 2005. PEMBANGKITAN ENEGRI LISTRIK. Jakarat : Penerbit Erlangga
Meilan, N.S. 2014. Laporan Praktek Kerja Lapangan PLTGU Tanjung Batu. Samarinda
: Politeknik Negeri Samarinda.
Onny. Siklus Brayton. Dapat dilihat pada : http://artikel-teknologi.com/siklus-brayton/.
Diakses pada 09 Maret 2016 pukul 19:21 WITA
Onny. Siklus Rankine. Dapat dilihat pada : http://artikel-teknologi.com/siklus-rankine/.
Diakses pada 10 Maret 2016 pukul 10:35 WITA
PT. Bayang Anis. 2013. Deskripsi HSD (High Speed Diesel). Dapat dilihat pada :
http://bayanganis.co.id/index.php/produk-a-layanan/hsd-high-speed-diesel/54-hsd-
high-speed-diesel. Diakses pada 07 Maret 2016 pukul 15:13 WITA.
Lusiana, Rosalinda. 2010. Penentuan Penggunaan Soda Kapur Ca(OH)2 pada Proses
Flokulasi, Pencapaian pH Standar Air Baku di PT. Coca-Cola Bottlng Indonesia
Unit Medan. Medan : Analisa Farmasi dan Makanan, Universitas Sumatera Utara.
Syahputra, MF. 2010. Pengaruh Pemakaian Fosfat Treatment dalam Mengontrol pH Vs
Fosfat pada Package Boiler, dan Waste Heat Boiler di Unit Utility PT. Pupuk
Iskandar Muda. Medan : Kimia Industri, Universitas Sumatera Utara.
33
LAMPIRAN
Lampiran 1
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDRAL MINYAK DAN GAS BUMI
NOMOR : 978.K/10/DJM.S/2013
TANGGAL : 19 NOPEMBER 2013

STANDAR DAN MUTU (SPESIFIKASI) BAHAN BAKAR MINYAK


JENIS MINYAK SOLAR 48 YANG DIPASARKAN DI DALAM NEGERI

Batasan Metode Uji


No Karakteristik Satuan
Min. Maks. ASTM Lain
Bilangan Cetana
1 Angka Cetana atau 48 - D 613
Indeks Cetana 45 - D 4737
3 D 1298 atau
2 Berat Jenis (pada suhu 15C) kg/m 815 860
D 4052
3
3 Viskositas (pada suhu 40C) mm /s 2,0 4,5 D445
0,35 1)
0,30 2) D 2622 atau
0,25 3) D5453 atau D
4 Kandungan Sulfur % m/m -
4294 atau
0,05 4)
D7039
0,005 5)
Destilasi :
5 D 86
90% vol. penguapan C - 370
6 Titik Nyala C 52 - D 93
7 Titik Tuang C - 18 D 97
D 4530 atau
8 Residu Karbon % m/m - 0,1
D189
9 Kandungan Air mm/kg - 500 D 6304
3
10 Biological Growth*) kg/m Nihil
11 Kandungan FAME *) % v/v - -
12 Kandungan Metanol *) % v/v Tak Terdeteksi D 4815
13 Korosi Bilah Tembaga merit - Kelas 1 D 130
14 Kandungan Abu % m/m - 0,01 D 482
15 Kandungan Sedimen % m/m - 0,01 D 473
16 Bilangan Asam Kuat mg KOH/g - 0 D 664
17 Bilangan Asam Total mg KOH/g - 0,6 D 664
18 Penampilan Visual Jernih dan Terang
19 Warna No. ASTM - 3.0 D 1500
Lubricity (HFRR wear scar dia.
20 micron - 460 6) D 6079
@60C)
*) Kandungan FAME mengacu pada Peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati
(Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain.
CATATAN UMUM:
1. Aditif harus kompatibel dengan minyak mesin (tidak menambah kekotoran minyak/kerak). Aditif yang
mengandung komponen pembentuk abu (ash foaming) tidak diperbolehkan.
2. Penanganan (handling) harus dilakukan secara baik untuk mengurangi kontaminasi (debu, air, bahan bakar
lain, dll)
3. Pelabelan pada pompa harus memadai dan terdefinis

Anda mungkin juga menyukai