Anda di halaman 1dari 13

BAB II

BANK SAMPAH TERINTEGRASI BERBASIS EDUKASI

A. Pengertian Bank Sampah


Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena
dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi
menurut jenis-jenisnya. Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai sampah
organic dan anorganik. Kedua jenis sampah ini dapat dimanfaatkan. Sampah organic
dapat diurai dengan mudah seperti daun yang sudah kering bisa menjadi bahan untuk
pupuk. Sedangkan jenis yang anorganik, sampah ini biasa merugikan lingkungan dan
organisme, karena sampah anorganik tidak mudah diurai dengan waktu yang sebentar.
Hal ini merupakan asal usul atau sebab terciptanya Bank Sampah.
Bank sampah merupakan tempat Pengumpulan dan Pemilahan Sampah yang
dapat didaur Ulang dan di daur ulang yang memiliki nilai Ekonomis, yang dicatat atau
dibukukan dalam bentuk buku Tabungan. Bank sampah juga dapat disebut social
enterprise. Sampah yang identik dengan anggapan negatif, sehingga didirikannya Bank
Sampah adalah bagaimana membalikan Persepsi sampah yang identik dengan image
negatif menjadi image positif. Sampah yang selalu kita kenal adalah benda yang kotor,
berpotensi membawa penyakit atau virus, tempat bersarang nyamuk, dan hal buruk lain,
serta sampah juga menjadi barang yang harus ditekan produksinya. Hal lainnya juga
adalah sampah yang tidak ramah lingkungan harus ditekan dengan re-use, re-cycle, re-
duce yang telah diprogramkan oleh Pemerintah dan juga telah kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Upaya dalam menciptakan lingkungan yang sehat, salah satunya dengan
mengolah sampah rumah tangga. Dengan mengolah sampah rumah tangga, dari
lingkungan terkecil yaitu keluarga maka akan dapat mengantisipasi timbulnya penyakit
atau virus yang berbasis lingkungan. Sistem pengelolaan sampah di bank sampah sesuai
dengan peraturan Undang-Undang no 18 Tahun 2008, bahwa dalam penyelenggaraan
pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenisnya dengan cara pengurangan sampah, dan
penanganan sampah, sistem pengelolaan sampah dengan menabung di bank sampah,
menekankan juga pentingnya menggerakan masyarakat agar tahu dan mau berpartisipasi
secara aktif dalam mengelola sampah rumah tangga.
Dalam sistem pengelolaan sampah dengan menabung di bank sampah ini,
diperlukan partisipasi masyarakat. Dengan memberdayakan masyarakat maka sistem
pengelolaan ini dapat berdiri secara mandiri tanpa bergantung kepada bantuan luar, serta
kemandirian masyarakat dapat terwujud. Selain memberdayakan masyarakat, dalam
upaya mewujudkan sistem pengelolaan sampah diperlukan juga upaya memberdayakan
keluarga. Beberapa prinsip dalam pemberdayaan masyarakat adalah menumbuh
kembangkan potensi masyarakat, kontribusi masyarakat dalam pembangunan
masyarakat, mengembangkan gotong royong, bekerjasama dengan masyarakat, kemitraan
dengan organisasi di masyarakat, desentralisasi.
Adanya bank sampah bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, Bank Sampah
mampu merubah perilaku masyarakat melalui pemberian pemahaman baru dalam
pemanfaatan sampah. Masyarakat diajarakan bagaimana cara memilah sampah, untuk
kemudian dikumpulkan dan disetor ke Bank Sampah yang nantinya akan dikonversi
menjadi tabungan masyarakat. Dengan dukungan oleh struktur sumber daya yang baik
dan bekerja untuk kepentingan social. Sudah saatnya kita berubah ,memandang sampah
punya nilai guna dan manfaat sehingga tidak layak dibuang percuma
Tentunya akan sangat berbeda begitu Masyarakat mendengar akan Bank Sampah.
Keberadaan Bank Sampah ,akan membuat persepsi tentang sampah akan berbeda, dengan
System Pendekatan Tabungan sampah di bank sampah. Dengan sistem ini, masyarakat
akan mendapatkan banyak keuntungan. Antara lain, cakupan layanan yang sangat luas
bahkan kita dapat mengatur seberapa luas wilayah pelayanannya..Hal lain yang
membedakan sistem ini dengan sistem lainnya adalah adanya mekanisme pengelolaan
sampah dengan menabung. Menabung di Bank Sampah dengan menyetor Sampah
merupakan salah satu upaya merubah Pola pikir . mindset Masyarakat tentang Sampah,
Sampah menjadi mempunyai nilai ekonomis.
B. Mekanisme Bank Sampah
Mekanisme dalam menabung sampah di bank sampah ada dua, yaitu menabung
sampah secara individual dan menabung sampah secara komunal. Mekanisme menabung
sampah secara individual, warga memilah sampah kertas, plastik, kaleng/botol, dari
rumah dan secara berkala ditabung ke bank sampah, sedangkan mekanisme menabung
sampah secara komunal, warga memilah sampah kertas, plastik, kaleng/botol, dari rumah
dan secara berkala ditabung di TPS (Tempat Penampungan Sementara) yang ada di tiap
RT atau kelompok masyarakat (POKMAS), kemudian petugas bank sampah mengambil

