Anda di halaman 1dari 7

Korosi Galvanik

I. Tujuan
Mengetahui prinsip korosi galvanik.
Menentukan logam yang berperan sebagai katodik dan anodik dalam peristiwa
galvanik.
Menghitung besar laju korosi dalam lingkungan yang berbeda.

II. Dasar Teori


Korosi galvanik dapat didefinisikan adanya reaksi atau kontak antara dua logam yang
berbeda dalam larutan elektrolit. Dalam korosi ini, logam yang memiliki potensiak lebih
positif akan bersifat katodik, sedangkan yang berpotensial negatif akan bersifat anodik.
Prinsip korosi galvanik sama dengan prinsip elektrokimia yaitu terdapat elektroda
(katoda dan anoda), elektrolit dan arus listrik. Logam yang berfungsi sebagai anoda adalah
logam yang sebelum dihubungkan bersifat lebih aktif atau mempunyai potensial korosi
lebih negatif. Pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi atau reaksi pelarutan sedangkan pada
katoda terjadi reaksi reduksi logam atau tidak terjadi reaksi apa-apa dengan cara proteksi
katodik.
Untuk meminimumkan terjadinya korosi galvanik salah satunya adalah dengan
pemilihan pasangan logam dengan perbedaan potensial yang sangat kecil. Deret galvanik
hanya memberikan informasi tentang kecenderungan terjadinya korosi galvanik pada
pasangan dua logam atau logam paduan.
Jenis korosi ini dapat diketahui dengan baik karena adanya dua logam yang kontak
secara elektrik dan tercelup dalam larutan air membentuk sel elektrokimia. Dimana salah
satu logam yang relatip kurang mulia akan mengalami korosi dan logam yang lebih mulia
tidak akan terjadi korosi. Dasar timbulnya mekanisme reaksi korosi jenis ini karena adanya
perbedaan potensial sistem logam dimedia larutan berair yang lebih dikenal dengan deret
tegangan logam Sebagai contoh atap seng gelombang yang mengalami korosi pada lapisan
sengnya terlebih dahulu, logam baja tidak akan terkorosi selama masih ada lapisan seng
dan secara elektrik masih terinteraksi.

KOROSI GALVANIK 1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Korosi Galvanik
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap korosi galvanik yaitu diantaranya:

A.Lingkungan
Tingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari lingkungannya. Pada
umumnya logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah dalam suatu lingkungan
berfungsi sebagai anoda. Biasanya baja dan seng keduanya akan terkorosi akan tetapi jika
keduanya dihubungkan maka Zn akan terkorosi sedangkan baja akan terlindungi.
Pada kondisi khusus, sebagai contoh dalam lingkungan air dengan temperature 180 oF,
terjadi hal sebaliknya yaitu baja mengalami korosi sedangkan Zn terlindungi. Rupanya
dalam kasus ini produk korosi pada Zn bertindak sebagai permukaan yang lebih mulia
terhadap baja. Menurut Haney, Zn menjadi kurang aktif dan potensialnya menjadi
kebalikannya jika ada ion-ion penghalang seperti nitrat, bikarbonat atau karbonat dalam
air.
1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi
2. Al sifatnya bervariasi
3. Sn selalu bersifat sebagai katodik
4. Ni selalu bersifat sebagai katodik
Korosi galvanik tidak terjadi jika kedua logam benar-benar kering karena tidak ada
elektrolit yang memindahkan arus dintara anoda dan katoda.

B.Jarak
Laju korosi pada umumnya paling besar pada daerah dekat pertemuan kedua logam. Laju
korosi berkurang dengan makin bertambahnya jarak dari pertemuan kedua logam tersebut.
Pengaruh jarak ini tergantung pada konduktivitas larutan dan korosi galvanik dapat
diketahui dengan adanya serangan korosi lokal pada daerah dekat pertemuan logam.

C. Luas Penampang
Yang dimaksud dengan luas penampang elektroda terhadap korosi galvanik adalah
pengaruh perbandingan luas penampang katodik terhadap anodik. Jika luas penampang
katodik jauh lebih besar dari pada katoda. Makin besar rapat arus pada daerah anoda
mengakibatkan laju korosi makin cepat pula.. Korosi di daerah anodik akan menjadi 100-
1000 kali lebih besar jika dibandingkan dengan keseimbangan luas penampang anodik dan
katodik.

