Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Jajan, mungkin yang kita ketahui jajan adalah sejenis makanan
ringan. Makanan ringan ini memang banyak diminati oleh orang
dewasa maupun anak-anak. Tapi sebagian besar anak-anak lebih
banyak menyukai makanan ini karena mereka merasa tertarik dengan
bentuknya yang menarik, beraneka ragam,dan rasanya yang enak.
Makanan ringan ini sering kita jumpai di depan sekolah SD, toko-toko,
ataupun di supermarket terdekat.
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
darikehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Anak-anak dari berbagai golongan apapun pada umumnya menyukai
jajan. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua
kelompok usia dan kelas sosial, termasuk anak usia sekolah dan
golongan remaja. Kandungan zat gizi pada makanan jajanan bervariasi,
tergantung dari jenisnya yaitu sebagaimana kita ketahui makanan
utama, makanan kecil (snack), maupun minuman.
Makanan jajanan memiliki beberapakeunggulan, akan tetapi
makanan jajanan diduga masih beresiko terhadapkesehatan. Proses
pengolahan yang tidak higienis, adanya campuran pengawet, dll.
mengakibatkan makanan jajanan perlu dihindari dan dikurangi
konsumsinya. Terlebih bagi anak yang tidak terbiasa untuk
mengkonsumsi sarapan pagi, jajanan adalah makanan pertama kali
yang masuk kedalam pencernaan, hal ini kurang baik bagi kesehatan
dan kognitif anak saat menjalani pembelajaran di sekolah.
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah
generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan
dari kualitas anak anak satat ini. Dalam masa tumbuh kembang tersbut
2

pembrian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak selalu dapat
dilaksanakan drngan sempurna. (Cahyadi, 2009)
Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi tiap hari. Makanan yang dikonsumsi harus dapat memenuhi
kebutuhan zat gizi bagi tubuh, tidak menimbulkan penyakit, dan
memenuhi selera. Kebutuhan memenuhi selera makan dan dapat
terpnuhi saat mengonsumsi makanan yang dijual oleh pedagang kaki
lima, tetapi segi keamanannya belum tentu terpenuhi. (Kemdiknas,
2011)..
Oleh karena itu sebagai tenaga sanitarian, sasaran yang paling
tepat untuk melakukan pengabdian masyarakat yaitu dengan
melakukan penyuluhan dan pemberdayaan anak sekolah dasar dalam
mengtahui jajanan yang tidak sehat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan di atas, maka rumusan masalah pada
obyek sasaran adalah Bagaimana cara meningkatkan peran siswa/i
dalam meningkatkan derajat kesehatan dengan memberikan
penyuluhan dan pelatihan terkait indikator jajanan yang tidak sehat di
SD Inpres Tello Baru I/2.

C. Luaran yang diharapkan


1. Kepala sekolah, guru, dan anak sekolah dasar sudah dapat
mengetahui tentang jajanan yang tidak sehat.
2. Kepala sekolah, guru, dan anak sekolah dasar sudah dapat
mengetahui tentang ciri-ciri fisik jajanan yang tidak sehat.
3. Kepala sekolah, guru, dan anak sekolah dasar sudah dapat
membedakan jajanan sehat dengan tidak sehat.
4. Kepala sekolah, guru, dan anak sekolah dasar sudah dapat
menanamkan dalam benaknya untuk tidak mengkonsumsi jajanan
yang tidak sehat.
3

D. Manfaat Kegiatan
1. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah
satu acuan dalam menambah pemahaman kepala sekolah, guru,
dan anak sekolah dasar tentang jajanan yang tidak sehat.
2. Membantu peran kepala sekolah dan guru dalam mengontrol
jajanan yang dikonsumsi anak sekolah dasar.
3. Anak sekolah dasar dapat mengindentifikasi dan menanamkan
dalam benaknya agar tidak mengonsumsi jajanan tidak sehat.
4

BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

A. Geografis
Letak SD Inpres Tello Baru I/2 terletak di Jl. Paccinang Raya
Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.