sampah di tiap TPS.


C. Konsep Bank Sampah
Konsep yang diterapkan di bank sampah adalah :
1. Mengurangi sampah
Mengurangi jumlah sampah dapat dilakukan dengan cara meminimalkan penggunaan
tas plastik, ketika berbelanja membiasakan membawa tas belanja dari rumah,
menggunakan sapu tangan / lap kain.
2. Memilah sampah
Memilah sampah yang terdiri dari sampah organik (sisa makanan, dedaunan),
anorganik (kertas, plastik, botol atau kaleng), sampah plastik kemasan, dan sampah
yang tidak laku dijual.
3. Memanfaatkan sampah
Memanfaatkan sampah dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan halaman balik
kertas yang masih kosong, memanfaatkan kertas bekas untuk amplop, memanfaatkan
kaleng bekas untuk pot bunga, memanfaatkan sisa makanan atau sayuran untuk
makanan ternak.
4. Mendaur ulang sampah
Sampah kemasan / bungkus bekas dapat menjadi aneka kerajinan, mengolah sampah
kertas menjadi kertas daur ulang atau kerajinan, mengolah sampah organik menjadi
kompos, mengolah kotoran ternak menjadi pupuk, mengolah daun kering dan ranting
tanaman menjadi briket bioarang.
5. Menabung sampah
Sampah dipilah dari sumbernya, kemudian disetorkan ke bank sampah. Penabung
sampah baik warga secara individual maupun kelompok yang menjadi anggota
penabung sampah dibuktikan dengan adanya kepemilikan nomor rekening, dan buku
tabungan sampah, serta berhak atas hasil tabungan sampahnya.
D. Organisasi Bank Sampah
Pengurus adalah pengelola system bank sampah dari wilayah hasil dari
kesepakatan fasilitator dan juga beberapa pihak. Tugas dan tanggung jawab pengurus
bank sampah adalah :
1. Menjalankan mekanisme system bank sampah sesuai dengan prosedur dan
keseragaman pelaksanaan.
2. Meningkatkan kondisi wilayah di 6 PILAR POKOK (Pilar Sosial, Pilar Lingkungan,
Pilar Kesehatan, Pilar Pendidikan, Pilar Ekonomi dan Pilar Informasi dan Teknologi).
3. Menjamin kesejahteraan pengurus bank sampah dan juga kenyamanan nasabah
4. Melaporkan pada pihak pendamping dalah hal pelaksanaan kegiatan
5. Mengatur secara tersendiri aturan dan cara kerja PBS.
Bagian-bagian pelaksanaan dan juga kinerja pengurus adalah sebagai berikut :
1. Manager Bank Sampah : adalah Fasilitator atau Kader lingkungan yang memiliki
pengetahuan tentang green and clean, cekatan dan ulet memantau kondisi bank
sampah. Tugas dan tanggung jawabnya adalah memberi dan mengeluarkan kebijakan
untuk pengembangan bank sampah dalam rapat pengurus
2. Bendahara Bank Sampah : adalah kader lingkungan yang memiliki pengetahuan
tentang arus keuangan dan dapat diberi amanah. Tugas dan tanggung jawabnya
adalah mengetahui arus keuangan dan pelaporan keuangan
3. Divisi pencatatan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan dan
pengetahuan pencatatan secara sistematis dan rapi. Tugas dan tanggung jawabnya
adalah pencatatan kegiatan, agenda dan membantu langsung bendahara.
4. Divisi penimbangan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan dan
pengetahuan dalam menimbang dan membagi jenis-jenis sampah. Tugas dan
tanggung jawabnya adalah melakukan pemilahan dan penimbangan sampah yang ada
di bank sampah.
5. Divisi pengepakan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan pengepak
dan mengemas sampah sesuia dengan jenis serta kelompoknya. Tugas dan tanggung
jawabnya adalah meminimalisir penumpukan sampah yang berhamburan pada waktu
yang lama, menjaga keamanan dan penyusutan sampah yang ada.
6. Divisi umum: adalah kader lingkungan yang memiliki waktu banyak untuk membantu
para pengurus dalam kinerja jika diperluka.
Contoh struktur organisasi Bank Sampah :
E. Aspek pengelolaan Bank Sampah
1. Aspek Keagamaan yang ditunjang Budaya.
2. Aspek Lingkungan
3. Aspek Sosial
4. Aspek Pendidikan
5. Aspek Pemberdaya
6. Aspek Ekonomi Kerakyatan
F. Manfaat Bank Sampah
Menabung di Bank Sampah Tak hanya itu, dampak bagi kesehatan dan dampak
terhadap sosial ekonomi dapat kita rasakan terlebih lagi manfaat terhadap pendidikan.
Dari sini dapat dilihat bahwa sistem pengelolaan sampah dengan menabung di bank
sampah memiliki manfaat yang lebih banyak dibandingkan sistem pengelolaan sampah
yang konvensional.
1. Manfaat Bank Sampah terhadap lingkungan masyarakat
Manfaat Bank Sampah adalah mengurangi jumlah sampah di lingkungan masyarakat,
menambah penghasilan bagi masyarakat, menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat dan memupuk kesadaran diri masyarakat akan pentingnya menjaga dan
menghargai lingkungan hidup. Masyarakat juga bisa membuka lowongan pekerjaan
dengan adanya bank sampah. Sampah bisa di daur ulang menjadi pernak pernik yang
cantik dan berguna, seperti tas, kotak tissue, dompet, sandal dan lain-lain. Gambar
dibawah ini merupakan hasil dari sampah anorganik yang berubah menjadi tas cantik.