KOROSI GALVANIK 2
D. Cara Pengendalian Korosi
Terdapat beberapa cara pengendalian yang umum dilakukan untuk mengendalikan korosi
galvanik., yaitu antara lain :
1. Pemilihan material yang tepat. Pemilihan material dengan perbedaan potensial dari
kedua material agar sekecil mungkin
2. Menghindarkan penggunaan 2 jenis logam yang saling berhubungan dalam suatu
kontruksi.
3. Melakukan penggunaan lapis lindung. Jika harus menggunakan lapis lindung maka
gunakan lapis lindung pada katoda.
4. Menghindari kombinasi luas penampang material dengan anoda kecil sedangkan luas
penampang katoda besar.
5. Menambahkan inhibitor untuk mengurangi keagresifan lingkungan.
6. Merancang dengan baik agar dapat mengganti bagian-bagian anoda yang rusak dengan
menggunakan bahan-bahan yang siap pakai atau buatlah anodik yang lebih tebal agar
lebih tahan lama.

III. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :

Gelas kimia 1000 ml, 6 buah Logam baja Fe


Multimeter Logam seng
pH meter Logam Cu
spatula Kertas abrasive
Timbangan elektronik Isolasi
Elektroda acuan SCE Larutan NaCl 3,56 gpl sebanyak @1000 ml,
Batang pengaduk 2 buah
Penggaris / jangka sorong Larutan HCl 1 M sebanyak @1000 ml, 2
buah
Air keran sebanyak @1000 ml, 2 buah

KOROSI GALVANIK 3
IV. Cara Kerja
Persiapan specimen / Benda Kerja

bersihkan
siapkan logam ampelas
logam dengan
Fe, Zn, dan masing -
menggunakan
Cu masing logam
aquades

Persiapan Larutan

membuat larutan
membuat larutan siapkan air keran
proses NaCl 3,56
HCl 1 M sebanyak sebanyak @1000
gpl, sebanyak
@1000 ml, 2 buah ml, 2 buah
@1000 ml, 2 buah

Langkah Kerja

Mengampelas logam - mencuci logam - logam memasang kawat -


logam yang akan tersebut dengan kawat kabel pada setiap
digunakan menggunakan aquades logam

menutupbagian logam
mengukur luas
yang berhubungan timbang kembali berat
permukaan yang tidak
dengan alat penghubng / qwal
terisolasi
isolasi

hitunga pH masing -
hubungkan logam -
masing dari setiap diamkan selama 7 hari
logam tersebut
larutan

setelah 7 hari, bersihkan


timbang berat akhir
dengan air keran

KOROSI GALVANIK 4
V. DATA PENGAMATAN

5.1 Data Pengukuran

Larutan Logam Eo Luas Eo sel (V)/SCE Berat (gr)


logam Permukaan
(V)/SCE (cm2) Awal Akhir Awal Akhir

NaCl Fe 0,334 19,2 0,136 10,26 10,22

Zn 0,734 19,78 1,68 1,62

HCl Fe 0,522 20 0,0215 10,51 10,27

Zn 1,125 18,92 1,60 1,38

Air kran Fe 0,358 19,2 0,148 10,25 10,19

Zn 0,041 20,64 1,75 1,62

5.2 Perhitungan


=
. .

Dimana, r = laju korosi (mpy), ( mills per year)

= berat yang hilang (gr),

A = luas permukaan (cm2),

= densitas logam (gr/cm3), dan

t = waktu (jam).

Nilai t (waktu) : 5 hari = 120 jam

Berat jenis : Fe = 7,85 gr/cm3, Cu = 8,94 gr/cm3, dan Zn = 7,14 gr/cm3.

0.04 cm
= = 0,000002211
19,2 . 120 . 7,85

1 inch 1000 24 360


= 0,000002211 | | | | = 7,522
2,54 1 1 1

KOROSI GALVANIK 5
Luas Berat (gr) Laju Laju
Permukaan m
Larutan Logam korosi korosi
(cm2) Awal Akhir (gr)
(cm/jam) (mpy)
19,2 10,26 10,22 0.04
Fe 2,2 x 10-6 7,522
NaCl
19,78 1,68 1,62
Zn 0.06 3,54 x 10-6 12,04
20 10,51 10,27 0.24
Fe 1,27 x 10-5 43,20
HCl
18,92 1,60 1,38
Zn 0.22 1,35 x 10-5 45,92
19,2 10,25 10,19 0.06
Fe 3,31 x 10-6 11,25
Air
keran 20,64 1,75 1,62
Zn 0.13 7,35 x 10-6 25,00

KOROSI GALVANIK 6
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

KOROSI GALVANIK 7

Anda mungkin juga menyukai