PNEUMONIA
Pengertian
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya
konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993)
Penyebab
- Virus Influensa - Micoplasma (pada anak yang
- Virus Synsitical respiratorik relatif besar)
- Adenovirus - Pneumococcus
- Rhinovirus - Streptococcus
- Rubeola - Staphilococcus
- Varisella
Jenis
Pneumonia lobular
Bronchopneumonia
Patofisiologi
Destruksi jaringan
Pola nafas tak efektif
Shunt darah arteriole alveoli
Devisit vol. cairan
Pengkajian
Identitas :
Umur : Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa
Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar
Tempat tinggal : Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar
Riwayat Masuk
Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk
disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak masuk
dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).
Pengkajian
1. Sistem Integumen
Subyektif : -
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder),
banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
2. Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng
Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif),
sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut
meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,
3. Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah
menurun
4. Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
5. Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot
aksesoris pernafasan
6. Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : produksi urine menurun/normal,
7. Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Obyektif : konsistensi feses normal/diare
Studi Laboratorik :
Hb : menurun/normal
Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar
oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normal
Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normal
Rencana Keperawatan
1. Ketidakefektifan Pola Nafas b.d Infeksi Paru
Karakteristik : batuk (baik produktif maupun non produktif) haluaran nasal, sesak
nafas, Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi, demam, diaporesis, ronchii, cyanosis,
leukositosis
Tujuan :
Anak akan mengalami pola nafas efektif yang ditandai dengan :
Suara nafas paru bersih dan sama pada kedua sisi
Suhu tubuh dalam batas 36,5 37,2OC
Laju nafas dalam rentang normal
Tidak terdapat batuk, cyanosisi, haluaran hidung, retraksi dan diaporesis
Tindakan keperawatan
Lakukan pengkajian tiap 4 jam terhadap RR, S, dan tanda-tanda keefektifan jalan
napas
R : Evaluasi dan reassessment terhadap tindakan yang akan/telah diberikan
Lakukan Phisioterapi dada secara terjadwal
R : Mengeluarkan sekresi jalan nafas, mencegah obstruksi
Berikan Oksigen lembab, kaji keefektifan terapi
R : Meningkatkan suplai oksigen jaringan paru
Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai order, kaji keefektifan dan efek samping
(ruam, diare)
R : Pemberantasan kuman sebagai faktor causa gangguan
Lakukan pengecekan hitung SDM dan photo thoraks
R : Evaluasi terhadap keefektifan sirkulasi oksigen, evaluasi kondisi jaringan paru
Lakukan suction secara bertahap
R : Membantu pembersihan jalan nafas
Catat hasil pulse oximeter bila terpasang, tiap 2 4 jam
R : Evaluasi berkala keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan
Karakteristik :
Hilangnya nafsu makan/minum, letargi, demam., muntah, diare, membrana mukosa
kering, turgor kulit buruk, penurunan output urine.
Intervensi Keperawatan :
Catat intake dan output, berat diapers untuk output
R : Evaluasi ketat kebutuhan intake dan output
Kaji dan catat suhu setiap 4 jam, tanda devisit cairan dan kondisi IV line
R : Meyakinkan terpenuhinya kebutuhan cairan
Catat BJ Urine tiap 4 jam atau bila perlu
R : Evaluasi obyektif sederhana devisit volume cairan
Lakukan Perawatan mulut tiap 4 jam
R : Meningkatkan bersihan sal cerna, meningkatkan nafsu makan/minum
Diagnosa lain :
Referensi :
Acton, Sharon Enis & Fugate, Terry (1993) Pediatric Care Plans, AddisonWesley Co.
Philadelphia
LAPORAN KASUS
1. PENGKAJIAN
1.1 Identitas
Nama : An. AAL Nama orang tua : Tn. Suk
Jenis kelamin : Perempuan Usia : 38 tahun
Usia : 4 bulan Pendidikan : D III
Agama : Islam Pekerjaan : Guru (PNS)
Alamat : Pamekasan Agama : Islam
Alamat : Pamekasan
Data Medik
Tanggal masuk : 3 Juli 2001
Jam Masuk : 23.35 WIB
Cara masuk : lewat IRD
Diagnosa Medik : Pneumonia & Susp. Encephalitis
Sistem Pulmonal
Subyektif :-
Obyektif : Pernafasan cuping hidung, RR 36 X/menit (dengan bantuan
oksigen 6 l/m) pola nafas eupnea, sputum banyak keluar dari mulut,
penggunaan otot bantu pernafasan, terdengar stridor, ronchii pada
lapang paru basal kanan dan kiri.
Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : -
Obyektif : Denyut nadi 124 X/menit, TD tidak terkaji.