2. Manfaatn Bank Sampah di sekolah


Bank sampah juga bermanfaat bagi siswa yang kurang beruntung dalam hal
finansial, beberapa sekolah telah menerapkan pembayaran uang sekolah
menggunakan sampah. Siswa lebih mencintai lingkungan, halaman sekolah akan
terlihat rapih, bersih dan sehat, karena siswa tidak membuang sampah sembarangan,
melainkan mereka tabung untuk mendapatkan beberapa uang jajan, sehingga tidak
sering meminta uang kepada orangtua. tau uangnya tetap ditabungin.

G. Bank Sampah di Indonesia


UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan Pemerintah
Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar
dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi
pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan
pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia
usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah,
pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan
terprogram.
Namun kegiatan 3R ini masih menghadapi kendala utama, yaitu rendahnya
kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu melalui pengembangan Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifat
social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta
menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada
gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA. Pembangunan bank sampah
ini harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk
memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah,karena sampah
mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan
lingkungan menjadi budaya baru Indonesia.
Disamping itu peran Bank Sampah menjadi penting dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang mewajibkan produsen melakukan kegiatan
3R dengan cara menghasilkan produk dengan menggunakan kemasan yang mudah diurai
oleh proses alam dan yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, menggunakan bahan
baku produksi yang dapat didaur ulang dan diguna ulang dan/atau menarik kembali
sampah dari produk dan kemasan produk untuk didaur ulang dan diguna ulang.
Bank Sampah dapat berperan sebagai dropping point bagi produsen untuk produk
dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai. Sehingga sebagian tanggung jawab
pemerintah dalam pengelolaan sampah juga menjadi tanggungjawab pelaku usaha.
Dengan menerapkan pola ini diharapkan volume sampah yang dibuang ke TPA
berkurang. Penerapan prinsip 3R sedekat mungkin dengan sumber sampah juga
diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah secara terintegrasi dan menyeluruh
sehinga tujuan akhir kebijakan Pengelolaan Sampah Indonesia dapat dilaksanakan
dengan baik.
Statistik perkembangan pembangunan Bank Sampah di Indonesia pada bulan
Februari 2012 adalah 471 buah jumlah Bank Sampah yang sudah berjalan dengan jumlah
penabung sebanyak 47.125 orang dan jumlah sampah yang terkelola adalah 755.600
kg/bulan dengan nilai perputaran uang sebesar Rp. 1.648.320.000 perbulan. Angka