B. Khalayak Sasaran
Profil khalayak sasaran dari segi lingkungan sekolah dari sisi
pendidikan dan pengetahuan mengenai Jajanan Makanan Yang Tidak
Sehat di tatanan institusi pendidikan sekolah dasar. Ada pun profil
sasaran seperti yang dideskripsikan tersebut meliputi siswa/i kelas 5
sebanyak 58 orang di SD Inpres Tello Baru I/2 terletak di Jl.
Paccinang Raya Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.

C. Identifikasi Masalah
Profil khalayak sasaran dari segi lingkungan sekolah dari sisi
pendidikan dan pengetahuan mengenai Jajanan Makanan Yang Tidak
Sehat di tatanan institusi pendidikan sekolah dasar, dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut:
5

1. Beberapa siswa/i kelas V SD Inpres Tello Baru I/2 terletak di Jl.


Paccinang Raya Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar kurang
mengetahui apa itu Jajanan Makanan Yang Tidak Sehat.
2. Siswa/i SD Inpres Tello Baru I/2 terletak di Jl. Paccinang Raya
Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar masih kurang
memperhatikan makanan yang dikonsumsinya apa baik untuk
kesehatannya atau tidak.
3. Pengetahuan siswa V SD Inpres Tello Baru I/2 terletak di Jl.
Paccinang Raya Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar kurang
dipraktekkan dalam dirinya.
4. Belum diketahui tingkat pengetahuan siswa kelas V SD Inpres Tello
Baru I/2 terletak di Jl. Paccinang Raya Kecamatan Panakkukang,
Kota Makassar tentang jajanan makanan yang tidak sehat.

D. Alternatif Pemecahan Masalah


a. Melakukan perizinan dan kerjasama kepada pihak sekolah,
sehingga dapat membantu jalannya kegiatan penyuluhan.
b. Memberikan penanaman pengetahuan tentang jajanan yang tidak
sehat kepada siswa/i melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan
keterampilan dengan melibatkan seluruh siswa/i melalui
penyuluhan, pelatihan, dan pemutaran film.
c. Memberikan kesempatan siswa/i yang berani menjawab
pertanyaan yang benar, sehingga siswa/i tidak hanya mendengar
akan tetapi dapat mengaplikasikannya.
6

BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Jenis Pelaksanaan
Jenis pelaksanaan dalam kegiatan ini adalah memberikan
penyuluhan dan pelatihan terkait indikator perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan sekolah dasar di SD Inpres Tello Baru I/2 terletak
di Jl. Paccinang Raya Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.

B. Waktu dan Lokasi


Kegiatan promosi kesehatan dengan pokok kegiatan mengedukasi
anak SD Inpres Tello Baru I/2 terletak di Jl. Paccinang Raya
Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, dilaksanakan menjadi
beberapa tahap yakni sebagai berikut:
1. Persiapan meliputi persuratan/ distribusi undangan dan membuat
kesepakatan dengan pihak sekolah yang berlangsung pada tanggal
8 Juni 2017.
2. Perencanaan meliputi menyususn materi, mendownload video
edukasi, pembelian hadiah, dan membuat pamplet yang
berlangsung pada tanggal 9 Juni 2017.
3. Pelaksanaan meliputi penyuluhan pada anak sekolah dasar yang
berlangsung pada tanggal 10 Juni 2017.
4. Evaluasi meliputi mengukur tingkat keberhasilan program
pengabdian yang telah diterapkan yang berlangsung pada hari
yang sama setelah pelaksanaan (penyuluhan).
7

C. Metode Pengabdian
Metode pengabdian yang dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapai khalayak sasaran anak sekolah di SD Inpres
Tello Baru I/2 terletak di Jl. Paccinang Raya Kecamatan Panakkukang,
Kota Makassar adalah dengan cara sebagai berikut:

1. Survei Tempat Pelaksanaan


Kondisi Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekitar sekolah/ pekarangan dan di dalam ruang
kelas sekolah cukup terlihat bersih dan asri, karena tersedianya
tempat sampah sehingga warga sekolah telah dibiasakan
membuang sampah di tempat sampah.
Kondisi Pengetahuan Anak-anak
Kondisi tingkat pengetahuan untuk anak sekolah di SD Inpres
Tello Baru I/2 terletak di Jl. Paccinang Raya Kecamatan
Panakkukang, Kota Makassar masih ada beberapa yang belum
mengetahui/memahami terkait indikator jajanan makanan yang
tidak sehat sebab masih ada siswa/i ketika diberikan pertanyaan
masih ada yang belum tepat dalam menjawab.
2. Tahap Persiapan
Persiapan meliputi persuratan/distribusi undangan dan
membuat kesepakatan dengan pihak sekolah.
3. Tahap Perencanaan
Perencanaan meliputi menyusun materi, mendownload video
edukasi, pembelian hadiah dan persiapan peralatan pendukung.
Berikut tahap perencanaan yang kami laksanakan:
Bagian yang akan mempersentasikan disebut sebagai pemateri
juga aktif meningkatkan pengetahuannya sebelum turun ke
lokasi.
Bagian yang akan memperagakan video edukasi menyiapkan diri
dengan mendownoald video edukasi lewat youtube.
8

Bagian moderator mempersiapkan diri tentang susunan acara


dan jenis games/pertanyaan yang disampaikan di depan siswa/i
agar tidak membosankan sifatnya edukatif dan menarik
perhatian anak-anak.
Bagian persiapan perlengkapan meliputi: LCD, laptop,
administrasi, daftar hadir, pertanyaan dan beberapa hadiah
sebagai apresiasi atas keaktifan siswa/i
4. Pelaksanaan Edukasi Anak Sekolah Dasar
Tahapan meliputi penyuluhan dengan pendekatan edukatif
pada siswa/i sekolah dasar ditampilkan melalui slide dengan alat
bantu berupa Laptop dan LCD. Dalam slidenya ditampilkan
beberapa materi dan gambar pendukung berupa kartun yang
menarik siswa/i untuk memperhatikannya serta menggunakan
bahasa yang sederhana agar anak-anak mengerti. Berikut
ringkasan materi yang kami bawakan:

1. Pengertian Jajanan

Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak tidak bisa lepas


dari uang jajan. Meskipun setiap pagi orang tua selalu
menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anaknya sebelum
berangkat sekolah. Jajan hampir merupakan suatu kebiasaan
bagi anak-anak dari dulu sampai sekarang. Uang jajan
diberikan sekedar untuk membeli minuman dan makanan
ringan yang lazim disebut sebagai jajanan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, jajanan adalah


panganan atau makanan atau kudapan yang dijajakan. Jajanan
biasanya dijajakan oleh pedagang baik dengan cara berkeliling
maupun menempati tempat tertentu. Penjual jajanan lebih
sering menempati tempat-tempat yang strategis dan mudah
dijangkau oleh pembeli, seperti di tempat-tempat umum, di
pinggir-pinggir jalan, maupun di sekolah-sekolah.
9

2. Jajanan Tidak Sehat


Kebiasaan jajan banyak dilakukan terutama kalangan
anak-anak seperti kita. Kondisi ini semakin berbahaya mengingat
anak-anak merupakan aset yang berharga bagi bangsa. Sekarang
ini anak sudah terbiasa jajan. Ini salah satunya karena orang tua
membekali anak dengan uang saku dan tidak memberi bekal
makanan sehat dari rumah. Oleh karena itu sangatlah penting bagi
anak untuk mengetahui jajanan yang layak dikonsumsi dan yang
tidak layak konsumsi terutama di lingkungan sekolah.
Yang perlu anak-anak ketahui bahwa di dalam makanan
jajanan yang banyak dijual di tempat umum dan di sekolah-sekolah,
ternyata banyak ditemukan berbagai jenis bahan berbahaya berupa
bahan makanan tambahan (BTP). Sebagaimana hasil penelitian
para ahli, seperti yang tertulis dalam Iswanto (2007: 39) bahwa
bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan pada
pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu termasuk
pewarna, penyedap rasa dan aroma, pengawet, antioksidan
(mencegah bau tengik), penggumpal, pemucat, dan pengental.
Bahan-bahan tambahan pangan tersebut ada yang sifatnya
berbahaya dan ada yang tidak berbahaya. Lebih lanjut Iswanto
(2007:40) menambahkan bahwa ada tiga contoh bahan tambahan
pangan berbahaya dan dilarang, tetapi masih banyak ditemukan
dalam berbagai jenis makanan, yaitu:
1. Formalin
Formalin adalah nama dagang dari larutan 30-40 % formaldehid
dalam air. Sebenarnya formalin lebih sesuai dipergunakan sebagai
antiseptik untuk membunuh jamur, terutama untuk menyucikan
peralatan kedokteran, dan mengawetkan spesimen termasuk mayat
manusia.Kadar fomalin yang tinggi dalam tubuh menyebabkan
berbagai keluhan seperti rasa gatal pada mata, susah bernafas,
batuk, rasa panas pada hidung, tenggorokan, iritasi akut saluran
10

pernafasan, iritasi lambung dan kulit, muntah, diare, bahkan


menyebabkan kanker
2. Boraks
Borak merupakan senyawa kimia dengan nama natrium
tetraborat yang berbentuk kristal lunak. Memiliki sifat antiseptik dan
biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat,
misalnya untuk membuat salep, bedak, larutan kompres, obat oles
mulut, dan obat pencuci mata. Borak juga digunakan sebagai
bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, dan antiseptik
kayu. Apabila terdapat dalam makanan dalam jangka waktu lama
akan terjadi penumpukan pada otak, hati, lemak dan ginjal.
Pemakaian dalam jumlah banyak menyebabkan demam, depresi,
kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan,
kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan,
koma bahkan kematian.
3. Pewarna
Rhodamin B (pewarna merah) dan methanyl yellow (pewarna
kuning) termasuk zat warna yang dinyatakan sebagai bahan
berbahaya. Rhodamin B digunakan sebagai pewarna pewarna
kosmetik, obat-obatan, pewarna kain/tekstil, pembersih mulut,
sabun dan anti pembekuan. Sedangkan methanyl yellow digunakan
sebagai indikator dalam larutan dan obat-obatan pemakaian luar.
Pemakaian dalam makanan mengakibatkan kerusakan hati,
melukai mata, tumor hati dan karsinogenik. Rhodamin B dan
methanyl yellow banyak ditemukan dalam sirup, kerupuk, agar-
agar, jeli, kue basah, manisan buah-buahan, kerang ataupun
jajanan lainnya.

3. Dampak Mengonsumsi Jajanan Tidak Sehat


Berbagai dampak dari mengonsumsi jajanan/makanan yang
tidak sehat diantaranya sebagai berikut:
11

1. Pemanis buatan: sacharin menyebabkan kanker kandung


kemih
2. Pewarna tekstil: Rhodamine B menyebabkan pertumbuhan
lambat, gelisah
3. Bahan pengenyal (boraks): menyebabkan demam, kerusakan
ginjal, diare, mual, muntah, pingsan, kematian
4. Penambah rasa: Mono Sodium Glutamat (MSG)
menyebabkan pusing, selera makan terganggu, mual, kematian
5. Bahan pengawet: formalin menyebabkan sakit perut, kejang-
kejang, muntah, kencing darah, tidak bisa kencing, muntah darah,
hingga akhirnya menyebabkan kematian.
6 Makanan tidak bergizi menyebabkan gangguan berfikir
7. Makanan mengandung mikroba, basi atau beracun
menyebabkan sakit perut, diare

4. Cara Memilih Jajanan Sehat

Berikut beberapa tips aman memilih makanan yang diberikan


oleh Ir Chandra dalam www:
Solopos.com/2011/lifestyle/Kesehatan/Tips aman memilih jajanan
dan makanan sehat, sebagai berikut:

1.Amatiwarnanya,mencolokatautidakAmati apakah makanan


tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya.
Snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada
kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman.

2. Cicipi rasanya. Biasanya lidah cukup jeli untuk membedakan


mana makanan yang aman atau tidak. Makanan yang tidak aman
umumnya berasa tajam, misal sangat gurih, membuat lidah
bergetar dan tenggorakan gatal.

3. Baui aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan


tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
12

4. Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan


bahan-bahan makanan tambahan yang bahaya dan bisa merusak
kesehatan.
5. Perhatikan kualitasnya. Perhatikan kualitas makanan, apakah
masih segar atau sudah berjamur yang bisa menyebabkan
keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses
tidak berjalan dengan baik atau sudah kadaluarsa.

6. Terdaftar di BPOM. Bila hendak membeli makanan impor,


usahakan produknya telah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas
Obat dan Makanan), yang bisa dicermati dalam label yang tertera di
kemasannya.

5. Evaluasi Kegiatan

Bertujuan untuk melihat perkembangan program yang akan


dilaksanakan, untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan
yang telah dilakukan sebelumnya. Poin penilaian atau
pencapaiannya diukur dengan memberikan atau mengajukan
pertanyaan. Evaluasi dilaksanakan sebelum dan setelah
berlangsungnya kegiatan. Bertujuan untuk dapat mengetahui
pencapaian keberhasilan kami dalam memberikan penyuluhan
berkaitan dengan materi Jajanan Makanan Yang Tidak Sehat .

D. Keterkaitan
Kegiatan yang dilakukan memberikan kontribusi kepada instansi
antara lain meliputi:
a. Instansi/Instisusi Pendidikan
Peran dan manfaat yang diperoleh oleh instansi/institusi
Pendidikan dari kegiatan pengabdian dalam menerapkan perilaku
jajan yang sehat dan meningkatkan citra pemerintah daerah di
bidang pendidikan.
13

b. Institusi kesehatan/PEMDA dalam hal ini Dinas Kesehatan


Manfaat yang diperoleh oleh institusi kesehatan adalah
mampu memberikan kontribusi terhadap salah satu program kerja
mereka dalam rangka memberikan penyuluhan tentang jajanan
makanan yang tidak sehat sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan anak sekolah dasar.

E. Jadwal Pelaksanaan
Adapun jadwal Pengabdian kepada Masyarakat direncanakan pada
Mei - Juli 2017, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut;
a. Persiapan dan pelaksanaan ;
1) Persiapan : Juni 2017
2) Pelaksanaan : Juni 2017
b. Sasaran pengabmas
Yang menjadi sasaran Pengabdian Kepada Anak Sekolah
Dasar adalah meliputi siswa/i kelas 5 SD Inpres Tello Baru 1/2
Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar..
14

BAB IV
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN

A. Hasil
Pengabdian masyarakat dengan pokok kegiatan mengedukasi
anak SD Inpres Tello Baru I/2 berlokasi di Jl. Paccinang Raya
Kecamatan Panakukkang Kota Makassar.
1. Gambaran Lokasi Kegiatan
Lokasi pengabdian terletak di SD Inpres Tello Baru I/2
berlokasi di Jl. Paccinang Raya Kecamatan Panakukkang Kota
Makassar yang akan kami jadikan objek sasaran yaitu anak sekolah
dasar kelas 5 dimana kelas tersbut terbagi 2 klas yaitu klas 5A dan
5B. Daerah sekitar sekolah tersbut banyak terdapat penjual yang
menjajakan makanan. Pada saat penyuluhan siswa/i klas 5A dan 5B
digabung.
Kondisi tingkat pengtahuan anak skolah dasar di SD Inpres
Tello Baru I/2 berlokasi di Jl. Paccinang Raya Kecamatan
Panakukkang Kota Makassar belum memahaami untuk dapat
membedakan makanan jajanan sehat dan tidak sehat dari segi
hyeigine sanitasi makanannya sebab terlihat banyak anak anak yang
membeli makanan jajanan yang dijual didepan gerbang pinggir jalan
di SD Inpres Tello Baru I/2 berlokasi di Jl. Paccinang Raya
Kecamatan Panakukkang Kota Makassar.
2. Objek Sasaran Kegiatan Penyuluhan
Hasil dari pengabdian ditinjau dari sasaran kegiatan
penyuluhan. Berikut ini disajikan data distribusi peserta berdasarkan
kelas dan gender.
15

Tabel 1 distribusi peserta berdasarkan kelas


No Kelas Jumlah anak Persentase

1 Kelas 5A 16 orang 46 %

2 Kelas 5B 19 orang 54 %

Total 35 orang 100 %

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui jumlah anak lebih


dominan pada kelas 5B sbanyak 19 orang dengan persentase 54 %
sedangkan untuk kelas 5A sebanyak 16 orang dengan persentase
46 %.

Tabel 2 distribusi peserta berdasarkan gender


No Kelas Jumlah anak Persentasee

1 Laki laki 17 orang 49 %

2 Perempuan 18 orang 51 %

Total 35 orang 100 %

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui sasaran siswa


sekolah dasar lebih banyak didominasi oleh anak perempuan
sebanyak 18 orang dengan persentase 51% sedangkan untuk anak
laki laki sebanyak 17 orang dengan persentase 49%
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa yang mendominasi
peserta sasaran pengabdian yaitu mayoritas kelas 5B. Dari antusias
kegiatan yang lebih antusias yaitu anak laki laki kemungkinan besar
karna background dari slide menggambarkan gambar kartun jadi
lebih menarik perhatiannya tetapi disisi lain anak laki laki dalam hal
16

sikap pada saat penyuluhan dinyatakan kurang sebab sikap anak


laki laki tidak tenang dalam posisi duduknya ditunjukkan pada saat
penyuluhan ada beberapa siswa yang duduk diatas meja saat
penyuluhan. Diantara 14 orang anak laki laki terdapat 1 orang yang
posisi duduknya tenang dan siswa ini mendapatkan hadiah dari
dosen pembimbing.
Dari anak anak yang telah kami berikan penyuluhan
diharapkan mampu memberi contoh bagi anak anak lainnya
membagi pengetahuan mereka tentang jajanan makanan.

3. Tingkat Pengetahuan Anak seblum diadakan penyuluhan


a. Penentuan Instrumen Penilaian
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak terhadap
perlakuan yang telah kami lakukan berupa penyuluhan kami
menguunakan metode kualitatif untuk pengolahan data dari hasil pre-
test (sebelum diberi perlakuan) dan post-test (sesudah diberi
perlakuan). Sehingga dapat dibandingkan antara keadaan sebelum
dan sesudah diberi perlakuan.
Dalam pengamatan kami ini menggunakan teknik pengumpulan
data berupa observasi. Dalam pelaksanaan teknik observasi
diperlukan adanya format pengamatan sebagai instrumen. Dari segi
proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
menjadi participant observation dan non participant observation
(Sugiyono, 2010: 204).
Instrumen pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa
lembar observasi yang digunakan untuk megukur kemampuan
menyimak anak.
Adapun kisi-kisi instrumen pengamatan (lembar observasi)
kemampuan menyimak anak disajikan dalam tabel berikut ini:
17

Tabel 3
Kisi-kisi Pedoman Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Item Pernyataan No. Jum-lah
Item Item
Tingkat Mema-hami Anak dapat menegtahui
pengetahu isi/in-formasi ciri-ciri dari jajanan sehat 1 1
an anak tentang Anak dapat mengetahui
higene ciri-ciri dari jajanan tidak 2 1
makanan sehat
jajanan Anak dapat mengetahui
akibat yang ditimbulkan
3 1
dari makanan jajanan
yang tidak sehat

Berdasarkan metode observasi yang digunakan untuk mengamati


perkembangan penegtahuan, maka digunakan beberapa kriteria
penilaian sebagai berikut:
Tabel 4
Ketentuan Penilaian Instrumen
Skor Keterangan
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
(Sumber: Sugiyono, 2010: 93)

Pengukuran penelitian ini menggunakan rating scale, hal ini


dikarenakan rentangan skala penilaian anak SD tersebut
menggunakan angka 1 sampai dengan 4 (bintang satu sampai
dengan empat). Rating scale disini, untuk mendapatkan data mentah
18

yang berupa angka, selanjutnya data yang telah terkumpul dihitung


nilai totalnya kemudian dihitung jumlah nilai akhirnya dengan
menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Nilai akhir = x 100

dengan keterangan:
N = nilai total
nilai maks = jumlah nilai maksimum
(Azwar, 2008:109).
Nilai akhir yang telah didapat berupa data interval yang
merupakan nilai dari pengetahuan anak sebelum dan sesudah
perlakuan atau treatment berupa metode ceramah dengan gambar
dan tulisan menarik pada slide diselingi games dan teknik mencuci
tangan. Selanjutnya dari data tersebut kami dapat mengetahui
perbandingan tingkat pengetahuan anak

b. Hasil pre-test dan post-test


Setelah data hasil pre-test dan post-test berupa score atau
nilai pengetahuan anak yang diperoleh,dengan cara mengolah data
ordinal menjadi data interval melalui perhitungan tersebut diketahui,
maka pengamat membandingkan hasil pre-test dan post-test serta
menguji hipotesis yang telah ditentukan dengan cara melakukan
analisis data agar hasil pengamat dapat diketahui.
Nilai pre-test dan post-test yang diperoleh dari pengamatan ini,
maka dapat dilihat sajian data terlampir, dan didapatkan hasil sebagai
berikut:
19

Tabel 5 distribusi peserta berdasarkan tingkat pengetahuan sebelum


penyuluhan
No Tingkat Jumlah Persenta Keterangan
Pengtahuan Anak se
1 Tidak mengetahui 25 orang 71% Tidak
mengacungkan
tangansaat
diberikan
pertanyaan

2 Kurang 5 orang 14% Ratarata


mengetahui menjawab
pertanyaan
dengan jawaban
makanan yang
tidak bersih

3 Cukup 3 orang 9% Ratarata


mengetahui menjawab
pertanyaan
dengan lantunan
suara yang agak
tersangkut
sangkut (gagap)

4 Sangat 2 orang 6% Mengacungkan


mengetahui tangan lebih awal
danmnjawab
dengan benar

total 35 orang 100%


20

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa sasaran


didominasi oleh anak dengan tingkat tidak mengtahui dimana
pertanyaan pertama diajukan pada slide yang menampilkan judul
materi yaitu Jajanan Yang Tidak Sehat yang mana pertanyaannya
merupakan Apa itu Jajanan makanan yang tidak sehat ?.
Pada tabel terdapat 25 orang atau 71% yang tidak
mengetahui sebab saat diajukan pertanyaan mereka tidak
mngacungkan tangannya, pada siswa yang kurang mengetahui
terdapat 5 orang atau 14%, pada siswa yang cukup mengetahui
terdapat 3 orang atau 9%, dan sedangkan pada siswa yang sangat
mengetahui terdapat 2 orang atau 6%.
Dari data tersebut anak anak sebelum diadakan penyuluahan
dalam keadaan tidak mengetahui. Ditinjau dari segi keadaan maka
kami memandang kegiatan ini sangat penting bagi anak anak agar
diberi pemahaman tentang makanan jajanan yang tidak sehat

4. Tingkat pengetahuan anak setelah diadakan penyuluhan

Tabel 6 distribusi peserta berdasarkan tingkat pengetahuan setelah


dilakukan penyuluhan
No Tingkat Jumlah Persenta Keterangan
Pengtahuan Anak sd
1 Tidak mengetahui 3 orang 9% Tidak
mengacungkan
tangansaat
diberikan
pertanyaan
21

2 Kurang 0 orang 0%
mengetahui

3 Cukup 26 orang 74% Menjawab


mengetahui pertanyaan
dengan jawaban
yangkurang benar

4 Sangat 6 orang 17% Menjawab


mengetahui pertanyaan
dengan jawaban
yang benar

Total 35 orang 100%

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa sasaran


didominasi oleh anak dengan tingkat cukup mengetahui yaitu
sebanyak 26 orang atau 74% dan sangat mengetahui sebnayak 6
orang atau 17%. Dimana pada evaluasi atau untuk mengetahui
tingkat pengetahuan dengan memberikan pertanyaan dan siswa/i
mengacungkan tangan lalu dipersilahkan menjawab, siswa/i yang
dipersilahkan menjawab lalu jawabannya kurang benar dimasukkan
dalam kategori cukup mengetahui dan siswa/i yang dipersilahkan
menjawab lalu menjawab dengan benar dimasukkan dalam
kategori sangat mengetahui. Siswa/i yang menjawab dengan benar
akan mendapatkan bingkisan/hadiah dari pemateri
Bila dibandingkan tingkat pengetahuan setelah penyuluhan
dengan tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan terdapat
perubahan dimana jumlah anak dan persentase pada sebelum
penyuluhan terdapat 2 orang atau 6% yang sangat mengetahui
22

sedangkan pada setelah penyuluhan terdpat 6 orang atau 17%


yang sangat mengetahui.

B. Potensi Keberlanjutan
1) Dari segi pengetahuan sebagaian besar sudah dapat memahami
tentang harus diterapkannya pemilihan jajanan sehat dengan tidak
sehat. Sehingga siswa/i yang sudah mengetahui tentang jajanan
sehat dapat bertu
2) Dari segi institusi atau pendidikan dapat membantu pihak sekolah
dalam peranan guru untuk mngajarkan yang berkaitan dengan materi
penyuluhan tersebut.
23

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam melakukan penyulahan untuk anak Sekolah Dasar Metode
Yang Di lakukan adalah model ceramah agar siswa tersebut lebih
mengerti di sertai dengan gambar-gambar atau vidieo animasi yang
sesuai dengan topik yang ingin di sampaikan.Hal ini di lakukan agar
perhatian audience lebih fokus dan lebih mudah memahami materi
penyuluhan yang di sampaikan
2. Bila dibandingkan tingkat p engetahuan setelah penyuluhan dengan
tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan terdapat perubahan
dimana jumlah anak dan persentase pada sebelum penyuluhan
terdapat 2 orang atau 6% yang sangat mengetahui sedangkan pada
setelah penyuluhan terdpat 6 orang atau 17% yang sangat
mengetahui

B.Saran
Diharapkan setelah siswa dan siswi mengikuti penyuluhan dapat
membedakan antara makanan jajanan yang sehat dan yang tidak sehat
dan sebaiknya membawa bekal sendiri dari rumah .
24

DAFTAR PUSTAKA

Komsan, Ahmad.,2003. Gizi Dalam Kehidupan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.
Maskar, Muhamad. 2004. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta:
Raja Grafindo.
Nafsiah, S., 2000.Makanan Sehat dan Hidup Sehat. Jakarta: Prestasi
Insan Indonesia.
Notoatmodjo. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001.Makanan dan Kecerdasan Anak.
Jakarta: Gramedia.
Titi Novariska. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pusta
Umum.
Wijayati, E. S., 2008.Mengenal Makanan Sehat. Bogor: Wisma Hijau.

Anda mungkin juga menyukai