Sistem Neurosensori
Subyektif : -
Obyektif : GCS menurun (V 2 M 1 E 2), refleks pupil positif isokhor, reflek
iris positif, Babinski 1 (-) Babinski 2 (+/?) refleks patella dalam
batas normal, refleks palmar (+)
Sistem Musculoskeletal
Subyektif : -
Obyektif : tonus otot menurun, Kekuatan otot 3/3/3/3
retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan
Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : b.a.k 3-4 kali sehari, Jumlah urine banyak, warna kuning muda
volume tidak diketahui
Sistem digestif
Subyektif : -
Obyektif : b.a.b 1 kali sehari (?), konsistensi feses normal
Elektrolit :
Kalium : 3,85 mEq/l ( 3,8 5,0 mEq /l)
Natrium : 113 mEq/l (136 144 mEq/l)
Terapi Pengobatan :
- Oksigen T-Piece 40 %
- D5 S 500 cc/24 jam
- Sonde D5 3 X 25 cc
ASI/PASI 5 X 25 cc
- Cefotaxim 3 X 500 mg
- Cloxacillin 3 X 500 mg
- Dilantin 3 X 52 mg
- Dexamethason 3 X 1 mg
- Valium 2 mg (bila perlu)
analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS : - Diare
DO : Na 133 mEq/l
Riwayat diare Pengeluaran Elektrolit berlebih Keseimbangan cairan
intravekal : Natium, Kalium dan elektrolit
Sumbatan nafas
DS :- Invasi kuman
DO : Suhu tubuh 38,8 OC
Pertahanan tubuh nonspesifik :
Pengeluaran pirogen
Thermoregulasi
Peningkatan sirkulasi perifer
Resiko Cidera
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret pada jalan nafas
DS :-
DO : - Terdapat secret/sputum pada mulut, Ronchii lapang basal paru kanan
kiri
Atur posisi klien : kepala hiperekstensi Meminimalkan resiko sumbatan jalan nafas oleh lidah dan
sputum
Atur posisi klien : Trendelenburk Merupakan mekanisme postural drainage, memfasilitasi
pengeluaran secret paru
Lakukan fibrasi paru dan postural drainage Rangsangan fisik dapat meningkatkan mobilitas secret dan
merangsang pengeluaran secret lebih banyak
Lakukan penghisapan lendir tiap 3 jam atau Eliminasi lendir dengan suction sebaiknya dilakukan dalam
bila perlu jangka waktu kurang dari 10 menit, dengan pengawasan
efek samping suction
Evaluasi hasil kegiatan tiap 3 jam atau bila Memasatikan tindakan/prosedur yang dilakukan telah
perlu mengurangi masalah pada klien
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d Hiponatremia sekunder terhadap diare
Hasil yang diharapkan :
- Kadar Natrium kembali normal
- Tidak terdapat tanda-tanda hiponatremia : kejang, penurunan kesadaran, kelemahan
Rencana Tindakan Rasional
Kaji adanya tanda/gejala hiponatremia Gejala hiponatremia; terutama kejang sangat berbahaya
bagi kondisi anak dan dapat memperberat kondisi serta
menimbulkan cidera
Kaji Intake dan output harian Memastikan kebutuhan cairan harian tercukupi
Berikan ekstra cairan mengandung Natrium Meningkatkan kadar Natrium dalam darah, koreksi dengan
(kolaborasi dengan dokter) menghitung defisit Natrium (berdaraskan hasil laboratorium)
Kaji tanda-tanda vital tiap 3 jam atau lebih Acuan untuk mengetahui keadaan umum klien
sering
Berikan kebutuhan cairan ekstra Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh
meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan
yang banyak
Berikan kompres dingin Konduksi suhu membantu menurunkan suhu tubuh
Kenakan pakaian minimal Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan
tubuh
Berikan terapi cairan intravena RL Saline Pemberian caiaran sangat penting bagi klien dengan suhu
dan pemberian antipiretik tinggi. Pemberian caiaran merupakan wewenang dokter
sehingga perawat perlu berkolaborasi dalam hal ini.
Atur suhu incubator Inkubator mampu mempengaruhi suhu lingkungan bayi;
penting dalam proses konduksi dan evaporasi
4. PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Tanggal 4 Juli 2001
Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret pada jalan nafas
Jam Implementasi Evaluasi
07.30 Mengkaji tanda-tanda vital : S : 38,6;P : 38 X/m Tanggal 4 Juli 2001; 14.00 WIB
07.45 Mengkaji bersihan jalan nafas : sputum (+), stridor(+), S:-
ronchii (+) pada lapang basal paru O : lendir pada mulut berkurang
07.50 Mengatur posisi klien : kepala hiperekstensi, diganjal Stridor minimal (+) Ronchii grade I
dengan kain pada palang paru
07.50 Mengatur posisi klien : Trendelenburk A : Masalah belum teratasi
08.00 Melakukan fibrasi paru dan postural drainage P : Rencana tetap, dilanjutkan
08.00 Melakukan penghisapan lendir
11.00 Mengkaji bersihan jalan nafas : sputum (+), stridor(+),
ronchii (+) pada lapang basal paru
11.05 Melakukan fibrasi paru dan postural drainage
11.10 Melakukan penghisapan lendir
14.00 Mengkaji bersihan jalan nafas : sputum (-), stridor(+),
ronchii (+) minimal pada lapang basal paru
14.00 Melakukan penghisapan lendir
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d Hiponatremia sekunder terhadap diare
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d Hiponatremia sekunder terhadap diare
Kondisi anak stabil, Ronchii Grade I, Produksi sputum berkurang, tanda kejang (-)
Anak dipindah ke Ruang UPI Anak Lt. II