statistik ini meningkat menjadi 886 buah Bank Sampah berjalan sesuai data bulan Mei
2012, dengan jumlah penabung sebanyak 84.623 orang dan jumlah sampah yang
terkelola sebesar 2.001.788 kg/bulan serta menghasilkan uang sebesar Rp. 3.182.281.000
perbulan. Contoh bank sampah di Indonesia :
Daftar Pustaka

Nurul hanifa hastuti. Bank Sampah. www.blogspot.com diakses pada tanggal 10 Oktober 2014,
19.00 wib.

Muhammad fitriansyah. Makalah sampah. www.blogspot.com diakses pada tanggal 10 Oktober


2014, 19.45 wib.

Andi. Struktur organisasi. www.banksampahsurolaras.com diakses pada tanggal 10 Oktober


2014, 20.00 wib.

Muhammad. Profil bank sampah Indonesia. www.menlh.go.id diakses pada tanggal 11 Oktober
2014, 15.10 wib.

Karangsemkab.Bank-sampah-terintegrasi-karang-tani-makmur--berbasis-edukasi.
www.karangasemkab.go.id diakses tanggal 11 Oktober 214, 16.00 wib.
MAKALAH

BANK SAMPAH TERINTEGRASI BERBASIS EDUKASI

Mata kuliah : Ilmu Lingkungan


Dosen Pengampu : Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si

Disusun oleh :

Khusnul Khotimah

14121610692

Biologi-A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI

CIREBON

2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank sampah merupakan tempat Pengumpulan dan Pemilahan Sampah yang
dapat didaur Ulang dan di daur ulang yang memiliki nilai Ekonomis, yang dicatat atau
dibukukan dalam bentuk buku Tabungan. Bank sampah juga dapat disebut social
enterprise. Sampah yang identik dengan anggapan negatif, sehingga didirikannya Bank
Sampah adalah bagaimana membalikan Persepsi sampah yang identik dengan image
negatif menjadi image positif. Sampah yang selalu kita kenal adalah benda yang kotor,
berpotensi membawa penyakit atau virus, tempat bersarang nyamuk, dan hal buruk lain,
Menabung di Bank Sampah Tak hanya itu, dampak bagi kesehatan dan dampak
terhadap sosial ekonomi dapat kita rasakan terlebih lagi manfaat terhadap pendidikan.
UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan Pemerintah Nomor
81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam
pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan
yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan
pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia
usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah,
pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan
terprogram.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian yang disebut Bank Sampah ?
2. Bagaimana mekanisme Bank Sampah ?
3. Apa saja konsep Bank Sampah ?
4. Bagaimana struktur Organisasi Bank Sampah ?
5. Apa saja Aspek Bank Sampah ?
6. Apa saja manfaat Bank Sampah ?
7. Bagaimana Bank Sampah yang ada di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian yang disebut Bank Sampah
2. Mengetahui mekanisme Bank Sampah
3. Mengetahui konsep Bank Sampah
4. Mengetahui struktur Organisasi Bank Sampah
5. Mengetahui Aspek Bank Sampah
6. Mengetahui manfaat Bank Sampah
7. Mengetahui Bank Sampah yang ada di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai